Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

H I P E RT E N S I U R G E N S I
O L E H : N O O R I VA N A M E L I N A A M A N D A
P E M B I M B I N G : 1 . d r . F A U Z I A H R A C H M A WAT I
2 . d r. S i l a n a n d a C a h y a

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM MITRA DELIMA
KABUPATEN MALANG
2020
Tn. H
Laki-laki/57 tahun

Alamat Status Pendidikan


Bululawang MENIKAH SMP

Pasien merupakan seorang buruh bangunan dan


pembuat batu
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar darah dari hidung sejak 1 jam SMPRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD dengan keluhan keluar darah dari
hidung sejak 1 jam SMRS,keluhan dirasakan tiba-tiba
saat pasien sedang duduk nonton TV. Darah yang keluar
Anamnesis berwarna merah segar. Darah keluar dari kedua hidung
dan saat pasien meludah kadang-kadang juga terdapat
darah. Keluhan nyeri kepala, mual, muntah disangkal
pandangan kabur, pelo disangkal. Pasien tidak ada
riwayat trauma pada hidung dan atau adanya benda asing
pada hidung

3
Riwayat
◦ Riwayat Penyakit Dahulu ◦ Riwayat Pengobatan R i w a y a t P e n y a k i t K e l u a rg a
◦ Riwayat Hipertensi : (+) ◦ - ◦ Di keluarga tidak ada yang mengeluhkan hal
◦ Riwayat Diabetes Mellitus : (-) sama

◦ Riwayat Penyakit Jatung : (-)

◦ Riwayat Stroke : (-) ◦ Riwayat Habituasi


◦ Riwayat Trauma Berulang : (-) Sejak usia ±18 tahun pasien bekerja sebagai
buruh kuli bangunan. Pasien sering melakukan
◦ Riwayat Hipotensi : (-) aktivitas jongkok-berdiri, berdiri dengan
◦ Riwayat kejang : (-) mencondongkan badan ke depan dan
membawa beban berat. Sering melakukan
aktivitas seperti mengangkat-angkat barang
R i w a y a t A l e rg i
berat seperti semen, bata, dll. Pasien perokok
Tidak ada alergi makanan, obat-obatan atau aktif sejak umur 16 tahun.
cuaca

4
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Tampak Sakit

Kesadaran
Compos mentis

GCS TEKANAN RESPIRASI SUHU


NADI
E4V5M6 DARAH 21x/menit 37,1 ‘C
99x/menit
200/103mmHg

5
Pemeriksaan Generalisata

Kepala Leher Abdomen


Bentuk : Normosefal Trakea di tengah, tidak tampak pembesaran, kuduk kaku
Inspeksi : Cembung; Jejas (-); Massa (-)
(-)
Wajah :Simetris
Auskultasi : BU (+) normal
JVP : Tidak diperiksa
Rambut :Hitam keabuan, lebat, tidak mudah
Palpasi : Soefel; NT (-), NL (-), DM (-);
rontok KGB : Tidak teraba
Hepar tt; Lien tt
Mata :Konjungtiva anesmis (-/-); Sklera Tiroid : Tidak ada pembesaran
Perkusi : Timpani, nyeri ketok cva(-/-)
ikterik (-/-); Pupil bulat isokor; Reflek
cahaya langsung (+/+), tidak langsung (+/+);
oedem palpebra (-/-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal; Gerak simetris; Jejas
Genitalia
Hidung : Deviasi septum (-); Epistaksis (+/+);
Sekret (-/-); PCH (-) (-); Massa (-) Retraksi intercostal (-/-)
Tidak diperiksa
Telinga : Aurikula normal; MAE lapang; MT Palpasi : Nyeri tekan (-/-); Krepitasi (-/-); VF kanan
tidak diperiksa = kiri Extremitas
Mulut : Simetris; Lidah simetris, tidak kotor; Perkusi : Sonor seluruh lapang paru CRT < 2 detik
Sianosis (-); Faring dan laring tidak diperiksa Auskultasi : VBS (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-), Oedem pretibial (-/-)
Wh (-/-) BJ I-II murni, reguler, gallop (-),
murmur (-) Sianosis (-/-)

6
- HT URGENSI
◦Diagnosis - EPISTAKSIS
ANTERIOR
 pembahasan
DEFINISI
◦ Krisis hipertensi merupakan suatu sindrom klinis dengan tanda khas berupa

kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik secara tiba-tiba dan progresif.(1)

◦ (sistol ≥180 mmHg dan/atau diastol ≥ 120mmHg).


EMERGENSI URGENSI

2014 Evidence Based Guidelines For The Management of High Blood Pressure in Adults. Report From The Panel
Members Appointed to The Eighth Joint National Comitte (JNC 8). JAMA 2013, 10:284-427.
EPIDEMIOLOGI
◦ Angka kejadian krisis HT di negara maju berkisar 2 – 7% dari populasi
HT, terutama pada usia 40 – 60 tahun dengan pengobatan yang tidak
teratur selama 2 – 10 tahun

Idris, Idris, M.Kasim. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Penerbit FKUI. 1999. 17
MANIFESTASI KLINIS

◦ Manifestasinya dapat berupa keluhan sakit kepala,, mual, muntah,


gangguan kesadaran, atau disertai dengan gejala kerusakan organ dengan
keluhan seperti nyeri dada, pemendekan nafas, kecemasan, gangguan
penglihatan, dll

Branch, WT, Wayle Alexander, et al. Cardiology In Primary Care, Singapore: The Mc Graw – Hill Companies.2000.
◦ 1. Anamnesa
◦ 2. Pemeriksaan Fisik :
◦ - Dilakukan pemeriksaan status generalis secara menyeluruh
- Melakukan funduskopi
◦ 3Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan segera seperti : DIAGNOSIS
o Darah : Rutin, BUN, creatinine, elektrolit, KGD
o Urine : Urinalisa & Kultur Urin
o EKG : 12 lead, melihat tanda iskemi
o Foto dada : apakah ada edema paru

b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung keadaan klinis dan hasil pemeriksaan


pertama)
o Dugaan kelainan ginjal : IVP, renal angiografi, biopsi renal
o Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : CT scan Idris, Idris, M.Kasim. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta: Penerbit FKUI. 1999. 19
PENATALAKSANAAN
Penderita dengan hipertensi urgensi tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sebaiknya penderita ditempatkan diruangan yang
tenang, tidak terang dan TD diukur kembali dalam 30 menit. Bila TD tetap masih sangat meningkat, maka dapat dimulai pengobatan.

◦ Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan a.l :


◦ Nifedipine : pemberian bisa secara sublingual (onset 5-10 menit).Buccal (onset 5 –10 menit),oral (onset 15-20 menit),duration 5 – 15 menit secara
sublingual/buccal).
◦ Clonidine : Pemberian secara oral dengan onset 30 – 60 menit Duration of Action 8-12 jam. Dosis : 0,1-0,2 mg,dijutkan 0,05mg-0,1 mg setiap jam s/d 0,7mg.
◦ Captopril : pemberian secara oral/sublingual. Dosis 25mg dan dapat diulang setiap 30 menit sesuai kebutuhan.
◦ Prazosin : Pemberian secara oral dengan dosis 1-2mg dan diulang perjam bila perlu.

Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casery DE, Collins KJ, Himmelfarb CD, et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/
Idris, Idris, M.Kasim. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Penerbit FKUI. 1999.
APhA/ ASH/ ASPC/ NMA / PCNA Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood

Pressure in Adults. Hypertension 2018;71:e13-e115


20
Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi

◦ Bila diagnosa hipertensi emergensi telah ditegakkan, maka tekanan darah (TD) perlu diturunkan secara
bertahap. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah :

◦ Anamnesa singkat dan pemeriksaan fisik

◦ Tentukan penyebab hipertensi emergensi

◦ Tentukan adanya kerusakan organ sasaran

◦ Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin

◦ Tekanan darah harus diturunkan,5-120 menit pertama, tekana darah rata-rata (MAP)diturunkan 20-25%

 
2014 Evidence Based Guidelines For The Management of High Blood Pressure in Adults. Report From The Panel Members Appointed to The Eighth
Joint National Comitte (JNC 8). JAMA 2013, 10:284-427. 21
Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casery DE, Collins KJ, Himmelfarb CD, et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/ APhA/ ASH/ ASPC/ NMA / PCNA Guideline for the Prevention, Detection,

Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. Hypertension 2018;71:e13-e115 22


KOMPLIKASI
◦Komplikasi dari krisis hipertensi adalah :

1.CAD (Coronary Arteri Disease)

2.CRF (Chronic Renal Failure)

3.CHF (Congestif Heart Failure)

4.CVA (Cerebral Vascular Accident)(5)

Sat, Sharma. Hypertension. http:/www.emedicine.com. 2006 23


PROGNOSIS
◦ Prognosis dari krisis hipertensi bergantung dengan ada atau tidaknya
penyakit yg menyertai, Status generalis dan pengobatan pada pasien tsb.

24
Kamran, Riaz. Hypertensive Heart Disease. http:/www.emedicine.com. 2006
◦TERIMAKASIH

25

Anda mungkin juga menyukai