Anda di halaman 1dari 169

elisa.ugm.ac.

id/user/archive/download/65003/b55f15f416fc6e1d1178797a56a202ba
Gerbang Logika
Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika

kombinasi
Gerbang Logika Dasar

AND
OR
NOT
AND
 Pengertian : gerbang AND memiliki dua atau
lebih saluran masukan dan satu saluran
keluaran
 Keluaran AND akan bernilai satu jika dan
hanya bila masukannya bernilai satu
 Hubungan antara masukan dan keluaran pada
gerbang AND tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut:

AND : Y= A.B = AB
Simbol Gerbang AND

Animasi
Tabel kebenaran gerbang AND
DUA MASUKAN

A B O

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1
Tabel kebenaran gerbang AND
UNTUK 3 MASUKAN 1 KELUARAN

AYO DICOBA

A B C O

0 0 0 o

0 0 1 o
0 1 0 o

0 1 1 o

1 0 0 o

1 0 1 o

1 1 0 o
1 1 1 1
Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang AND

a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan


hanya jika semua masukan bernilai 1.

b. Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada


masukan bernilai 0.

c. Pada operasi AND berlaku antara lain 1.1 =


1, 1.1.1= 1, dan seterusnya; 0.0 = 1.0 = 0.1
= 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan
seterusnya

BACK
GERBANG OR
 Pengertian memiliki dua atau lebih saluran
masukan dan hanya memiliki satu saluran
keluaran.
 Keluaran dari OR akan bernilai 1 bila satu
masukan ATAU lebih masukannya bernilai 1
 Hubungan antara masukan dan keluaran pada
gerbang OR tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:

OR : Y = A+B
Simbol Gerbang OR

animasi
TABEL KEBENARAN GERBANG OR
DUA MASUKAN SATU INPUT

A B O

0 0 0

0 1 1

1 0
1

1 1 1
TABEL KEBENARAN GERBANG OR 3-
MASUKAN
A B C O

0 0 0 o

0 0 1 1

0 1 0 1

0 1 1 1

1 0 0 1

1 0 1 1
1 1 0 1

1 1 1 1
Hal yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan gerbang OR
 Keluaran gerbang OR bernilai 1 jika ada
masukan bernilai 1.
 Keluaran gerbang OR bernilai 0 jika dan
hanya jika masukan bernilai 0.
 Pada operasi OR berlaku antara lain 1+1 =
1, 1+1+1= 1, dan seterusnya; 1+ 0 = 1+0
= 1, 1+0+0 = 0+0+1 = 1, dan seterusnya

BACK
NOT (inverter)
 Memiliki satu saluran masukan dan satu
saluran keluaran . NOT artinya tidak
 Sehingga gerbang ini memiliki arti tidak /

sebaliknya
 Jika masukannya satu maka keluarannya nol
 Dan jika masukannya nol maka keluarannya

satu
TABEL KEBENARAN NOT

A O

0 1
1 0

BACK
GERBANG LOGIKA KOMBINASI
NOR (NOT OR)
NAND (NOT AND)
EX-OR (EXCLUSIVE OR)
EX-NOR (EXCLUSIVE NOT

OR)
NOR (NOT OR)
 Yakni gerbang OR yang di ikuti gerbang NOT
 Memiliki dua atau lebih saluran masukan dan

satu saluran keluaran

o Gerbang NOR dapat dituliskan


NOR : Y = (A+B)
TABEL KEBENARAN NOR
2-masukan
A B O

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0
TABEL KEBENARAN N0R
3-masukan
A B C O

0 0 0 1
0 0 1 0

0 1 0 0
0 1 1 0

1 0 0 0

1 0 1 0
1 1 0 0

1 1 1 0
Dengan memperhatikan tabel kebenaran
diatas dapat disimpulkan bahwa

a. keluaran gerbang NOR bernilai 1 bila semua


masukannya bernilai 0.
b. Keluaran gerbang NOR bernilai 0 jika ada
masukannya yang bernilai 1.
NAND
 Yakni gerbang AND yang di ikuti gerbang
NOT
 Memiliki dua atau lebih saluran masukan dan

satu saluran keluaran


Gerbanga NAND dapat dituliskan


NAND : Y = (A B)
TABEL KEBENARAN GERBANG NAND
2 MASUKAN

A B O

0 0 1

0 1 1

1 0 1

1 1 0
TABEL KEBENARAN NAND
3MASUKAN
A B C 0
0 0 0 1
1
0 0 1
1
0 1 0
1
0 1 1
1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 0

1 1 1
Dengan memperhatikan tabel
kebenaran diatas dapat
disimpulkan bahwa

a. keluaran gerbang NAND bernilai 1 bila


semua masukannya bernilai 0.
b. Keluaran gerbang NAND bernilai 0 jika ada
masukannya yang bernilai 1.
Gerbang NAND dan NOR untuk
membuat gerbang NOT, AND, dan
OR
Gerbang NOT yang tersusun
dari gerbang NAND
Gerbang NOT yang tersusun
dari gerbang NOR

Gerbang OR yang tersusun dari


gerbang NOR

Gerbang AND yang tersusun


dari gerbang NOR
EX-OR
 Keluaran dari gerbang EX-OR akan tinggi bila
hanya tingkat masukannya saling berlawanan
 Saluran masukan dari gerbang ini adalah

hanya dua dan tidak pernah lebih


 Sedang saluran keluarannya hanya 1
 EX-
OR :

animasi
TABEL KEBENARAN EXOR
A B 0

0 0
0

0 1
1

1 0 1

1 1
0
Untuak gerbang EX-OR dapat
dikemukakan bahwa:
a. Gerbang EX-OR pada mulanya hanya
memiliki dua masukan dan satu keluaran
yang dinyatakan sebagai

Y = A +B = A B + A B
b. Keluaran gerbang EX-OR akan bernilai 1
apabila inputnya berlainan dan bernilai 0
jika inputnya sama
EX-NOR
 Hasil keluarannya akan tinggi atau akan
bernilai satu jika dari gerbang masukannya
barnilai sama

Gerbang NOR dapat dituliskan


NOR : Z = (A+B)
TABEL KEBENARAN EX-NOR
A B O

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 1
ALJABAR BOOLE
Hukum-Hukum Aljabar Boole
1. Hukum Komutatif
a) Untuk Gerbang Logika OR
Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu,
yaitu A dan B dapat dipertukarkan
tempatnya dengan mengubah urutan sinyal-
sinyal masukan.
A+B=B+A=Y

A
A B Y B A Y

0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 1 0

1 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1
b) Untuk Gerbang Logika AND
Gerbang AND dengan 2 masukan tertentu,
yaitu A dan B dapat ditukar tempatnya dan
dapat diubah urutan sinyal-sinyal
masukannya.
A.B=B.A=Y
Contoh :

B
A
A B Y B A Y

0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 1 0

1 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1
2. Hukum Asosiatif
a) Untuk Gerbang Logika OR
Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu,
yaitu A dan B, dapat dikelompokkan
tempatnya dan dapat diubah urutan sinyal-
sinyal masukannya.
A + (B + C) = (A + B) + C
Keluarannya akan tetap sama dengan
Y=A+B+C
Contoh :
A
B
C C

A B C Y A B C Y
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 1

1 0 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1
1 0 1 1
1 1 1 1
1 1 0 1

1 1 1 1
b) Untuk Gerbang Logika AND
Gerbang AND dengan 3 masukan tertentu, A,
B, dan C, dapat dikelompokkan tempatnya
dan dapat diubah urutan sinyal-sinyal
masukannya.
A . (B . C) = (A . B) . C
Artinya keluarannya akan tetap sama dengan
Y=A.B.C
A
A
B
B Y
C
C
A B C Y A B C Y
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Contoh dan Penerapan Aljabar Boole dalam
Teknik Digital
1. Diketahui satu persamaan aljabar Boole, yaitu Y = AB + AC
+ BD + CD
Sederhanakan persamaan tersebut dengan cara faktorisasi!
Jawab :
Y = AB + AC + BD + CD
(A + D)(B + C)
A
D

B
C
2. Perhatikan rangkaian logika dibawah ini

X
A
B A+
B
(A+B) BC
C BC

Persamaan Aljabar Boolenya untuk X adalah,


X = (A+B) BC + A
Maka proses penyederhanaan dapat dilakukan sebagai berikut
X = (A+B)BC + A
Karena (A+B)BC = ABC, maka
X = ABC + BBC + A
Karena B.B = B maka
X = ABC + BC + A
= BC (A+1) + A
Karena (A+1) = 1 maka
X = BC + A
Bentuk BC + A atau CB + A adalah persamaan yang lebih
sederhana. Sedangkan rangkaian logikanya adaalah sebagai
berikut

B
C
X = BC + A
A
Fungsi – Fungsi Khusus
Aljabar Boole
TEOREMA
DUALISME

bermula dari sebuah persamaan Boole yang


dapat diturunkan menjadi persamaan boole
lainnya.
 Berguna untuk menghasilkan hubungan

boole yang baru,langkahnya:


Gantikan
Gantikan setiap
setiap Gantikan
Gantikan setiap
setiap Setiap
Setiap 00 dan
dan 1
1
tanda
tanda OR
OR dengan
dengan tanda
tanda AND
AND diganti
diganti dengan
dengan
sebuah
sebuah tanda
tanda dengan
dengan sebuah
sebuah komplemennya
komplemennya
AND
AND tanda
tanda OR
OR
 Example:Note:untuk OR mengganti B
dengan 0 dan AND mengganti B dengan 1

A+0=A

A.1=A
Menghasilkan hubungan
 Manfaat teorema dualitas Boole yang baru
 Contoh persamaan

A+B.C=(A+B).
A.(B+C)=A.B+A.C (A+C)

B
C
HUKUM DE MORGAN
Hubungan antara gerbang logika
 TEOREMA PERTAMA kombinasional NOR dengan
gerbang logika dasar AND dan
inverternya

Hubungan antara gerbang logika


kombinasi NAND dengan gerbang
 TEOREMA KEDUA logika kombinasi OR dan
inverternya

 DAPAT MEREDUKSI RANGKAIAN-RANGKAIAN


LOGIKA YANG RUMIT MENJADI SEDERHANA
 1.Teorema pertama
 Persamaan Boole Gerbang logika NOR

Gerbang logika NOR dapat digantikan dengan gerbang logika


yang setara yaitu gerbang logika AND yang kedua
masukannya dibalik menggunakan gerbang logika
inverter(NOT)
 Tabel kebenarannya
A B A B
0 0 1 0 0 1
1 0 0 1 0 0
0 1 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0

HASILNYA
SETARA(EKIVALEN)
 2.TEOREMA KEDUA
 Gerbang logika NAND dapat digantikan dengan

gerbang logika yang setara yaitu gerbang logika OR


dengan kedua masukannya dibalik menggunakan
gerbang logika inverter(NOT)
 Persamaan Aljabar Boolenya:
A B A B

0 0 1 0 0 1

1 0 1 1 0 1

0 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 0

HASILNYA SETARA (EKIVALEN)


N Gerbang Gerbang Keterangan
O OR AND
1 A+B=B+ A.B=B.A Hukum komutatif
A
2 A+ A. Hukum asosiatif
(B+C)=(A (B.C)=(A.B)
+B)+C .C
3 A. A+B.C=(A Hukum distributif
(B+C)=A. +B).(A+C)
B +A.C
4 A+0=A= A.1 Teorema dualitas
A.1 =A=A+0
5 A. A+B.C=(A Teorema dualitas
(B+C)=A. +B)(A+C)
B+A.C
6 A+0=A A.0=0 Hukum aljabar boole
7 A+1=1 A.1=A Jika dengan 1
Contoh dan Penerapan Aljabar Boole dalam
Teknik Digital
1. Diketahui satu persamaan aljabar Boole,
yaitu Y = AB + AC + BD + CD
Sederhanakan persamaan tersebut dengan
cara faktorisasi!
Jawab :
Y = AB + AC + BD + CD
(A + D)(B + C)
A
D

B
C
Perhatikan rangkaian logika dibawah ini

X
A
B A+
B (A+B) BC
C BC
Persamaan Aljabar Boolenya untuk X adalah,
X = (A+B) BC + A
Maka proses penyederhanaan dapat dilakukan sebagai berikut
X = (A+B)BC + A
Karena (A+B)BC = ABC, maka
X = ABC + BBC + A
Karena B.B = B maka
X = ABC + BC + A
= BC (A+1) + A
Karena (A+1) = 1 maka
X = BC + A
 Bentuk BC + A atau CB + A adalah
persamaan yang lebih sederhana.
Sedangkan rangkaian logikanya adaalah
sebagai berikut

B
C
X = BC + A
A
Sifat-Sifat Khusus Aljabar Boole
Secara umum aturan aljabar biasa dengan
aljabar Boole adalah sama.
Tetapi ada beberapa aturan atau kaidah aljabar
Boole yang mempunyai sifat khusus yang perlu
kita ketahui.
Sifat khusus dari aljabar Boole tsb membuatnya
berguna dalam proses penyederhanaan
rangkaian logika.
Sifat-Sifat Khusus Aljabar Boole
Dalam Operasi Gerbang
OR
Dalam operasi gerbang OR
 Kaidah Pertama:
A+0=A
Sebuah gerbang OR dengan 2 masukan, jika
sebuah keadaan masukannya adalah A dan
yang lainnya adalah 0, akan menghasilkan
kembali masukan yang semula, yaitu A.
Dalam operasi gerbang OR
 Hal ini dinyatakan dengan:

A
A
A 0 Y
0
0 0 0
A + 0 =A 1 0 1
Dalam operasi gerbang OR
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang OR dua masukan. Salah
satu masukan nya A dan yang lain 0 atau
1, hasilnya akan tetap A.

1 0
1 0
0 0
1+0=1 0+0=0
Dalam operasi gerbang OR
 Kaidah Kedua :
A+1=1
Suatu gerbang OR dengan 2 masukan, jika
salah satu masukannya aktif, yang
dinyatakan dengan 1 sedangkan masukan
yang lainnya A, maka hasil keluarannya
akan tetap 1.
Dalam operasi gerbang OR
 Hal ini dinyatakan dengan :

A A 1 Y
1
1 0 1 1

A+1=1 1 1 1
Dalam operasi gerbang OR
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang OR dua masukan.
Salah satu masukannya adalah 1,
sedang yang lain adalah 0 atau 1,
hasilnya akan tetap 1

0 1
1 1
1 1

0+1=1 1+1=1
Dalam operasi gerbang OR
 Kaidah Ketiga :
A+A=A
Jika suatu gerbang OR memiliki 2 masukan
yang sama, keaadan A misalnya, maka
hasilnya adalah masukan tersebut.
Dalam operasi gerbang OR
 Hal ini dinyatakan dengan :

A A A Y
A
A 0 0 0

A+A=A 1 1 1
Dalam operasi gerbang OR
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang OR dua masukan.
Salah satu masukannya adalah 0
atau 1, sedang yang lain juga sama,
maka hasilnya akan tetap sama.

1 0

1 0
1 0

1+1=1 0+0=0
Dalam operasi gerbang OR
 Kaidah Keempat :
Ā+A=1
Suatu gerbang OR dengan 2 masukan, jika
salah satu masukannya dinyatakan dengan
A, sedangkan masukan yang lainnya
Dalam operasi gerbang OR
 Hal ini dinyatakan dengan :

A Ā A Y
1
A
0 1 1
1 0 1
Ā+A=1
Dalam operasi gerbang OR
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri
dari sebuah gerbang OR dua
masukan. Salah satu masukan nya
adalah 0 atau 1, sedang yang lain
adalah kebalikannya, maka hasilnya
tetap 1.

1 0
1 1
0 1
Sifat-Sifat Khusus Aljabar Boole
Dalam Operasi Gerbang
AND
Dalam operasi gerbang AND
 Kaidah Pertama:
A.0=0
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah 0, maka keluarannya dinyatakan
dengan 0.
Dalam operasi gerbang AND
 Hal ini dinyatakan dengan :

A A 0 Y
0
0 0 0 0

A.0=0 1 0 0
Dalam operasi gerbang AND
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang AND dua masukan. Salah
satu masukan nya adalah 0 atau 1,
sedangkan yg lain adalah 0,maka keluaran
nya sama dengan 0.

1 0
0 0
0 0
1.0=0 0.0=0
Dalam operasi gerbang AND
 Kaidah Kedua :
A.1=A
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah 1, maka keluarannya dinyatakan
dengan A.
Dalam operasi gerbang AND
 Hal ini dinyatakan dengan :

A A 1 Y
A
1 0 1 0

A.1=A 1 1 1
Dalam operasi gerbang AND
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang AND dua masukan. Salah
satu masukannya adalah 0 atau 1,
sedangkan yg lain adalah 1, maka
keluarannya sama dengan 0 atau 1 juga.

1 0
1 0
1 0
1.1=1 0.0=0
Dalam operasi gerbang AND
 Kaidah Ketiga :
A.A=A
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah A juga, maka keluarannya
dinyatakan tetap A.
Dalam operasi gerbang AND
 Hal ini dinyatakan dengan :

A A A Y
A
A 0 0 0

A.A=A 1 1 1
Dalam operasi gerbang AND
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang AND dua masukan. Salah
satu masukan nya adalah 0 atau 1,
sedangkan yg lain sama dengan masukan
nya, maka keluarannya sama dengan 0
atau 1 juga.

0 1
0 1
0
0.0=0
1
1.1=1
Dalam operasi gerbang AND
 Kaidah Keempat :
Ā.A=0
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah kebalikan dari A , maka keluarannya
dinyatakan tetap 0.
Dalam operasi gerbang AND
 Hal ini dinyatakan dengan :

A Ā A Y
0
A 0 1 0

Ā.A=0 1 0 0
Dalam operasi gerbang AND
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang AND dua masukan.
Salah satu masukannya adalah 0 atau 1,
sedangkan yang lain kebalikan dengan
masukannya, maka keluarannya sama
dengan 0.

1 0
0 0
1 0

1 . 1’ = 0 0 . 0’ = 0
Ringkasan Sifat
Khusus Aljabar Boole
Tabel Ringkasan Perbedaan Aljabar
Biasa dengan Aljabar Boole

Gerbang Aljabar Aljabar


Logika Biasa Boole
A +0=A A +0=A
Operasi A +1 =A +1 A +1=1
Gerbang OR A + A = 2A A +A =A
A + Ā =0 A +Ā =1
A . 0=0 A . 0=0
Operasi A.1 =A A . 1=A
Gerbang AND A . A = A2 A .A=A
A . Ā = -A2 A .Ā =0
TEOREMA DE MORGAN
 Kedua gerbang logika adalah ekuivalen
walaupun gerbang berbeda tetapi fungsi
logika sama.
 Perhatikan tabel kebenaran
 Manfaat dari teorema De morgan =mereduksi
rangkaian-rangkaian logika yang rumit
menjadi rangkaian logika yang lebih
sederhana.
 Teorema kedua ;”hubungan antara gerbang
logika kombinasional NAND dengan gerbang
logika kombinasi OR dan inverternya.
 Gerbang logika NAND dapat digantikan

dengan gerbang logika yang setara yaitu


gerbang logika OR dengan kedua masukan
yang dibalik dengan menggunakan gerbang
logika inverter(NOT).
Ringkasan Hukum-Hukum Aljabar Boole
NO Gerbang OR Gerbang AND Keterangan

1 A+B=B+A A.B=B.A Hukum komutatif

2 A+ A.(B.C)=(A.B).C Hukum asosiatif


(B+C)=(A+B)
+C

3 A.(B+C)=A.B A+B.C=(A+B). Hukum distributif


+A.C (A+C)

4 A+0=A=A.1 A.1 =A=A+0 Teorema dualitas

5 A. A+B.C=(A+B) Teorema dualitas


(B+C)=A.B+ (A+C)
A.C

6 A+0=A A.0=0 Hukum aljabar boole

7 A+1=1 A.1=A Jika dengan 1

8 A+A=A A.A=A Identitas

9 Jika dengan pembaliknya

10 Inverter ganda

11 Hukum de morgan

12 A+A.B=A A.(A+B)=A Aljabar boole jumlah hasil kali

13 Aljabar boole jumlah hasil kali


Peta
Karnough
Bentuk Standar Fungsi Boole

 Jumlah dari Hasil Kali ( Sum of Produk)


 Hasil Kali dari Jumlah ( Produk of Sum)
Sum of Produk
 Y = f(A,B,C) =
 Tabel kebenaran dari persamaan di atas yaitu:
Baris ke A B C
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1
2 0 1 0 0 1 1
3 0 1 1 1 0 1
4 1 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1
Fungsi Boole: darimana asalnya?
7 1 1 1 0 0 0
Sifat-sifat sum of product

 Fungsi sum of product merupakan jumlahan (OR)


dari suku-suku
 Setiap suku berupa perkalian (AND) dari variabel -
variabel
 Semua variabel fungsi muncul pada setiap suku.
 1 dinyatakan dengan A,B,C,…. dan 0 dinyatakan
dengan
Y =1
Y = baris 1 atau baris 2 atau baris 3 atau baris 6
= 001 + 010 + 011 + 110

Y = Σm (1,2,3,6)
m = minterm
Mau lihat tabel kebenaran
Contoh Soal:
Baris ke A B C
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0
2 0 1 0 1 0 1
3 0 1 1 1 0 1
4 1 0 0 0 1 1
5 1 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1
Y =1
7 1 1 1 0 0 0
Y = baris 2 atau baris 3 atau baris 4 atau baris 6
= 010 + 011 + 100 + 110
Product of Sum
 Y = f(A,B,C) =
 Tabel kebenaran dari persamaan di atas yaitu:

Baris ke A B C
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1
2 0 1 0 0 1 1
3 0 1 1 1 0 1
4 1 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1
7 1 1 1 0 0 0
Sifat-sifat Product of Sum

 Fungsi Product of Sum terdiri dari faktor-faktor


 Setiap suku berupa jumlahan (OR) dari variabel-
variabel
 Semua variabel fungsi muncul pada setiap suku.
 0 dinyatakan dengan A,B,C,…. dan 1 dinyatakan
dengan
Fungsi Boole:
Y =0
Y = baris 0 dan baris 4 dan baris 5 dan baris 7
Y = (0 + 0 + 0)(1 + 0 + 0)(1 + 0 + 1)(1 + 1 + 1)

Y = Π M (0,4,5,7)
M = maxterm
Peta Karnough
Peta Karnough dengan Dua Variabel
• Misalkan kedua Variabel tersebut adalah:

A dan B
( Variabel A dapat berupa A=1 atau =0, sedangkan
variabel B dapat berupa B=1 atau =0 )

• Jika ada 2 variabel, maka diperlukan 22 kotak atau sel


dengan 21 baris dan 21 kolom. Jumlah kotak tersebut
sama dengan banyaknya baris dalam tabel kebenaran.
Contoh:
1. Terdapat Fungsi Boole :
peta karnoughnya sebagai berikut:
A
0 1
B
0 1
1 1
2. Fungsi Boole :
A
B 0 1

0
1 1 1
3. Peta Karnough :
A
0 1
B
0 1
Fungsi boole:
1 1

Cara singkat:
Dua logika yang berdekatan pada peta dikombinasikan
menjadi sebuah variabel tunggal
Jadi fungsinya :
Peta Karnough Tiga Variabel

Contoh: AB 00 01 11 10
C
0 1 1

1 1 1

Cara singkat :
 kelompok yang terdiri 4 kotak/sel yang berdekatan

dikombinasikan menjadi 1 variabel.


 Kelompok yang terdiri 2 kotak/sel yang berdekatan

dikombinasikan menjadi kombinasi 2 variabel


Y= A
Peta Karnough dengan 4
Variabel

AB 00 01 11 10
CD

00 1 1 1 1

01 1 1 1 1

11 1 1

10 1 1 1 1
Rumus Singkat:
 Kelompok yang terdiri 8 kotak/sel yang berdekatan

dikombinasikan menjadi kombinasi 1 variabel


 Kelompok yang terdiri 4 kotak/sel yang berdekatan

dikombinasikan menjadi kombinasi 2 variabel


 Kelompok yang terdiri 2 kotak/sel yang berdekatan

dikombinasikan menjadi kombinasi 3 variabel


 Sebuah sel ditampilkan dalam kombinasi 4 variabel
AB 00 01 11 10
CD

00 1 1 1 1

01 1 1 1 1

11 1 1

10 1 1 1 1
Hubungan Antara Peta Karnough dengan
Tabel Kebenaran
A B C Y
0 0 0 0

Isi dari tabel kebenaran di samping, 0 0 1 1

dapat dituangkan dalam Peta 0 1 0 1


0 1 1 1
Karnough dengan catatan sebagai
1 0 0 0
berikut:
1 0 1 0
1
1. Nilai dari kombinasi variabel pada setiap sel digunakan 1
untuk 0 1
memberikan
1
nomor sel yang bersangkutan. Nilai tersebut menunjukan 1nomor1baris pada
0
tabel kebenaran.
2. Sel-sel pada peta karnough digunakan untuk meletakkan suku minterm atau
faktor maksterm yang sesuai.
3. Tanda 1 digunakan untuk menyatakan bahwa suatu sel berisi minterm,
sedangkan tanda 0 menyatakan bahwa sel itu maksterm.
AB
00 01 11 10
C
0 1 1

1 1 1
MULTIVIBRATOR
A. Definisi
Rangkaian elektronik yang menghasilkan gelombang kotak,
atau gelombang lain yang bukan sinusoida seperti gelombang
segi empat dan gelombang gigi gergaji.

Multivibrator merupakan osilator. Sedangkan


osilator adalah rangkaian elektronika yang
menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal
output
B. Jenis-jenis

1. Monostabil

2. Astabil

3. Picu Schmitt (Schmitt Trigger)


1. Monostabil
Karakteristik:
 Rangkaian yang mempunyai keluaran dengan satu keadaan

stabil.
 Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan stabilnya sampai ada

pemicu.
 Sekali dipicu, keluarannya berubah dari keadaan stabilnya tadi

ke keadaan tak stabil (keadaan baru).


 Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian

yang banyak dipakai untuk membangkitkan pulsa


output yang lebarnya dan amplitudonya tetap .

Next
a. Monostabil Terpicu Positif

Next
b. Monostabil Terpicu Negatif
2. Astabil

Karakteristik:
 Rangkaian yang keadaan pada keluarannya tidak dapat

stabil pada satu keadaan, tetapi berubah secara terus-


menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang secara
bergantian.
Rangkaian
3. Picu Schmitt (Schmitt Trigger)
Karakteristik:
 Rangkaian yang keadaan keluarannya dikendalikan melalui

tingkat tegangan pada masukannya (bistabil).


 Picu schmitt sering digunakan untuk mengubah masukan

gelombang sinus menjadi gelombang kotak.


 Lambang

 Rangkaian
C. Rangkaian Terpadu Monostabil, Astabil,
dan Picu Schmitt
 Penggabungan rangkaian monostabil, astabil, dan picu
Scmitt dapat disusun melalui gerbang logika dengan
menambahkan beberapa komponen diskrit resistor maupun
kapasitor.

 Cara yang lebih mudah dan praktis adalah memanfaatkan


rangkaian tersebut yang telah tersedia dalam bentuk IC.
Monostabil/Astabil IC CD-4047B
Fungsi:
 Monostabil (lebar pulsa keluaran)
Pengoperasian:
1. Memicu IC dengan memberikan pulsa transisi dari
rendah ke tinggi pada masukan +Trigger (kaki 8) atau
dengan transisi dari tinggi ke rendah pada masukan -Trigger
(kaki 6).
2. Memicu IC dengan memberikan pulsa transisi dari tinggi
ke rendah secara bersamaan pada dua masukan yaitu
+Trigger (kaki 8) dan Retrigger (kaki 12).
 Astabil (frekuensi keluaran)
Pengoperasian:
Memberikan tegangan tinggi pada masukan Astable (kaki 5)
atau keadaan rendah pada Astable (kaki 4).
Hasil:
Frekuensi keluaran pada Q (kaki 10), Q (kaki 11), dan
ferkuensi 2 kali keluaran Q (kaki 13).
 Untuk mendapatkan hasil operasi rangkaian digital yang
terpercaya diperlukan pulsa masukan dengan waktu transisi
yang sangat cepat.
 Pada daerah transisi tersebut sangat potensial untuk terjadinya
gangguan ataupun keadaan tidak stabil, sehingga daerah
transisi merupakan daerah yang kritis.
 Salah satu penyelesaiannya adalah dengan menggunakan
komparator.

 Penyelesaian yang lebih praktis dan mudah yaitu


menggunakan IC picu Schmitt, seperti 7413, 7414, dan 40106.
Picu Schmitt 7413
Merupakan rangkaian gerbang NAND dengan mengenakan
balikan positif dan dengan ambang masukan yang berbeda
untuk pulsa masukan positif maupun negatif.
Fungsi:
1. Sebagai penghilang desah (noise) frekuensi tinggi yang tidak
diinginkan.
Ketentuan: Ambang transisi positif: 1,7 volt
Ambang transisi negatif: 0,9 volt
2. Sebagai sumber detak (clock)
Frekuensi keluaran jika dipasang resistor balikan 390 Ω:
f = 2000 , dimana C dalam µF
C
IC Pewaktu (Timer) 555
 Merupakan rangkaian gerbang NAND dengan Karakteristik:
Dapat dikonfigurasi sebagai monostabil dan astabil.
Membutuhkan pembanding tegangan, transistor, dan resistor.
 Frekuensi keluaran:
f = 1,44
(RA+2RB )C
D. Aplikasi
 Akan dirancang suatu sumber detak (gelombang kotak)
dengan frekuensi keluaran 100 kHz dengan menggunakan IC
picuSchmitt 7413.
Jawab:
Berdasarkan persamaan:
f = 0,8
RC
maka, fRC = 0,8
Jika dipilih C = 0,001 µF, R = 8 kΩ.
Jadi, rangkaian terdiri dari:
C = 0,001 µF dan R = 8 kΩ.
 Akan dirancang suatu sumber detak (gelombang kotak)
dengan frekuensi keluaran 500 kHz dengan
menggunakan IC picuSchmitt 7413IC-555.
Jawab:
Berdasarkan persamaan:
f = 1,44
(RA+2RB )C
maka, f (R A+2RB )C = 1,44
Jika dipilih C = 0,001 µF, RA+2RB = 2,88 kΩ.
Salah satu pilihan: RA = 1 kΩ dan RB = 0,94 kΩ
Jadi, rangkaian terdiri dari:
C = 0,001 µF; RA = 1 kΩ; dan RB = 0,94 kΩ.
FLIP-FLOP
Klasifikasi rangkaian digital
Rangkaian digital ada 2 macam :

1. Rangkaian Kombinasional : keadaan keluaran bergantung pada


keadaan masukannya pada saat itu.
Contoh ; rangkaian penjumlah,pembanding,dekoder,dan multiplekser.

2. Rangkaian Sekuensial : keadaan keluaran bergantung pada keadaan


masukan pada saat itu dan juga bergantung pada
keadaan masukan/keluaran sebelumnya.
Contoh ; rangkaian yang di program ( komputer , handphone , dll )

Pada rangkaian sekuensial diperlukan unit pengingat (memori) untuk


menyimpan data yang disebut FLIP-FLOP
FLIP-FLOP
Definisi flip-flop :
• Unit terkecil rangkaian digital untuk pengingat
• Multivibrator dwistabil ( memiliki dua keadaan stabil )

Flip-flop mempunyai dua keluaran dengan keadaan yang saling


berkebalikan ( komplemen ),masukannya bisa satu atau lebih dari
satu.

Jenis-jenis flip-flop :
1. FLIP-FLOP SET RESET ( FF – SR )
2. FLIP-FLOP TOGGLE ( FF – T )
3. FLIP-FLOP J&K ( FF – JK )
4. FLIP-FLOP DELAY ( FF – D )
FLIP-FLOP
SR
Nand dulu ya
 Coba kita liad gambarnya

S
Q

Q
R
Unk S=R=0
S 0
0/ Q
1/ 0 1/
0 1

1/
0
0/ Q1
/
R 0 0 1
terlarang
Unk S=0 & R=1
S 0
0/ Q
1/ 0 1/
0 1

1/
0
1/ Q0
/
R 1 0 1

Karena keluaran pada S adalah sama maka disebut SETING


Untuk S=R=1
S 1
1 Q
1 0

0
0 Q 1
R1
Untuk S=1 dan R=0
S 1
1/ Q
1/ 0 0/
0 1

1/
0
0/ Q 1/
R0
0 1

Karena keluaran pada Radalah sama maka disebut RESET


Untuk S=R=1
S 1
Q
0
0 1

1
Q
R1
1 0
Kesimpulan untuk NAND
S R Q Q
1 1 Q- Q- Hold
0 1 0 1 Set
1 0 1 0 Reset
0 0 - - Forbidden
Yang dari NOR
 Gambarnya
Untuk S=R=0
S
0
1/ 0 1/ Q0
0 /
1

0/ 0/
0 1 1 Q1
R /0
Untuk S=1 dan R=0

S1
1/ 0 1/ Q0
1 /
0

1/ 1/
0 0 0 Q0
R /1
Untuk S=0 dan R=1

S0
1/ 0 1/ Q0
0 /
1

1/ 1/
1 0 1 Q0
R /0
Untuk S=R=1

S1
1/ 0 1/ Q0
1 /
0

1/ 1/
1 0 1 Q0
R /0
Kesimpulan untuk NOR
A B Q Q
0 0 Q- Q- Hold
0 1 0 1 Set
1 0 1 0 Reset
1 1 - - Forbidden
FLIP-FLOP
SR-CLOCKED
Flip-flop SR berdetak
Flip-flop S-R pada dasarnya merupakan piranti asinkron, artinya tidak
beroperasi serempak dengan detak (clock) atau piranti pewaktu. Bila
flip-flop dioperasikan secara serempak dengan detak (clock), maka flip-
flop jenis ini disebut sebagai piranti sinkron.

Flip-flop S-R berdetak akan beroperasi serempak dengan detak, dengan


kata lain flip-flop tersebut beroperasi secara sinkron.
Tabel Kebenaran SR-Clocked
Masukan Keluaran
Mode Operasi
CK S R Q

Tetap 0 0 tidak berubah

Reset 0 1 0 1

Set 1 0 1 0

Terlarang 1 1 1 1
Clock (penabuh)

Semula pulsa berada pada tegangan GND (ground) atau level rendah (garis ab),
ini disebut logis 0 / pulsa negatif
Pada titik b level pulsa berubah dari rendah ke tinggi. Titik b menunjukkan
ujung positif dari pulsa 1.
Pada garis bc, pulsa berada pada level tinggi. Keadaan ini disebut logis 1 /
pulsa positif
Pada titik c, level pulsa berubah dari tinggi ke rendah. Titik c menunjukkan
ujung negatif dari pulsa 1.
Pemacuan (trigger)
Untuk memindahkan data dari masukan menuju ke keluaran pada
flip-flop perlu adanya pemacuan.
Jenis-jenis pemacuan (trigger) pada flip-flop:
 Pemacuan ujung positif ( positive – edge – triggered )

 Pemacuan ujung negatif ( negative – edge – triggered )

 Pemacuan pulsa positif

 Pemacuan pulsa negatif


Flip-flop SR dipicu ujung POSITIF

Titik S R Q Mode
b 1 0 1 Set
d 0 0 1 Tetap
flip-flop yang dipacu ujung positif, f 0 1 0 Reset
pemindahan data dari masukan (R dan S) menuju h 0 0 1 Tetap
ke keluaran (Q dan Q* ) terjadi pada titik-titik j 1 0 1 Set
ujung positif pulsa l 0 0 1 Tetap
(mode operasi terjadi pada ujung positif pulsa), n 1 1 1 Larangan
dalam hal ini pada titik-titik:
p 1 0 1 Set
b, d, f, h, j, l, n, dan p.
Semula Qn = 0, maka pada garis ab setelah ada
clock; Q = 0
Flip-flop SR dipicu ujung NEGATIF

Titik S R Q Mode
c 1 0 1 Set
e 0 1 0 Reset
g 0 1 0 Reset
Titik-titik ujung negatif adalah: i 1 0 1 Set
c, e, g, i, k, m, o, q, k 0 1 0 Reset
semula Qn = 0, maka pada garis ab setelah ada m 0 0 0 Tetap
clock; Q = 0, o 1 1 1 Larangan
untuk titik-titik ujung negatif dapat dilihat pada q 1 0 1 Set
daftar berikut.
Flip-flop SR dipicu PULSA POSITIF

Pulsa S R Q Mode
1 1 0 1 Set
2 0 0 1 Tetap
3 0 1 0 Reset
4 0 0 0 Tetap
1 0 1 Set
Bila flip – flop RS dipacu 5 0 0 1 Tetap
0 1 0 Reset
pulsa positif, pemindahan data terjadi 6 0 0 0 Tetap
selama 7 1 1 1 Larangan
selang satu pulsa positif. 8 1 0 1 Set
Flip-flop SR dipicu PULSA NEGATIF

Pulsa S R Q Mode
1 1 0 1 Set
2 0 0 1 Tetap
3 0 1 0 Reset
4 0 0 0 Tetap
Bila flip-flop S-R dipacu 1 0 1 Set

pulsa negatif, pemindahan data 5 0


0
0
1
1
0
Tetap
Reset

terjadi selama selang satu pulsa 6 0 0 0 Tetap


7 1 1 1 Larangan
negatif 8 1 0 1 Set
Istilah penting...
Waktu siap tsetup ( setup time )
tsetup adalah waktu minimum bagi kehadiran bit data pada masukan sebelum tepi sinyal
Clk memicu gerbang logika. Jadi data harus berada pada masukan minimal selama
tsetup sebelum pulsa Clock datang.
 
Waktu tunda propagasi (perambatan) tp
Tp adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk memproses data menjadi keluaran.
Jadi untuk memproses data menjadi keluaran dibutuhkan waktu selama tp.
 
Waktu tahan thold (hold time)
thold adalah selang waktu minimum yang dibutuhkan oleh bit keluaran untuk bertahan
pada keluaran sesudah tepi sinyal clock memicu gerbang logika. Jadi bit keluaran
harus berada pada keluaran minimal selama thold, sesudah tepi sinyal clock memicu
gerbang logika.
Istilah penting...
Contoh :
Diketahui sebuah flip-flop mempunyai data
tsetup = 10 ns; tp = 4 ns; thold = 8 ns
ini berarti :

Data harus berada pada masukan flip-flop minimal 10 ns sebelum sinyal clock datang.
Saat sinyal clock datang memicu flip-flop, dibutuhkan waktu selama 4 ns untuk memproses data
masukan menjadi data keluaran.
Setelah dihasilkan data keluaran, data ini harus bertahan (berada) pada keluaran minimal selama
8 ns setelah pulsa clock berlalu.
 
FLIP-FLOP
JK
FLIP FLOP JK
Kelemahan flip flop SR adalah terjadinya keadaan
terlarang dimana melarang kedua input berlogika
1. Untuk menghindari kelemahan ini disusunlah
jenis flip-flop baru yang dikenal sebagai flip-flop
JK. FF-JK dapat disusun dari FF-SR berdetak
dengan konfigurasi susunan seperti di bawah ini :
J Q
S Q
J Ck
Ck
K K Q
R Q
Simbol
FLIP FLOP JK
Tabel Kebenaran untuk FF-JK :

J K Qn Qn+1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
FLIP FLOP JK MASTER SLAVE
Flip flop JK-MS dapat disusun dari FF-JK sebagai master
(majikan) dan FF-SR berdetak sebagai slave (budak).
FLIP FLOP JK MASTER SLAVE
Tabel Kebenaran untuk FF-JKMS :

J K Qn Qn+1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
FLIP-FLOP-D
(DELAYED)
FLIP FLOP D

 Digunakan untuk memori


 Hanya 1 masukan data
 Keluaran mengikuti masukan selama CK aktif: Q =
n+1

Qn+1 D Qn Qn+1
D Q
0 0 0
Qn
0 1 0
CK Q 1 0 1
1 1 1
FLIP-FLOP D

Qn+1
0/1
1/0
1/0

1
Qn
0/1
0/1
FLIP-FLOP-T
(TOGGLE)
Flip-flop T
TOGGLE
S Q

# Flipflop –T merupakan flipflop T


berdetak yang bekerja hanya dengan 1 R Q
masukan

# Flipflop-T dapat disusun dari FF-SR


clocked atay FF-JK T Qn Qn+1
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Flip-flop T
Pada flip-flop JK, jika J = K = 1 dan Clock = 1 maka Q = togel.
Flip-flop T bekerja sebagai saklar togel.
Dengan demikian flip-flop JK bisa diubah menjadi flip-flop T.
Gambar berikut menunjukkan flip-flop JK yang diubah menjadi flip-flop T,
Simbol flip-flop T, dan tabel kebenarannya dari flip-flop T.

T Q

1 Togel

0 Tetap
Rangkuman Flip-flop:

Q Q+ R S Q Q+ J K Q Q+ D
Q Q+ T
0 0 x 0 0 0 0 x 0 0 0
0 0 0
0 1 0 1 0 1 1 x 0 1 1
0 1 1
1 0 1 0 1 0 x 1 1 0 1 1 0 0
1 1 0 x 1 1 x 0 1 1 1
1 1 0
Q+= S + RQ Q+= JQ + KQ Q+= T + Q Q+= D
RS= 0
Daftar Pustaka
Saludin Muis. 2007. Teknik Digital Dasar
Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumarna. 2012. Elektronika Digital Konsep Dasar
& Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
S. Indriani Lestariningati. Gerbang Logika. Pdf
Slamet Dodik Eko Setyawan. Sistem Digital Gerbang
logika. Universitas Turnojoyo. Ppt
http://afiffadilaeni.wordpress.com/2012/12/26/do
wnload-ppt-materi-elektronika-digital/

Anda mungkin juga menyukai