Anda di halaman 1dari 10

KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PETERNAKAN

& BADAN USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN

DISUSUN OLEH
ENY PURWATI
QAWIY AULIA PRANA

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN TAHUN 2021
Kelembagaan merupakan wadah organisasi bagi
peternak untuk melakukan aktifitas usaha agribisnis
peternakan, mulai dari hulu sampai hilir,
membangun koordinasi
dengan stake holder terkait.
Adanya peluang untuk memfasilitasi pelaku
agribisnis peternakan agar mampu meningkatkan
produktifitas dan nilai tambah usaha yang lebih
optimal. Kemudahan akses informasi, teknologi,
sarana dan prasarana, lembaga keuangan dan
promosi untuk mendukung pengembangan usaha
agribisnis peternakan.
Kelembagaan yang sangat perlu untuk mendukung pembangunan peternakan
sebagai penentu kebijakan dan penataan pelaksanaannya yang berdaya guna
dan berhasil guna diperlukan, anatara lain:
a. Kelembagaan Pemerintah
Kelembagaan pemerintah yang berfungsi sebagai Pembina,
pengawas, peneliti dan pelaksana pendidikan, pelatihan serta penyuluhan,
yang perlu tersedia pada tingkat propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.
b. Kelembagaan Peternak/Kelompok Peternak
Pada umumnya kelompok peternak belum dimanfaatkan secara optimal oleh
peternak sehingga belum berfungsi optimal sebagai : wadah belajar mengajar,
unit produksi, wahana kerjasama antar anggota dan antar kelompok serta
dengan pengusaha yang bergerak dibidang peternakan. Kelompok peternak
belum melembaga dengan koperasi/unit usaha, sehingga belum dapat
memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan sarana produksi, pengolahan
hasil, pemasaran dan upaya mendapatkan modal untuk meningkatkan skala
usahanya. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kontak peternak
andalan yang lebih intensip sampai menjadi kelompok peternak mandiri.
JENIS JENIS KELEMBAGAAN AGRIBISNIS
PETERNAKAN
Kelembagaan masyarakat peternakan memiliki nama khas untuk masing-masing daerah, beberapa
contoh kelembagaan masyarakat petani-peternak, antara lain:
• International Association of Student in Agricultural and Related Sciences merupakan asosiasi
keprofesian dibidang pertanian secara luas yang merupakan wadah bagi mahasiswa agrokompleks
diseluruh dunia (internasional). IAAS di dalam PBB dikenal sebagai y-NGO
(youth Non Govermental Organization), yaitu organisasi yang tidak terikat oleh negara atau badan
international manapun, bersifat non profit dan tidak dicampuri oleh masalah politik.
• FOCIL adalah lembaga non profit, non politik yang berkantor di Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia.
FOCIL melakukan kerja-kerja memperomosikan Pendidikan Lingkungan Hidup, Pertanian Organik,
Pemberdayaan Masyarakat dan mata pencaharian berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.
• Candoli; lembaga ini bersifat lokal terdapat di wilayah Priangan Timur Jawa Barat (Ciamis, Tasikmalaya,
Garut, dan Sumedang). Lembaga ini diakui eksistensinya sebagai penentu waktu panen komunal dan
dibutuhkan karena penguasaan akan informasi terkait perkembangan fisik padi (fenomena
pertumbuhan) di lahan sawah.
• Kepunduhan di Jawa Barat; yang merupakan suatu lingkup kehidupan bertetangga (neighborhood)
yang meliputi areal fisik dan populasi di bawah desa. Kepunduhan diketuai oleh seorang punduh yang
berfungsi sebagai penyalur informasi dan mediator dengan punduh-punduh lain dan dengan kepala
desa setempat.
• Otini-tabenak atau dewan adat di wilayah pegunungan tengah Papua, yang berfungsi sebagai penyaring dan
penyalur informasi dari dunia luar.
• Subak di Bali; Kelembagaan/organisasi petani pengguna air. Kelembagaan ini sebagai contoh yang
mampu beradaptasi dan berintegrasi dengan lembaga eksternal. Subak merupakan kelembagaan
tradisional unik yang berbentuk organisasii formal di hierarki pemerintah daerah tingkat
kabupaten, namun di tingkat lapang (daerah aliran sungai) tetap berbentuk organisasi non-formal.
• Struktur organisasi subak terdiri atas: Sedahan Agung yang merupakan posisi kepemimpinan
formal (official position) tingkat pemerintah daerah kabupaten, yang dikepalai oleh pejabat yang
mendapat gaji sebagai pegawai negeri. Sedahan Agung membawahi seluruh pekaseh (ketua)
subak gde yang berada di wilayah kabupaten tersebut. Subak gde berupa organisasi non-formal
dengan seorang seorang pekaseh sebagai ketua yang tidak mendapat gaji atau imbalan dari
pemerintah. Subak merupakan contoh terlengkap kelembagaan petani yang memiliki keterkaitan
lintas sektor. Kegiatan produksi pertanian dalam konteks subak merupakan suatu kegiatan sosio-
tekno-religius daripada sebagai kegiatan tekno-ekonom.
• Mayorat di Jawa Barat; merupakan organisasi nonformal yang bertugas mengelola dan mengatur
pembagian air guna memenuhi kebutuhan kelompok petani setempat. Mayorat diketuai oleh
seorang mayor atau ulu-ulu dan bertugas mengatur penggunaan air dari sumber air komunal di
lokasi desa atau kampung. Eksistensi mayorat kini telah dievolusikan menjadi organisasi formal
Kelompok Petani Pengguna Air (KPPA).
• Plong dan Sonor di Sumatera Selatan. Oragnisasi ini bersifat temporer di lokasi pemukiman
transmigrasi pasang surut. Plong adalah kelembagaan normatif gotong royong yang menyediakan
pelayanan pengolahan lahan secara bergilir antar anggota, Sonor adalah organisasi gotong royong
penanaman padi pada lahan kosong yang dikuasai keluarga petani transmigran dan hanya
dilakukan saat kemarau panjang yang terjadi 5 tahun sekali.
• Kelompok Ternak di Yogyakarta. Kelompok yang terdiri dari ketua dan terdapat anggota, yaitu para
peternak maupun petani yang memiliki ternak, seperti Kelompok Ngudi Makmur, Kelompok Lestari
Sewon Bantul, Kelompok Andhini Rahayu Moyudan Sleman, Kelompok Ngudi Mulyo Ganjuran
Srihardono Pundong Bantul. Kelompok ini memiliki kegiatan rutin dalam sebulan.
• HMP Appaloosa adalah organisasi kemahasiwaan dipimpin oleh mahasiswa peternakan yang
ditunjuk dalam rapat anggota dan dibimbing oleh dosen yang ditunjuk oleh jurusan untuk
mengarahkan pelaksanaan program-program kerja yang telah dirancang jauh-jauh hari. Ranah kerja
HMP Appaloosa adalah bergerak pada bidang peternakan, yang organisir oleh mahasiswa
peternakan dari berbagai angkatan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi senantiasa
behubungan dengan peningkatan kualitas bidang peternakan. Kegiatan kemasyarakatan yang
dilakukan antara lain adalah pengembangan desa binaan dan bakti sosial.
• Kelompok Tani Marena di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kelompok ini memberdayakan ekonomi
masyarakat yang berjangka dibawah naungan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) dengan
tujuan untuk mendukung kegiatan usaha para anggota kelompok tani, seperti pengembangan
komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan maupun kelompok ternak, seperti peternakan itik.
• Sumbar Breeder Club (SBC) berdiri sejak 3 tahun lalu tepatnya tahun 2009. Asosiasi ini
berkecimpung di bidang pembibitan sapi Simmental. Produk yang dihasilkan adalah sapi Simmental
Tropis. Asosiasi ini belum berbadan hukum dan saat ini masih membutuhkan sekretariat pengelola.
SBC sudah bekerjasama dengan LIPI untuk pengembangan dan penelitian. Dan telah membuat pasar
lelang khusus untuk bibit sapi Simmental. Pelaksanaan lelang ternak dilakukan setahun dua kali.
Dinas Provinsi Sumatera Barat sangat mengapresiasi SBC sebagai asosiasi percontohan perbibitan
sapi Simmental.
• Asosiasi Sarjana Membangun Desa (SMD) didirikan untuk mewadahi para SMD yang ada di
wilayah Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan asosiasi SMD dilaksanakan di masing-masing
Kabupaten/Kota dimana SMD berada. Asosiasi SMD berperan sebagai wadah untuk
koordinasi dan konsolidasi sesama SMD dimana setiap informasi yang berkembang selalu di
sampaikan kepada setiap anggota. Dengan adanya penerimaan SMD setiap tahun, maka
asosiasi juga berperan membantu kepada SMD-SMD baru untuk transfer pengetahuan dan
pengalaman serta membantu dalam pengadaan ternak. Dengan demikian SMD-SMD baru
tersebut dapat membeli ternak langsung ke asosiasi. Ini sangat membantu dalam memulai
usaha untuk kelompok peternak baru.
• Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) di Sumatera Barat didirikan pada
tahun 2011 dengan tujuan untuk mendekatkan hubungan antara peternak kambing/domba
dengan Dinas Peternakan. Kegiatan HPDKI diarah untuk mendukung peternak-peternak di
setiap kabupaten/kota. Sekretariat HPDKI saat ini berada di Kabupaten Tanah Datar. HPDKI
Sumatera Barat saat ini telah berperan dalam membantu anggotanya untuk mendapatkan
akses permodalan seperti KUR. Sudah ada empat kelompok peternak yang difasilitasi oleh
HPDKI untuk mendapatkan KUR. Selain itu melihat potensi bisnis yang besar, HPDKI juga
mendekatkan diri dan bekerjasama dengan BAZ (Badan Amil Zakat) untuk pemenuhan
kebutuhan ternak qurban dan aqiqah. HPDKI mengambil peran untuk menumbuhkan
kelompok-kelompok baru dan menyampaikan informasi-informasi dari Pemerintah ke
peternak. Saat ini anggota HPDKI Sumatera Barat terutama di Kabupaten Tanah Datar
sebagai besar adalah peternak kambing perah (PE) dengan produksi rata-rata per ekor per
hari adalah 1 liter.
BADAN USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN
• Pengertian Badan usaha adalah organisasi atau sekelompok orang yang
membentuk kesatuan hukum/yuridis untuk mendapatkan keuntungan
maksimum dengan menggunakan modal dan tenaga kerja.
• Jenis badan usaha pun sangat beragam, mulai dari milik pemerintah hingga
swasta. Bentuk badan usaha bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Pihak pengelola, apakah dimiliki oleh negara atau swasta;
2. Jumlah atau besarnya modal yang digunakan;
3. Asal mula modal, apakah dari pribadi atau terbagi menjadi saham-saham;
4. Tipe usahanya, apakah bergerak di bidang industri, perdagangan,
perkebunan, atau yang lainnya;
5. Luas wilayah pemasaran; dan
6. Besar/kecil risiko yang dihadapi.
• Secara garis besar, badan usaha di Indonesia dibagi menjadi tiga
berdasarkan kepemilikannya, yaitu BUMN, BUMD, dan BUMS.
Ketiganya pun masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis badan
usaha.
1. JENIS BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
• Perusahaan Jawatan (Perjan)
• Perusahaan Umum (Perum)
• Perusahaan Perseorangan (Persero)
2. JENIS BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
3. JENIS BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS)
• Firma (Fa)
• PT (Perseroan Terbatas)
• CV (Commanditaire Vennootschap)
• Persero (Perusahaan Perseorangan)
• Berdasarkan macam output suatu usaha
peternakan, maka dapat dibedakan menjadi
a. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding
Farm)
b. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)
c. Usaha Pakan Ternak
d. Usaha Pengolahan Hasil peternakan
e. Usaha Mesin-mesin Peternakan
f. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan

Anda mungkin juga menyukai