Anda di halaman 1dari 23

Lower Urinary Tract

Symptoms
Zona Prostat
Benign Prostat Hiperplasia (2)
Definisi :
Perbesaran prostat berdasarkan temuan histologis, sering terjadi pada Zona Transisional
Etiologi :
Dihidrotestosterone (Metabolit Aktif)
Pathofisiologi :

Diubah
DHT + Stimulasi
Testostero oleh 5α – Dihidrotes
Reseptor Growth
ne Reductase tosterone
Androgen Factor
+ NADPH

Gejala :
LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms)
Gejala BPH
Diagnosis & Skoring
• Pemeriksaan Fisik :
Rectal Toucher
Tidak teraba pool atas, permukaan
halus, kenyal.
• Pemeriksaan Penunjang :
• USG
• Prostate specific antigen <4
• Skor IPSS
IPSS
• Interpretasi :
• 1-7 : Ringan
• 8-19 : Sedang
• 20-35 : Berat
Prostatitis (3A)
Definisi :
Inflamasi Prostat akibat infeksi
Gejala :
Nyeri disertai gejala LUTS, Demam
Etiologi :
E.Coli, Proteus, spp. Klebsiella spp, Pseudomonas spp, Enterobacter
Pemeriksaan Fisik :
Rectal Toucher – Nyeri tekan prostat, prostat teraba hangat
Pemeriksaan Penunjang :
Urinalisis, Kultur Urin (Pancar tengah)
Patofisiologi Prostatitis
• Prostatitis Bakterial Akut: infeksi ascenden dari uretra memicu
mediator inflamasi dan menyebabkan peradangan
• Prostatitis Bakterial kronis: disebabkan infeksi ascenden, penyebaran
hematogen, limfogen, maupun abnormalitas ductus intra prostatic
yang menyebabkan penyebaran infeksi retrograde
• Prostatitis Kronis:
• berhubungan dengan faktor psikologis, disfungsi imun, saraf, maupun
endokrin.
• Refluks dari kreatinin ke prostat memicu respon inflamasi
• Autoimun akibat infiltrasi limfosit ke stroma
Tatalaksana Prostatitis
• Antibiotik
Siprofloksasin 2x500
Doxycycline 2x100
• Analgetik
Ca Prostat
• Definisi: Keganasan yang berasal dari sel prostat.
Paling sering terjadi di zona perifer.
• Etiologi:
• Genetik
• Hormonal
• Diet : lemak, susu, daging merah, hati
• Pengaruh Lingkungan : merokok, paparan radiasi, bahan
kimia cadmium pada alat listrik dan baterai
• Infeksi
Ca Prostat
• Patofisiologi

PIN (prostate
Kelenjar prostat Karsinoma
intraepithelial
normal prostat
neoplasma)

HRPC (hormone Karsinoma Karsinoma


refractory prostat prostat stadium
prostate cancer) metastasis lanjut
Ca Prostat
• Gejala:
• Sering asimtomatis pada stadium awal
• Jika menekan saluran kemih: sulit miksi, nyeri kencing, hematuria
• Jika menekan rectum: sulit BAB
• Jika sudah metastasis tulang: nyeri tulang, mudah fraktur
• Pemeriksaan Fisik:
• Pemeriksaan colok dubur: prostat teraba membesar, keras, permukaan tidak rata,
berdungkul-dungkul
• Pemeriksaan Penunjang
• PSA : >4
• Transrectal Ultrasonography (TRUS): ditemukan area hipoekoik
• Biopsi Transrektal : gold standard
Striktur Urethra
• Definisi: penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya
• Etiologi: infeksi (tersering gonokokus), trauma uretra (tersering
straddle injury), kelainan bawaan, , penggunaan kateter terlalu
lama/tidak tepat
• Patofisiologi: Peradangan akibat trauma/infeksi akan menyebabkan
terbentuknya jaringan sikatriks pada lumen uretra, sehingga lumen
uretra menjadi sempit
Striktur Urethra
• Gejala:
• Keinginan buang air kecil yang lebih sering dan mendadak.
• Ketidakmampuan untuk buang air kecil atau ketidakmampuan mengontrol proses
buang air kecil. 
• Rasa nyeri dan panas saat buang air kecil.
• Lemahnya aliran urine atau berkurangnya jumlah urine.
• Warna urine agak gelap.
• Penis terasa nyeri dan bengkak.
• Rasa nyeri pada rongga panggul atau perut bagian bawah

• Pemeriksaan Penunjang:
• Uroflowmetri : menilai pancaran urin
• Uretrografi : mengetahui letak dan penyempitan Uretrografi
• Ureteroskopi : melihat uretra secara langsung
Batu Urethra
• Definisi: batu saluran kemih yang berada di urethra
• Etiologi:
• Batu struvite/infeksi
• Batu asam urat
• Batu kalsium
• Patofisiologi:
Batu urethra biasanya berasal dari batu ginjal/ureter yang turun ke
buli-buli, kemudian masuk ke uretra. Batu uretra yang merupakan
batu primer terbentuk di uretra sangat jarang, kecuali ada divertikel
uretra
Batu Urethra
•Gejala:
• Miksi tiba-tiba berhenti hingga retensi urin
• Nyeri pada penis, memberat saat mencoba miksi
• Jika batu pada urethra posterior, nyeri dirasakan di perineum atau rektum

•Pemeriksaan Fisik:
• Teraba benjolan keras di uretra pars bulbosa maupun pendularis
• Kadang tampak batu di meatus uretra eksterna

•Pemeriksaan Penunjang: Uretrografi


Sistisis
• Definisi: infeksi yang terjadi pada buli-buli
• Etiologi: E. Coli (tersering), Proteus, Enterococci,
Staphylococcus aureus
• Patofisiologi:

Pertahanan lokal
tubuh tidak Buli mudah
Reaksi inflamasi
Bakteri masuk ke mampu melawan terangsang untuk
(mukosa buli
buli-buli terutama (sering pada imun berkontraksi
merah, edema,
melalui uretra rendah/trauma (timbul gejala
hipersensitif)
local saat LUTS)
senggama)
Sistisis
• Gejala:
• Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine yang dikeluarkan sedikit-sedikit.
• Rasa sakit atau perih (seperti terbakar) saat buang air kecil.
• Kram pada perut bagian bawah.
• Nyeri saat berhubungan seksual.
• Urine berwarna keruh atau berbau menyengat.
• Urine berdarah.
• Demam
• Pemeriksaan Fisik:
• Nyeri tekan suprapubik
• Pemeriksaan penunjang
• Urinalisis : ditemukan pyuria, hematuria, bakteriuria
• Kultur urin : untuk mengidentifikasi jenis dan bakteri dan sensitivitas terapi, gold standard
• Terapi:
• Uncomplicated cystitis (wanita tidak hamil, tanpa gangguan anatomi): ciprofloxacin 2x500mg 3 hari
• Complicated cystitis (laki-laki, dengan gangguan anatomi): ciprofloxacin 2x500mg 7 hari
• Hamil : Amoxicilin 3x500mg
Inkontinensia Urin
• Definisi: ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urin
• Etiologi:
• Kelainan pada buli-buli:
• Overaktivitas detrusor
• Menurunnya komplians buli-buli
• Kelainan pada uretra:
• Hipermobilitas uretra
• Defisiensi sfingter intrinsic
• Peningkatan tekanan abdomen
• Gangguan neurologis
Inkontinensia Urin
• Gejala
• Tidak dapat mengontrol berkemih
• Sering terbangun malam hari untuk miksi
• Mengompol saat batuk, bersin
Inkontinensia Urin
• Pemeriksan Fisik
• Pemeriksaan Abdomen
• Periksa distensi buli-buli : tanda inkontinensia paradoksa
• Periksa adanya massa di pinggang : kemungkinan hidronefrosis
• Periksa jaringan parut bekas operasi pelvis atau abdomen
• Pemeriksaan Urogenitalia
• Periksa kelainan dinding vagina
• Periksa perubahan warna dan penebalan dinding vagina (tanda vaginitis atrofikan)
• Periksa sistokel, enterokel, prolaps uteri, rektokel
• Pemeriksaan Neurologis:
• Pemeriksaan status mental (kognitif): mungkin demensia
• Pemeriksaan dermatome yang menginervasi vesikourethra
• Ankle jerk reflek (kelainan S1, S2), fleksi toe and arch the feet (kelainan S2, S3), reflek bulbocavernosus (S2, S4)
• Tonus sfingter ani: jika flaksid menunjukkan kelemahan detrusor
Inkontinensia Urin
• Pemeriksan Penunjang
• Urinalisis : menyingkirkan infeksi saluran kemih
• Uroflowmetri
• Pengukuran profil tekanan uretra
• Sistometri
• Valsava leak pint pressure
• Video urodinamika
• Pielografi intravena
• Sistografi miksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai