Anda di halaman 1dari 31

KARYA ILMIAH

Menulis itu Gampang!?


Menulis itu gampang,menulis itu mudah
Terutama bagi yang mau
Syaratnya?
pertama dan utama: kemauan
Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan menghasilkan
karya tulis terus menghantui kita, kita harus memotivasi diri
sendiri
Kedua adalah kemampuan memotivasi diri sendiri
Bagaimana cara memotivasi diri sendiri?
Tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-keinginan tertentu
sering manjur untuk maksud itu
Misalnya?
Karena ingin cepat selesai kuliah, namanya dikenal orang
(terkenal), pendapatnya diketahui orang, membuat tulisan
karena masalah seperti itu belum ditulis orang, menanggapi
tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan, menambah
penghasilan, dll
Caranya?
Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi
karena memiliki pengetahuan dan kemampuan
Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat
berikutnya untuk menjadi penulis
Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan
motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih mudah
untuk dikembangkan
Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi
tulisan, apa yang diuraikan dalam karya tulis
Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan tata cara
mengungkapnya
Yang terakhir itu berkaitan dengan kemampuan
membahasakan apa yang ingin diungkapkan dan
format penulisan
Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan cara
mengungkapkan gagasan: aspek bahasa
Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar
dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seseorang untuk
menjadi penulis
Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang
harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan
bagaimana cara mengungkapkan (bentuk)
Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang mendukung
eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan
saling melengkapi
Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi tidak meyakinkan,
orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai
tambah
Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika
bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan
karakter penulis)
Berlatih menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur
itu
Jadi, intinya:
untuk menjadi penulis atau
menghasilkan karya tulis orang
harus memiliki:

kemauan,
motivasi,
pengetahuan, dan
kemampuan
Apa KENDALANYA?
Mengapa kita sulit menghasilkan karya tulis?
Tampaknya, ada sejumlah kendala yang menjadi
penyebabnya yang antara lain dapat ditunjukkan...
Kendala psikologis:
 merasa tidak bisa padahal belum berusaha
 malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang
baik sehingga ditertawakan orang
 malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa
pengetahuannya tidak banyak
 malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan
bahasanya kurang baik
 kurang termotivasi karena berbagai sebab
 malas, tidak ada keinginan untuk maju
 Ayo periksa diri sendiri...
KENDALA MENULIS
Kendala kemampuan:
 kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang
keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi)
 tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan
karya ilmiah
 kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan
pada penulisan karya ilmiah (aspek bentuk)
 kurang memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah

Kendala ekonomis/lain-lain:
 tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga
sudah bisa hidup layak
 tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis
 kurang memahami/mengharagai pentingnya penyebaran
informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca)
 masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol,
nonton televisi, dll)
LANGKAH AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS

Cari dan Tentukan Topik


 Bagi penulis pemula, topik sebaiknya dicari yang sesuai dengan
bidang karena masalah itu yang paling dikuasai
 Bertanya kepada diri sendiri: saya menguasai atau tertarik pada
bidang apa?
 Membaca dan membaca sebanyak mungkin: jurnal, laporan
penelitian, buku, makalah, akses internet
 Penulis yang baik pasti sekaligus pembaca yang rajin
 Diskusi dengan sejawat, berseminar
 Cermati bagaimana isi tulisan-tulisan itu: gagasan, pengembangan
dan pengorganisasian gagasan, bahasa, dll.

Dari kegiatan2 itu lazimnya akan muncul “ilham” di benak kita


LANGKAH AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS

 Sekali lagi bagi penulis pemula: ada baiknya mencermati tulisan


pengarang yang karangannya baik untuk “belajar”
 Cermati dan ikuti bagaimana cara:
(1) pengembangan gagasan
(2) pengembangan paragraf
(3) perujukan acuan
(4) pengarang yang dirujuk
(5) peramuan berbagai gagasan dari berbagai sumber
(6) sikap pengarang
(7) stile dan ejaan, dll

Catatan:
 Dengan rajin menulis, akhirnya pengarang akan menemukaan
kepribadian sendiri
 Itu perlu waktu dan mau menulis terus-menerus (tidak
hanya dimotivasi oleh tuntutan lulus kuliah
BATASAN KARYA ILMIAH

• Karangan Ilmiah
• Laporan Ilmiah
Karangan Ilmiah
• Adalah salah satu jenis karangan yang berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya
Syarat Karangan Ilmiah
• penulisannya berdasarkan hasil penelitian
• Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
• Karangan mengandung masalah yang sedang dicarikan
pemecahannya
• Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah
digunakan metode tertentu
• Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur dan cermat
• Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan
tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca
untuk salah tafsir
Keterampilan dan Pengetahuan Penulis

• Masalah yang diteliti dan dibahasnya


• Metode Penelitian
• Teknik Penulisan Karangan Ilmiah
• Penguasaan bahasa yang baik
Laporan Ilmiah

• suatu wahana penyampaian berita,


informasi, pengetahuan atau gagasan
dari seseorang kepada orang lain.
• Bentuk: lisan dan tulisan
• Berisikan serangkaian hasil pemikiran
yang diperoleh dari hasil penelitian,
pengamatan ataupun peninjauan.
Jenis Karangan / Laporan Ilmiah

• Kertas Kerja
• Artikel
• Skripsi, Tesis dan disertasi
• Laporan
Fungsi Laporan
 Membantu penerima laporan mengambil keputusan
berdasarkan fakta & gagasan ayng dikemukakan penulisnya
 Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pimpinan
dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang
terjadi pada seksi-seksi yg ada dalam organisasinya dengan
mempelajari laporan yang diterimanya
 Bagi seorang pimpinan, laporan dapat mempersingkat
jarakdan waktu
 Penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat
penyebarannya
 Merupakan wahana yg sangat efektif bagi pemikiran yg
kreatif
 Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan
dan ketrampilan pembuat laporan
Penulisan Karya Ilmiah
Mengacu pada:
 Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (EYD)

 Pedoman Umum Pembentukan


Istilah (PUPI)
Penulisan Kata
1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya
merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
3. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat
awalan atau akhiran ditulis dengan membubuhkan
tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
4. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus
mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Penulisan Kata
5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf
awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu
dibubuhkan tanda hubung (-).
6. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda
hubung di antara kedua unsurnya.
7. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata
yang mengikutinya.
8. Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
Penulisan Kata
9. Partikel per yang berarti “tiap” dan mulai ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya.
Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.
10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali
dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul
singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor
(pascasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah
karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor,
sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau
nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan Terbatas), SD
(Sekolah Dasar).
Penulisan Kata
11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi
yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
12.Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
satu tanda titik
13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital.
Penulisan Kata Serapan
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman
dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2
golongan :
• Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap
dalam bahasa Indonesia
• Unsur asing yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia
• 1. kegiatan PKABAKSO
• 2. kegiatan RABOK
• 3. kegiatan FAMILY GATHERING
• 4. kegiatan WAKREMA MENYAPA MINGGU
• 5. kegiatan INAUGURASI
• 6.kegiatan MMU
• 7. kegiatan FIE
• 8. kegiatan PARLIAMENT TRAINING
• 9. kegiatan SEMINAR KESEHATAN TBM
Pend Bahasa Jepun
• 1. kegiatan PKABAKSO
• 2. kegiatan PHJ
• 3. kegiatan FAMILY GATHERING
• 4. kegiatan ...
Membuat Outline
• Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide dan
gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
• Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran banyak sekali
(baik yang sudah siap diungkap maupun yang masih berupa
kelebatan-kelebatan pikiran yang harus dikembangkan)
• Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan
dengan bahasa yang benar, semua harus ditata,
disistematiskan, dan dipersiapkan dengan baik
• Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran saja,
dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulang-ulang
• Penataan pikiran itu sebenarnya berupa perencanaan
tentang apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana
pengurutannya
• Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya tulis
Membuat Outline
• Outline (secara kamus): garis besar, bagan, skema, sketsa, kerangka
• Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan
• Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang akan
dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi
• Outline mencantumkan judul karangan dan sub-subjudul (bab,
bagian) (semuanya sementara)
• Outline haruslah sudah memberikan gambaran jelas tentang masalah
yang diuraikan dalam karangan
• Semua subjudul harus mendukung tema karangan yang secara jelas
tercermin dalam judul; semua subjudul mendukung judul utama
karangan
• Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
• Semua subjudul menunjukkan secara konkret tentang apa saja yang
akan diuraikan dalam batang tubuh karangan
• Dengan membaca outline, mestinya orang sudah dapat
membayangkan apa isi karangan secara keseluruhan
• Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi sebuah karya tulis
Membuat Outline
Cara pembuatan outline sebagai berikut
 Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan dilakukan
 Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul
(tema) karangan
 Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja, tidak
usah terburu mengurutkannya secara logis-kronologis
 Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara), cermati
satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan
 Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan sub-subtopik
yang menjadi bawahannya yang memang berkaitan secara
logika
 Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang mendukungnya
 Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam pengurutan
yang menunjukkan alur pemikiran yang logis-kronologis
 Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan sub-subjudul
mendukung langsung subjudul
Selanjutnya…
 Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul secara logis-kronologis
selesai, cermati sekali lagi:
 Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau dipindah letaknya
ke bagian yang yang lebih sesuai
 Jika sudah, selesailah pembuatan outline karangan itu dan dilanjutkan
membuat karangan secara utuh
 Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses penulisan
selalu saja terjadi perubahan: pengurangan, pemindahan, atau
penambahan sub-subjudul atau ide-ide baru yang muncul kemudian
 Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh dapat dimulai dari
subjudul mana saja tergantung kesiapan referensi
 Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap diusahakan pada akhir
penulisan
 Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas mendukung tema
karangan
Sitasi (Citation)
 Penulisan karya ilmiah lazimnya menyertakan banyak rujukan:
dari jurnal atau teks-teks yang lain
(Teks tidak lain adalah “kumpulan rujukan” yang padu, yang
direkatkan oleh tanggapan dan sikap kritis penulis)
 Teks yang dirujuk harus benar-benar dibaca (tidak sekadar
untuk gagah-gagahan)
 Cara merujuk harus tepat dan konsisten sesuai dengan aturan
yang telah ditentukan (misalnya gaya APA yang diikuti Unila)
 Rujukan yang lazim: nama akhir pengarang, tahun, dan halaman
Contoh: Edward (2008:75); (Edward, 2008:75)

Catatan: banyak karya ilmiah yang tidak tepat dan tidak konsisten
cara merujuk, dan itu jelas mengganggu
Sitasi (Citation)
 Penulisan penelitian ilmiah sekaliber tesis/disertasi harus menyertakan
daftar pustaka terhadap bacaan apa saja yang diacunya
 Semua yang dirujuk harus ada dalam daftar pustaka, dan yang di daftar
pustaka harus benar-benar dirujuk (tidak sekadar untuk gagah-
gagahan)
 Penulisan daftar pustaka harus konsisten sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada PT yang bersangkutan
 Contoh yang lazim dipakai:
Edward, Patricia A. 2008. Children’s Literary Development,
Boston: Pearson.
Catatan: sering dijumpai penulis yang tidak teliti tidak mencantumkan
semua pengarang yang dirujuk, atau tidak dirujuk tetapi ada daftar
pustakanya
Sitasi (Citation)
• Sitasi sumber internet:

Suherman. (10 Desember 2009). Tidak Mungkin Intelektual Menganggur.


Diunduh tanggal 19 Juli 2010, dari Masyarakat Literasi Indonesia:
http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/tidak-mungkin-
intelektual-menganggur

Nama Pengarang Judul Artikel Nama Website

Tanggal tulisan dimuat Tanggal diunduh Alamat website

Anda mungkin juga menyukai