Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN BENCANA

“LANGKAH ANALISA RESIKO BENCANA “

DIKA ANGGRAINI (P05120318013)


MAHEZA PUTRI AMANDA(P05120318021)
Pengertian Resiko Bencana, Bahaya, dan Kerentanan

 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (UU No. 24 tahun 2007)
 Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena, atau

aktivitas manusia yang berpotensi merusak, yang bisa


menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera, kerusakan harta-
benda, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan
 Kerentanan (vulnerability) adalah kondisi-kondisi yang

ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial,


ekonomi, dan lingkungan yang meningkatkan kecenderungan
(susceptibility) sebuah komunitas terhadap dampak bahaya
Jenis-Jenis Bencana di Indonesia
 Bencana Alam
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

 Bencana non alam


Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit. Bencana non-alam termasuk terorisme biologi dan biokimia,
tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir, kebakaran, ledakan, kecelakaan
transportasi, konflik bersenjata, dan tindakan perang

 Bencana sosial
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
Faktor Penentu Risiko Bencana

 Ancaman/bahaya (Hazard) = H
Kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga
menyebabkan timbulnya korban jiwa,  kerusakan harta benda, kehilangan rasa aman,
kelumpuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan serta dampak psikologis.

 Kerentanan (Vulnaribility) = V
Kerentanan merupakan suatu kondisi yang menurunkan kema mpuan seseorang atau
komunitas masyarakat untuk menyiapkan diri, bertahan hid up, atau merespon potensi
bahaya

 Kapasitas (Capacity) = C
Kapasitas adalah ke kuatan dan sumber daya yang ada pada tiap individu dan lingkungan
yang mam pu mencegah, melakukan mitigasi, siap menghadapi dan pulih dari akibat bencana
d engan cepat.

 Risiko bencana (Risk) = R


Risiko bencana merupakan interaksi tingkat kerentanan dengan bahaya yang ada. Ancaman
bahaya ala m bersifat tetap karena bagian dari dina mika proses alami, sedangkan tingkat
kerentanan dapat dikurangi s ehingga k emampuan dalam menghadapi ancaman bencana
semakin meningkat.
Tujuan Analisa Resiko Bencana

 Pengurangan Risko Bencana dimaknai sebagai


sebuah proses pemberdayaan komunitas melalui
pengalaman mengatasi dan menghadapi bencana
yang berfokus pada kegiatan partisipatif untuk
melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian
kelompok swadaya masyarakat, serta pelibatan dan
aksi dari berbagai pemangku kepentingan, dalam
menanggulangi bencana sebelum, saat dan sesudah
terjadi bencana. Tujuannya agar komunitas mampu
mengelola risiko, mengurangi, maupun memulihkan
diri dari dampak bencana tanpa ketergantungan
dari pihak luar.
Langkah-Langkah Analisa Resiko

Pengenalan dan pengkajian bahaya

Pengenalan kerentanan

Analisis kemungkinan dampak bencana

Pilihan tindakan penanggulangan bencana

Mekanisme penanggulangan dampak bencana

Alokasi tugas dan peran instansi


Peran Perawat Analisis Resiko

 Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana


◦ Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan
sehari-hari
◦ Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian
◦ Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS
◦ Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
◦ Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
◦ Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit
menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan
lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
◦ Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak anak, dapat dilakukan
dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain
◦ Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
 TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai