Anda di halaman 1dari 67

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM INTEGUMEN
STIK MUHAMMADIYAH
Pengantar
• Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan
membatasinya dari lingkungan hidup manusia.
• Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan
tubuh pertama
• Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung
dengan selaput yang melapisi rongga
• Kulit merupakan organ terbesar dalam sistem tubuh manusia (7-8 %
total body mass)
• Tebal kulit bervariasi mulai 0,5 mm-6mm tergantung dari letak,umur
& jenis kelamin
• Kulit tipis terletak pada kelopak mata,labium minor
• Kulit bagian medial terletak pada lengan atas.
• Kulit tebal terletak pada telapak tangan,telapak kaki, punggung,bahu.
Anatomi kulit
Anatomi kulit
Anatomi kulit
Tiga lapisan kulit
1. Lapisan epidermis
o lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler
o terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk mengandung sel
melanosit, sel tanduk (keratinosit)
o langerhans dan merkel
o terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu
5 lapisan epidermis :
1. Str. corneum:
• terdiri dari lapisan keratinosit mati
lapisan sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
• Mudah lepas saat mandi/ digaru.
• Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)
2. Str. Lucidum:
• tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen, terang
jernih, inti dan batas sel tak terlihat.
3. Str. Granulosum:
• berisi langerhans sel selain keratinosit
• berperan dalam mencegah dehidrasi
• bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing
• serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Str. Spinosum :
• berisi keratinosit dan Langerhans sel
• sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi.
• sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami
gesekan seperti telapak kaki.

5. Str. Basale / germinativum :


• Sel epidermal satu lapis (keratinosit)
• dapat beregenerasi dan berisi melanosit
• pusat pembelahan sel yang cepat dan
• sel baru didorong masuk kelapisan berikutnya.
• Fungsi epidermis
1. proteksi barier (sun damage, transepidermal water loss)
2. organisasi sel
3. sintesis vitamin D dan sitokine
4. pembelahan dan mobilisasi sel
5. Mempertahankan kontak dengan dermis
6. pigmentasi (melanosit)
7. pengenalan allergen
8. berdiferensiasi menjadi rambut, kuku, kelenjar keringat, dan
kelenjar sebaceous
2. Lapisan dermis
• terdiri dari jaringan ikat yang menyokong epidermis
• menghubungkannya dengan jaringan subkutis
• mengandung pembuluh darah,pembuluh limfe dan saraf dan juga
lapisa elastic, fibrosanya padat
• terdapat folikel rambut
• Merupakan lapisan tebal yang tersusun banyak sel
• Protein utama yang ditemukan dilapisan ini adalah collagen dan
elastin yg di sintesis dan disekresikan oleh fibrooblasts
Terdiri dari 2 bagian :
1. Pars Papilare :
• Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb
darah lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis
• Banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yg diperlukan untuk
menghancurkan mikroorganisme
• Yang menembus lapisan dermis, dan berfungsi sebagai pelindung dilapisan ini
terdapat serabut elastin dan kolagen
• Serabut elastis bertugas memberikan kelenturan pada kulit
• Serabut kolagen bertugas memberi kekuatan pada kulit
• Terdapat reseptor nyeri (Pacinian corpuscle and meishner’s corpuscles)
2. Pars Retikulare :
• lapisan retikular karena banyak serat elastin dan kolagen yang sangat
tebal dan saling berangkai
• Menonjol kearah subcutan, serabut penunjang yaitu serabut
kolagen,elastis dan serabut reticular
• Terdapat kelenjar keringat, folikel rambut, saraf, dan pembuluh darah.
Struktur lapisan dermis:

1. Kelenjar sebaceous;
• Menghasilkan sebum,zat semacam lilin, asam lemak, trigliserida
bertujuan untuk melumasi permukaan kulit melalui folikel
rambut yang mengandung banyak lipid
• Kelenjar sebasea ini juga berfungsi untuk proses difusi
(perpindahan) kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan
paling dalam
2. Kelenjar keringat; Mengatur penguapan untuk mendinginkan tubuh
saat suhu lingkungan meningkat
3. Folikel rambut; merupakan tempat pangkal tumbuhnya rambut
4. Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
• Fungsi dermis:
1. Sebagai struktur pendukung
2. Sebagai kekuatan mekanik
3. Suplai nutrisi
4. Reists shearing forces (menahan gaya geser)
5. Respon inflammasi
6. Provide tensile strength, support, moisture, retension, blood and
oxygen to the skin
7. Proteksi otot, tuang dan organ dibagian bawahnya,
8. Berisi kelenjar sebasea yang mensekresikan sebum ( suatu
substan yang kaya akan minyak yang melubrikasi kulit.
9. Terdapat polikel rambut sebagai sumber multipotent stem sel.
3. Lap subkutis (hypodermis)
• Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel lemak.
• Lapisan sel disebut panikulus adiposa berfungsi sebagai cadangan
makanan.
• Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama tergantung pada
lokasinya, di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, kelopak
mata
• fungsinya sebagai Isolator panas bagi tubuh
STRUKTUR ASESORIS KULIT
1. Kelenjar pada Kulit
• Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
• Kelenjar keringat terbagi atas : Kelenjar Ekrin dan Kelenjar
Apokrin
• Kelenjar Ekrin
a. Kelenjar kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di
permukaan kulit.
b. Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor
panas dan saraf simpatis
c. Fungsinya untuk mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen
asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan
Kelenjar apokrin
a. Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental
b. Banyak terdapat pada axila, areola mamae, pubis, dan saluran telinga
luar
c. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf
dan hormon
d. sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi -- menekan
kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin
melepaskan sekretnya
e. Sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui
kelenjar keringat tiap hari
f. Keringat juga mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua
molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
• Kelenjar sebasea
a. Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel
rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum
menuju lumen.
b. Sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit.
c. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida,
kolesterol, protein, dan elektrolik
d. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi
dan memproteksi keratin.
• RAMBUT
a. Terdiri dari akar rambut dan batang
b. Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
c. Diproduksi oleh folikel rambut
d. Siklus pertumbuhan rambut:
1. Fase Anagen (pertumbuhan ): 2-6 tahun dengan kecepat
2. Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan
3. Fase Katogen :fase diantara kedua fase
4. Pada saat 85% mengalami fase anagen, 15 % mengalami fase
telogen
e. Tipe Rambut
1. Lanugo : 3rd month s.d lahir
2. Dewasa :
• Vellus : halus, di hampir seluruh permukaan tubuh
• Intermediate : di extremitas
• Terminal : tebal, lebih berpigmen, kadang ikal, termasuk alis
dan “bulu” mata
3. Warna rambut ditentukan oleh densitas melanin di cortex
Kuku

1. Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal


2. Akar kuku : bagian yang terbenam kulit jari
3. Badan kuku : bagian di atas jaringan lunak ujung jari
4. Fungsi : melindungi jari tangan
5. Perubahan pd kuku dapat mengindikasikan adanya kondisi
patologis
6. Pembentukan warna pada kulit
7. Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi
epidermis dan sirkulasi kapiler yang ada di lapisan dermis.
8. Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu karoten
dan melanin
9. Karoten merupakan pigmen
10. Paling banyak terdapat di stratum korneum pada orang berkulit
terang, juga di jaringan lemak pada lapisan dermis dan subkutis.
11. Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat
pada orang berkulit pucat
12. Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang
diproduksi oleh melanosit.
13. Melanosit sendiri berada di antara sel basal dan memiliki juluran ke
sel-sel di atasnya.
14. Perbandingan jumlah melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari
1:20 sampai 1:4.
Efek penuaan pada kulit
• Gambaran penuaan berupa perubahan tertentu pada kulit:
• Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin mengalami
penurunan dalam proses penuaan.
• Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam
bentuk yang tidak beraturan.
• Serat elastin menjadi kehilangan elastisitas, menebal dan robek
• Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi
kurang aktif sehingga menurunkan aktifitas imun pada kulit.
• Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil
sehingga produksi sebum akan berkurang menyebabkan kulit menjadi
kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena mantel asam tidak
efektif)
• Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut
berwarna putih (uban) dan pigmentasi yang atipikal.
• Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang
permeabel.
• Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
• Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat
Fungsi system integument
• A. PELINDUNG
• Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
sebagai yaitu berikut:
• Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan
zat kimia.
• Keratin merupakan materi dasar penyusun lapisan kulit manusia
• Struktur keratin keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat di permukaan
kulit.
• Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit
dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan
luar tubuh melalui kulit.
• - Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
• Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, menghasilkan
kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
• Pigmen melanin melindungi efek sinar UV yang berbahaya.
• Sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel di sekitarnya
melindungi materi genetik dari sinar matahari.
• PENERIMA SENSASI: sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu tekanan kulit
dari jaringan subcutan.
• PENGATUR SUHU: menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin &
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
• FUNGSI METABOLIK;
menyimpan energi mll cadangan lemak; sintesis vitamin
ABSORPSI
• Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
• Absorpsi berlangsung melalui celah antarsel

EKSKRESI
• Kulit berfungsi ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
Fisiologi kulit
• Kulit juga melakukan respirasi (bernapas), menyerap oksigen (1,5%)
dan mengeluarkan karbondioksida. Namun, respirasi kulit sangat
lemah.
• Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang diambil dari aliran darah,
dan hanya sebagian kecil yang diambil langsung dari lingkungan luar
(udara). Begitu pula dengan karbondioksida yang dikeluarkan, lebih
banyak melalui aliran darah dibandingkan dengan yang diembuskan
langsung ke udara (Tranggono, 2007).
• Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5 persen dari yang
dilakukan oleh paru-paru, dan kulit hanya membutuhkan 7 persen
dari kebutuhan oksigen tubuh (4 persen untuk epidermis dan 3
persen untuk dermis), pernapasan kulit tetap merupakan proses
fisiologis kulit yang penting.
• Pengambilan oksigen dari udara oleh kulit sangat berguna bagi
metabolisme di dalam sel-sel kulit. Penyerapan oksigen ini penting,
namun pengeluaran atau pembuangan karbondioksida (CO2) tidak
kalah pentingnya, karena jika CO2 menumpuk di dalam kulit, ia akan
menghambat pembelahan (regenerasi) sel-sel kulit.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit
dan pengeluaran CO2 dari kulit tergantung pada
• Temperatur udara, komposisi gas di sekitar kulit,
• kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit,
• usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit,
• perubahan dalam proses metabolisme sel kulit, pemakaian bahan
kimia pada kulit, dan lain-lain.
Fisiologi penyembuhan luka
• Pengertian luka
Kerusakan kontinuitas kulit, membrane mukosa dan tulang atau organ
tubuh lainnya (Kozier, 1995)

• Pengertian proses penyembuhan luka


Proses penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan
jaringan yang berhubungan dengan regenerasi jaringan (Kozier, 1995)
Tahap tahap penyembuhan luka
• Proses penyembuhan luka, dapat dikategorikan menjadi tiga:

1. healing by primary intention: Tepi luka bisa menyatu kembali, permukaan


bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang.
Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke eksternal.
2. healing by secondery intention: Terdapat sebagian jaringan hilang, proses
penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi
pada dasar luka dan sekitarnya.
3. delayed primary healing (tertiary healing): Penyembuhan luka berlangsung
lama, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara
manual.
Proses/tahapan penyembuhan luka terdiri dari 3 fase:
1. Fase inflamasi
a. Terjadi pada hari ke-0 sampai ke-5
b. Respon segera setelah terjadi luka atau pembekuan darah atau untuk mencegah
kehilangan darah.
c. Karakteristiknya adalah terjadi tanda-tanda seperti adanya tumor, rubor, dolor, kolor,
functio lase (tanda-tanda inflamasi)
d. Fase awal terjadinya hemostasis dan fase akhir terjadinya fagositosis
e. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi.
2. Fase proliferasi atau epitelisasi
a. Terjadi pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-14
b. Disebut juga sebagai fase granulasi (adanya pembentukan jaringan granulasi) atau nampah
merah segear dan mengkilat
c. Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi antara fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah
yang abru, fibronektin dan hyularonic acid
d. Epitelisasi terjadi pad a24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada
tepian luka, sedangkan pad aluka insisi epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama.
Proses/tahapan penyembuhan luka terdiri dari 3 fase:
3. Fase maturasi atau remodeling
a. Berlangsung dari beberapa minggu hingga 2 tahun
b. Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta
peningkatan kekuatan jaringan.
c. Terbentuknya jaringan parut (scar tissue) sekitar 50-80% sama kuatnya dengan
jaringan sebelumnya.
d. Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi
jaringan yang mengalami perbaikan.

Tahapan penyembuhan luka dipengaruhi oleh:


Status imunologi, kadar gula darah, hidrasi, nutrisi,
kadar almbumin darah, suplai oksigen dan vaskularisasi,
nyeri dan kortikosteroid.
Faktor yang mempengaruhi karakteristik kulit pada
seseorang
1. Usia:
2. Matahari: paparan berlebi mempercepat penuaan dan terbakar
3. Hidrasi: sebum dan stratum korneum menjaga hidrasi kulit
4. Sabun: emulsi lemak dan mengganggu kapasitas air kulit, meningkatkan
PH mengubah resistensi bakteri. Sabun dengan kadar keasaman lebih
baik dari sabun terlalu basa krn dapat menyebabkan lesi kulit.
5. Nutrisi: KH, P, L, vit C,D,A, B, iron, zink, cooper (metabolism sel, sintesa
protein, lapisan lipid)
6. Obat obatan: steroid mengganggu regenerasi epidermis dan kolagen.
Flora kulit dapat diubah oleh steroid, antibiotic dan hormon
Faktor positive dalam penyembuhan luka:
1. Penanganan luka yang cepat
2. Pakaian yang tepat
3. Kebersihan
4. Kondisi kesehatan umum baik/ sehat
5. Olahraga dan istirahat yang seimbang
6. Diet dan obat yang tepat
7. Bebas alcohol dan rokok
Faktor penghambat penyembuhan luka
1. Usia
2. Anemia
3. hormon
4. Infeksi sistemik
5. Penyakit menular
6. Malnutrisi
7. Obesitas
8. Temperature
9. Trauma
10. Uremia
11. Vit C dan A
Faktor penghambat penyembuhan luka
12. Teknik penanganan yang tidak tepat
13. Kondisi kesehatan buruk
14. Adanya penyakit lain; DM
15. Lokasi
16. Bentuk
17. Ukuran
18. Kondisi
19. Faktor psikologi
20. Rasa takut
21. Stress
22. Nutrisi buruk
23. Lingkungan buruk
24. Obat; sitotoksisk, steroid
25. Alkohol merokok
26. Albumin rendah
27. Oksigen rendah
28. Defisiensi zat beri, vit A, vit C
29. Rendahnya asupan kalori, protein, lemak
30. Immunosupresi
31. Hemoglobi rendah (anemia)
32. Netropenia
33. Obat obatan (streroid, anti inflammasi)
34. Suplay darah
35. Infeksi
36. Radiasi
37. Stress mekanik
38. Material gressing
39. Irigasi
40. Material suture
41. Antibiotik
42. Type jaringan
43. Lingkungan luka kering
44. Defisiensi zink
45. Penggunaan antiseptic (H2O2, poviodine, chlorhexidine,
kortikosteroid)
46. Gesekkan mekanik
47. Akumulasi cairan
Nutrisi dalam penyembuhan luka
Skrining nutrisi:
Merupakan proses identifikasi menyetahui hubungan dengan masalah nutrisi

Tujuannya:
Menentukan individu malnutrisi atau resiko nutrisi dan menentukan intervensi yang
tepat

Instrumen yang diperlukan;


1. MNA (Mini nutritional assesment)
2. MUST
3. MST
4. SGA
Peran nutrisi pada penyembuhan luka
• Karbohydrate
 Menyediakan energi dan mencegah glukoneogenesis dari
protein
 Karbohidrate seharusnya 50%-60% dari total intake kalori atau
35-40 kcal/kg BB/24 jam
 Bila menggunakan energi dari sumber protein ; maka akan
kehilangan jaringan subkutan dan menyebabkan penyembuhan
luka buruk
 KH berperan dalam angiogenesis, suplai energi makropaq,
limfosit dan fibroblast
• Protein
 Protein berfungsi untuk perbaikan dan sintesis enzym dalam
penyembuhan luka
 Pembelahan sel, sintesis colagen, dan jaringan konnective
 Protein sebagai komponen antibody yang diperlukan sistem
immune
 Fagositosis, floriferasi Pibroblast, angiogenesis, pembentukan
kolagen, respon imun, precursor NO
 Rekomendasi diet protein 1,2-1,5 g/kg/day
• Lemak
Lemak sebagai sumber energi, di simpan sebagai trigliserida di dalam
jaringan adipose
Membentuk dan stabilisasi dinding sel baru, inflammasi proses, cadangan
energi
Kalori lemak 20%-25% total intake kalori tubuh atau (1-2% kcal)

• Vita A ( 750 ug)


Epitelisasi, penutupan luka, pembentukan kolagen, inflammasi proses,
angiogenesis
Menstimulasi differensiasi sel fibroblast dan colagen
Bila insufisiensy menyebabkan penyembuhan lama dan resiko infeksi
• Vitamin E :
 Sebagai anti oksidan
 Bertanggungjawab terhadap sistesis metabolisme lemak dan kolagen
 Defisiensi vit E mengganggu absorbsi vit A di hati

• Vitamin C (100-100mg)
 Vit C sebagai esensial sintesis colagen, colagen dan fibroblast senagai dasar
struktur wound bed, mempertahankan dinding vaskuler
 Antioxidan, fibroblast, fungsi imun, migrasi makrofaq.
 Defisiensi vit C menyebabkan delay wound healing dan rentan terhadap infeksi

• Vitamin B (3mg)
 Coenzym (bvitamin) diperlukan untuk produksi energi dari glukosa, asam amino
dan lemak
 Pyridoxin (B6) diperlukan untuk sel imun dan pembentukan sel darah merah
 Thiamin dan riboflavin diperlukan untuk kolagenisasi.
 Respon system imune
• Vitamin D :
 Metabolisme kalsium

• Vitamin K :
 Faktor coagulase

• Magnesium
 Sintesis protein

• Zink (15-30 mg )
 Sintesis protein, pembentukan kolagen, stabilitas membrane sel, pertahanan
tubuh host
• Mineral :
 Zinc: untuk pembentukan collagen, metabolism protein, interaksi
dengan platelet dalam pembekuan darah, meningkatkan fungsi
immune
 Defisiensi terjadi melalui wound drainage, intake kurang dan
kehilangan cairan (GI)
 Kelebihan zinc dapat menghambat penyembuhan, mengganggu
pagositosis dan metabolism coper

• Coper:
 Bertanggungjawab terhadap erythropoisis
• Water :
 Membantu dalam hydrasi luka dan perfusi oksigen
 Pelarut vitamin, mineral, asam amino, glucose dan melekul halus
berdifusi keluar sel
 Tranfort material ke sel dan mengangkut sampah dari sel
• Iron (20-30 mg)
 Sebagai unsur hemoglobin, transport collagen dan oksigen
• Efek under nutrisi:
Penurunan fungsi immune
Susceptibility terhadap infeksi dan
Delay recovery illness
• Hal hal yang penting dalam pengkajian dan status nutrisi pasien:
Pengkajia berat badan
Nafsu makan, motivasi keluarga,
Keadaan mulut,
Pemahaman pasien tenteang pentingnya nutrisi
Pemahaman tentang mitos makan
Evaluasi kemauan/ motivasi pasien
Keadaan mual muntah
Gangguan pencernaan
Terapi yang sedang berjalan
• Menghitung kebutuhan kalori
1. Tentukan BB IDEAL
• BB Ideal = ( TB dalam cm – 100 ) x 10%
Pada laki-laki yang tingginya < 160 cm atau perempuan yang tingginya < 150
cm berlaku rumus :
BB Ideal = ( TB dalam cm – 100 ) x 1 kg
• Menghitung kebutuhan basal = BB ideal x 30 untuk laki-laki dan 25 untuk
wanita.
• Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambah lagi sesuai dengan kegiatan
sehari-hari.
Lihat tabel berikut :
2. Kebutuhan basal dihitung seperti cara pertama, tetapi ditambah
kalori berdasarkan persentase kalori basal :
kerja ringan, ditambah 10% dari kalori basal.
Kerja sedang, ditambah 20% dari kalori basal.
Kerja berat, ditambah 40 – 100% dari kalori basal
pasien kurus, masih tumbuh kembang, terdapat infeksi, sedang
hamil atau menyusui, ditambah 20 – 30 % kalori basal.
3. Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan tabel berikut ini :
4. Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut :
pasien kurus : 2.300 – 2.500 kkal
pasien normal : 1.700 – 2.100 kkal
pasien gemuk : 1.300 – 1.500 kkal
Konsep penyembuhan luka
1. Moisture balance (lembab)
2. Laju epitelisasi 90% setelah 3 hari ( terapi konservatif laju epitelisasi 0% setelah 3 hari
3. Berkurangnya rasa nyeri
4. Menfasilitasi fungsi metabolisme sel pada luka
5. Meningkatkan epitelisasi
6. Meningkatkan sintesa collagen
7. Mengurangi infeksi
8. Meningkatkan kerja makropaq
9. Menyediakan lingkungan yang optimal pada luka
10. Memfasilitasi growth factor, sitokin, chemokine
11. Meningkatkan pertumbuhan seluler
12. Membuat matrik luka yang sesuai
Alasan moisture balance
• Fibrinolisis: fibrin dapat dengan cepat dihilangkan oleh neutrophil dalam suasana
lembab
• Angiogenesis: keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan lebih cepat mrangsang
angiogenesis dan mutu pembuluh kapiler. Angiogenesis akan bertambah dengan
terbentuknya heparin dan TNF-𝜶
• Kejadian infeksi: lebih rendah dibandingkan dengan perawatan kering (2,6% vs 7,1%)
• Pembentukan growth factor: pembentukan Growth factor dipercepat, EGF,FGF, IL-1
adalah substansi yang dikeluarkan oleh makropak berperan dalam angiogenesis
meningkat
• Platelet derivate growth factor ( PadaGF), Tranforming Growth Factor Beta (TGF- 𝞫)
yg dibentuk oleh platelet berfungsi pada proliferasi fibroblast
• Percepatan pembentukan sel aktif: invasi neutrophil, magropaq, monosit, dan
lymfosit keaerah luka berfungsi lebih dini.
Rekomendasi moisture balance
1. Mendiagnosa, memperbaiki, memodifikasi setelah diketahui
penyebab kerusakan pada luka
2. Membedakan kemampuan luka untuk sembuh;
• Luka dapat sembuh (moist kontraindikasi)
• luka terpelihara/maintenance (moist kontraindikasi)
• Luka tidak dapat sembuh
3. Kaji dan dukung manajemen keluhan dan masalah untuk
mengupayakan penyembuhan: minimalkkan nyeri, Pertahankan
lembab
4. Pertimbangkan kualitas hidup: Eksudat berlebihan akan menyebabkan
rembes, bau, nyeri dan maserasi membuat kualitas pasien menurun
5. Melakukan debridement untuk luka yg dapat sembuh; menghilangkan
jaringan mati, terkontaminasi dan infeksi ( luka lembab meningkatkan
autolitik debridement)
6. Pilih balutan yang tepat: mencegah maserasi dan mempertahankan
kelembaban
7. Monitor kualitas dan quantitas exudate: untuk mencegah maserasi
dan kerusakan
8. Evaluasi kecepatan penyembuhan luka
9. Berdayakan pasien melalui edukasi
END

Anda mungkin juga menyukai