Anda di halaman 1dari 40

 Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai defisit neurologi fokal

atau global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih


atau kurang dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah.
Perilaku

Merokok, Diet
tidak sehat,
Peminum alkohol,
Pemakaian obat-
obatan
1. Usia
2. Gen
3. Ras
4. Jenis Kelamin Fisiologik
5. Riwayat Stroke
Hipertensi, penyakit
Jantung , Diabetes
Mellitus, Arteritis,
trauma, Gangguan
ginjal, Obesitas,
Polisitemia vera,
Kelainan pembuluh
darah , Hiperlipidemia
, stenosis karotis,
Amyloid Angiopathy
PIS
Timbul mendadak dan
memburuk dengan cepat
(dalam beberapa menit
atau jam), sering sampai
koma. Nyeri kepala
berat, nausea, muntah,
dan mempunyai ciri
khas LP darah (+)

PSA

Nyeri kepala yang


hebat, kadang-kadang
muntah, leher terasa
kaku serta kehilangan
kesadaran yang
sementara dan setelah
sadar kembali terdapat
gejala kaku kuduk,
keluhan silau terhadap
cahaya, mual dan
fotofobia.
 Otak yang hanya merupakan 2% dari berat badan total, menerima
perdarahan 15% dari cardiac output dan memerlukan 20% oksigen
yang diperlukan tubuh manusia, sebagai energi yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan neuronal.
 Energi yang diperlukan berasal dari metabolisme glukosa, yang
disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen untuk
persediaan pemakaian selama 1 menit, dan memerlukan oksigen
untuk metabolisme tersebut.
 Jika tidak ada asupan oksigen dan glukosa lebih dari 30 detik
gambaran EEG akan mendatar, dalam 2 menit aktifitas jaringan otak
berhenti, dalam 5 menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan
lebih dari 9 menit, manusia akan meninggal.
 Perjalanan penyakit ditanyakan sejak muncul gejala pertama,
sampai gejala-gejala yang menyusul berikutnya, secara
berurutan
 Waktu dan lamanya keluhan berlangsung
 Gejala-gejala yang menyertai serangan (tanda-tanda lateralisasi,
peningkatan TTIK)
 Sifat dan beratnya serangan
 Lokasi dan penyebarannya
 Hubungan dengan waktu (kapan saja terjadinya)
 Hubungannya dengan aktivitas (keluhan dirasakan setelah
melakukan aktivitas apa saja)
 Keluhan-keluhan yang menyertai serangan (tidak dapat melirik ke
satu sisi, mulut mencong, tersedak, cadel, pelo, lidah mencong,
mengompol, baal)
 Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berulang kali
 Faktor resiko dan pencetus serangan, termasuk faktor-faktor yang
memperberat atau meringankan serangan
 Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang menderita
keluhan yang sama
 Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau
gejala sisa
 Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat
yang telah diminum oleh pasien; juga tindakan medik lain yang
berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita
 CT-scan kepala non kontras merupakan pemeriksaan gold
standard yang dilakukan untuk menyingkirkan perdarahan
yang terjadi pada stroke hemoragik
 Foto thoraks AP untuk melihat ada atau tidaknya
hipertrofi ventrikel kiri yang merupakan salah satu faktor
resiko stroke. Foto thoraks PA merupakan pilihan terbaik,
tetapi karena pada pasien stroke yang umumnya
mengalami kelemahan anggota gerak, maka dilakukan
foto thoraks AP.
 EKG dilakukan untuk menyingkirkan faktor resiko stroke.
Terapi Umum :

• Elevasi kepala 30 o , kepala dada dalam satu bidang


• Ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi dimulai bila
hemodinamik sudah stabil
• Bebaskan jalan napas, beri O2 1-2 lpm sampai didapatkan
hasil AGD
• Jika perlu lakukan intubasi
• Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian
dicari penyebabnya
• Kosongkan kandung kemih, dilakukan pemasangan kateter
intermitten
Terapi Umum :

• Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik,


kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolit sesuai kebutuhan,
hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonik, per oral jika fungsi
menelannya baik, jika tidak NGT
• Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah
sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama.
• Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala)
diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal
• Nyeri kepala, mual, muntah pemberian obat sesuai gejala
Terapi Umum :

• Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila


tekanan sistolik ≥220 mmHg, diastolik ≥120 mmHg, Mean
Arterial Blood Pressure (MAP) ≥ 130 mmHg (pada 2 kali
pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan
infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal.
Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat yang
direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat reseptor alfa-
beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium.
Terapi Umum :

• Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg,


diastolik ≤70 mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam,
dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam
atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu
tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat diberi dopamin
2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥ 110 mmHg.
Terapi Umum :

• Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3


menit, maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian
antikonvulsan per oral (fenitoin, karbamazepin).
• Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi
manitol bolus intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit,
dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum
memburuk, dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam
selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas
(<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan
hipertonik (NaCl 3%) atau furosemid.
 Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai defisit neurologi fokal
atau global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih
atau kurang dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah
 Pengenalan tanda dan gejala dini stroke dan upaya rujukan ke rumah
sakit harus segera dilakukan karena keberhasilan terapi stroke sangat
ditentukan oleh kecepatan tindakan pada stadium akut; makin lama
upaya rujukan ke rumah sakit atau makin panjang saat antara
serangan dengan pemberian terapi, makin buruk prognosisnya

Anda mungkin juga menyukai