Anda di halaman 1dari 15

Kolitis Pseudomembranosa:

Perbedaan Antara Infeksi


Clostridium difficile dan Iskemia
Oleh: Fitria rizqifiera Octavia
H1A016032
 Definisi
 Etiologi

Outline  Infeksi C. difficile; definisi, patogenesis, tatalaksana


 Iskemia; definisi, patogenesis, tatalaksana

 Kesimpulan
Kolitis pseudomembranosa

Definisi

 inflamasi pada usus besar


 Sering dikaitkan dengan infeksi C. difficile
 plaque eksudat fibropurulen berwarna putih kekuningan yang tersusun
atas sel-sel inflamasi, fibrin, debris nuclear dan mucus pada mukosa
 Fase awal: lesi putih yang kecil
 Fase lanjutan: lesi bergabung membentuk sebuah plaque yang besar
Etiologi

 Erat kaitannya dengan infeksi c. difficile


 Lainnya; iskemia, infeksi CMV, infeksi bakteri dan
parasite lainnya, penggunaan obat obatan dan senyawa
toksik
Iskemia dan infeksi c. difficile dapat memberikan gambaran
yang serupa

 bakteri gram positif yang obligat anaerob. Bakteri ini
memiliki karakteristik dapat membentuk spora dan
Infeksi memproduksi toksin A dan B

Clostridium  erat kaitannya dengan penyalahgunaan antibiotic, atau


difficile penggunaan antibiotik yang kronik
 klindamycin, penicillin, cephalosporin(>>), dan
fluorokuinolon merupakan kelas yang paling sering
dikaitkan dengan kejadian infeksi C. difficile
 Kolonisasi C. difficile yang memproduksi toksin A dan B
akan menimbulkan tanda dan gejala beberapa hari
hingga minggu
 diare berkepanjangan, demam, menggigil, dan adanya
kram pada perut leukositosis 15,000 to 16,000/mm3
 Toksin -> berikatan pada reseptor sel kolon -> glikolisasi

Patogenesis protein yang terlibat pada proses regulasi -> sitoskeleton


rusak ->perubahan morfologi sel -> aktivasi sitokin ->
nekrosis
 Toksin merusak tight junction -> sel dan mediator
inflamasi -> mukosa rusak & mikroabses
Plaque pseudomembran
 Enzim GDH
 NAAT gen toksin C. difficile
diagnosis  Immunoassay toksin A dan B
 Colonoscopy
 penggantian cairan tubuh yang hilang dan koreksi
gangguan elektrolit
 Hindari antiperistaltik
 Ringan sedang: metronidazole 500 mg tiga kali sehari
selama 10 – 14 hari

Tatalaksana  infeksi berat, yaitu infeksi C. difficile dengan disertai


WBC lebih dari 15,000/mm3, peningkatan kratinin serum
lebih dari 1,5 kal lipat baseline, usia tua,
hypoalbuminemia (kurang dari 3,0 g/dL), dana tau
intoleransi terhadap metronidazole dapat diberikan
vancomycin 125 mg empat kali sehari selama 10 – 14
hari
Kolitis iskemia  umumnya menyerang pasien dengan usia lanjut yang memiliki penyakit
kardiovaskular seperti atherosklerosis, ataupun pengidap sindrom metabolik.
 Faktor resiko adalah pasca prosedur pembedahan vaskuler
 ketidakseimbangan antara supply aliran darah dan kebutuhan metabolik sel sel
pada kolon
 lesi terdapat pada bagian watershed dari splenic flexure dan kolon sigmoid
 Mukosa dan submucosa kolon sangat rentan
mengalami hipoksia karena kebutuhan
metabolik yang tinggi
 Terjadi vasokonstriksi dan shunting aliran
darah dari sirkulasi yang mensupply kolon
patogenesis
 penurunan aliran darah ataupun oksigenasi
yang kurang
 nekrosis dari sel sel pada mukosa ataupun
submucosa kolon
 Fase awal ditandai dengan adanya penonjolan kecil pada
mukosa yang menyerupai pseudomembran.
 nantinya akan bergabung menjadi satu seiring dengan
Fase fase perjalanan penyakit. Di dalam pseudomembran terdapat
sel sel inflamasi dan fibrin.
 Pada fase resolusi biasanya akan terbentuk ulserasi yang
menyerupai ulserasi pada inflammatory bowel disease
 Colonoscopy: mukosa yang pucat atau menggelap,
edema, bersifat rapuh dan sering kali disertai dengan
petekie, dan erosi pada mukosa kolon. Pada hipoksia
yang berat ditemukan lesi menyerupai pseudomembran
Diagnostik  biopsi, meskipun jarang dilakukan, memperlihatkan
beberapa karakteristik utama seperti terdapatnya lamina
propria yang berhialin, atrofi kripta lieberkuhn dan erosi
 Memperhatikan status hemodinamik dan tanda tanda
peritonitis
 Stabil dan tanda peritonitis (-): colonoscopy, rehidrasi,
antibiotic broad spectrum i.v, dan bowel rest. NGT jika
Tatalaksana pasien mengalami distensi dan atau ileus
 Tanda peritonitis (+): dilakukan pembedahan untuk
reseksi bagian colon yang sudah tidak viable; selanjutnya
monitoring apakah terjadi striktur pada kolon
 Kolitis pseudomembranosa merupakan peradangan pada
usus besar yang ditandai dengan adanya plaque
pseudomembran pada kolon.
 banyak mekanisme yang dapat mendasari terbentuknya
plaque pseudomembran pada kolon. Pada kasus infeksi

Kesimpulan C. difficile plaque pseudomembran terbentuk oleh karena


adanya toksin yang dihasilkan oleh bakteri
 kasus iskemia kolon terjadi hipoksia sel dan jaringan
mukosa kolon yang menyebabkan nekrosis dari sel sel
tersebut sehingga pada keadaan yang parah dapat
terbentuk plaque pseudomembran.
 Farooq, P. D., Urrunaga, N. H., Tang, D. M., & von Rosenvinge, E. C. (2015). Pseudomembranous
kolitis. Disease-a-month : DM, 61(5), 181-206.
  
 Lorber, J. & Pessegueiro, A. (2014). Ischemic Kolitis Masquerading as Pseudomembranous Kolitis.
Proceedings of UCLA Healthcare -VOLUME 18
 Gautam, A., Grawal, P. A., Raj, A., Nigam, A.K, Chandra, S., Bansal, M. K. (2013). Pseudomembranous
Kolitis: Do We Need A Screening?. Indian Journal of Clinical Practice, Vol. 24, No. 4
 Surawicz CM, Brandt LJ, Binion DG, Ananthakrishnan AN, Curry SR, Gilligan PH,
 McFarland LV, Mellow M, Zuckerbraun BS. (2013) Guidelines for diagnosis, treatment, and prevention
of Clostridium difficile infections. Am J Gastroenterol.

References  Mustafa, Murtaza & Iftikhar, Muhammad & Shafi, Saima & J Shah, Malik. (2014). Clostridium Difficile
infection and Antibiotic--Associated Kolitis. IOSR Journal Of Pharmacy (e)-ISSN: 2250-3013, (p)-
ISSN: 2319-4219. 4. 29-34. 10.9790/3013-0405029034.
 Tang, Derek & Urrunaga, Nathalie & De Groot, Hannah & C von Rosenvinge, Erik & Xie, Guofeng & J
Ghazi, Leyla. (2014). Pseudomembranous Kolitis: Not Always Caused by Clostridium difficile. Case
reports in medicine. 2014. 812704. 10.1155/2014/812704.
 FitzGerald, J. F., & Hernandez Iii, L. O. (2015). Ischemic kolitis. Clinics in colon and rectal
surgery, 28(2), 93-8.
 Tang, Derek & Urrunaga, Nathalie & C von Rosenvinge, Erik. (2016). Pseudomembranous kolitis: Not
always Clostridium difficile. Cleveland Clinic journal of medicine. 83. 361-366.
10.3949/ccjm.83a.14183.

Anda mungkin juga menyukai