Anda di halaman 1dari 11

MANAGEMENT OF NECROTIZING OTITIS EXTERNA:

OUR EXPERIENCE WITH FORTY-THREE PATIENTS


Journal Reading

ANDREAS ADIWINATA
406191046

PEMBIMBING:
DR. TENTY SP.THT-KL, M.KES
KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CIAWI
PENDAHULUAN

Juga dikenal sebagai otitis eksterna maligna.

infeksi agresif auditori eksternal pada dasar tengkorak dan digambarkan


Necrotizing Otitis sebagai osteomielitis tulang temporal
Externa (NOE)

Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus.

Sering pada diabetes lansia dan pasien gangguan sistem imun,


walaupun bisa juga pada diabetes, penderita diabetes muda, pasien yang
menggunakan obat sitotoksik, dan bayi.
TUJUAN PENELITIAN

Menilai dampak pada jalur perawatan pasien


dengan pengenalan protokol manajemen
khusus untuk pasien otitis eksterna nekrotik
dengan perawatan bersama antara
otorinolaringologi dan penyakit menular.
METODE

Desain Penelitian
Retrospective Review dilakukan pada semua orang dewasa
dengan otitis eksterna nekrotikans di rumah sakit pendidikan
selama periode 5 tahun antara Juli 2011 sampai Oktober 2016

Analisis dan perbandingan statistik = uji eksak Fisher


dan uji t berpasangan (GraphPad Software, USA)
METODE

DIAGNOSIS
Computed Tomography (CT) = temuan osteomyelitis di dasar tengkorak berasal dari infeksi saluran
telinga.
Demografi pasien, komorbiditas, tanda dan gejala, lama rawat, mikrobiologi, pencitraan (CT dan
pencitraan resonansi magnetik (MRI)), penanda inflamasi, pengobatan, intervensi bedah, dan tindak lanjut
semuanya dicatat dan dianalisis.

METODE
Pasien dibagi menjadi dua kelompok:
 Kelompok pertama = terdiri dari 10 pasien yang belum diperkenalkan pada protokol manajemen
khusus dengan perawatan bersama antara penyakit infeksi dan perawatan otorhinolaryngology.
 Kelompok kedua = terdiri dari 33 pasien yang sudah diperkenalkan protokol ini.
NECROTISING OTITIS EXTERNA
GUIDELINES

 MC&S = Microscopy, Culture & Sensitivity


 ESR = Erytrocyte Sedimentation Rate
 eGFR = Estimated Glomerular Filtration Rate
 Tazocin = Piperacillin + Tazobactam 3,375 -4,5g IV
 IAM = Intra Auditorius Meatus
 ICE = Integrated Clinical Environment
HASIL
DISKUSI

DM / Immunocompromised + Otalgia dan Otorhea

CT-Scan
Pasien non-diabetes dengan otitis eksterna yang gagal membaik

 Literatur terbaru : diffusion-weighted MRI menilai resolusi penyakit > MRI standar.
 Disarankan CRP (marker) = respon dari pengobatan, tapi harus + penemuan klinis & radiologis.
 Pengenalan protokol khusus untuk menejemen kondisi ini, sepanjang dengan kerjasama pengobatan penyakit
infeksi dan otorhinolaryngologi untuk pasien, memberikan hasil penurunan lama pengobatan dan rawat inap
dalam RS.
DISKUSI

 2 dari 43 pasien menjadi multi-drug-resistant Pseudomonas aeruginosa dan memerlukan


tatalaksana dengan antibiotik intravena selama 12 minggu.
Yang terpenting adalah perawatan bersama dengan penyakit infeksi, karena pasien
memerlukan pendekatan follow up jangka panjang + monitor fungsi hepar dan ginjal.
 Penelitian di Perancis terhadap 32 kasus otitis eksterna nekrotikans menemukan bahwa
lama rawat inap (18.2±8.7 vs. 11.6±6.9 hari, p=0.03) dan durasi terapi antibiotik (9.4±3.2
vs. 5.8±0.7 minggu, p<0.001) secara signifikan lebih rendah setelah 2009 ketika
menejemen protokol otitis eksterna nekrotikans telah diperkenalkan.
 Tingkat mortalitas secara signifikan lebih rendah (2,4%) daripada hasil penelitian lainnya
(14,8%), kemungkinan karena faktor pasien yang di tatalaksana bersama dengan penyakit
infeksius.
DISKUSI
 PENCITRAAN
- CT-Scan = 30-50% deteksi erosi tulang
- CT + MRI = Lebih sensitif
- MRI diffusion weighted = menilai perkembangan penyakit.

 Nilai Intervensi Bedah (bedah tympanomastoid) < Institusi lain = Diarahkan pada
terapi medis yang lebih karena keterlibatan dengan tim penyakit infeksius.

 Intervensi bedah umumnya disediakan untuk pasien yang tidak menunjukan perbaikan
dengan pengobatan medis.
KESIMPULAN

 Otitis eksterna nekrotikans biasanya disebabkan oleh P. aeruginosa dan umumnya


dipengaruhi DM dan immunocompromised individu.
 Pada protokol pencitraan kami merekomendasikan CT resolusi tinggi tulang temporal
untuk menetapkan erosi tulang dan MRI serial dengan kontras untuk memonitor
respon dari tatalaksana.
 Tatalaksana untuk pasien tersebut meliputi antibiotik intravena spektrum luas dan
terapi topikal disesuaikan untuk masing-masing individu pasien dan antibitoik
antipseudomonas oral jangka panjang dengan pendekatan follow up.
 Penatalaksanaan bersama dengan penyakit infeksi dan perawatan otorhinolaringologi
menghasilkan penurunan lamanya rawat inap di rumah sakit dan penurunan lamanya
terapi.

Anda mungkin juga menyukai