Anda di halaman 1dari 65

PSIKOSIS FUNGSIONAL :

1.SKIZOFRENIA
2.PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA
3.PSIKOSIS POST PARTUM

Oleh :
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
September 2014

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 1


(K)
POHON DIAGNOSIS
Pasien Datang

Kasus Jiwa Kasus non Jiwa

Psikosis Non Psikosis Ggg Neurosis

Ggg Kepribadian
Organik Non Organik / Fungsional Ggg Buatan

Ggg Penyesuaian
Akut Kronis Ggg Pengendal.impuls
Ggg Psikosomatik
Ggg Penyalahgun. Zat

Ggg Psikoseksual
Ggg Stress Pasca Trauma
Delirium Dementia Skizofrenia
Ggg W Organik Ggg W Organik Ggg Waham
Ggg Afektif Organik Ggg Afektif Organik Ggg Afektif
Ggg Amnestik Organik Ggg Amnestik Organik Ggg Psikosis lainnya
Ggg Halusinasi Organik Ggg Halusinasi Organik

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 2


(K)
DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional

Psikosis Organik Akut Psikosis Fungsional


1. Tanda klinis fisik/Zat + 1. --
2. Kesad. menurun/kabut 2. kesad.berubah/ jernih
3. Disorientasi ( + ) 3. Disorientasi ( - )
4. Amnesia ( + ) 4. Amnesia ( - )
5. Hal. Visual ( utama ) 5. Hal. Auditorik (utama)
6. Gejala Klinis fluktuatif 6. Gej. Klinis konsisten
7. Pola Tidur-Bangun terbalik 7. pola T-B tak berubah
8. Lab.Ro.CT.Scan: kel. ( + ) 8. Tak ada kelainan

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 3


(K)
Gangguan Jiwa
Terbagi dalam 2 kelompok besar :
Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat )
Kelompok ggg jiwa Non Psikosis

Psikosis
St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn
terganggunya pada
Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi )
Proses Berpikir
Psikomotor, dan
Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai
dgn kenyataan lagi atau
Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat
dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II)

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 4


(K)
Psikosis ( Prof. Dr. W.F. Maramis Sp.KJ )
Adalah :
• St. Ggg jiwa yang serius/berat
• Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
• Ditandai oleh :
– Ggg kemampuan berpikir
– Bereaksi secara emosional
– Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir
kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan /
pembicaraan melantur
– Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu
– Perilaku regresif / kacau
– Gaduh – gelisah
– Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan
– Waham dan halusinasi

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 5


(K)
Dengan perkataan lain, Psikosis ditandai oleh :

• Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )


– Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa;
nihilistik; bizaar
– Halusinasi audit.; optik; olfaktorik; gustatorik;
taktil; kinestetik; viseral.
• Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
• Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi;
lompat gagasan; sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll
• Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi;
wandering/keluyuran; kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas;
overaktivitas dll

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 6


(K)
Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas )
Gangguan Jiwa di Indonesia :

Psikosis Fungsional 4%
Skizofrenia 0,2% - 0,8 %
Sindrom Otak Organik Akut 0,5%
Sindrom Otak Organik Menahun 1%
Retardasi Mental 2%
Neurosis 5%
Psikosomatis 5%
Gangguan Kepribadian 1%
Ketergantungan Obat ?
13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 7
(K)
Penyebab Umum Gangguan Jiwa :

• Somatogenik : di Badan
• Psikogenik : di Psike
• Sosiogenik : di Lingkungan Sosial
• Kultural : tekanan Kebudayaan
• Spiritual : tekanan Keagamaan

• Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara somatogenik –


psikogenik – sosiogenik – kultural - spiritual.
• Contoh : seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi,
sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami
keradangan tenggorokan.

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 8


(K)
Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2 Biogenik –
Psikogenik – Sosiogenik – Cultural- Spiritual

Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-IV/PPDGJ II-III


menggunakan 5 aksis:
• Aksis I : Klinis
• Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi Mental
• Aksis III : Kondisi medis umum
• Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan
• Alsis V : Taraf Fungsi sosial dan pekerjaan

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 9


(K)
Faktor Somatogenik :
Gangguan bisa terjadi pada :
Neuroanatomi
Neurofisiologi
Neurokimia
Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Faktor2 pre dan peri-natal

Yang disebabkan oleh :


1. Faktor Keturunan
2. Faktor Endokrin / Hormon
3. Virus
4. Ggg Zat Kimia di Otak
5. Ggg Gelombang Listrik di Otak
6. Perubahan Struktur Jaringan Otak
7. Faktor pre dan peri-natal
13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 10
(K)
Faktor Psikogenik :
• Interaksi ibu-anak
• Peran ayah
• Intelegensi
• Konsep diri
• Kehilangan yg berarti  kecemasan, depresi, rasa malu/salah
• Pola adaptasi
• Tingkat perkembangan emosi
• dll

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 11


(K)
Faktor Sosio-budaya :

• Pola mengasuh anak


• Tingkat ekonomi
• Kelompok minoritas
• Pengaruh rasial dan keagamaan  diskriminasi
• Perumahan perkotaan; pedesaan  lingkungan
• Kestabilan harga
• Nilai - nilai

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 12


(K)
Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis

1. Gangguan Neurosis
2. Gangguan Kepribadian
3. Gangguan Psikoseksual
4. Gangguan Penyesuaian
5. Gangguan Stres Pasca Trauma
6. Gangguan Pengendalian impuls
7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik
8. Gangguan Buatan
9. Gangguan Penggunaan Zat
10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial
budaya di Indonesia

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 13


(K)
Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi :
1. Psikosis Organik
2. Psikosis Non-Organik
Psikosis Organik :
Akut : Delirium
Kronik : Dementia

Psikosis Non-Organik :
Skizofrenia
Gangguan Afektif
Gangguan Waham
Gangguan Psikosis Fungsional Akut

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 14


(K)
Psikosis Skizofrenia
• Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2
– Sering antara usia 15 – 25 tahun
– Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat
nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif
• Gej. Negatif :
– Apatis
– Respons terhadap stimulus lamban
– Psikomotor melambat
– Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial
– Emosi yg datar/ blunted afect
– Tidak ada motivasi dan energi
– Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas
– Miskin ide dan kurang bicara
– Pada fase prodromal dan kasus kronis / residual gej. Negatif menjd lbh
menonjol

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 15


(K)
Gej. Positif
- Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba.

- Distorsi pikiran  waham : kebesaran; kejar; curiga; dosa;


cemburu; tak berguna; pikiran siar/sedot; kendali; pengaruh;
dirasani

- Perilaku terdisorganisasi perilaku kacau; gaduh gelisah;


stupor; katalepsi ; fleksibilitas cerea; manerisme, stereotipik;
ekopraksi, kompulsi dll

- Pembicaraan terdisorganisasi  kesulitan mengontrol pembi


caraan seperti asosiasi longgar; inkoherensi; sirkumstansial;
clang asosiasi; flight of idea; perseverasi; verbigerasi;
preokupasi dll
13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 16
(K)
Perjalanan Penyakit :
• Sebag. Px perjalanan penyakitnya stabil; sebag. Mengal.
perburukan yg progresif dgn disabilitas yg berat

Detereorasi :
• Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan
• Lalai dalam mengurus diri ;
• Mengabaikan tanggung jawab;
• Tanpa motivasi;
• Gej. Negatif yg berat

13/04/21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 17


(K)
SKIZOFRENIA
Schizos : pecah belah, Phren : jiwa
Batasan
Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis
fungsional yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg
mendasar dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul.
Kesadaran yg jernih & kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif ttt dpt
berkembang kemudian.
Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun
 Pria : wanita : 1 : 1
 Onset : Pria : 15 – 25 tahun ; wanita : 25 – 35 tahun
Patogenesis
1. Teori Somatogenik
2. Teori Psikogenik
3. Teori Sosiogenik
18 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :
A. Teori Somatogenik
1. Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas;
waktu kehamilan; waktu klimakterium  tak terbukti
2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak
sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan
berat badan turun  tidak mendapat dukungan
 Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume :
Kortek Frontalis
Thalamus
Hippokampus
Korteks Temporalis Superior

19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


A. Teori Somatogenik lanjutan......

 Penambahan volume :
Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis
Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika)
 Sistem Limbik :
Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ;
Parahippokampus
Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus
Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi
 Pengurangan densitas neuron di daerah :
Korteks frontalis
Thalamus
Girus Cinguli

20 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


 Hipotesa Dopamin
Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA
(Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko
tika yang memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe
tamin (memp. Efek meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem
beri efek psikotomimetika
Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada
Striatum dan Nukleus Akumbens
Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron
GABAer gik di Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi
DA)
Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2
DAergik

21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


 Hipotesa Glutamat :
Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di daerah
Korteks Frontal dan Hippokampus
Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada reseptor
Glutamat) dan antipsikotika memperbaiki gejala2 positif
dan gejala2 negatif serta fungsi kognitif Px Skizofrenia.

22 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia : lanjutan

B. Teori Psikogenik
1. Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi,
shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan
org tsb menjauhkan diri dari kenyataan
2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb
psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan
dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase
narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi.
3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah “ Skizofrenia” =
Jiwa yang terpecah belah = adanya keretakan /disharmoni
antara proses berpikir; perasaan dan perbuatan. Bleuler
membagi gejala2 Skizofrenia menjadi 2 kelompok

23 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :
Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler :
1. Gejala2 Primer :
1. Ggg proses pikir ( Asosiasi)
2. Ggg emosi (Afek)
3. Ggg kemauan (Ambivalen))
4. Autisme
2. Gejala2 Sekunder :
1. Waham
2. Halusinasi
3. Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya.

24 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


 Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny.
Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari
usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga
Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti
 Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat
gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2 kepribadian

4. Kraeplin yang pertama kali melukiskan gejala2 gangguan


ini yang dinamakan Demensia Prekox. Dikatakan terjadi
kemunduran Intelegensi sebelum waktunya. Demensia =
kemunduran Intelegensi dan Prekox = muda / sebelum
waktunya

25 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank
Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan
bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari
kelompok B ( Kesadaran tidak menurun )
A. Halusinasi dengar :
1. Pikiran dapat didengar sendiri
2. Suara2 yg sedang bertengkar
3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px
B. Gangguan batas Ego :
4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar
5. Pikirannya disedot keluar
6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran
nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain.

26 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan
keluar secara umum
8. Perasaannya dibuat oleh orang lain
9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain
10.Dorongannya dikuasai orang lain
11. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham

27 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Gejala Skizofrenia
Meliputi gejala-gejala :
– Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu
– Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi,
Sirkumstansial, Neologisme, miskin ide/isi bicara
– Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham
– Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll
– Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll
– Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun
– Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi
egosentrik, fantasi/ide tak logis, autistik
– Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea,
katalepsi, furor katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia
agitasi )


 Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan
regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa
Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh
 Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas
struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul,
Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses
Berpikir (alogia), senang Menyendiri, Apati, Isolasi sosial,
Kemauan menurun.

29 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Pemeriksaan dan Diagnosis
Meliputi:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik & Psikiatrik
3. Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja
Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis
Ad.2. Meliputi pemeriksaan :
- Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium.
- Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam
nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik
Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu
menegakkan diagnosis.

30 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :
Adanya 1 gejala  gej. Skizofrenia :
o Thought Insertion; Thought Echo; Thought
Broadcasting; Thought Withdrawal
o Delusion of Control; Delusion of Pasivity; Delutional
Perception; Delusion of Influence
o Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya;
mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu bagian
tubuhnya
o Waham2 menetap yg tak sesuai budaya setempat

3 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


1
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : lanjutan......
 Minimal 2 gejala  gejala Skizofenia :
Halusinasi jenis apapun yang menetap
Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan berakibat
Inkoheren; Neologisme
Perilaku Katatonik stupor/ furor
Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban;
Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect /afek
yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial
 Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih
 Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga
mengganggu fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
penarikan diri secara sosial.

3 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


2
Sub tipe Skizofrenia:
 Hebefrenik : Ggg di PB, gigling, silly, childish
 Paranoid : Waham kejar, curiga
 Katatonik : Ggg Psikomotor : stupor atau furor
 Simpleks : Ggg Kemauan
 Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol
 Residual : Gejala sisa / Negative symptom
 lainnya

3 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


3
Diagnosis banding :
1. Gangguan Mental Organik
2. Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
3. Gangguan Afektif Berat
4. Gangguan Obsesif- Kompulsif
5. Retardasi Mental

Penyulit :
1. Bunuh diri/melukai diri/mutilasi
2. Membunuh/melukai orang lain
3. Menelantarkan diri

34 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Prognosis
Prognosis skizofrenia tgt pada:

1. Usia pertama kali timbul. Makin muda onset, makin buruk


prognosisnya.
2. Onset akut/kronik. akut - Prognosis lebih baik
3. Tipe skizofrenia : Katatonik paling baik kmd Paranoid,
sedang Hebefrenik dan Simpleks prognosis paling buruk
4. Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat. Semakin dini semaikin
baik
5. Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus,
prognosis lebih baik
6. Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila
dalam keluarga terdapat juga yang menderita Skizofrenia

3 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


5
Penatalaksanaan
 Prinsip : Holistik  Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif,
manipulasi lingkungan.
 Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan
kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan
 Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila
sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan.
 Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku
pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi
 Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan
diri sendiri, sebaiknya MRSJ.

3 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


7
1. Somatoterapi
 Perbaiki keadaan umum
 Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping
 Neuroleptik tipikal/ konvensional
Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine, Promazine,
Thioridazine.
Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol, Trifluoperazine,
Flufenazine
Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4 minggu,
Haloperidol decanoat 50 mg/3-4 minggu im

38 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


 Neuroleptik atipikal / novel
SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon;
Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin
DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride
SPAs : Serot.Partial Agonist :
o SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin; Ziprasidone
o SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol
o DPA + SPA : Bifeprunox
MARTA : Multi Acting Receptor Targeted Agent :
Clozapine, Olanzapine, Quetiapine
 Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat.

39 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Antipsychotic Therapies

Conventional or Typical Atypical Antipsychotics


Prior to
Antipsychotics (Second Generation)
Antipsychotics
(First Generation)

ECT 1952 1960s 1980s 1990s 2010

Haloperidol
Chlorpromazine Clozapine Risperidone
Fluphenazine
Olanzapine
Thioridazine
Quetiapine
Loxapine
Ziprasidone
Perphenazine
Aripiprazole
Trifluoperazine
Paliperidone
Thiothixene
Asenapine
Iloperidone
Lurasidone
Medikasi
 Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah  ditingkatkan berta
hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100 – 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3
mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon,
Clozapine dll
 Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol
Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan
 Hrs berobat rutin tiap bulan.
 Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan
Syndrome; tidur >>; tekanan darah turun ( sering pusing );
menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ).

4 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


1
Obat Anti Psikotika
 Antipsikotik tipikal :
Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im
Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu
im
Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral
Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral
Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral
 Antipsikotik atipikal
Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral
Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral,
Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral
Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral
Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 – 30 mg/oral, 9,75 mg/x im

42 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Monitor efek samping obat antipsikotika :
 Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari :
 Parkinsonisme :
 Tremor
 Bradykinesia
 Rigiditas
 Sikap tubuh khas
 Akatisia/restless leg syndrome
 Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah
 Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-balismus
 Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) :
 Deman - Kekakuan
 Leukositosis - Takikardia, Tensi labil
 Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut
 Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat
 Biasanya bbrp hari dimulainya atau ditingkatkannya dosis anipsikotika

4 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


3
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :
 Parkinsonisme :
Turunkan dosis anti psikotika
Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari
haloperidol ke klorpromazin
Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil
2-3 X 2 mg oral. Bila akut, hebat dan mengakibatkan
disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin / Diazepam 10 mg
im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im.
Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi;
konfusi; ggg memori t.u pada usia lanjut.
 Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau
dengan Beta blocker

4 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


4
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : lanjutan ..
 Tardive dyskinesia diatasi dengan ganti antipsikotika dgn
atipikal spt Clozapin, Quetiapin, Beta blocker,
Klonazepam.
 Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan
Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen
(mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV
Stop Antipsikotika
Terapi symptomatik : Antipiretika, Bz
Rujuk ke RS terdekat

4 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


5
Penatalaksanaan lanjutan......
2. Psikoterapi :
Px : untuk memperkuat fungsi ego
Agar Px dapat bersosialisasi

3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif


Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px
Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi
kesibukan atau pekerjaan
Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik
Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px
kontrol teratur pada waktunya.
Kesembuhan Px Skizofrenia :
1. Kesembuhan total ( total recovery )
2. Kesembuhan sosial ( social recovery )
3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity )
4. Terjadi deteriorasi
46 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
47 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21
SEKIAN
TERIMA KASIH

48 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


September 2014
Gangguan Psikotik Akut & Sementara
 Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke
keadaan psikosis dlm periode 2 minggu atau kurang.
berlangsung < 1 bulan.
 Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang
menetap dan kemudian menjadi gangguan lain
 Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita
(tapi tidak selalu).
 Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan
 Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis; delirium,
demensia; intoksikasi obat atau alkohol.
Gejala Klinis
• Ada atau tidak adanya gejala2 :
1. Sindrome yang khas berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang
beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi,
gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari
atau dari jam ke jam. atau
2. Gejala Skizofrenia yang khas = Schizophrenic –like
3. Psikosis yang predominan Waham.
4. Secara klinis Px tampak Gelisah, marah2, ngamuk, merusak
barang, mengancam,Was-was, Kebingungan
5. Sebagian / Semua gejala-gejala Psikosis dapat timbul seperti :
Halusinasi; Waham ; Pembicaraan aneh/kacau ( Inkoheren,
Assosiasi longgar, Neologisme ) ; Emosi labil dan ekstrim,
Agitasi atau perilaku aneh ( bizarre ).

51 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Pemeriksaan dan Diagnosis
• Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik
dan mental
• Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III :
1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja
an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas
2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia
yang khas
3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga
dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut
4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
5. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif
6. Tidak ada penyebab organik.

52 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara :
1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia
2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia
3. GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut
4. Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham
5. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya
6. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan

Diagnosis Banding
1. Gangguan Afektif episode Mania
2. Gangguan Afektif episode Depresi
3. Skizofrenia
4. Gangguan Waham

53 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Penyulit
• Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami
1. Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan
2. Menetap dan menjadi :
1. Skizofrenia
2. Gangguan Waham menetap
3. Gangguan Psikotik non Organik lainnya

54 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama seperti
pada Px Skizofrenia
 Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa,
bukan krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi
perlu diobatkan
 Sebaiknya di MRSJkan
 Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi
kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera
akibat perilakunya
 Kurangi stres dan stimulasi
 Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien
 Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien kecuali
itu membahayakan pasien sendiri

55 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


Medikasi :
 Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari
dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya
 Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut
seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem
berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan )
 Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6
bulan setelah bebas gejala

Psikoterapi :
 Membantu Px mengatasi krisis / konfliknya

5 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


6
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
57 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21
SEKIAN
TERIMA KASIH

5 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13/04/21


8
PSIKOSIS POST PARTUM

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


September 2014
Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan)
 Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup.
Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional lain
maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan
 DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu
pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan
Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum, bila ggg melebihi
1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg Skizofreniform
 Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala mood
diD/ sebagai ggg mood onset postpartum
 Epidemiologi
 20 – 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg
emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd periode
awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues
 Psikosis post partum terjadi sekitar 1-2 per 1000 persalinan
60 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Faktor resiko
 Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%)
 Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat ggg
psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak( Ke
lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal; thrombo
sitopenia )
Etiologi
 Belum diketahui dengan pasti
 Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang
peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2
dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol
darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA
Aksis

61 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)


Diagnosis dan gambaran klinik
 DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag
nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg
Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya
timbul dalam 4 minggu setelah persalinan
 Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan;
iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan
tiba2.
 Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di
sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah
 Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai
hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses
berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu litan
mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang
terdpt waham bayinya dikendalikan “setan”; membawa “sial”
dll
62 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
ICD X- PPDGJ III

Tidak lagi menggunakan istilah Psikosis Post Partum,


namun mengklasifikasi kedalam
F53 Gangguan Mental dan Perilaku yang berhu
bungan dengan Masa Nifas YTK
Klasifikasi ini hanya digunakan utk Ggg Jiwa yg ber
hubungan dgn masa nifas ( tidak lebih dari 6 minggu
setelah persalinan) yg tidak memenuhi kriteria di
tempat lain.

63 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)


F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK lanjutan..
F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
Termasuk Post Partum Depression YTT

F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn


Masa Nifas YTK
Termasuk Psikosis masa nifas YTT

F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn


Masa Nifas YTK
F53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas YTT

64 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)


Prognosis
 Prognosis baik
 Namun terjadinya relaps cukup sering
 Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap
hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene
lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide
Pengobatan
 Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau
perlu terapi kejang listrik
 Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik
 Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional
spt Skizofrenia; Psikosis akut
  untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan

65 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)


Kepustakaan
American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic
Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins

66 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

Anda mungkin juga menyukai