Anda di halaman 1dari 8

NAMA: ANISYA IRANIA

NIM: 1902101192
KELAS: 3G
ANALISIS KURIKULUM 2013
1. Analisis Kurikulum 2013, Dalam banyak literature kurikulum diartikan sebagai: suatu dokumen atau
rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu
pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau
beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai
kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut.

2. Dalam konteks ini maka disiplin ilmu memiliki posisi sentral yang menonjol dalam kurikulum. Kurikulum,
dan Pendidikan haruslah mentransfer berbagai disiplin ilmu sehingga peserta didik menjadi warga
masyarakat yang dihormati. Teori tentang IQ bekerja untuk terutama intelektualitas dalam pengertian
disiplin ilmu karena logic yang dikembangkan dalam tes IQ adalah logic disiplin ilmu dan secara lebih
khusus adalah logika matematika. Oleh karena itu tidaklah salah dikatakan bahwa matematika adalah dasar
pengembangan pendidikan logika. Analisis Kurikulum 2013.
• Salah satu perbedaan yang cukup signifikan antara Kurikulum 2006 (KTSP) dengan Kurikulum 2013 yaitu berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2006, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan
satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang
bersangkutan.

• Meski tidak lagi direpotkan membuat silabus sendiri (diambil alih kewenangan guru?), seorang guru tetap saja dituntut
untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus terutama untuk kepentingan
operasionalisasi pembelajaran

• penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rencana Kegiatan Harian) pada kurikulum 2013  masih tetap menjadi
kewenangan dari guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus)
yang telah disiapkan pemerintah. Terdapat  nuansa yang berbeda dengan RPP yang dikembangkan selama ini dengan 
RPP pada Kurikulum 2013, diantaranya:

i. Langkah-langkah pembelajaran tidak lagi mencantumkan secara eksplisit dan detil tentang siklus eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, tetapi telah terbingkai secara utuh, dengan merujuk pada metode pembelajaran yang
dipilih.

ii. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter tidak hanya sekedar “ditempelkan” dalam rumusan tujuan atau langkah-langkah
pembelajaran.

iii. Dan yang paling utama, pendekatan pembelajaran yang hendak dikembangkan telah menggambarkan sebuah proses
pembelajaran yang lebih mengedepankan peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
Sementara guru  lebih banyak menampilkan perannya sebagai pembimbing dan fasilitator belajar siswa (lihat
langkah-langkah dalam kegiatan inti). Analisis Kurikulum 2013.
KURIKULUM 2013
Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan peradaban dunia.

Beberapa bentuk dari organisasi kurikulum 2013:


1. Mata Pelajaran Terpisah (Subject Curriculum)
 Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-
pisah satu sama lain, terlepas, dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata
pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Tujuan bentuk kurikulum ini adalah agar generasi muda
mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan selama berabad-
abad, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali apa yang telah diperoleh generasi
sebelumnya.
2. Mata Pelajaran Gabungan (Correlated Curricuum)
 Correlated curriculum adalah kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya tetapi tetap memperhatikan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Pada kurikulum ini, mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah-pisah. Akan tetapi mata pelajaran yang
memiliki kedekatan atau yang sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi
(broadfield).misalnya mata pelajaran biologi, kimia, fisika, dikelompokkan menjadi bidang studi IPA.
Demikian juga dengan mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi, dikelompokkan dalam bidang studi IPS.

3. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)


 Integrasi berasal dari kata integer yang berarti unit. Dengan integrasi dimaksud perpaduan, koordinasi,
harmoni, kebulatan keseluruhan. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menyajikan bahan
pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan
yang lainnya. integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit. Yang penting bukan hanya bentuk kurikulum ini, akan
tetapi juga tujuannya. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan kita membentuk anak-anak menjadi
pribadi yang integrated, yakni manusia yang sesuai atau selaras hidupnya dengan sekitarnya. Orang
yang integrated hidup dan harmoni dengan lingkungannya. Kelakuannya harmonis dan ia tidak senantiasa
terbentur pada situasi-situasi yang dihadapinya dalam hidupnya. Apa yang diajarkan sekolah disesuaikan
dengan kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran membantu anak dalam menghadapi masalah-masalah
kehidupan di dunia nyata/ di luar sekolah
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013
Tiga model yang menjadi andalan pada kurikulum 2013 (K13) adalah, Model Pembelajaran Berbasis
Projek (Project Based Learning), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), Model
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).

1) Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning) adalah model atau metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

2) MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Problem


Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan
penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri
serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.

3) Metode Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa


sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,
sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
KEKURANGAN KURIKULUM
2013
Banyak guru yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan
materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika,dll, tidak cukup hanya membaca saja. Peran
guru sebagai fasilitator tetap dibutuhkan, terlebih dalam hal memotivasi siswa untuk aktif belajar.

Sebagian besar guru belum siap. Jangankan membuat kreatif siswa, terkadang gurunya pun kurang
kreatif. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai
pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. Selain itu guru harus dipacu
kemampuannya untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus. Sebagai contoh di
Singapura, dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam Konsep pendekatan
stiencific masih belum dipahami, apalagi tentang metoda pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan.
Tugas menganilisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru,
masih banyak yang copy paste dan kurangnya waktu untuk membaca dokumen secara mendalam, Guru juga
tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan Kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-
olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.

Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam Kurikulum 2013.
Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong
orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak
pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga
memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai