Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN

NAMA : ABEL ADITHYA WISNU

NIM : 2030920

MAKUL : SISTEM PENGANTER INDONESIA

DOSEN PENGAMPUH : Drs. ACHMAD FIKRY RACHMAN

Pengenalan Sistem Politik

Pengertian Sistem Politik Pertama kali di dalam membicarakan sistem politik harus
ditentukan terlebih dahulu berdasarkan pengertian atau keterangan-rangan yang sifatnya
mendasar tentang sistem politik itu sendiri. Mungkin istilah sistem politik telah sering
disebut-sebut dalam kehi- dupan sehari-hari, dan telah banyak pula orang yang melihat sistem
politik. Namun di dalam membahas sistem politik di dalam buku ini, perlu kiranya terlebih
dahulu disepakati-pengertian atau keterangan-keterangan yang sama.

tentang sistem politik. Pengertian atau batasan tentang sistem politik sudah sering
dikemukakan oleh beberapa orang cendekiawan, dalam mana pengertian atau batasan sistem
politik yang dikemukakan oleh seseorang mungkin akan mempunyai sedikit perbedaan
dengan pengertian atau batasan sistem politik yang dikemukakan oleh orang yang berbeda
pendapat lagi.

Hal yang seperti ini merupakan suatu kewajaran, sebab orang yang satu memandang
sistem politik dari sudut pandang yang berbeda dengan pandangan orang yang lain. Seorang
sarjana barat yang bernama David Easton menawarkan suatu batasan bagi sistem politik yang
terdiri dari tiga komponen,

(1) Sistem politik mengalokasikan nilai (melalui poli-

(2) alokasinya berwibawa; dan

(3) alokasi otoritatifnya mengikat masyarakat secara keseluruhan.

Pengertian atau batasan yang dikemukakan oleh David Easton di atas menyatakan
bahwa sistem politik adalah alokasi nilai-nilai, dalam mana pengalokasian nilai-nilai tadi
bersifat paksaan atau dengan kewenangan, dan pengalokasian yang bersifat paksaan tadi
mengatur masyarakat.
1) Lebih lanjut, David Easton menyatakan pula bahwa politik sistem dapat
diperkenalkan sebagai seperangkat interaksi yang diabs- traksikan dari seluruh tingkah laku
sosial, melalui mana nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif masyarakat.

2) Sedangkan menurut Robert A. Dahl dalam bukunya yang berjudul Modern Political
Analysis, dinyatakan tentang pe- ngertian politik sebagai berikut: "sistem politik sebagai pola
persisten dari hubungan manusia yang melibatkan, sampai batas tertentu, kontrol, pengaruh,
kekuasaan, atau otoritas ". Jadi menurut Dahi, sesuai dengan pendapat yang
dikemukakannya, sistem politik adalah sebagai pola yang tetap dari hubungan-hubung- an
antar manusia yang melibatkan, berarti, kontrol, pengaruh, kekuasaan, atau berwenang.
sampai dengan tingkat yang

(1) Grabiel A. Almond dan James S. Coleman (eds.), The Politics of the Developing
Areas, Princeton University Press, N.J., 1960, hal. 6., mengutip dari David Easton, The
Political System: An Inquiry into the State of Political Science, New York, 1953.

Pengertian lain tentang sistem politik dinyatakan pula oleh Grabiel A. Almond,)
menyatakan pernyataannya bahwa: "sistem politik adalah sistem interaksi yang ditemukan
dalam semua masyarakat independen yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi (baik
secara internal). dan vis-a-vis masyarakat lain) melalui pekerjaan, atau ancaman pekerjaan,
dari paksaan fisik yang lebih atau kurang sah ".

Pendapat yang dikemukakan oleh Almond ini menyatakan bahwa politik adalah merupa-
kan sistem interaksi yang terjadi di dalam masyarakat yang merde- ka. Dari pernyataan ini
dapat kita tarik pengertian bahwa di dalam masyarakat yang tidak atau belum merdeka tidak
terdapat sistem politik dari masyarakat tersebut, yang ada adalah sistem politik dari
masyarakat atau negara yang menjajah / menguasainya. Bih lanjut dinyatakan pula oleh
Almond bahwa politik itu menjalankan fungsi Integrasi dan adaptasi. Fungsi Integrasi yang
di- jalankan oleh sistem politik adalah untuk mencapai kesatuan dan persatuan dalam
masyarakat yang memperhatikan.

Sedangkan fungsi | adaptasi adalah lingkungan hidup sekelompok orang terhadap


lingkungan, baik terhadap lingkungan masyarakat itu sendiri maupun terhadap lingkungan
masyarakat yang lainnya. Demikian pula dalam menya- takan pendapatnya Almond
mempergunakan istilah "more of less '" (sedikit banyak) yang mengikuti kata "sah" (sah); hal
ini ada- lah untuk menerangkan paksaan fisik yang dilakukan oleh sistem politik. Di mana
dalam hal ini paksaan fisik yang dilakukan oleh sis- tem politik keabsahannya diragukan.
Keragu-raguan mengenai keab- sahan paksaan fisik itu terutama ditujukan kepada sistem-
sistem po- litik yang totaliter, dan segala macam bentuk kekuasaan pemerin- tahan lainnya
yang tingkat keabsahannya di dalam mempergu- nakan paksaan fisik diragukan.

Almond peringatan bahwa bahwa dengan mempergunakan istilah "kurang lebih" maka
segala macam bentuk atau jenis sistem dapat dimasukkan atau ditampung dalam batasan
tersebut.

Berdasarkan pengertian-pengertian atau batasan-batasan yang dikemukakan oleh para


sarjana terkemuka di atas, dapatlah ditarik seperti pengertian bahwa sistem politik adalah
merupakan sistem interaksi atau hubungan yang terjadi di dalam masyarakat, melalui mana
dialokasikan nilai-nilai kepada masyara- Kat, dan pengalokasian nilai-nilai itu dengan
menggunakan paksa- an fisik yang sifatnya bersifat sah. Dari pengertian tersebut, terdapat
beberapa hal yang masih perlu lebih lanjut.

Pertama: Sistem Interaksi di dalam sistem politik, baik yang masih tradisional maupun
yang sudah modern, interaksi atau hubungan yang terjadi antara aktor- aktor politik. Aktor-
aktor politik yang dapat berwujud individu-individu, sekelompok individu, suatu organisasi,
organisasi, lembaga atau instansi. Jadi interaksi langsung di dalam sistem politik dapat
berwujud interaksi antara individu yang lainnya, individu dengan masyarakat atau lembaga,
dan dapat pula berwujud interaksi anta- ra suatu organisasi atau lembaga dengan sesamanya.

yang ber- Ke dua: Pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat. Yang dimaksud dengan
nilai-nilai adalah merupakan sesua- tu hal yang mempunyai harga yang tinggi di mata
masyarakat. Di antara nilai-nilai tersebut, terdapat satu atau dua macam nilai yang mendapat
atau memperoleh penghargaan yang paiing tinggi dari ma- syarakat.

Suatu masyarakat akan berbeda dalam memberikan peng- hargaan terhadap suatu nilai
bersama dibandingkan dengan penghar- gaan yang diberikan oleh masyarakat yang lainnya.
Sebagai izin, masyarakat A akan memberikan penghargaan yang paling tinggi terhadap nilai
X, sedangkan dalam kurun waktu yang bersa- ma masyarakat B.

Perbedaan penghargaan terhadap suatu nilai pada ha- kekatnya disebabkan oleh
perbedaan kebutuhan dari masing-masing masyarakat. Adapun yang terkait dengan nilai-
nilai yang terdapat dan di-evaluasi oleh masyarakat menurut Harold Laswell terdiri dari dela-
pan nilai, yaitu: kekuasaan, pencerahan, kekayaan, kesejahteraan (atau kesehatan),
keterampilan, kasih sayang, kejujuran (melibatkan kebenaran dan keadilan), dan rasa hormat
(atau rasa hormat). Selain delapan nilai yang dike- mukakan oleh Harold Laswell tersebut,
maka oleh Karl W. Deutsch ditambah dua nilai lagi.

yaitu: security dan liberty. Jadi nilai-nilai yang ada dan dibutuhkan masyarakat ada
sepu- luh macam nilai. Ke sepuluh macam nilai tersebut dialokasikan ke- pada masyarakat
dengan mempergunakan paksaan fisik yang sedikit bersifat sah.

Ke tiga: Paksaan fisik yang sedikit banyak bersifat sah Di atas telah dinyatakan bahwa
ke sepuluh macam nilai yang terdapat di dalam masyarakat, dialokasikan dengan
mempergunakan paksaan fisik yang sedikit bersifat sah. Pengertian atau peris- tiiahan
"sedikit banyak bersifat sah" adalah untuk memberikan gambaran bahwa paksaan fisik yang
dilakukan dalam suatu sistem politik keabsahannya diragukan. Keragu-raguan terhadap
keabsahan paksaan fisik ini, terutama ditujukan kepada sistem-sistem politik yang totaliter,
dan segala macam bentuk kekuasaan pemerintahan yang lainnya yang tingkat keabsahannya
dalam mempergunakan paksaan fisik diragukan. Akan tetapi ketiganya dipergunakan atau di-
cantumkan istilah "sedikit banyak bersifat sah", maka segala macam jenis politik.

Ciri-ciri Sistem Politik Sistem politik, betapapun modern atau primitif sifatnya,
memiliki beberapa ciri yang terdapat padanya. Grabiel A. Almond di dalam bukunya yang
berjudul Politik Daerah Berkembang, menyebutkan bahwa di dalam sistem politik terdapat
empat ciri atau karakter ma- cam. Ciri atau karakter dari sistem politik yang dikemukakan
oleh Grabiel A. Almond intinya adalah sebagai ber- ikut: 6

1) Semua sistem politik pasti mempunyai struktur politik. Dengan pengertian bahwa di
dalam masyarakat yang paling sederhanapun, sistem politik dari masyarakat terse- but
mempunyai struktur politik yang terdapat di da- lam masyarakat yang paling komplek.
Setiap struktur politik dapat diperbandingkan satu dengan yang lain menurut tingkat dan
bentuk strukturnya.

2) Semua sistem, politik, baik yang sudah modern maupun yang masih primitif,
menjalankan fungsi yang sama walau- pun frekwensinya berbeda-beda yang disebabkan oleh
ka- rena perbedaan struktur. Demikian pula dapat diperban- dingkan bagaimanakah fungsi-
fungsi dari sistem-sistem politik yang dijalankan dan bagaimana pula cara / gaya melak-
sanakannya.

3) Semua struktur politik, baik yang terdapat di dalam ma- syarakat yang sudah modern
maupun yang terdapat di dalam masyarakat yang masih primitif, betapapun terspesialisasi
tetap mempunyai sifat multi fungsional (menja- lankan beberapa / banyak fungsi). Sistem
politik dapat dibandingkan dengan tingkat kekhususan fungsi di dalam struktur itu.

4) Semua sistem politik adalah merupakan sistem "campur- an" dipandang dari
kebudayaan. Da- lam pengertian yang rasional tidak ada struktur dan budaya yang semuanya
modern, dan dalam pengertian yang tidak semuanya primitif. Perbedaan yang hanya bersifat
relatif saja, dan ke duanya (hal-hal yang bersifat modern dan tradisional) bercampur satu
organ yang lainnya.

Apabila kita memperhatikan dengan saksama pendapat terse- but di atas, maka ciri-ciri
atau karakter sistem politik yang dikemu- kakan oleh Almond tersebut sifatnya masih umum
sekali.

Untuk mengenal lebih jauh ciri-ciri atau karakter sistem politik, selain kita
memperhatikan pendapat Almond di atas, maka per-lu pula tidak memperhatikan pendapat
David Easton. David Easton menyatakan bahwa ciri-ciri yang utama dari sistem politik
adalah sebagai berikut):

1) Ciri-ciri Identifikasi

Guna membedakan suatu sistem politik dengan sistem-sistem sosial yang lainnya, kita
harus dapat mengidentifikasikan atau me ngenali sistem politik dengan mendeskripsikan unit-
unitnya yang fundamental dan yang menentukan batas-batas yang salahnya da- ri unit-unit
yang berada di luar sistem politik.

a) Satuan-satuan suatu sistem politik. elemen-elemen atau elemen-elemen yang kita


nyatakan membentuk suatu sistem. Dalam hal sistem politik, elemen atau hal tersebut adalah
berwujud tindakan-tindakan atau aktivitas-akti- vitas politik. Biasanya, berfaedah
memperhatikan tindakan- tindakan atau aktivitas-ak tivitas tersebut, selama mereka
menyusun / membentuk peran-peran politik dan kelompok-kelompok poli- tik. Unit-unit ini
adalah

b) Batas-batas. Beberapa pertanyaan yang paling penting berdasarkan sistem operasinya


politik hanya dapat dijawab jika kita menyadari bahwa suatu sistem tidak ada yang ada di
dalam suatu lingkungan yang vakum / kosong. Sistem selalu berada di da- lam lingkungan.
Cara bekerjanya suatu sistem merupakan bagian dari fungsi sistem tersebut untuk
lingkungan-lingkungan sosial, biologi dan fisik.
Masalah khusus yang kita hadapi adalah bagaimana cara mem-bedakan secara sistematis
antara suatu sistem politik dengan bahasa. Apakah dapat dikatakan jika dikatakan bahwa
sistem yang mempunyai batas yang salah dari lingkungannya? Ji- ka demikian,
bagaimanakah kita mengidentifikasikan garis batas / pemisah itu?.

Tanpa hambatan masalah ini, maka dapat menyatakan bahwa sistem politik mempunyai
batas dalam arti yang dimiliki oleh suatu sistem fisik. Batas suatu sistem politik dapat
.dinyatakan dengan semua tindakan atau aktivitas sedikit berhubungan secara langsung
dengan pembuatan ke- putusan-keputusan yang mengikat masyarakat; setiap tindakan atau
aktivitas sosial yang tidak mengandung ciri-ciri tersebut akan diberlakukan dari sistem politik
dan dengan demikian secara otomatis akan dipandang sebagai variabel eksternal dalam
lingkungan.

2) Input dan Output

Dapat diduga, jika sistem politik kita pilih sebagai sasaran siswa, kita melakukan hal itu
karena kita mempunyai kepercayaan bah- wa sistem politik yang mempunyai konsekwensi-
konsekwensi yang mencatat bagi masyarakat, yakni keputusan-keputusan yang sifatnya oto -
ritatif. Konsekwensi-konsekwensi inilah yang disebut dengan keluaran. Jika kita
mempertimbangkan bahwa sistem politik tidak dapat menghasilkan keluaran yang
mempunyai arti yang penting bagi organisasi, maka kita mungkin tidak akan tertarik pada
sistem politik.

Kecuali kalau suatu sistem, suatu keadaan suatu keadaan, - dan kita dapat menganggap
bahwa hal ini tidak benar pada sistem politik -, sistem politik secara kontinyu harus
mendapatkan masukan untuk bekerja. Tanpa adanya input sistem tidak da- pat bekerja, dan
tanpa adanya output maka kita tidak dapat mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh
sistem itu. Dalam hu- bungannya dengan hal ini, tugas penelitian khusus adalah metgenai
bagaimana mengidentifikasikan input-input, mengikuti proses-proses melalui mana input-
input ditransformasikan menjadi output-output, mendeskripsikan kondisi-kondisi umum di
mana pro- Ses-proses semacam itu dapat memelihara, dan melihat hubungan.

3. Diferensiasi dalam suatu system

Kita tahu bahwa dari lingkungan akan memberikan energi atau tenaga untuk
mengaktifkan suatu sistem, dan informasi yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk
penggunaan enerji atau tenaga tersebut. Dengan cara yang seperti ini suatu sistem dapat
bekerja. Pada sistem politik akan menghasilkan suatu keluaran yang berbeda dengan
masukan yang masuk atau diperoleh dari lingkungannya. Kita dapat mempergunakannya
sebagai suatu hipotesa, bahwa jika suatu sistem politik harus melaksanakan pekerjaan yang
bermacam-macam tetapi dalam kurun waktu yang terbatas, maka diferensiasi minimal harus
terjadi / ada pada struktur-struktur- nya. Pada kenyataannya, secara empiris tidak mungkin
untuk menemukan suatu sistem politik di mana unit-unitnya mengerjakan ke-giatan atau
aktivitas yang sama dalam kurun waktu yang bersamaan. Anggota-anggota dari suatu sistem
yang paling tidak mengenal pembagi- an kerja minimal yang menyediakan suatu struktur di
mana kegiat- an atau aktivitas mengambil tempat.

4) Integrasi suatu sitem

Diferensiasi pembantuan kekuatan-kekuatan yang potensial dapat merusak integritas


sistem politik. Jika terdapat dua atau lebih unit yang sedang melakukan kegiatan atau
kegiatan yang berbeda dalam kurun waktu yang bersamaan, maka bagaimanakah kegiatan-
kegiatan atau aktivitas terse- tetapi dapat menghasilkan artikulasi yang berarti anggota-ang-
gota dari sistem tidak berhenti sama sekali kekacauan dalam menghasilkan keluaran yang
berkaitan dengan kepentingan kita bersama? Dengan demikian dapat dirumuskan suatu
hipotesa, bahwa jika sistem sua-tu memiliki struktur ingin mempertahankan dirinya, maka
sistem tersebut. yang dapat mengintegrasikan atau membujuk anggota anggotanya untuk
bekerja sama walupun dalam kadar yang minimal sekalipun, sehingga sistem politik dapat
membuat keputusan-keputusan yang otoritatif.

Apabila kita memperhatikan dengan saksama pendapat yang tanggap- mukakan oleh
David Easton di atas, maka terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.

Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pada hakekatnya sistem politik adalah merupakan suatu sub sistem dari sistem sosial
secara keseluruhan. Oleh kare- na itu kita harus menggunakan sistem politik dari sub-sub
sistem sosial yang lainnya. Sistem politik sebagai suatu sub sistem sosial harus dari sistem
ekonomi, sistem demografi, sistem ekologi, sistem religi, sistem hukum dan lain-lain yang
juga merupakan sub-sub sistem dari sistem sosial secara keseluruhan. Dalam hal yang seperti
ini akan muncul suatu permasalahan, yakni kapankah orang atau sekelempok orang yang
masuk atau terlibat di da- lam sistem politik? Jawabannya jelas, seseorang atau sekelompok
orang telah terlibat atau melibatkan diri di dalam politik, yakni aktivitas yang sedikit banyak
berhubungan secara langsung dengan pembuatan keputusan-keputusan yang mengikat
masyarakat-, maka dapat dinyatakan bahwa mereka sudah masuk atau terli- bat di dalam
sistem politik. Setiap aktivitas sosial yang lain yang tidak mengandung ciri-ciri tersebut,
tidak berhubungan langsung dengan pembuatan keputus- zn-keputusan yang mengikat
masyarakat -, tidak termasuk di dalam aktivitas politik. Akan tetapi perlu diingat pula bahwa
seseorang atau sekelompok orang itu terlibat di dalam aktivitas politik juga yang terlibat
dalam aktivitas- aktivitas sosial yang bukan merupakan aktivitas politik.

2) Dapatlah kita melakukannya bahwa sistem politik itu- lukan enerji atau tenaga untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitasnya. Enerji atau tenaga yang
diperlukan untuk menggerakkan sistem politik dike- nal dengan sebutan input. Sedangkan
hasil sukacitaat- an atau aktivitas sistem politik awal dikenal dengan sebutan output, yang
berwujud keputusan-keputusan atau kebijak- sanaan-desa yang mengikat masyarakat.

3) Unit-unit atau komponen-komponen sistem politik yang berwujud struktur-struktur


harus mengenal diferensiasi minimal. Hal yang seperti ini karena tidak mungkin- nya suatu
sistem politik di mana unit-unit atau komponen- komponennya melakukan kegiatan-kegiatan
atau aktivi- tas-aktivitas yang sama pada kurun waktu yang bersama- an. Oleh karena itu
unit-unit atau komponen-komponen sistem politik paling tidak harus mengenal pembagian
kerja minimal.

4) Diferensiasi struktural yang terdapat di dalam kebijakan sistem pembantuan yang


selalu berubah yang kekuatan-kekuatan tersebut secara potensial dapat merusak Integrasi
sistem politik. Jika unit-unit atau komponen-komponen sistem politik melakukan kegiatan-
kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam kurun waktu yang bersamaan, maka
kegiatan-kegiatan atau aktivitas tersebut tidak mungkin dapat menghasilkan dwaktu atau
keputusan-keputusan yang baik . Oleh karena itu lingkungan suatu sistem politik yang di
dalamnya terdapat struktur-struktur yang ingin memper- tahankan dirinya, maka sistem
politik tersebut haruslah ngadakan / bangun yang dapat menginte- grasikan atau membujuk
anggota-anggota sistein itu sendiri untuk bekerja sama walaupun dalam kadar yang minimal
sekalipun, sehingga sistem politik tersebut dapat membuat keputusan-keputusan atau
keputusan-keputusan yang otoritatif.

Hubungan Sistem Politik Dengan Lingkungannya

Apabila kita membahas kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan, maka kita akan
dihadapkan kepada konsekwensi-konse- kwensi yang berhubungan dengan cara yang dapat
dipakai untuk menganalisis bekerjanya suatu sistem.
Hal yang seperti ini dengan jelas dikemukakan oleh David Easton, beliau
mengemukakan pendapatnya bahwa sekali kita mulai membi- carakan kehidupan politik
sebagai suatu sistem kegiatan, maka be- berapa konsekwensi akan mengikutinya mengenai
cara yang dapat kita lakukan untuk menganalisa bekerjanya suatu sistem; Gagasan dari suatu
sistem yang mengabaikan bahwa kita dapat memisalıkan kehidupan politik dari kegiatan-
kegiatan sosial yang lainnya, paling tidak untuk tujuan analisa, dan memeriksanya seakan-
akan kehidup- an politik itu berdiri sendiri oleh lingkungannya tetapi mudah dibedakan dari
lingkungan tersebut di mana dia dioperasi) kan.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Easton di atas, dapat kita nyatakan bahwa paling
tidak untuk tujuan analisa, politik kehidupan sebagai suatu sistem kegiatan dapat diambil dari
kegiatan-ke- giatan sosial yang lain dan seakan-akan berdiri sendiri oleh lingkungannya.

Mengenai lingkungan sistem politik, Deutsch menyatakan bahwa lingkungan sistem


politik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam atau jenis.

jenis yang pertama yang nampak sangat jelas adalah lingkungan yang ada atau terdapat
di luar sistem politik itu sendiri. Sedangkan jenis yang sering diabaikan adalah lingkungan
yang ada atau terdapat di dalam sistem politik.

Suatu contoh yang sangat tepat untuk menggambarkan hal ini adalah bahwa seseorang
(dipandang atau dimisalkan sebagai sua- tu sistem) tidak hanya tergantung pada dunia /
keadaan yang terda- pat disekelilingnya saja, akan tetapi untuk tetap hidup yang ber-
transportasi juga tergantung pada keadaan yang terdapat di dalam di- rinya sendiri (jiwa dan
raganya). Jadi lingkungan dari pat lingkungan yang berada di luar diri manusia dan
lingkungan yang berada di dalam diri manusia itu sendiri. Demikian pula dengan iingkungan
sistem politik yang men- cakup lingkungan yang berada di luar sistem politik, dan lingkung-
an yang berada di dalam sistem politik itu sendiri.

Dalam membahas lingkungan sistem politik, David Easton) berpendapat bahwa


lingkungan sistem politik dapat dibedakan men- jadi dua, yaitu lingkungan dalam masyarakat
dan lingkungan di luar masyarakat. Adapun yang terkait dengan intrasocietal environment
adalah "mengacu pada bagian dari lingkungan sosial dan fisik yang berada di luar batas-batas
sistem politik namun dalam masyarakat yang sama". Dan yang termasuk di dalam
lingkungan intrasocietal adalah sistem ekologi, sistem biologi, sistem personality. dan sistem
sosial (yang mungkin dapat diklasifikasikan ke dalam tipe-tipe: budaya, struktur sosial,
ekonomi, dan demografi). Sedangkan yang terkait dengan lingkungan di luar masyarakat
atau masyarakat antar bangsa, dinyatakan "mungkin terletak di luar masyarakat di mana
sistem politik itu sendiri adalah subsistem sosial, namun mungkin memiliki konsekuensi yang
tidak penting bagi persistensi atau perubahan sistem politik". Dan yang termasuk di dalam
lingkungan ekstrasosietal atau masyarakat internasional ini adalah sistem ekologi
internasional, sistem sosial internasional (yang di dalamnya terma suk sistem budaya
internasionai, sistem ekonomi internasional, sis- tem demografi internasional, dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan yang ada pada lingkungan domestik, dan sistem
politik internasional (dalam sistem politik internasional perlu diperhatikan adanya badan-
badan intermasional, seperti Bangsa, NATO, atau Blok Soviet, dan lain-lain). Gambar di
bawah ini akan lebih memperjelas mengenai komponen- komponen dari lingkungan sistem
politik seperti yang diuraikan di atas. (Gambar lihat halaman 16).

erserikatan Bangsa Hubungan antara sistem politik dengan lingkungannya sangat erat.
Sistem politik dibangun oleh segala macam hal yang terjadi di sekelilingnya. Berbagai
macam pengaruh yang berasal dari ling- kungan mengalir masuk ke dalam sistem politik.
Pada diagram yang tertera di bawah ini, oleh David Easton 1) bahwa anak panah yang berasal
dari lingkungan (baik lingkungan intrasosietal maupun lingkungan luar) menggambarkan
sangat banyak macam transaksi yang terjadi antara lingkungan dengan kebijakan sistem.
Hubungan timbal balik antara sistem politik dengan lingkungan-nya di dalam diagram yang
digambarkan dengan anak panah. Penga- ruh lingkungan, baik yang intrasosietal maupun
yang di luar masyarakat mengalir masuk ke dalam sistem politik sebagai kuno (tuntutan)
maupun sebagai dukungan-dukungan (dukungan).

Anda mungkin juga menyukai