ARAHAN KEBIJAKAN
PENYUSUNAN PROGRAM
TAHUN ANGGARAN 2020-2024
1
OUTLINE
1. Kondisi dan Target Pelayanan Infrastruktur Permukiman
2. Kebijakan dan Prioritas Penyusunan Program
3. Strategi Pembangunan Infrastruktur 2020-2024
4. Sistem Informasi Ditjen Cipta Karya
5. Penyusunan Kegiatan 2021-2024 (KPJM)
6. Penyusunan Program TA 2021 (MP)
7. Kriteria Pengusulan Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
1. Kondisi dan
Target Pelayanan
Infrastruktur
Permukiman
3
4
Kondisi Akses Air Minum dan Sanitasi - Provinsi Sumatera Barat
Note:
“Data Bappenas Akan digunakan sebagai baseline Data RPJMN 2020-2024 memerlukan
verifikasi BPS”.
5
2. Kebijakan dan
Prioritas
Penyusunan
Program
6
Landasan Hukum Amanat Pembangunan Nasional:
RPJPN 2005-2025
VISI MISI PRESIDEN
RPJMN 2019-2024
UU No. 9 Tahun 2015 tentang Pemda
Amanat Penataan Ruang/Spasial:
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Amanat
Pembangunan
Penataan Ruang Nasional
RTRW Nasional/KSN
RTR Pulau
RTRW Provinsi/ Kota/Kab.
Amanat
Amanat
Pembangunan
Penataan
Bidang PU /
Ruang/ Spasial
CK
Amanat Pembangunan Bidang PU / CK:
PROGRAM UU No. 1/2011 ttg Perumahan & Kws.
Permukiman
UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun
UU No. 28/2002 tentang Bangunan
Gedung
UU No. 18/2008 ttg Pengelolaan
Persampahan
Isu-isu Amanat UU No.7/2004 tetang SDA
Strategis Internasional PP No. 122/2015 tentang Pengembangan
SPAM
Isu-isu Strategis PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah
Bencana Alam RT dan Sampah Sejenis
Perubahan Iklim PP36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Amanat Internasional:
Kemiskinan Agenda Habitat I + II UU BG
Reformasi Birokrasi RIO + 20 VISIUM PUPR 2030
Pengarusutamaan Gender MDGs & SDGs RENSTRA 2019-2024
Green Economy Permen Pu No.29 Tahun 2018 Standar
Pelayanan Minimal Bidang PUPR
Dukungan Program DJCK Sesuai Agenda Pembangunan Nasional Rancangan
RPJMN 2020-2024
PN 6 PN 7
PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 Membangun Memperkuat
PN 1 Mengembangkan Meningkatkan Membangun Memperkuat Lingkungan Stabilitas
Penguatan Wilayah untuk SDM yang Kebudayaan Infrastruktur Hidup, Polhukhankam
Ketahanan Mengurangi Berkualitas dan dan Karakter untuk Meningkatkan dan
Ekonomi untuk Kesenjangan dan Berdaya Saing Bangsa Mendukung Ketahanan Transformasi
Pertumbuhan Menjamin Pengembangan Bencana, dan Pelayanan
yang Berkualitas Pemerataan Ekonomi dan Perubahan Publik
Pelayanan Dasar Iklim
Dukungan Pasar rakyat yang Pengembangan Rehab Sekolah/ Air minum, Pengelolaan
Program: dibangun/direvitalisasi KEK/KI/KSPN Madrasah, sanitasi, dan limbah dan
IKN, Metropolitan PTN/PTKIN permukiman sampah
dan Kota Baru
8
Dukungan PROGRAM
Program KERAKYATAN
(Kotaku/PISEW/SANIM
CITARUM
DJCK AS/PAMSIMAS
HARUM
PERCEPATAN
(Sesuai Visium Kementerian PUPR 2030)
5 KSPN SUPER
PRIORITAS
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
KSPN
KEK, KI, IKN
PRIORITAS
Permukiman
Layak Huni
SANITASI
PENANGANAN (Livable) SEKOLAH/
PASCA BENCANA 100% Akses Air Minum PESANTREN
0% Permukiman Kumuh
100% Akses Sanitasi
REHABILITASI PRASARANA
PASAR OLAHRAGA
REHABILITASI
PRASARANA
PENDIDIKAN
PEMBANGUNAN
10 JUTA SR
PLBN
PRIORITAS PROGRAM DJCK
1 PEKERJAAN
2 DIREKTIF PRESIDEN
WAKIL PRESIDEN
COMMITTED
(PSN)
(MYC & PHLN)
5 PROGRAM 4 KOMITMEN
KERAKYATAN KEMENTERIAN PUPR
10
3. Strategi
Pembangunan
Infrastruktur
2020-2024
11
STRATEGI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR 2020-
2024(2015-2019) untuk mendukung
Melanjutkan pembangunan infrastruktur
pengembangan wilayah seperti KSPN, KEK, Kawasan Industri, Kawasan
Bandara/Pelabuhan, dan kawasan produktif lainnya.
Menyederhanakan Regulasi & Birokrasi, antara lain dengan revisi Permen PUPR
yang menghambat.
KLASTER
KLASTER A
A KLASTER
KLASTER B
B KLASTER
KLASTER C
C KLASTER
KLASTER D
D
Kab/Kota yang dikategorikan Kab/Kota yang memiliki 1. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air 1. Kab/Kota yang memiliki
yang tinggi dan memiliki RISPAM dgn nilai
sebagai kegiatan di tingkat kerawanan air >75% : 50 Kab/Kota
tingkat kerawanan sanitasi
dan kerawanan 2. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air dan memiliki SSK : 194
Kawasan Strategis yang tinggi dan memiliki RISPAM dgn nilai Kab/Kota
sanitasi yang tinggi
Nasional (KSN), Direktif <75% : 176 Kab/Kota 2. Kab/Kota yang tidak rawan
yang memiliki dokumen 3. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air sanitasi dan memiliki
Presiden, Komitmen perencanaan RISPAM dan yang tinggi dan belum memiliki RISPAM : 9
SSK : 158 Kab/Kota
Menteri PUPR, Aspirasi SSK : 137 Kab/Kota
Kab/Kota
3. Kab/Kota belum memiliki
4. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air
Kemitraan, Infrastruktur yang tidak tinggi dan memiliki RISPAM dgn SSK : 25 Kab/Kota
Skala Regional, MYC nilai >75% : 66 Kab/Kota
5. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air
Lanjutan, dan PHLN yang tidak tinggi dan memiliki RISPAM dgn
nilai <75% : 69 Kab/Kota
6. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air
yang tidak tinggi dan belum memiliki
RISPAM : 7 Kab/Kota
13
STRATEGI PELAKSANAAN
Pembangunan Infrastruktur Permukiman
PERKOTAAN PERDESAAN
KUADRAN I KUADRAN II
MENDORONG DAERAH PEMBERDAYAAN
MAJU
UNTUK MEMANFAATKAN
TERTINGGAL DANA APBD
KETERANGAN:
• Fokus penanganan terbagi menjadi Permukiman Perkotaan (U) dan Permukiman Perdesaan (R).
• Kemampuan ekonomi dalam pembangunan Kab/Kota-nya dibagi menjadi Maju (M) dan Tertinggal (T)
• Kebijakan penanganan:
a) Kuadran I (Perkotaan Maju)
intervensi dilakukan dengan NSPK/Pembinaan
b) Kuadran II (Perdesaan Maju)
Intervensi dilakukan dengan NSPK/Pembinaan
c) Kuadran III (Perkotaan Tertinggal)
Intervensi dilakukan dengan Pelaksanaan Fisik dan Pemberdayaan
d) Kuadran IV (Perdesaan Tertinggal)
intervensi dilakukan dengan TURBINLAKWAS.
14
4. Sistem
Informasi DJCK
➔ Keterpaduan Sistem Informasi
15
10 Keterpaduan
KeterpaduanSistem Informasi
Sistem Ditjen
Informasi Cipta
Ditjen Karya
Cipta (Satu Data)
Karya
SIMAN-
BMN
Dokumen Dokumen
KPJM RKAKL #2
Mei – Okt*
Pemutakhiran KPJM
2019 2020
Menjaring Usulan Menyelenggarakan Menyusun Usulan Mengkonsolidasi usulan Melakukan Penelitian
Program dari Kab/Kota Sinkorinsasi Propinsi Konreg (bersama program hasil RKAKL (bersama
Mengevaluasi Usulan Menyusun Memorandum Sektor) Musrenbangprop untuk Sektor)
program (bersama Sektor) Program Propinsi Memverifikasi Usulan disampaikan Dinas Menyebarluaskan DIPA
Menyusun Longlist (bersama Sektor) Konreg (bersama Propinsi dalam forum (kegiatan yang didanai)
Usulan Program (bersama Memverifikasi Sektor) Musrenbangnas kepada Kab/Kota
Sektor) Memorandum Program Membawa hasil Konreg Menjaga pemenuhan
Propinsi (bersama dlm proses readiness criteria usulan
Sektor) Musrenbangprop kegiatan (bersama Sektor)
*untuk penyusunan KPJM TA 2021, menunggu diselesaikannya dokumen RPIJM 2020-2024 yang difasilitasi melalui SI-PKP 17
APLIKASI
Penyusunan Program
dan Anggaran
Tahunan KPJM
DJCK Capture
RKAKL
Profil, dll
Approval SIPPa Prioritise MP
Budget Fit
Konreg
Renja K/L
18
5. Penyusunan
Kegiatan 2021-
2024 (KPJM)
Mekanisme Penyusunan KPJM
➔ Sumber Data
19
SIAPA YANG TERLIBAT?
BAPPEDA
KAB/KOTA
20
SUMBER DATA
PEMUTAKHIRAN KPJM KAB/KOTA
KPJM 2021
- 2024
STOK
TA 2020**
RPIJM *)
*Penyusunan RPIJM 2020-2024 Kab/Kota akan difasilitasi melalui SI-PKP 21
**Termasuk prakiraan maju 2021 dari KPJM 2020
APLIKASI KPJM DALAM SIPPa: APA
YANG DIFASILITASI ?
22
6. Penyusunan
Program TA 2021
(MP)
Mekanisme Penyusunan MP Memorandum
Program 2021
➔ Tentang MP
➔ Sumber Data
➔ Mekanisme Perumusan MP
23
MP
Memorandum Program
Memorandum Program yang dimaksud disini adalah dokumen usulan kegiatan yang
bersumber dari usulan tahun T sampai T+3 terpilih dari KPJM untuk diajukan sebagai
usulan kegiatan oleh Pemerintah Provinsi dalam Konsolidasi Data/Pra Konreg.
Kriteria Kegiatan
1. Sumber dari Dokumen KPJM dan kegiatan prioritas baru (direktif, komitmen,
dll)
2. Readiness Criteria Minimal 75.
3. Pagu per sektor per Propinsi (Bila tidak ada arahan, dapat dibuat naik 20% -
50% dari tahun sebelumnya).
4. Kegiatan Non APBN yang terkait kegiatan APBN yang diusulkan.
5. Bersumber dari kegiatan tahun T sampai Tahun T+3 (KPJM).
24
SIAPA YANG TERLIBAT?
DINAS CK
T ER K A I T/B A P PED A
PROPINSI
B A LA I P P W DINAS CK
PR O PIN SI TE R K A I T/BA PP ED A
K A B/K O TA
PU S AT
(KIP DAN
R EN TEK S EK TO R )
25
SUMBER DATA
MEMORANDUM PROGRAM PROPINSI
Direktif Komitmen Aspirasi DPR
MYC Presiden Kemen PUPR RI
MP 2021
STOK
TA 2020*
PRIORITAS
KPJM
NASIONAL
26
*Termasuk prakiraan maju 2021 dari KPJM 2020
7. Kriteria Pengusulan
Kegiatan Direktorat
Jenderal Cipta Karya
27
KAB/KOTA PRIORITAS PROVINSI SUMATERA BARAT
PRIORITAS STUNTING KLASTER TEMATIK
No PROVINSI KOTA/KABUPATEN KSPN Super KSPN PLBN
2018 2019 2020 B C-1 C-2 C-3 D-1 Metropolitan IKN
Prioritas Prioritas (Gel II)
1 KOTA PADANG √
2 AGAM √
3 PASAMAN BARAT √
4 SOLOK SELATAN
5 KEPULAUAN MENTAWAI √
6 KOTA PAYAKUMBUH √
7 KOTA SOLOK √
8 KOTA BUKITTINGGI √ √
9 KOTA SAWAH LUNTO √
10 SUMATERA BARAT KOTA PARIAMAN √
11 KOTA PADANG PANJANG √
12 SIJUNJUNG √
13 PADANG PARIAMAN
14 LIMA PULUH KOTA √
15 PESISIR SELATAN
16 DHARMASRAYA √
17 SOLOK √ √
18 TANAH DATAR √
19 PASAMAN √
28
Fokus Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
TA. 2021
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2016
Aspek Pengembangan Pembangunan Baru Pembangunan Kembali Kawasan
Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman Permukiman
Maksud Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dari Lingkungan Membangun Lingkungan Hunian baru perkotaan dan Memulihkan fungsi Lingkungan Hunian
Hunian perkotaan dan perdesaan yang telah terbangun perdesaan pada kawasan Permukiman sesuai RTRW perkotaan dan perdesaan
kabupaten/kota
Lingkup 1. peningkatan kelestarian alam dan efisiensi potensi 1. penyediaan lokasi Permukiman 1. rehabilitasi Lingkungan Hunian
Lingkungan Hunian 2. penyediaan lokasi pelayanan jasa Pemerintahan, 2. rekonstruksi Lingkungan Hunian; dan/atau
2. peningkatan pelayanan Lingkungan Hunian pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi 3. peremajaan Lingkungan Hunian
3. mendukung pengembangan kota layak huni, kota hijau, 3. mendukung pembangunan kota layak huni, kota hijau,
dan kota cerdas dan kota cerdas
4. peningkatan kualitas dan kuantitas serta keterpaduan 4. pembangunan PSU Permukiman yang terpadu dan
PSU berketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana
5. pencegahan terhadapnya tumbuhnya permukiman 5. berbasis pemberdayaan masyarakat
Kumuh 6. pembentukan konektivitas Lingkungan Hunian
6. berbasis pemberdayaan masyarakat perdesaan - perkotaan
7. pengembangan tempat pelayanan 7. pembangunan basis ekonomi hulu di permukiman
8. pembatasan pengembangan dan/atau mendorong perdesaan untuk mendukung kegiatan ekonomi hilir
pengembangan bagian Lingkungan Hunian perdesaan Lingkungan Hunian perkotaan
9. peningkatan konektivitas Lingkungan Hunian perdesaan-
perkotaan
10. peningkatan hubungan kegiatan ekonomi hulu di
Lingkungan Hunian perdesaan - hilir di Lingkungan
Hunian perkotaan
Kegiatan • Pencegahan kumuh • Kasiba • Penanganan kumuh reguler
• Pemberdayaan Masyarakat KOTAKU & PISEW • Lisiba • KOTAKU (NSUP dan NUSP-2)
• Kawasan Strategis KSPN • Pembangunan Kota Baru • NSD (New Site Development)
• Pengembangan Kawasan Perkotaan (Livable, Green, • Pemindahan IKN • Pasca Bencana
Smart)
• Kota Baru
• Pembangunan Infrastruktur Perbatasan
• RSID
• Ecodistrict
29
SUMBER INDIKASI PROGRAM PADA OUTPUT PRIORITAS NASIONAL
KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PROGRAM
PERMUKIMAN INDIKASI PROGRAM/
KEGIATA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENATAAN SUMBER USULAN
N BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1 PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
INDIKASI PROGRAM SERTA
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN TARGET LOKASI KEGIATAN
2
BANGUNAN GEDUNG DAN PENATAAN BANGUNAN DISUSUN OLEH DIREKTORAT
BINA PENATAAN BANGUNAN
3 PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
INDIKASI PROGRAM SERTA
TARGET LOKASI KEGIATAN
DILAKSANAKAN SESUAI
4 PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DIREKTIF PRESIDEN/MENTERI
OUTPUT
BERDASARKAN PP/PERPRES/
INPRES/ KEPMEN/MOU
INDIKASI PROGRAM
KEMENTERIAN PUPRSERTA
TARGET LOKASI KEGIATAN
DILAKSANAKAN
BERDASARKAN :
DIREKTIF
PRESIDEN/MENTERI
5 PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
BERDASARKAN PP/PERPRES/
INPRES/ KEPMEN/MOU
KEMENTERIAN PUPR
USULAN KEGIATAN
KAB/KOTA PADA SASARAN
LOKASI YANG DITENTUKAN
SUMBER INDIKASI PROGRAM PADA OUTPUT PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
Penataan Bangunan dan Penataan Bangunan pada PKN/PKW • dilakukan dalam rangka pemenuhan
Kawasan Sistem Sistem Perkotaan Nasional sesuai infrastruktur sarpras publik guna
Perkotaan Nasional Peraturan Pemerintah (PP) No 13 Tahun pemenuhan standar pelayanan
2017 tentang perubahan atas pp nomor 26 perkotaan (spp) sesuai permendagri
tahun 2008 tahun Rencana tata ruang no 57 / 2010 pada bidang penataan
wilayah nasional bangunan dan lingkungan
• Sasaran Lokasi antara lain yakni
Peningkatan Fungsi 17 Kota-Kota Utama
Kws.Perbatasan; Mendorong
Pengembangan 38 Kota Sentra Produksi;
Pengembangan Baru 32 Kota Pusat
Pertumbuhan Nasional; dll
ARAH KEBIJAKAN PENANGANAN SANITASI
Kluster
Kluster
137 Kab/Kota
Rawan Air & Sanitasi
Drainase
Drainase
TPA
TPA IPLT
IPLT Lingkungan
Lingkungan Drainase
Tangki
TangkiSeptik
Septik Sambungan
Sambungan Truk
Truk Truk
Truk Drainase
Individual Lingkungan
Lingkungan
Individual&&Komunal
Komunal Rumah
Rumah(SR)
(SR) Tinja
Tinja Sampah
Sampah
34
BENTUK DUKUNGAN KEGIATAN FISIK
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik 1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1. Lahan
Setempat (SPALD-S) 2. Jaringan pipa retikulasi dan induk 2. Bangunan pendukung (kantor,
rumah pompa, pagar, hangar
a. Skala Regional 3. SR maksimal 1000 SR untuk SPALD-T peralatan, dll)
b. Skala Permukiman skala regional/kota
3. Sambungan Rumah (SR)
c. Skala Kawasan Khusus 4. Pilot SR maks. 10% dari rencana
pelayanan untuk SPALD-T skala 4. Biaya OM
2. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik permukiman 5. Penyadaran masyarakat
Terpusat (SPALD-T) 5. Bangunan IPLT 6. Sarana pengangkutan dan
3. Instalansi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) penyedotan lumpur tinja (truk/mobil
tinja)
BENTUK DUKUNGAN KEGIATAN FISIK
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
33 DRAINASE
1. Saluran drainase lingkungan
sebagai percontohan di segmen 1. Lahan
Drainase lingkungan tertentu 2. Saluran sekunder dan primer
2. Kolam retensi skala permukiman 3. Biaya OM
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (1/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
103 PEMBANGUNAN
SPAM
Pembangunan L/det • Belum ada SPAM a) Pembangunan • Volume sebesar kapasitas yang dibangun • RISPAM
SPAM • Idle capacity IPA/Broncaptering/Sumur Bor • Perhitungan Outcome: SR sebesar 30% dari • Studi Kelayakan/Justifikasi
Kabupaten/Kota rendah b) Jaringan perpipaan Distribusi kapasitas yang dibangun. Teknis
• Kab/kota dengan Utama • DED dan RAB
kapasitas fiskal c) Sebagian jaringan perpipaan • Izin Air Baku
rendah Distribusi Bagi untuk target SR • Kesiapan Lahan
• PDAM sakit maksimal 30% dari target SR • Kesiapan Lembaga Pengelola
• Kab/kota prioritas total • Surat Usulan Kepala Daerah
d) Sebagian SR maksimal 30% dari • Surat Pernyataan Kepala Daerah
target SR total (sesuai (menyiapkan dokumen
pembangunan Jaringan Distribusi perencanaan, lahan, DDUB,
Bagi) menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
• Dasar Penetapan Lokasi (untuk
pembangunan SPAM di kawasan
khusus)
Pembangunan L/det • Kab/kota a) Pembangunan • Volume sebesar kapasitas yang dibangun. • KSB dan PKS
SPAM Regional pelaksana SPAM IPA/Broncaptering/Sumur Bor Volume output dicantumkan/dihitung pada • RISPAM Lintas Kabupaten/Kota
Regional b) Jaringan perpipaan Distribusi tahun Unit Produksi berfungsi (untuk Kontrak (Regional)
Utama Tahun Jamak, pencantuman volume output • Studi Kelayakan/Justifikasi
pada tahun terakhir pembangunan) Teknis
• Perhitungan Outcome: Potensi SR sesuai • DED dan RAB
kapasitas dibangun (Asumsi Perkotaan 1 • Izin Air Baku
L/det=100 SR) • Kesiapan Lahan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
• Surat Usulan Kepala Daerah
• Surat Pernyataan Kepala Daerah
(menyiapkan dokumen
perencanaan, lahan, DDUB,
menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (2/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
104 PENINGKATAN
SPAM
Peningkatan L/det • Pembangunan a) Uprating atau pembangunan IPA/ • Volume sebesar selisih tambahan kapasitas • RISPAM
SPAM kapasitas baru Broncaptering/Sumur Tahap II yang dibangun dari uprating/pembangunan • Studi Kelayakan/Justifikasi
Kabupaten/Kota (tambahan dan selanjutnya; Unit Produksi tambahan Teknis
produksi) pada b) Penambahan Jaringan perpipaan • Perhitungan Outcome: SR sebesar 30% dari • DED dan RAB
wilayah yang Distribusi Utama; total target SR karena adanya penambahan • Izin Air Baku
sudah ada sistem c) Sebagian jaringan perpipaan kapasitas dari uprating/pembangunan Unit • Kesiapan Lahan
(brown field) Distribusi Bagi untuk target SR Produksi tambahan (sesuai dengan lingkup • Kesiapan Lembaga Pengelola
• Idle capacity maksimal 30% dari target SR kegiatan) • Surat Usulan Kepala Daerah
rendah total • Surat Pernyataan Kepala Daerah
• Kab/kota dengan d) Sebagian SR maksimal 30% dari (menyiapkan dokumen
kapasitas fiskal target SR total (sesuai perencanaan, lahan, DDUB,
rendah pembangunan Jaringan Distribusi menerima aset, dan mengelola
• PDAM sakit Bagi) SPAM terbangun)
• Kab/kota prioritas • Dasar Penetapan Lokasi (untuk
pembangunan SPAM di kawasan
khusus)
Peningkatan L/det • Pembangunan a) Pembangunan • Volume sebesar tambahan kapasitas yang • KSB dan PKS
SPAM Regional kapasitas baru IPA/Broncaptering/Sumur Tahap dibangun. Volume output dicantumkan/dihitung • RISPAM Lintas Kabupaten/Kota
(tambahan II dan selanjutnya; pada tahun Unit Produksi berfungsi (untuk (Regional)
produksi) SPAM b) Penambahan Jaringan perpipaan Kontrak Tahun Jamak, pencantuman volume • Studi Kelayakan/Justifikasi
Regional (tahap II Distribusi Utama output pada tahun terakhir pembangunan) Teknis
dan selanjutnya) • Perhitungan Outcome: Potensi SR sesuai • DED dan RAB
kapasitas yang ditambahkan (Asumsi • Izin Air Baku
Perkotaan 1 L/det=100 SR) • Kesiapan Lahan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
• Surat Usulan Kepala Daerah
• Surat Pernyataan Kepala Daerah
(menyiapkan dokumen
perencanaan, lahan, DDUB,
menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (3/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
105 PERLUASAN
SPAM
Perluasan SPAM SR NON-KPBU NON-KPBU NON KPBU • RISPAM
Kabupaten/Kota • Terdapat SPAM a) Optimalisasi SPAM dalam rangka Optimalisasi SPAM (Fungsionalisasi) • Studi Kelayakan/Justifikasi
tidak berfungsi fungsionalisasi SPAM • Jumlah target SR = sesuai dengan jumlah SR Teknis
• Idle capacity tinggi b) Pemanfaatan Idle Capacity / yang dikerjakan (apabila ada) • DED dan RAB
• Lokasi Banpro pembangunan jaringan perpipaan Pemanfaatan Idle Capacity • Kesiapan Lahan/Perizinan
sesuai RT3 (distribusi dan pelayanan) • Jumlah target SR = target SR maksimum sesuai • Kesiapan Lembaga Pengelola
• Kab/kota dengan c) Bantuan Program (Banpro) volume perpipaan yang akan dikerjakan • Surat Usulan Kepala Daerah
kapasitas fiskal sesuai RT3 Bantuan Program (Banpro) • Surat Pernyataan Kepala Daerah
rendah • Jumlah target SR = sesuai dengan target SR (menyiapkan dokumen
• PDAM sakit dalam RT3 perencanaan, lahan, DDUB,
• Kab/kota prioritas menerima aset, dan mengelola
MENDUKUNG KPBU SPAM terbangun)
• SR sebesar target SPAM KPBU yang dibangun • Dasar Penetapan Lokasi (untuk
KPBU MENDUKUNG KPBU pembangunan SPAM di kawasan
• Kab/kota yang a) Jaringan Distribusi khusus)
melaksanakan • Daftar Tunggu Pelanggan
KPBU
Perluasan SPAM SR • Kab/kota yang a) Unit Distribusi (porsi APBN) NON KPBU • KSB dan PKS
Regional melaksanakan • SR tidak dihitung, karena sudah dihitung pada • RISPAM Lintas Kabupaten/Kota
SPAM Regional paket pembangunan Unit Produksi. (Regional)
• Studi Kelayakan/Justifikasi
MENDUKUNG KPBU Teknis
• SR sebesar target SPAM Regional KPBU yang • DED dan RAB
dibangun • Kesiapan Lahan/Perizinan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
• Surat Usulan Kepala Daerah
• Surat Pernyataan Kepala Daerah
(menyiapkan dokumen
perencanaan, lahan, DDUB,
menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
• Daftar Tunggu Pelanggan
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (4/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
106 SPAM BERBASIS
MASYARAKAT
Pamsimas SR • Kab/kota peserta a) SPAM lengkap/sederhana • Volume sebesar kapasitas terbangun x 320 SR • RKM
program (termasuk SR) (Asumsi perdesaan: 320 SR per L/det) • Izin Air Baku
Pamsimas • Kesiapan Lahan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
dan Partisipasi Masyarakat dan
Pemda Kabupaten/Kota
• DDUB/dana sharing pemerintah
daerah dan masyarakat
SPAM Berbasis SR • Kab/kota prioritas a) SPAM lengkap/sederhana • Volume sebesar kapasitas terbangun x 320 SR • RKM
Masyarakat program padat (termasuk SR) (Asumsi perdesaan: 320 SR per L/det) • Izin Air Baku
karya b) Kab/kota peserta program padat • Volume SR sebanyak rencana tambahan SR • Kesiapan Lahan
karya jaringan perpipaan bagi sesuai pembangunan jaringan perpipaan • Kesiapan Lembaga Pengelola
(tapping SPAM eksisting) + SR distribusi bagi dan Partisipasi Masyarakat dan
Pemda Kabupaten/Kota
• DDUB/dana sharing pemerintah
daerah dan masyarakat
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
41
TIMELINE PENYUSUNAN RENSTRA
42
KELENGKAPAN
READINESS CRITERIA (RC) Pengembangan SPAM
STUDI KELAYAKAN/
JUSTIFIKASI TEKNIS
2 Kajian mengenai layak atau tidaknya
suatu usulan pembangunan SPAM
5 KESIAPAN LAHAN
untuk dilaksanakan. Kajian meliputi
kajian teknis, pendanaan, Sertifikat kepemilikan lahan dan siap SURAT PERNYATAAN
kelembagaan. digunakan. KEPALA DAERAH
8 Surat Pernyataan Kesiapan Kepala
Daerah untuk menyiapkan dokumen
perencanaan, menyediakan lahan
untuk lokasi kegiatan, DDUB,
melakukan serah terima aset, dan
DED DAN RAB LEMBAGA PENGELOLA
mengelola SPAM terbangun.
3 Dokumen perencanaan kegiatan
pembangunan SPAM disusun sesuai
6 Lembaga yang ditunjuk untuk
kaidah yang benar. RAB sesuai DED mengelola SPAM terbangun
yang disiapkan. (PDAM/Non-PDAM).
43
KRITERIA PENANGANAN KEGIATAN
PSPPOP (1/3)
Berdasarkan Perpres No. 43/ 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi atau Renovasi Pasar
Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Kriteria Penanganan Konsep Penananganan
47
Sumber: Permen PUPR No. 26/PRT/M/2017
KAB/KOTA PRIORITAS CIPTA KARYA
PRIORITAS
PRIORITAS CIPTA KARYA
PUPR
508 Kab/Kota
(Di luar DKI Jakarta)
187 327
Kab/ko Kab/ko
ta ta
137
Kab/kota
97 Indeks Kondisi
Fiskal Daerah
Kab/kota
48
Trend Alokasi Anggaran Ditjen Cipta Karya
82.9%
66.0%
63.0%
23.0%
20.0%