Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR BERSAHABAT

JALUR
PEDESTRIAN
DI JALAN WATURENGGONG KOTA DENPASAR

DEWA ALIT BAGIADA


Peta Lokasi Objek Kawasan Perancangan
Permasalahan
Penyempitan trotoar
Penggunaan ubin yang tidak seseuai
Adanya penyempitan
trotoar namun tidak ada
ubin titik sebagai
penanda.

Pada Objek Observasi kususnya bagian pedestriannya dapat diamati penggunaan dari ubin penanda untuk motif
titik tidak diterapkan dengan baik. Adanya penyebrangan, adanya belokan dan trotoar buntu namun tetap saja
penggunaan motif dari ubin titik ini tidak teraplikasikan sehingga akan merugikan bagi pejalan difable.
Berikut beberapa kasus yang ada dilapangan sehingga dapat disimpulkan bahwa objek observasi belum
menerapkan fasilitas ubin dengan motif titik pada fungsi dan
tempat sebagaimana mestinya sebagai fasilitas umum trotoar untuk pejalan difable.
SUMBER

Aksara. Chiara J.D. dan Lee E Koppelman. 1994. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta : Penerbit
 
Departemen Pekerjaan Umum. (1999).Pedoman Teknik Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada - Jalan Umum No.
032/T/BM/1999.Yayasan Badan

Erlangga. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1997. Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Rustam Hakim. 2003.

Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Penerbit Bumi Shirvani. The Urban Design And Process. Van

Nostrand Reinhold Company, New York, 1985. Wilayah Kota. Jakarta. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65

Tahun 1993. Hamid

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai