Anda di halaman 1dari 9

ALLPPT.

com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

PENANGGULANGAN
HIV/AIDS DALAM
PERSPEKTIF
GENDER

KELOMPOK II
PENGERTIAN GENDER
Gender dipahami sebagai suatu konsep mengenai peran laki-laki dan perempuan di suatu masa d
an kultur tertentu yang dikonstruksi. Hal ini merupakan hasil bentukan ketentuan kehidupan sosia
l bukan biologis.Gender mengacu ke peran perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi secara sosi
al.Peran tersebut dipelajari berubah dari waktu ke waktu dan beragam menurut budaya dan antar
budaya.

Gender adalah problem bersama laki-laki dan perempuan, karena menyangkut peran, fungsi, dan
relasi antara kedua jenis kelamin tersebut, baik kehidupan ranah domestik maupun publik.Gender
secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosi
al-budaya. Studi gender lebih menekankan perkembangan aspek maskulinitas (masculinity/rujuliy
ah) atau feminitas (feminity/nisa’iyyah) seseorang. Berbeda dengan studi seks yang lebih meneka
nkan perkembangan aspek biologis dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness/zhukura
h) dan perempuan (femaleness/unutsah). Untuk proses pertumbuhan anak menjadi seorang laki-l
aki atau perempuan, lebih banyak digunakan istilah gender daripada istilah seks. Istilah seks umu
mnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan reproduksi dan aktivitas seksual, selebihnya dig
unakan istilah gender.
PENANGGULANGAN HIV/AIDS DALAM PERSPEKTIF
GENDER
Cara Penanggulangan HIV/AIDS Dalam Perspektif Gender
a. Meningkatkan kepedulian dan peranserta para pengambil kebijakan dalam
penanggulangan HIV dan AIDS dengan memperhatikan aspek gender
1) Melibatkan masyarakat (laki-laki dan perempuan) dan pemimpinnya dala
m mendiskusikan strategi program dan memasukkan isu gender di dalam
nya
2) Kebijakan yang mendorong kemudahan akses kondom, termasuk kondom
perempuan, untuk seks aman
3) Kebijakan yang mendorong kemudahan akses dukungan, perawatan dan
pengobatan untuk pecandu NAPZA
4) Terbuka kesempatan untuk anak laki-laki dan anak perempuan dalam me
mperoleh pendidikan kesehatan reproduksi secara formal di sekolah sejak
memasuki masa usia pubertas
5) Membuka peluang kepada masyarakat dan lembaga pendidikan formal un
tuk mengembangkan pendidikan dan kurikulum yang sensitif gender
6) Mendorong peningkatan jejaring, kerja sama, dan kemitraan antara institu
si-institusi terkait penanggulangan HIV dan AIDS dengan institusi-institusi
terkait program kesetaraan gender
b. Meningkatkan intensitas dan kualitas program penanggulangan HIV dan AIDS yang berperspe
ktif gender bagi para pelaksana program

1) Mengakui dan mendukung bahwa semua individu (tidak memandang jenis kelamin) memiliki
hak-hak dan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi dalam program penanggulangan HIV d
an AIDS, serta aktif terlibat dalam pembuatan kebijakan/keputusan
2) Meninjau kembali apakah laki-laki maupun perempuan sama-sama dapat mengambil keuntun
gan dari program
3) Sensitif terhadap isu ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan supaya semua individu ta
npa memandang jenis kelamin dan orientasi seksual dapat berpartisipasi dalam program/aktivita
s
4) Memastikan program kita mempertimbangkan perbedaan faktor resiko dan kerentanan semua
kelompok
5) Komitmen sumber daya manusia pada kode etik profesional (terutama untuk mencegah stigm
a dan diskriminasi) yang berlaku di lembaga-lembaga penyedia layanan terkait HIV dan AIDS
6) Menggunakan indikator yang sensitif gender untuk kegiatan Monev
7) Meningkatkan jejaring, kerja sama, dan kemitraan antara institusi-institusi terkait penanggulan
gan HIV dan AIDS dengan institusi-institusi terkait program kesetaraan gender
c. Meningkatkan kesadaran populasi kunci dan Odha tentang pentingnya pencega
han penularan HIV
1) Mengakui dan mendukung kemampuan laki-laki/perempuan dan semua individ
u untuk berpartisipasi dalam program-program penanggulangan HIV dan AIDS
2) Menekankan strategi penjangkauan lapangan, pendidikan sebaya, dan pendam
pingan kelompok sebaya yang dapat menjadi anak panah perubahan perilaku unt
uk pencegahan HIV
3) Memastikan akses terhadap pendidikan/ketrampilan untuk semua tanpa kecual
i, tidak memandang status HIV, jenis kelamin dan orientasi seksual
4) Mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap kelompok marjinal, termasuk Od
ha, supaya akses dukungan, perawatan, dan pengobatan membantu mereka menj
alani hidup yang lebih berkualitas
5) Pendekatan dan layanan-layanan yang lebih ramah terhadap perempuan (wom
an-friendly) dibutuhkan untuk membuat perempuan berbondong-bondong meng
akses layanan kesehatan dan memperoleh pendidikan pencegahan HIV dan AIDS
(mencegah diri dan mencegah anak tertular HIV)
d. Meningkatkan pemakaian kondom sebagai alat yang efektif untuk pencega
han penularan HIV.
1) Membantu laki-laki dan perempuan memahami kesetaraan peran masing-m
asing dalam perilaku seks aman untuk mencegah penularan HIV
2) Meningkatkan keterampilan tawar-menawar dan komunikasi efektif untuk s
etiap individu yang ingin memiliki perilaku aman
3) Melaksanakan pemasaran sosial (social marketing) kondom agar mudah dia
kses dan digunakan secara tepat
4) Mengurangi mitos-mitos dan stigma seputar penggunaan kondom
5) Pendidikan, training, penyuluhan tentang cara penggunaan kondom yang t
epat dan benar kepada populasi kunci maupun masyarakat peduli HIV dan AI
DS
LANGKAH PENCEHAGAN HIV/AIDS DENGAN PEN
DEKATAN GENDER
1. Membuat pencatatan dan pelaporan tentang HIV dan AIDS secara terpilah me
nurut jenis kelamin, umur dll dan menggunakan pendekatan kebijakan berbasis
data/bukti(Evidence Based Approach) dalam pencegahan danpenanggulangan HI
V dan AIDS;
2. Memberikan sosialisasi dan advokasi kepada pembuat kebijakan, perencana, p
engelola dan pelaksana program tentang gender dan HIV dan AIDS.
3. Mempertajam sasaran (segmentasi sasaran) dengan pendekatan budaya setem
pat dan fokus pada isu kesenjangan yang dominan.
4. Memberdayakan pasangan agar mampu berkomunikasi secara terbuka tentan
g kesehatan seksual beserta risikonya.
5. Memberdayakan perempuan/remaja putri dan laki-laki/anak laki dengan meni
ngkatkan akses ke pendidikan,dan informasi tentang kesehatan seksual dan kese
hatan reproduksi (KIE secara komprehensif).
6. Melakukan kajian eksplorasi efek maskulinitas dalamhubungannya dengan kes
ehatan seksual.
7. Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi dankesehatan seksual dalam hal
cakupan, aksesibilitas dan kepekaan gender petugas kesehatan.
8. Mengembangkan pelayanan kespro dan kesehatan seksualyang lebih ramah-lak
i-laki (dalam arti pemberdayaan laki-laki dalam pencegahan penularan HIV dan AI
DS sertapenanggulangannya berbasis gender)
9. Mengintegrasikan perspektif gender ke dalam pelayanankesehatan reproduksi
dan kesehatan seksual.
10. Menjalin kerjasama dan kemitraan dalam membangunstrategi berbasis masyar
akat untuk menciptakan dukungansosial (social support) dan melaksanakan progr
am secaraterpadu dengan LSM peduli AIDS, Jaringan ODHA ataukelompok beresi
ko tinggi dll.
11. Memberdayakan perempuan baik Orang Dengan HIV danAIDS (ODHA) maupu
n Orang Hidup Dengan HIV dan AIDS(OHIDHA) sehingga kesenjangan dalam Aks
es, Manfaat,Partisipasi dan Kontrol dapat diperkecil.
12. Membangun komitmen semua pihak secara konsistendengan memperhatikan
kebutuhan praktis dan kebutuhanstrategis gender.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai