Anda di halaman 1dari 9

KALAM

(ISLAMIC
THEOLOGY)
Indah Wulandari (195221201)
01 Pengertian Kalam

02 Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam

03 Dasar Qurani

04 Aliran-Aliran Ilmu Kalam

Perbedaan Metode antara al-Qur’an


05 dan Ilmu Kalam

PEMBAHASAN
Pengertian Ilmu Kalam
Istilah kalam, yang secara harfiah berarti "ucapan" atau "kata" digunakan
terjemahan arab dari karya-karya filsuf yunani sebagai terjemahan dari istilah
logos dalam berbagai arti dari "kata",alasan dan argument.

Menurut ahli tata bahasa Arab, kalam adalah kata atau lafaz
dengan bentuk majemuk (ketentuan atau perjanjian).

Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Kata Ilmu
merupakan kata yang salah satu nama-Nya yaitu Al-Ilmu berarti maha
mengetahui. Kalam berarti pengucapan atau ucapan

Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajaran-ajaran


dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta
orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta
orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dan lain-
lain
Sejarah Ilmu Kalam
Ilmu Kalam belum dikenal pada masa
Secara historis, di kalangan umat Nabi Muhammad maupun pada masa
Islam telah terjadi perbedaan sahabat. Selama 3 abad kaum muslimin
Ilmu Kalam pertama kali pada masa melakukan perdebatan akhirnya kaum
pedapat yang mengakibatkan
khalifah Abbasiyah, al-Ma’mun (w. muslimin mencapai ilmu yang
lahirnya aliran-aliran kalam seperti:
208 H), setelah ulama-ulama membicarakan dasar aqidah dan
Khawarij, Syi'ah, dan Murji'ah.
Mu’tazilah mempelajari kitab-kitab rinciannya.
filsafat yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab dipadukan dengan
metode ilmu kalam
Sejarah Ilmu Kalam Dari Faktor Penyebab Dari Dalam
Islam Dan Kaum Muslimin

Adanya golongan yang tidak percaya akan keutusan Nabi-nabi dan tidak mempercayai
kehidupan kembali di akhirat setelah mati. Adanya golongan-golongan tersebut di samping
adanya perintah Tuhan sudah barang tentu membuka jalan bagi kaum muslimin untuk
mengemukakan alasan-alasan kebenaran ajaran-ajaran agamanya di samping
menunjukkan kesalahan-kesalahan golongangolongan yang menentang kepercayaan-
kepercayaan itu, dan dari kumpulan alasan-alasan itulah berdiri ilmu kalam.

55% 45%

Ketika kaum Muslimin selesai membuka negeri-negeri baru untuk masuk


Islam, mereka mulai tentram dan tenang fikirannya, di samping
melimpah-ruahnya rizki. Di sinilah mulai mengemukakan persoalan
agama dan berusaha mempertemukan nas-nas agama yang
kelihatannya saling bertentangan.

Persoalan politik, contohnya ialah soal Khilafat (pimpinan pemerintahan). Ketika


Rasulullah meninggal dunia, beliau tidak mengangkat seorang pengganti, tidak pula
menentukan cara pemilihan penggantinya. Karena itu, antara sahabat Muhajirin dan
55% 45% Anshar terdapat perselisihan, masing-masing menghendaki supaya pengganti Rasul
dari pihaknya. Inilah sebenarnya yang merupakan cikal bakal awal lahirnya
pemikiran politis-teologis di kalangan umat Islam.
Dasar Qur’ani
Q.S. al-Ikhlas (122): 3-4.

10% Artinya: “Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia.”

40% Q.S. al-Furqan (25): 59


Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
20% keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
Arasy[1071],8 (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang
Allah) kepada yang lebih mengetahui(Muhammad) tentang Dia.”

Q.S. ar-Rahman (55): 27.


30%
Artinya: “Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaan.”
.
ALIRAN ILMU KALAM
Aliran Qodariyyah Aliran Mu’tazillah

Aliran Jabbariyah Aliran Asy’ariyyah

Aliran Syiah Aliran Murjiah

Aliran Khawarij Alirah Maturidiyyah


PERBEDAAN METODE ANTARA
AL-QUR’AN DAN ILMU KALAM

Ahmad Hanafi menerangkan, bahwa al-Qur‟an tidak menyusun dalil-dalilnya


secara logika, yang terdiri dari premis minor (muqaddimah al-sughra), dan premis
mayor (al-muqaddimah al-kubra) dan konklusi (natijah). Qur’an juga tidak
menggunakan istilah filsafat, seperti jauhar, arad} dan sebagainya dan tidak
mengurai problem pemikiran dengan panjang lebar, karena agama tidak hanya
untuk para filsuf dan orang-orang pandai saja. Kalau ilmu pengetahuan dan
logika semata-mata yang digunakan al-Qur’an, tentu hanya segolongan kecil
manusia saja yang akan iman kepada agama.
THANK YOU
For your Attention

Anda mungkin juga menyukai