Anda di halaman 1dari 10

DISKUSI 1

Epidemiologi

Abellya Debora
Zuleika Krisnawati
jusuf Sinaga

Grace
Kristian Nanda Putri
Newyear M
Indrawijaya Wiguna
Pallo
ASUMSI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi didasarkan pada dua asumsi
mendasar

Penyakit manusia tidak terjadi secara acak; ada faktor atau determinan yang dapat meningkatkan atau menurunkan
kemungkinan berkembangnya penyakit.
contoh: penyakit stroke tidak terjadi secara acak atau kebetulan. Secara acak epidemiologi, terdapat 2 tipe umum yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik sebagai faktor penyebab terjadinya stroke

Faktor penyebab dan pencegahan ini, penentu penyakit, dapat diidentifikasi melalui penyelidikan populasi yang sistematis.
contoh: dalam mencegah penyakit stroke, dilakukan pencarian mengenai factor resiko terjadinya stroke yang terdiri
atas factor resiko tradisional, factor keturunan, dan factor resiko lain sehingga memudahkan edukasi kepada masyarakat.
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan


determinan frekuensi penyakit pada populasi
manusia.
Contoh pada penyakit stroke

Frekuensi penyakit: di
Indonesia, stroke adalah
Determinan: stroke
penyebab utama terjadi secara umum
kematian di antara orang Distribusi: stroke akibat dari adanya
Indonesia di atas usia sudah tersebar ke gangguan suplai
lima tahun, yang terdiri dalam populasi, darah ke bagian otak
dari 15,4% dari semua dimana stroke yang mengakibatkan
kematian. angka menduduki peringkat hilangnya fungsi
kematian berdasarkan
jenis kelamin 99/100 000, kedua sebagai secara tiba-
dan usia hidup yang penyebab kematian tiba(iskemik),
disesuaikan dengan utama di dunia sedangkan dikaitkan
kecacatan yang dengan angka dengan pecahnya
disesuaikan dengan usia kematian tahunan pembuluh darah atau
tahun yang hilang sekitar 5,5 juta. struktur pembuluh
685/100 000. Usia rata- darah yang
rata penderita stroke
adalah 58,8 tahun. abnormal(hemoragik)
PRINSIP
EPIDEMIOLOGI 1. Upaya pencegahan: Beberapa strategi pencegahan utama stroke
lainnya termasuk program pendidikan berbasis komunitas dan
teknologi kesehatan digital. Pertimbangan penting lainnya dalam
pengendalian stroke adalah pencegahan kejadian vaskular sekunder.
Untuk stroke iskemik dan hemoragik, kontrol tekanan darah yang
1. Pengukuran frekuensi penyakit
tepat mengurangi risiko stroke berikutnya. Untuk pasien yang
merupakan prasyarat untuk investigasi
menderita stroke iskemik, terapi antiplatelet dan pengurangan
sistemik pola kejadian penyakit pada
kolesterol juga penting untuk pencegahan sekunder.
populasi manusia pada waktu dan
tempat tertentu

Contoh: dengan mengetahui jumlah


populasi yang mengalami penyakit
2. Upaya penanggulangan: Indonesia memiliki 40 unit stroke.
stroke menurut tempat, waktu, dan
Obat yang biasa digunakan untuk stroke mudah didapat. Layanan
orang memudahkan pemerintah
rehabilitasi berbasis rumah sakit tersedia di rumah sakit besar.
maupun tenaga kesehatan
Pengobatan tradisional dipraktekkan secara luas. Upaya
memberikan solusi berupa
penanggulangan stroke meliputi pendidikan, penambahan unit
pencegahan dan upaya
stroke dan pelayanan rehabilitasi terutama di daerah pedesaan.
penanggulangan berdasarkan data
yang ada.
2. Untuk menyelidiki penyebaran SIAPA: yang beresiko tinggi adalah orang tua
penyakit dengan menanyakan siapa karena usia rata-rata penderita stroke di
yang tertular penyakit dalam suatu Indonesia adalah 58,8 tahun.
populasi, di mana dan kapan penyakit
itu muncul
DIMANA: Prevalensi stroke adalah 0,0017%
di pedesaan Indonesia, 0,022% di perkotaan
Indonesia, 0,5% di perkotaan Jakarta dewasa,
Contoh: Setelah mengetahui distribusi dan 0,8% secara keseluruhan.
penyakit stroke, harus mengetahui
siapa, kapan, dan dimana penyakitnya
KAPAN: terjadi saat penderita tidak
timbul karena penting untuk
menghindari factor resiko, sehingga akan
memformulasikan hipotesa.
mengalami gangguan suplai atau pecahnya
pembuluh darah di otak.
3. Untuk mengetahui determinan
penyakit bersumber dari dua
prinsip sebelumnya, perlu
dilakukan pengujian hipotesis
epidemiologi

Contoh: diperlukan asumsi atau perkiraan


sebab akibat dengan mengumpulkan data,
melakukan uji statistic dan lainnya untuk
mengetahui secara pasti epidemiologi dari
penyakit stroke.

Sejauh ini, hipertensi tetap menjadi faktor risiko medis


yang paling umum untuk stroke, sedangkan merokok dan
ketidakaktifan saat ini adalah yang paling dominan di
antara faktor risiko terkait gaya hidup.
Sumber:
Donkor, E. S. (2018). Stroke in the 21st Century: A Snapshot of the Burden, Epidemiology, and
Quality of Life. Stroke Research and Treatment, 2018, 1–10.
Kusuima, Y., Venketasubramanian, N., Kiemas, L. S., & Misbach, J. (2009). Burden
of Stroke in Indonesia. International Journal of Stroke, 4(5), 379–380.
doi:10.1111/j.1747-4949.2009.00326.x
Sumber:
Donkor, E. S. (2018). Stroke in the 21st Century: A Snapshot of the Burden, Epidemiology, and
Quality of Life. Stroke Research and Treatment, 2018, 1–10.
Kusuima, Y., Venketasubramanian, N., Kiemas, L. S., & Misbach, J. (2009). Burden
of Stroke in Indonesia. International Journal of Stroke, 4(5), 379–380.
doi:10.1111/j.1747-4949.2009.00326.x
Sumber:
Venketasubramanian, N., Yoon, B. W., Pandian, J., & Navarro, J. C. (2017). Stroke
Epidemiology in South, East, and South-East Asia: A Review. Journal of Stroke, 19(3),

Anda mungkin juga menyukai