Anda di halaman 1dari 50

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

ARAHAN KEBIJAKAN
PENYUSUNAN PROGRAM
TAHUN ANGGARAN 2020-2024

Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman


10 Desember 2019

1
OUTLINE
1. Kondisi dan Target Pelayanan Infrastruktur Permukiman
2. Kebijakan dan Prioritas Penyusunan Program
3. Strategi Pembangunan Infrastruktur 2020-2024
4. Sistem Informasi Ditjen Cipta Karya
5. Penyusunan Kegiatan 2021-2024 (KPJM)
6. Penyusunan Program TA 2021 (MP)
7. Kriteria Pengusulan Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
1. Kondisi dan
Target Pelayanan
Infrastruktur
Permukiman

3
4
Kondisi Akses Air Minum dan Sanitasi - Provinsi Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat Nasional

Akses Air 80,50% (Bappenas, 2018) 87,75% (Bappenas)


Minum 69,53 % (BPS, 2018) 73,68% (BPS, 2018)

62,50% (Bappenas, 2018) 74,58% (Bappenas, 2018)


Akses
Sanitasi 56,85% (BPS, 2018) 69,27% (BPS, 2018)

Note:
“Data Bappenas Akan digunakan sebagai baseline Data RPJMN 2020-2024 memerlukan
verifikasi BPS”.

5
2. Kebijakan dan
Prioritas
Penyusunan
Program

6
Landasan Hukum Amanat Pembangunan Nasional:
 RPJPN 2005-2025
 VISI MISI PRESIDEN
 RPJMN 2019-2024
 UU No. 9 Tahun 2015 tentang Pemda
Amanat Penataan Ruang/Spasial:
 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Amanat
Pembangunan
Penataan Ruang Nasional
 RTRW Nasional/KSN
 RTR Pulau
 RTRW Provinsi/ Kota/Kab.

Amanat
Amanat
Pembangunan
Penataan
Bidang PU /
Ruang/ Spasial
CK
Amanat Pembangunan Bidang PU / CK:
PROGRAM  UU No. 1/2011 ttg Perumahan & Kws.
Permukiman
 UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun
 UU No. 28/2002 tentang Bangunan
Gedung
 UU No. 18/2008 ttg Pengelolaan
Persampahan
Isu-isu Amanat  UU No.7/2004 tetang SDA
Strategis Internasional  PP No. 122/2015 tentang Pengembangan
SPAM
Isu-isu Strategis  PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah
 Bencana Alam RT dan Sampah Sejenis
 Perubahan Iklim  PP36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Amanat Internasional:
 Kemiskinan  Agenda Habitat I + II UU BG
 Reformasi Birokrasi  RIO + 20  VISIUM PUPR 2030
 Pengarusutamaan Gender  MDGs & SDGs  RENSTRA 2019-2024
 Green Economy  Permen Pu No.29 Tahun 2018 Standar
Pelayanan Minimal Bidang PUPR
Dukungan Program DJCK Sesuai Agenda Pembangunan Nasional Rancangan
RPJMN 2020-2024

Agenda Pembangunan Nasional Rancangan RPJMN 2020-2024

PN 6 PN 7
PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 Membangun Memperkuat
PN 1 Mengembangkan Meningkatkan Membangun Memperkuat Lingkungan Stabilitas
Penguatan Wilayah untuk SDM yang Kebudayaan Infrastruktur Hidup, Polhukhankam
Ketahanan Mengurangi Berkualitas dan dan Karakter untuk Meningkatkan dan
Ekonomi untuk Kesenjangan dan Berdaya Saing Bangsa Mendukung Ketahanan Transformasi
Pertumbuhan Menjamin Pengembangan Bencana, dan Pelayanan
yang Berkualitas Pemerataan Ekonomi dan Perubahan Publik
Pelayanan Dasar Iklim
Dukungan Pasar rakyat yang Pengembangan Rehab Sekolah/ Air minum, Pengelolaan
Program: dibangun/direvitalisasi KEK/KI/KSPN Madrasah, sanitasi, dan limbah dan
IKN, Metropolitan PTN/PTKIN permukiman sampah
dan Kota Baru

8
Dukungan PROGRAM
Program KERAKYATAN
(Kotaku/PISEW/SANIM
CITARUM

DJCK AS/PAMSIMAS
HARUM
PERCEPATAN
(Sesuai Visium Kementerian PUPR 2030)
5 KSPN SUPER
PRIORITAS

PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
KSPN
KEK, KI, IKN
PRIORITAS

Permukiman
Layak Huni
SANITASI
PENANGANAN (Livable) SEKOLAH/
PASCA BENCANA 100% Akses Air Minum PESANTREN
0% Permukiman Kumuh
100% Akses Sanitasi

REHABILITASI PRASARANA
PASAR OLAHRAGA

REHABILITASI
PRASARANA
PENDIDIKAN
PEMBANGUNAN
10 JUTA SR
PLBN
PRIORITAS PROGRAM DJCK

1 PEKERJAAN
2 DIREKTIF PRESIDEN
WAKIL PRESIDEN
COMMITTED
(PSN)
(MYC & PHLN)

Program Prioritas 1 s.d 5


merupakan Bagian Program 6 PEMENUHAN PRIORITAS 3 MASUKAN DPR
untuk Mendukung Pemenuhan RENSTRA/RPJMN PROGRAM (RAKER/RDP/KUNKER/
Capaian Renstra/RPJMN KUNFIK)

5 PROGRAM 4 KOMITMEN
KERAKYATAN KEMENTERIAN PUPR

10
3. Strategi
Pembangunan
Infrastruktur
2020-2024

11
STRATEGI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR 2020-
2024(2015-2019) untuk mendukung
Melanjutkan pembangunan infrastruktur
pengembangan wilayah seperti KSPN, KEK, Kawasan Industri, Kawasan
Bandara/Pelabuhan, dan kawasan produktif lainnya.

Meningkatkan kompetensi SDM, melalui sertifikasi tenaga kerja konstruksi &


program link and match (magang) yang mempertemukan industri jasa konstruksi
& dunia pendidikan.

Mengembangkan strategi pembiayaan alternatif melalui skema KPBU & skema


lainnya yang menarik bagi investor.

Memperkuat & membuka peluang kerja bagi kontraktor nasional/lokal dengan


melakukan pembinaan melalui regulasi & kebijakan pemaketan.

Meningkatkan penggunaan material & peralatan produksi dalam negeri


yang memberikan nilai tambah dalam setiap infrastruktur yang terbangun,
sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor.

Menyederhanakan Regulasi & Birokrasi, antara lain dengan revisi Permen PUPR
yang menghambat.

Mempercepat pengadaan barang & jasa (lelang dini), agar infrastruktur


diselesaikan tepat waktu dengan tetap menjaga kualitas konstruksi.
12
KLASTERISASI
Dari 514 kab/kota di seluruh Indonesia

KLASTER
KLASTER A
A KLASTER
KLASTER B
B KLASTER
KLASTER C
C KLASTER
KLASTER D
D
Kab/Kota yang dikategorikan Kab/Kota yang memiliki 1. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air 1. Kab/Kota yang memiliki
yang tinggi dan memiliki RISPAM dgn nilai
sebagai kegiatan di tingkat kerawanan air >75% : 50 Kab/Kota
tingkat kerawanan sanitasi
dan kerawanan 2. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air dan memiliki SSK : 194
Kawasan Strategis yang tinggi dan memiliki RISPAM dgn nilai Kab/Kota
sanitasi yang tinggi
Nasional (KSN), Direktif <75% : 176 Kab/Kota 2. Kab/Kota yang tidak rawan
yang memiliki dokumen 3. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air sanitasi dan memiliki
Presiden, Komitmen perencanaan RISPAM dan yang tinggi dan belum memiliki RISPAM : 9
SSK : 158 Kab/Kota
Menteri PUPR, Aspirasi SSK : 137 Kab/Kota
Kab/Kota
3. Kab/Kota belum memiliki
4. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air
Kemitraan, Infrastruktur yang tidak tinggi dan memiliki RISPAM dgn SSK : 25 Kab/Kota
Skala Regional, MYC nilai >75% : 66 Kab/Kota
5. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air
Lanjutan, dan PHLN yang tidak tinggi dan memiliki RISPAM dgn
nilai <75% : 69 Kab/Kota
6. Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air
yang tidak tinggi dan belum memiliki
RISPAM : 7 Kab/Kota

13
STRATEGI PELAKSANAAN
Pembangunan Infrastruktur Permukiman
PERKOTAAN PERDESAAN
KUADRAN I KUADRAN II
MENDORONG DAERAH PEMBERDAYAAN
MAJU
UNTUK MEMANFAATKAN
TERTINGGAL DANA APBD

KUADRAN III KUADRAN IV


PEMBANGUNAN/ TURBINLAKWAS
PEMBERDAYAAN

KETERANGAN:
• Fokus penanganan terbagi menjadi Permukiman Perkotaan (U) dan Permukiman Perdesaan (R).
• Kemampuan ekonomi dalam pembangunan Kab/Kota-nya dibagi menjadi Maju (M) dan Tertinggal (T)
• Kebijakan penanganan:
a) Kuadran I (Perkotaan Maju)
intervensi dilakukan dengan NSPK/Pembinaan
b) Kuadran II (Perdesaan Maju)
Intervensi dilakukan dengan NSPK/Pembinaan
c) Kuadran III (Perkotaan Tertinggal)
Intervensi dilakukan dengan Pelaksanaan Fisik dan Pemberdayaan
d) Kuadran IV (Perdesaan Tertinggal)
intervensi dilakukan dengan TURBINLAKWAS.
14
4. Sistem
Informasi DJCK
➔ Keterpaduan Sistem Informasi

➔ Pengembangan Sistem Informasi

➔ Timeline Perencanaan dan


Pemrograman

➔ Aplikasi SIPPa untuk KPJM

15
10 Keterpaduan
KeterpaduanSistem Informasi
Sistem Ditjen
Informasi Cipta
Ditjen Karya
Cipta (Satu Data)
Karya

SIMAN-
BMN

Sumber: Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, DJCK


16
TIMELINE PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Dokumen
RKAKL #1

Penerbitan Inpres Mengenai RKP

Dokumen Dokumen
KPJM RKAKL #2

Mei – Okt*
Pemutakhiran KPJM

Dokumen MP Hasil KONSOLIDASI DATA/


Propinsi Hasil Pra/KONREG

2019 2020
 Menjaring Usulan  Menyelenggarakan  Menyusun Usulan  Mengkonsolidasi usulan  Melakukan Penelitian
Program dari Kab/Kota Sinkorinsasi Propinsi Konreg (bersama program hasil RKAKL (bersama
 Mengevaluasi Usulan  Menyusun Memorandum Sektor) Musrenbangprop untuk Sektor)
program (bersama Sektor) Program Propinsi  Memverifikasi Usulan disampaikan Dinas  Menyebarluaskan DIPA
 Menyusun Longlist (bersama Sektor) Konreg (bersama Propinsi dalam forum (kegiatan yang didanai)
Usulan Program (bersama  Memverifikasi Sektor) Musrenbangnas kepada Kab/Kota
Sektor) Memorandum Program  Membawa hasil Konreg  Menjaga pemenuhan
Propinsi (bersama dlm proses readiness criteria usulan
Sektor) Musrenbangprop kegiatan (bersama Sektor)

*untuk penyusunan KPJM TA 2021, menunggu diselesaikannya dokumen RPIJM 2020-2024 yang difasilitasi melalui SI-PKP 17
APLIKASI
Penyusunan Program
dan Anggaran
Tahunan KPJM
DJCK Capture

RKAKL
Profil, dll
Approval SIPPa Prioritise MP

Budget Fit

Konreg
Renja K/L

18
5. Penyusunan
Kegiatan 2021-
2024 (KPJM)
Mekanisme Penyusunan KPJM

➔ Pihak yang Terlibat

➔ Sumber Data

➔ Aplikasi SIPPa untuk KPJM

19
SIAPA YANG TERLIBAT?

BAPPEDA
KAB/KOTA

DINAS TERKAIT BALAI PPW


BIDANG CIPTA KARYA PROPINSI

20
SUMBER DATA
PEMUTAKHIRAN KPJM KAB/KOTA

KPJM 2021
- 2024

STOK
TA 2020**

RPIJM *)
*Penyusunan RPIJM 2020-2024 Kab/Kota akan difasilitasi melalui SI-PKP 21
**Termasuk prakiraan maju 2021 dari KPJM 2020
APLIKASI KPJM DALAM SIPPa: APA
YANG DIFASILITASI ?

#1 Mereview kegiatan dan Keterpaduan Program yang akan


diusulkan pada tahun 2021 s/d T + 3 (2021 – 2024)

#2 Menyiapkan kelengkapan Readiness Criteria (RC) usulan kegiatan


(dokumen kelengkapan RC di upload langsung ke dalam SIPPa Online)

#3 Identifikasi usulan kegiatan yang telah terealisasi


(baik melalui APBN, APBD maupun sumber pendanaan lainnya)

#4 Mengupload hasil pemutakhiran KPJM Kab/Kota ke SIPPa online

22
6. Penyusunan
Program TA 2021
(MP)
Mekanisme Penyusunan MP Memorandum
Program 2021

➔ Tentang MP

➔ Pihak yang Terlibat

➔ Sumber Data

➔ Mekanisme Perumusan MP

23
MP
Memorandum Program
Memorandum Program yang dimaksud disini adalah dokumen usulan kegiatan yang
bersumber dari usulan tahun T sampai T+3 terpilih dari KPJM untuk diajukan sebagai
usulan kegiatan oleh Pemerintah Provinsi dalam Konsolidasi Data/Pra Konreg.

Kriteria Kegiatan
1. Sumber dari Dokumen KPJM dan kegiatan prioritas baru (direktif, komitmen,
dll)
2. Readiness Criteria Minimal 75.
3. Pagu per sektor per Propinsi (Bila tidak ada arahan, dapat dibuat naik 20% -
50% dari tahun sebelumnya).
4. Kegiatan Non APBN yang terkait kegiatan APBN yang diusulkan.
5. Bersumber dari kegiatan tahun T sampai Tahun T+3 (KPJM).

24
SIAPA YANG TERLIBAT?

DINAS CK
T ER K A I T/B A P PED A
PROPINSI

B A LA I P P W DINAS CK
PR O PIN SI TE R K A I T/BA PP ED A
K A B/K O TA

PU S AT
(KIP DAN
R EN TEK S EK TO R )

25
SUMBER DATA
MEMORANDUM PROGRAM PROPINSI
Direktif Komitmen Aspirasi DPR
MYC Presiden Kemen PUPR RI

MP 2021

STOK
TA 2020*

PRIORITAS
KPJM
NASIONAL
26
*Termasuk prakiraan maju 2021 dari KPJM 2020
7. Kriteria Pengusulan
Kegiatan Direktorat
Jenderal Cipta Karya

27
KAB/KOTA PRIORITAS PROVINSI SUMATERA BARAT
PRIORITAS STUNTING KLASTER TEMATIK
No PROVINSI KOTA/KABUPATEN KSPN Super KSPN PLBN
2018 2019 2020 B C-1 C-2 C-3 D-1 Metropolitan IKN
Prioritas Prioritas (Gel II)
1 KOTA PADANG √
2 AGAM √
3 PASAMAN BARAT √
4 SOLOK SELATAN
5 KEPULAUAN MENTAWAI √
6 KOTA PAYAKUMBUH √
7 KOTA SOLOK √
8 KOTA BUKITTINGGI √ √
9 KOTA SAWAH LUNTO √
10 SUMATERA BARAT KOTA PARIAMAN √
11 KOTA PADANG PANJANG √
12 SIJUNJUNG √
13 PADANG PARIAMAN
14 LIMA PULUH KOTA √
15 PESISIR SELATAN
16 DHARMASRAYA √
17 SOLOK √ √
18 TANAH DATAR √
19 PASAMAN √

28
Fokus Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
TA. 2021
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2016
Aspek Pengembangan Pembangunan Baru Pembangunan Kembali Kawasan
Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman Permukiman
Maksud Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dari Lingkungan Membangun Lingkungan Hunian baru perkotaan dan Memulihkan fungsi Lingkungan Hunian
Hunian perkotaan dan perdesaan yang telah terbangun perdesaan pada kawasan Permukiman sesuai RTRW perkotaan dan perdesaan
kabupaten/kota
Lingkup 1. peningkatan kelestarian alam dan efisiensi potensi 1. penyediaan lokasi Permukiman 1. rehabilitasi Lingkungan Hunian
Lingkungan Hunian 2. penyediaan lokasi pelayanan jasa Pemerintahan, 2. rekonstruksi Lingkungan Hunian; dan/atau
2. peningkatan pelayanan Lingkungan Hunian pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi 3. peremajaan Lingkungan Hunian
3. mendukung pengembangan kota layak huni, kota hijau, 3. mendukung pembangunan kota layak huni, kota hijau,
dan kota cerdas dan kota cerdas
4. peningkatan kualitas dan kuantitas serta keterpaduan 4. pembangunan PSU Permukiman yang terpadu dan
PSU berketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana
5. pencegahan terhadapnya tumbuhnya permukiman 5. berbasis pemberdayaan masyarakat
Kumuh 6. pembentukan konektivitas Lingkungan Hunian
6. berbasis pemberdayaan masyarakat perdesaan - perkotaan
7. pengembangan tempat pelayanan 7. pembangunan basis ekonomi hulu di permukiman
8. pembatasan pengembangan dan/atau mendorong perdesaan untuk mendukung kegiatan ekonomi hilir
pengembangan bagian Lingkungan Hunian perdesaan Lingkungan Hunian perkotaan
9. peningkatan konektivitas Lingkungan Hunian perdesaan-
perkotaan
10. peningkatan hubungan kegiatan ekonomi hulu di
Lingkungan Hunian perdesaan - hilir di Lingkungan
Hunian perkotaan
Kegiatan • Pencegahan kumuh • Kasiba • Penanganan kumuh reguler
• Pemberdayaan Masyarakat  KOTAKU & PISEW • Lisiba • KOTAKU (NSUP dan NUSP-2)
• Kawasan Strategis  KSPN • Pembangunan Kota Baru • NSD (New Site Development)
• Pengembangan Kawasan Perkotaan (Livable, Green, • Pemindahan IKN • Pasca Bencana
Smart)
• Kota Baru
• Pembangunan Infrastruktur Perbatasan
• RSID
• Ecodistrict
29
SUMBER INDIKASI PROGRAM PADA OUTPUT PRIORITAS NASIONAL
KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PROGRAM
PERMUKIMAN INDIKASI PROGRAM/
KEGIATA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENATAAN SUMBER USULAN
N BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1 PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
INDIKASI PROGRAM SERTA
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN TARGET LOKASI KEGIATAN
2
BANGUNAN GEDUNG DAN PENATAAN BANGUNAN DISUSUN OLEH DIREKTORAT
BINA PENATAAN BANGUNAN
3 PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
INDIKASI PROGRAM SERTA
TARGET LOKASI KEGIATAN
DILAKSANAKAN SESUAI
4 PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DIREKTIF PRESIDEN/MENTERI
OUTPUT

BERDASARKAN PP/PERPRES/
INPRES/ KEPMEN/MOU
INDIKASI PROGRAM
KEMENTERIAN PUPRSERTA
TARGET LOKASI KEGIATAN
DILAKSANAKAN
BERDASARKAN :
 DIREKTIF
PRESIDEN/MENTERI
5 PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
BERDASARKAN PP/PERPRES/
INPRES/ KEPMEN/MOU
KEMENTERIAN PUPR
 USULAN KEGIATAN
KAB/KOTA PADA SASARAN
LOKASI YANG DITENTUKAN
SUMBER INDIKASI PROGRAM PADA OUTPUT PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


OUTPU
5 PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
T
SUBOUTPUT 1 PENATAAN BANGUNAN KAWASAN RAWAN BENCANA HANYA PENUGASAN

2 PENATAAN BANGUNAN KAWASAN DESTINASI WISATA USULAN KAB/KOTA

3 PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU HANYA PENUGASAN

4 PENATAAN BANGUNAN DAN KAWASAN KEBUN RAYA HANYA PENUGASAN


PENATAAN BANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA DAN
5 PERMUKIMAN TRADISIONAL USULAN KAB/KOTA
PENATAAN BANGUNAN DAN KAWASAN SISTEM PERKOTAAN
6 NASIONAL USULAN KAB/KOTA

7 PENATAAN BANGUNAN KAWASAN POS LINTAS BATAS NEGARA HANYA PENUGASAN

8 PENATAAN BANGUNAN KAWASAN PRIORITAS TERTENTU HANYA PENUGASAN


SASARAN DAN KRITERIA PENANGANAN
KEGIATAN BPB (1/2)

Kegiatan Kriteria Lokasi Sasaran dan Indikasi Lingkup


Kegiatan
Penataan Bangunan Lokasi Penataan Bangunan termasuk Kegiatan Penataan Bangunan pada
Kawasan Destinasi dalam 88 Kawasan Strategis Pariwisata KSPN dilakukan dalam rangka
Wisata Nasional (KSPN) Sesuai PP No. 50 pemenuhan Infrastruktur bangunan
Tahun 2011 tentang Rencana Induk gedung dan penataan bangunan
Pembangunan Kepariwisataan sesuai indikasi program yang telah
Nasional Tahun 2010-2025 tercantum dalam lampiran PP No. 50
Tahun 2011

Pembangunan dan Masuk dalam Deliniasi Kawasan Dilakukan dalam rangka


Pengembangan RTH Kumuh yang telah ditetapkan oleh memfasilitasi Kab/Kota yang belum
Bupati/Walikota dapat memenuhi Target 20 %
Luasan RTH Publik yang didasari
Hasil Kajian Pemerintah Daerah
yang Sah
SASARAN DAN KRITERIA PENANGANAN
KEGIATAN BPB (2/2)

Kegiatan Kriteria Lokasi Sasaran dan Indikasi Lingkup


Kegiatan
Penataan Bangunan Dilakukan Pada: Prioritas utama pada suboutput ini
Kawasan Cagar Budaya a. Bangunan dan Kawasan Cagar Budaya adalah cagar budaya nasional yang
dan Permukiman yang telah ditetapkan sesuai Peraturan ditetapkan oleh kementerian pendidikan
Tradisional Perundangan dan kebudayaan (sk menteri)
b. Kawasan Pendukung Pada Bangunan
Cagar Budaya atau struktur cagar
budaya

Penataan Bangunan dan Penataan Bangunan pada PKN/PKW • dilakukan dalam rangka pemenuhan
Kawasan Sistem Sistem Perkotaan Nasional sesuai infrastruktur sarpras publik guna
Perkotaan Nasional Peraturan Pemerintah (PP) No 13 Tahun pemenuhan standar pelayanan
2017 tentang perubahan atas pp nomor 26 perkotaan (spp) sesuai permendagri
tahun 2008 tahun Rencana tata ruang no 57 / 2010 pada bidang penataan
wilayah nasional bangunan dan lingkungan
• Sasaran Lokasi antara lain yakni
Peningkatan Fungsi 17 Kota-Kota Utama
Kws.Perbatasan; Mendorong
Pengembangan 38 Kota Sentra Produksi;
Pengembangan Baru 32 Kota Pusat
Pertumbuhan Nasional; dll
ARAH KEBIJAKAN PENANGANAN SANITASI

Kluster
Kluster

137 Kab/Kota
Rawan Air & Sanitasi

Fiskal Tinggi Fiskal Rendah

• Fasilitasi diberikan berupa STIMULAN infrastruktur utama sanitasi :


Fasilitasi
Fasilitasi diberikan
diberikan berupa
berupa STIMULAN
STIMULAN
infrastruktur
infrastruktur utama
utama sanitasi
sanitasi ::
IPAL
IPALDomestik
Domestik Drainase
Drainase
Skala
SkalaPermukiman
Permukiman
TPA
TPA Lingkungan
Lingkungan
Perencanaan
Perencanaan
IPAL
IPALDomestik
Domestik
•• Skala
SkalaKota
Kota//Permukiman
Permukiman
• Fasilitasi penyediaan infrastruktur dasar melalui DAK Sanitasi, Hibah Air Limbah
Setempat dan sumber pendanaan lainnya :

Drainase
Drainase
TPA
TPA IPLT
IPLT Lingkungan
Lingkungan Drainase
Tangki
TangkiSeptik
Septik Sambungan
Sambungan Truk
Truk Truk
Truk Drainase
Individual Lingkungan
Lingkungan
Individual&&Komunal
Komunal Rumah
Rumah(SR)
(SR) Tinja
Tinja Sampah
Sampah

34
BENTUK DUKUNGAN KEGIATAN FISIK
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK


PUSAT DAERAH

1. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik 1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1. Lahan
Setempat (SPALD-S) 2. Jaringan pipa retikulasi dan induk 2. Bangunan pendukung (kantor,
rumah pompa, pagar, hangar
a. Skala Regional 3. SR maksimal 1000 SR untuk SPALD-T peralatan, dll)
b. Skala Permukiman skala regional/kota
3. Sambungan Rumah (SR)
c. Skala Kawasan Khusus 4. Pilot SR maks. 10% dari rencana
pelayanan untuk SPALD-T skala 4. Biaya OM
2. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik permukiman 5. Penyadaran masyarakat
Terpusat (SPALD-T) 5. Bangunan IPLT 6. Sarana pengangkutan dan
3. Instalansi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) penyedotan lumpur tinja (truk/mobil
tinja)
BENTUK DUKUNGAN KEGIATAN FISIK
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

2 PERSAMPAHAN PUSAT DAERAH

1. Sel TPA Sanitary Landfill 1. Lahan


• Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) 2. Jalan operasional di TPA 2. Jalan akses ke TPA
Regional/Kota 3. Instalasi Pengolahan Lindi (IPL)
• Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R 3. Sarana pengumpulan dan
4. Alat Berat
• Tempat Pengolahan Sampah Terpadu pengangkutan
5. TPS 3R 4. Biaya OM TPA, TPST, TPS 3R
6. Motor sampah 5. Pemberdayaan masyarakat
7. TPST

33 DRAINASE
1. Saluran drainase lingkungan
sebagai percontohan di segmen 1. Lahan
Drainase lingkungan tertentu 2. Saluran sekunder dan primer
2. Kolam retensi skala permukiman 3. Biaya OM
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (1/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
103 PEMBANGUNAN
SPAM
Pembangunan L/det • Belum ada SPAM a) Pembangunan • Volume sebesar kapasitas yang dibangun • RISPAM
SPAM • Idle capacity IPA/Broncaptering/Sumur Bor • Perhitungan Outcome: SR sebesar 30% dari • Studi Kelayakan/Justifikasi
Kabupaten/Kota rendah b) Jaringan perpipaan Distribusi kapasitas yang dibangun. Teknis
• Kab/kota dengan Utama • DED dan RAB
kapasitas fiskal c) Sebagian jaringan perpipaan • Izin Air Baku
rendah Distribusi Bagi untuk target SR • Kesiapan Lahan
• PDAM sakit maksimal 30% dari target SR • Kesiapan Lembaga Pengelola
• Kab/kota prioritas total • Surat Usulan Kepala Daerah
d) Sebagian SR maksimal 30% dari • Surat Pernyataan Kepala Daerah
target SR total (sesuai (menyiapkan dokumen
pembangunan Jaringan Distribusi perencanaan, lahan, DDUB,
Bagi) menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
• Dasar Penetapan Lokasi (untuk
pembangunan SPAM di kawasan
khusus)

Pembangunan L/det • Kab/kota a) Pembangunan • Volume sebesar kapasitas yang dibangun. • KSB dan PKS
SPAM Regional pelaksana SPAM IPA/Broncaptering/Sumur Bor Volume output dicantumkan/dihitung pada • RISPAM Lintas Kabupaten/Kota
Regional b) Jaringan perpipaan Distribusi tahun Unit Produksi berfungsi (untuk Kontrak (Regional)
Utama Tahun Jamak, pencantuman volume output • Studi Kelayakan/Justifikasi
pada tahun terakhir pembangunan) Teknis
• Perhitungan Outcome: Potensi SR sesuai • DED dan RAB
kapasitas dibangun (Asumsi Perkotaan 1 • Izin Air Baku
L/det=100 SR) • Kesiapan Lahan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
• Surat Usulan Kepala Daerah
• Surat Pernyataan Kepala Daerah
(menyiapkan dokumen
perencanaan, lahan, DDUB,
menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (2/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
104 PENINGKATAN
SPAM
Peningkatan L/det • Pembangunan a) Uprating atau pembangunan IPA/ • Volume sebesar selisih tambahan kapasitas • RISPAM
SPAM kapasitas baru Broncaptering/Sumur Tahap II yang dibangun dari uprating/pembangunan • Studi Kelayakan/Justifikasi
Kabupaten/Kota (tambahan dan selanjutnya; Unit Produksi tambahan Teknis
produksi) pada b) Penambahan Jaringan perpipaan • Perhitungan Outcome: SR sebesar 30% dari • DED dan RAB
wilayah yang Distribusi Utama; total target SR karena adanya penambahan • Izin Air Baku
sudah ada sistem c) Sebagian jaringan perpipaan kapasitas dari uprating/pembangunan Unit • Kesiapan Lahan
(brown field) Distribusi Bagi untuk target SR Produksi tambahan (sesuai dengan lingkup • Kesiapan Lembaga Pengelola
• Idle capacity maksimal 30% dari target SR kegiatan) • Surat Usulan Kepala Daerah
rendah total • Surat Pernyataan Kepala Daerah
• Kab/kota dengan d) Sebagian SR maksimal 30% dari (menyiapkan dokumen
kapasitas fiskal target SR total (sesuai perencanaan, lahan, DDUB,
rendah pembangunan Jaringan Distribusi menerima aset, dan mengelola
• PDAM sakit Bagi) SPAM terbangun)
• Kab/kota prioritas • Dasar Penetapan Lokasi (untuk
pembangunan SPAM di kawasan
khusus)

Peningkatan L/det • Pembangunan a) Pembangunan • Volume sebesar tambahan kapasitas yang • KSB dan PKS
SPAM Regional kapasitas baru IPA/Broncaptering/Sumur Tahap dibangun. Volume output dicantumkan/dihitung • RISPAM Lintas Kabupaten/Kota
(tambahan II dan selanjutnya; pada tahun Unit Produksi berfungsi (untuk (Regional)
produksi) SPAM b) Penambahan Jaringan perpipaan Kontrak Tahun Jamak, pencantuman volume • Studi Kelayakan/Justifikasi
Regional (tahap II Distribusi Utama output pada tahun terakhir pembangunan) Teknis
dan selanjutnya) • Perhitungan Outcome: Potensi SR sesuai • DED dan RAB
kapasitas yang ditambahkan (Asumsi • Izin Air Baku
Perkotaan 1 L/det=100 SR) • Kesiapan Lahan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
• Surat Usulan Kepala Daerah
• Surat Pernyataan Kepala Daerah
(menyiapkan dokumen
perencanaan, lahan, DDUB,
menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (3/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
105 PERLUASAN
SPAM
Perluasan SPAM SR NON-KPBU NON-KPBU NON KPBU • RISPAM
Kabupaten/Kota • Terdapat SPAM a) Optimalisasi SPAM dalam rangka Optimalisasi SPAM (Fungsionalisasi) • Studi Kelayakan/Justifikasi
tidak berfungsi fungsionalisasi SPAM • Jumlah target SR = sesuai dengan jumlah SR Teknis
• Idle capacity tinggi b) Pemanfaatan Idle Capacity / yang dikerjakan (apabila ada) • DED dan RAB
• Lokasi Banpro pembangunan jaringan perpipaan Pemanfaatan Idle Capacity • Kesiapan Lahan/Perizinan
sesuai RT3 (distribusi dan pelayanan) • Jumlah target SR = target SR maksimum sesuai • Kesiapan Lembaga Pengelola
• Kab/kota dengan c) Bantuan Program (Banpro) volume perpipaan yang akan dikerjakan • Surat Usulan Kepala Daerah
kapasitas fiskal sesuai RT3 Bantuan Program (Banpro) • Surat Pernyataan Kepala Daerah
rendah • Jumlah target SR = sesuai dengan target SR (menyiapkan dokumen
• PDAM sakit dalam RT3 perencanaan, lahan, DDUB,
• Kab/kota prioritas menerima aset, dan mengelola
MENDUKUNG KPBU SPAM terbangun)
• SR sebesar target SPAM KPBU yang dibangun • Dasar Penetapan Lokasi (untuk
KPBU MENDUKUNG KPBU pembangunan SPAM di kawasan
• Kab/kota yang a) Jaringan Distribusi khusus)
melaksanakan • Daftar Tunggu Pelanggan
KPBU

Perluasan SPAM SR • Kab/kota yang a) Unit Distribusi (porsi APBN) NON KPBU • KSB dan PKS
Regional melaksanakan • SR tidak dihitung, karena sudah dihitung pada • RISPAM Lintas Kabupaten/Kota
SPAM Regional paket pembangunan Unit Produksi. (Regional)
• Studi Kelayakan/Justifikasi
MENDUKUNG KPBU Teknis
• SR sebesar target SPAM Regional KPBU yang • DED dan RAB
dibangun • Kesiapan Lahan/Perizinan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
• Surat Usulan Kepala Daerah
• Surat Pernyataan Kepala Daerah
(menyiapkan dokumen
perencanaan, lahan, DDUB,
menerima aset, dan mengelola
SPAM terbangun)
• Daftar Tunggu Pelanggan
KRITERIA OUTPUT
PENGEMBANGAN SPAM (4/4)
KODE OUTPUT SATUAN KRITERIA LOKASI LINGKUP KEGIATAN PERHITUNGAN OUTPUT READINESS CRITERIA
106 SPAM BERBASIS
MASYARAKAT
Pamsimas SR • Kab/kota peserta a) SPAM lengkap/sederhana • Volume sebesar kapasitas terbangun x 320 SR • RKM
program (termasuk SR) (Asumsi perdesaan: 320 SR per L/det) • Izin Air Baku
Pamsimas • Kesiapan Lahan
• Kesiapan Lembaga Pengelola
dan Partisipasi Masyarakat dan
Pemda Kabupaten/Kota
• DDUB/dana sharing pemerintah
daerah dan masyarakat

SPAM Berbasis SR • Kab/kota prioritas a) SPAM lengkap/sederhana • Volume sebesar kapasitas terbangun x 320 SR • RKM
Masyarakat program padat (termasuk SR) (Asumsi perdesaan: 320 SR per L/det) • Izin Air Baku
karya b) Kab/kota peserta program padat • Volume SR sebanyak rencana tambahan SR • Kesiapan Lahan
karya jaringan perpipaan bagi sesuai pembangunan jaringan perpipaan • Kesiapan Lembaga Pengelola
(tapping SPAM eksisting) + SR distribusi bagi dan Partisipasi Masyarakat dan
Pemda Kabupaten/Kota
• DDUB/dana sharing pemerintah
daerah dan masyarakat
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

41
TIMELINE PENYUSUNAN RENSTRA

42
KELENGKAPAN
READINESS CRITERIA (RC) Pengembangan SPAM

IZIN PENGGUNAAN SURAT USULAN KEPALA


1 RENCANA INDUK SPAM
4 AIR BAKU
Usulan kegiatan tercantum dalam
diterbitkan oleh Instansi Sumber Daya 7 DAERAH
dokumen RISPAM Kabupaten/Kota berupa surat usulan kegiatan
Air sesuai kewenangan pengelolaan
pembangunan SPAM dari Kepala
sumber air baku yang akan digunakan
Daerah disertai informasi lingkup
kegiatan dan usulan pendanaannya

STUDI KELAYAKAN/
JUSTIFIKASI TEKNIS
2 Kajian mengenai layak atau tidaknya
suatu usulan pembangunan SPAM
5 KESIAPAN LAHAN
untuk dilaksanakan. Kajian meliputi
kajian teknis, pendanaan, Sertifikat kepemilikan lahan dan siap SURAT PERNYATAAN
kelembagaan. digunakan. KEPALA DAERAH
8 Surat Pernyataan Kesiapan Kepala
Daerah untuk menyiapkan dokumen
perencanaan, menyediakan lahan
untuk lokasi kegiatan, DDUB,
melakukan serah terima aset, dan
DED DAN RAB LEMBAGA PENGELOLA
mengelola SPAM terbangun.
3 Dokumen perencanaan kegiatan
pembangunan SPAM disusun sesuai
6 Lembaga yang ditunjuk untuk
kaidah yang benar. RAB sesuai DED mengelola SPAM terbangun
yang disiapkan. (PDAM/Non-PDAM).

43
KRITERIA PENANGANAN KEGIATAN
PSPPOP (1/3)
Berdasarkan Perpres No. 43/ 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi atau Renovasi Pasar
Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Kriteria Penanganan Konsep Penananganan

Rehabilitasi Sekolah & 1. Sekolah/Madrasah Status Negeri 1. Pemenuhan Standar/Prototype


Madrasah 2. Tidak sedang mendapat bantuan Sesuai Peraturan
pendanaan Kemendikbud/Kementerian
3. Berada di lokasi/Lahan Milik Agama
Negara (Clean and Clear) 2. Pemenuhan Persyaratan Teknis
4. Prioritas: Bangunan Gedung Sesuai
a. Rusak Berat (Memiliki Minimal 1 dengan UUBG, termasuk
Ruang Kelas Rusak Berat) bangunan tahan gempa
b. Berada di Wilayah 3 T Atau Desa 3. Pemenuhan Kelengkapan
berkembang
Bangunan
4. Pembinaan Teknis BG  IMB
dan SLF
KRITERIA PENANGANAN KEGIATAN
PSPPOP (2/3)

Kegiatan Kriteria Penanganan Konsep Penananganan

Pembangunan KDP 1. Status Negeri 1. Penyelesaiaan KDP Konstruksi


PTN & PTKIN 2. Tidak sedang mendapat bantuan 2. Pemenuhan persyaratan teknis
pendanaan bangunan gedung. termasuk
3. Berada di lokasi/Lahan Milik penerapan BGH
Negara 3. Pembinaan teknis BG
4. Sudah Ada/akan dilakukan  IMB dan SLF
Review/Audit KDP Mangkrak Oleh 4. Pembinaan dan pendampingan
BPKP teknis penyelenggaraan BG
5. Harus Ada Dokumen Perencanaan untuk pembangunan PTN dan
dan As-Built Drawing Pekerjaan PTKIN oleh PTN/PTKIN
Sebelumnya
6. Prioritas:
a. KDP Konstruksi (Bukan KDP
Perencanaan)
b. Zona Merah (Bukan PTN BH & PTN
BLU)
KRITERIA PENANGANAN KEGIATAN
PSPPOP (3/3)

Kegiatan Kriteria Penanganan Konsep Penananganan

Pembangunan Pasar 1. Bukan Merupakan Pasar Rakyat 1. Pemenuhan Standar/Prototype


Type A, B, C, dan D ( Sesuai dengan Pasar Sesuai Permendag & SNI
Permen Perdagangan No 37/2017) 2. Pemenuhan Persyaratan Teknis
2. Memiliki Kontribusi terhadap Bangunan Gedung Sesuai
perekonomian nasional/regional dengan UUBG, termasuk
3. Pasca Bencana bangunan tahan gempa
(Kebakaran/Gempa/Tsunami/Bencana 3. Pembinaan Teknis BG  IMB
Alam Lainnya)
dan SLF
4. Tidak Sedang dalam pendanaan
pihak lain 4. Pemenuhan Kelengkapan
5. Tidak dalam status Bangunan
sengketa/masalah hukum
6. Berada dilokasi/ lahan milik Pemda
(Clean and Clear)
AMANAT BIDANG CIPTA
Arah Kebijakan Pengembangan ke Depan:
KARYA Visium Kementerian PUPR 2030
Permukiman
100% Hunian Cerdas di Layak Huni (Livable)
Wilayah Perkotaan
(Urban Smart Living)
Permukiman Tahan
Bencana
78% Air Minum
27.000 Ha Kumuh
2017-2019 75% Sanitasi Penerapan Bangunan
Anggaran Rp.45 T Gedung Hijau
88% Air Minum
17.000 Ha Kumuh
Permukiman yang
2020-2024 85% Sanitasi Menerapkan
Anggaran Rp.128 T Teknologi dan Ramah
Lingkungan
100% Air Minum
0 Ha Kumuh
2025-2030 100% Sanitasi
Anggaran Rp.170 T RTH dan RTP yang
multifungsi

47
Sumber: Permen PUPR No. 26/PRT/M/2017
KAB/KOTA PRIORITAS CIPTA KARYA
PRIORITAS
PRIORITAS CIPTA KARYA
PUPR
508 Kab/Kota
(Di luar DKI Jakarta)

RAWAN AIR DOK. RISPAM RAWAN SANITASI DOK. SSK

372 256 327 327


kab/ko kab/ko Kab/ko Kab/ko
ta ta ta ta
295 Kab/kota
di WPS

187 327
Kab/ko Kab/ko
ta ta

137
Kab/kota

97 Indeks Kondisi
Fiskal Daerah
Kab/kota
48
Trend Alokasi Anggaran Ditjen Cipta Karya

82.9%

66.0%
63.0%

23.0%
20.0%

9.0% 10.0% 10.0%


5.0% 4.0% 3.1% 4.0%

2018 2019 2020

Committed & Penugasan Program Kerakyatan Renstra/RPJMN Dukungan Manajemen


MEKANISME PENYUSUNAN
MP
Data KPJM dr SIPPa
Kab/Kota
Kab/Kota mempelajari draft
(Data KPJM sudah tersedia
Mempelajari
MP hasilDraft MP hasil
Balai PPW
secara online di SIPPa) MP Propinsi sebelum
Randal & Satker Prop
disahkan, di update dengan
DIPA tahun berjalan
**)
MP Propinsi sekaligus
merupakan draft usulan pra
konreg

Forum Pembahasan Draft MP Workshop Sinkronisasi Propinsi MP Propinsi **)


Forum Pembahasan (Dapat secara online (Desk Pembahasan seperti Dapat secara online
PPK Randal & Satker
Balai PPW diakses melalui SIPPa) Musrenbangnas/PraKonreg diakses melalui SIPPa
Sektor
secara online)

(Membahas usulan KPJM Kab/Kota dan


menyusun Draft MP untuk di bahas pada
KIP Rentek
acara Workshop Sinkronisasi)

PUSAT draft MP BPIW


Pusat mempelajari
Mempelajari DraftPPW
hasil Balai MP hasil
Randal & Satker Prop
- Memastikan Program
Prioritas tercantum (Direktif,
Mempelajari Untuk
MYC dll) 50
Bahan PraKonreg

Anda mungkin juga menyukai