Ners LATAR BELAKANG Penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau lebih sering disebut COVID-19 muncul dihampir semua negara termasuk Indonesia. Walaupun Sebagian besar penderita akan mengalami sakit ringan, namun sekitar 5% akan menjadi sakit serius atau sakit kritis dan diantaranya membutuhkan perawatan intensif. Perawat sebagai garda terdepan diunit perawatan intensif diharapkan selalu update dan meningkatkan pengetahuan agar mampu Pengkajian Kondisi Klinis Pasien akan mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS), Kebutuhan dukungan ventilasi mekanik sangat tinggi yaitu antara 42 – 100 % Shock Lamanya pasien dirawat di ICU akan ditentukan oleh lamanya pasien terintubasi. Faktor resiko perburukan. Usia menjadi faktor utama yang memungkinkan terjadinya ARDS. Pemeriksaan Diagnostik • Hasil laboratorium pasien COVID-19 yang dirawat di icu menunjukkan adanya leukopenia, lymphopenia, leukocytosis, peningkatan D-dimer, lactate dehydrogenase dan ferritin, serta rocalcitonin normal atau rendah. Hasil-hasil laboratorium ini erat hubungannya dengan • Hasil Imaging/ Rontgen thorax tidak menunjukkan adanya perbedaan significant pada COVID-19 ringan atau sedang. Penggunaan diagnostic computed tomography (CT) Perencanaan Fasilitas Pastikan semua staf telah mendapatkan pelatihan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk penggunaan APD Pastikan tersedia ruangan dengan tekanan negative untuk merawat pasien ICU dengan COVID-19. Jika tidak memungkinkan sebaiknya digunakan high- efficiency particulate air Petugas selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap Tindakan yang mengakibatkan adanya aerosol yaitu: a. Intubasi endotracheal b. Bronchoscopy c. Suction terbuka d. Pemberian nebulizer e. Ventilasi manual sebelum intubasi f. Memposisikan pronasi g. Breathing circuit terlepas dari pasien h. Ventilasi non-invasive tekanan Diagnosa Keperawatan 1.Bersihan Jalan Napas tidak efektif, 2.Kerusakan Pertukaran Gas, 3.Pola Napas tidak Effective, 4.Risiko Infeksi, 5.Nyeri Acute, 6.Intoleransi Aktivitas, 7.Hipertermia, 8.Serta Risiko Defisit Volume Cairan. Intervensi Berikan oksigen terapi dengan target saturasi perifer 90-96% Ventilasi mekanik Yang harus dicermati padaTindakan Intubasi : a) Batasi staf yang akan terlibat, namun tetap memperhatikan keselamatan pasien. Gunakan APD lengkap dengan respirator N95 b) Direkomendasikan intubasi dilakukan oleh staf yang terlatih dan memiliki pengalaman dalam manajemen jalan napas untuk Pemantauan AGD Terapi Farmakologi Pemeliharaan jalan nafas (suctioning) Pencegahan VAP Dukungan Nutrisi Monitor semua sistem terhadap respon terapi dan potensial komplikasi Resusitasi Jantung Paru “ There is no emergency in a pandemic “ Pasien COVID-19 yang mengalami henti jantung memerlukan tindakan cardiopulmonary resuscitation, tim penolong harus menggunakan APD lengkap. Hindari penggunaan bag-mask ventilation dan gunakan ventilator untuk pemberian napas 10x/menit. Direkomendasikan penggunaan mechanical compression devices (alat kompresi mekanik). Ketenagaan Perawat ICU isolasi Pengaturan SDM keperawatan memastikan pasien safety dan staf safety Memperhatikan asupan gizi seimbang, tidak menempatkan staf dengan komorbid, rotasi unit jaga serta melakukan MCU Institusi RS perlu memberikan jaminan rasa aman bagi staf Intitusi RS dapat mengambil kebijakan inovatif Edukasi untuk memfasilitasi program ini dengan Keluarga penggunaan media komunikasi visual berbasis internet (jika memungkinkan). End of Life Pembicaraan mengenai perawatan end- of life harus dilakukan sedini mungkin khususnya bagi pasien dengan prognosis yang tidak bagus atau pada pasien DAFTAR PUSTAKA
HIPERCCI. (2020). Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) Pasien Sakit Kritis
- COVID – 19. Jakarta.
Joseph, Tinku, Dr, et al. (2020). Pulmonologist’s Consensus On COVID –