Sistem Hukum Adat-2
Sistem Hukum Adat-2
Kelompok 1
• Bambang Kurniawan 2032620
• Chandra Bima Alvina 2033020
• Abel adithya Wisnu 2030920
• Tia Maryani 2031320
• Susan 2032020
• Salman Arizki 2031920
Pengertian Dasar Hukum
Adat
• Menurut Dr. Soedjono Dirdjosisworo, SH
mengatakan Hukum adalah gejala sosial.
Ia tampil dalam menserasikan pertemuan
antar kebutuhan dan kepentingan warga
masyarakat. baik yang sesuai ataupun
yang saling bertentangan. Hal ini selalu
berlangsung karena manusia senantiasa
hidup bersama dalam susana saling
ketergantungan.
• Pengertian hukum adat itu sendiri, yang dikemukakan
oleh Hilman Hadikusuma, istilah adat berasal dari
bahasa arab yang berarti kebiasaan. Adatvkebiasaan
diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang
continue dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti
masyarakat dalam waktu yang lama. Dan istilah
“Hukum Adat” secara akademis pertama kali
merupakan istilah asing, hasil terjemahan dari istilah
“Adatrecht” diperkenalkan pertama kali oleh Prof.
Dr. Christian Snouk Hurgronje dalam bukunya yang
berjudul “De Atjehers” (1894). Hilman Hadikusuma
mengatakan bahwa adat (hukum adat) adalah
kebiasaan yang bersangsi.
• Menurut Dr. R. Soepomo :
• Hukum adat adalah hukum non statutair
• hukum adat adalah hukum non statutair yang sebagian besar
adalah hukum kebiasaan dan sebagian kecil adalah hukum Islam.
Hukum adat ini meliputi hukum yang berdasarkan keputusan hakim
yang berisi asas hukum dalam lingkungan dimana is memuruskan
perkara.
• Hukum adat adalah hukum tidak tertulis
• yang dimaksud dengan hukum adat sebagai hukum yang tidak
tertulis menurut Dr. R. Soepomo meliputi:
• Peraturan Legislatif yang tidak tertulis
• Hukum yang hidup di dalam hukum kenegaraan
• Keputusan keputusan hakim
• Hukum kebiasaan, termasuk pula aturan pedesaan dan aturan
keagamaan
Corak Hukum Adat
• Tradisional, hukum adat itu pada umumnya bercorak tradisional,
artinya “bersifat turun menurun dari zaman nenek moyang sampai
sekarang.