Anda di halaman 1dari 38

BST & CBD

STROKE
Dinar Agustina L.T
1915017

Pembimbing:
Dr. Noveline Sagita, Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN/ UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2021
IDENTITAS • Nama
• Usia
: Ny.C
: 45 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Babakan Tarogong, Bandung
• Pekerjaan : Guru
• Suku Bangsa : Sunda
• Pendidikan : S1
• Status : Menikah, 1 anak
ANAMNESIS Keluhan utama : Tidak Sadar
Anamnesis khusus :
(Heteranamnesis : adik kandung)
• Seorang Wanita diantar ke RSI oleh suaminya dengan
keluhan tidak sadar sekitar pukul 21.00, 2 hari yang lalu.
Keluhan dirasakan mendadak saat pasien sedang beristirahat
di rumah lalu akan ke kamar mandi. Awalnya pasien
mengaku sering lemas badan karena kecapean dan banyak
pikiran. Adik mengatakan sang kakak sehari-harinya baik
baik saja bisa beraktivitas bila komunikasi via telfon, namun
menurut adik sang kakak bertambah gemuk.
• Keluhan tidak disertai sakit kepala, muntah, kejang, pusing
berputar, trauma kepala.
• RPD : Belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. ASMA(+)
• RPK : Ibu memiliki penyakit stroke.
• Kebiasaan: Masak dirumah, makan makanan
rumah. Merokok (-), alkohol (-), jarang
berolahraga.
• Usaha berobat : -
• Riwayat alergi : Tidak ada
PEMERIKSAAN Keadaan umum
•  Kesadaran : GCS E3M3V3 GCS =9 Stupor
FISIK •  Kesan sakit : Berat
•  Status gizi dari adik kandung :
– BB: 85kg
– TB: 155cm
– BMI: 35,4 kg/m2  obese 1

•  Tanda vital
– Tekanan darah : 150/90 mmHg : hipertensi stage 1
– Nadi : 90 kali/menit, reguler, ekual, isi cukup
– Respirasi : 24 kali/menit takipnoe
– Suhu : 36,5 0C
• Kepala :
– Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
– THT : sekret hidung & telinga (-),
– Leher : KGB tidak teraba, trakea letak sentral, tiroid tidak
membesar.
• Thorax : bent
• Paru : Sonor seluruh lapang paru, VBS (+/+), Ronkhi
(-/-), Wheezing (-/-)
– Jantung : batas jantung normal, bunyi jantung murni, S1-S2
reguler, murmur (-)
• Abdomen : cembung, soepel, bising usus (+) normal,
timpani
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
3. Saraf otak :
1. Penampilan   •  N I : tidak dilakukan
• Kepala : Bentuk dan ukuran simetris •  N II : tidak kooperatif
•  N III, IV, VI
2. Rangsang meningen :  – Ptosis : -/-, Nystagmus -. Exopthalmus -
• Kaku kuduk : (-) – Posisi mata : sentral
• Test Kernig : tidak dilakukan – Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm 
• Test Laseque : (-) – Refleks cahaya : direk +/+, indirek +/+
• Tes Brudzinsky 1 : (-) – Gerak bola mata : normal, baik ke segala
• Tes Brudzinsky 2 : (-) tidak dilakukan arah
• Tes Brudzinsky 3 : (-) tidak dilakukan
• N VIII : tidak dilakukan
• NV – Pendengaran : -
– Sensorik  : tidak kooperatif – Keseimbangan : 

•  N VII • Test Romberg : -


– Mengangkat alis mata : - • Test Tandem : -
– Memejamkan mata : - • N IX, X : tidak dilakukan
– Plika nasolabialis : - – Suara : Disfoni (-)
– Gerakan wajah : - – Menelan : Disfagia (-)
– Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah : Tidak dilakukan – Arkus faring : Simetris
– Uvula : Terletak di tengah
– Kontraksi palatum : Simetris
– Refleks muntah : Tidak dilakukan 
– Rasa kecap 1/3 belakang : Tidak dilakukan
•  N XI : tidak dilakukan
– Angkat bahu : -
– Menengok kanan, kiri : -

•  N XII: tidak dilakukan


– Gerakan lidah :-
– Atrofi : -
– Tremor/fasikulasi : -
4. Motorik

Anggota Kekuatan Tonus • Gerakan


Atrofi
involunter Fasikulasi
: Tidak ada
badan
Atas 2/5 N/N • Cara -/-
berjalan/gait -/-: Normal
Bawah 2 /5 N/N -/- -/-
5. Sensorik : tidak kooperatif

Raba Nyeri
Ekstremitas atas - -
Batang tubuh - -
Ekstremitas bawah - -

6. Koordinasi
• Test telunjuk-hidung : Tidak dilakukan
• Test hidung –telunjuk- hidung Tidak dilakukan
• Disdiadokokinesia : Tidak dilakukan
• Tes tumit-lutut : Tidak dilakukan
• Test romberg : tidak dilakukan
7. Pemeriksaan refleks
Refleks fisiologis
•  Biceps : +/+
•  Triceps : +/+
•  KPR : +/+
•  APR : +/+
Refleks patologis 
•  Babinsky : +/-
•  Chaddock : +/-
•  Oppenheim : +/-
•  Gordon : +/-
•  Schaeffer : +/-
• Rossolimo : -/-
• Mendel- bechterew : -/-
• Hoffman-Trommer : -/-
9. Pemeriksaan Fungsi Luhur
•  Hubungan psikis : tidak dilakukan
•  Afasia motorik : +
•  Afasia sensorik : +
•  Ingatan
– Jangka pendek : -
– Jangka panjang : -

•  Kemampuan berhitung : tidak dilakukan


RESUME • Wanita usia 45 tahun, diantar ke RSI dengan penurunan
kesadaran 2 hari yang lalu pukul 21., penurunan kesadaran
tiba-tiba saat pasien sedang mau masuk ke kamar mandi di
rumah. Awalnya pasien mengaku fatique kepada adik.
RPD: Asma (+)
RPK: ibu stroke
RPO: -
Kebiasaan: jarang berolahraga
Alergi: -

Keadaan umum
•  Kesadaran : Stupor
•  Kesan sakit : Berat
•  Status gizi : Obese 1
•  Tanda-tanda vital : TD: 150/90mmHg
PEMERIKSAAN Status generalis : dalam batas normal
Status neurologis
FISIK •  Rangsang meningen : (-)
•  Nervus craniales : DBn
•  Motorik : 2/5 : Hemiparese dextra
2/5
•  Sensorik : -
• Koordinasi: -
• Keseimbangan: -
•  Refleks fisiologis : +/+
•  Refleks patologis : +/-
• Fungsi Luhur: -
DIAGNOSIS • Diagnosa klinik : Penurunan Kesadaran + hemiparase
dextra ec suspek Stroke Infark/Perdarahan
• DD : multiple sclerosis, trauma capitis, tumor
intracranial
• Faktor risiko : Hipertensi, Obesitas 1

Siriraj Score: (2.5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0.1 x 90) + (3 x 0)


– 12 : -0,5
<1 = stroke infark
USULAN • Profil lipid

PEMERIKSAAN • EKG
• Gula Darah Sewaktu
PENUNJANG
• CT scan
PENATALAKSANAAN
•  Non medika-mentosa
– ABC (airway, breathing, circulation)
– Mempertahankan patensi jalan nafas & sirkulasi adekuat
– Tinggikan posisi kepala 20-30 derajat
– O2 sesuai kebutuhan (1 – 2 L/menit).
– Euvolemic fluid status: berikan ivfd NaCL 0,9%, ringer laktat / asetat
– Pantau tanda vital & status neurologis
– Status gizi dengan asupan nutrisi adekuat
– Diet NGT
Penatalaksanaan
Medika mentosa
1. Labetalol dapat diberikan dengan dosis 10 mg (5-20 mg) iv
bolus selama lebih 1-2 menit dan dapat diulangi atau digandakan
dosisnya setiap 10 menit (5-20 menit) sampai penurunan tekanan
darah yang diharapkan, selanjutnya diulangi setiap 6-8 jam, dan
dosis maksimal 300 mg/24 jam.

2. Manitol 20% 3x100cc


PROGNOSIS • Ad vitam : ad bonam
•  Ad functionam : dubia ad bonam
•  Ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
STROKE
Definisi
Stroke adalah gangguan fungsi serebral fokal atau global yang
terjadinya mendadak dan cepat, berlangsung >24 jam atau meninggal,
akibat gangguan peredaran darah otak. (WHO 1980)
Gangguan fungsi serebral fokal :
-Defisit fungsi motorik (hemiparesis,disartia)
-Defisit fungsi sensorik (hemihipestesi,baal,kesemutan)
-Gangguan fungsi visual (hemianopia)
-Gangguan fungsi luhur (afasia,agnosia)

-Gangguan fungsi serebral global (penurunan kesadaran)


Epidemiologi
Stroke adalah penyebab neurologis utama pasien datang ke rumah
sakit dan penyebab kematian tertinggi ketiga di amerika serikat
setelah penyakit jantung dan kanker
di indonesia, penyebab kematian utama pada semua umur adalah
stroke (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), hipertensi (6,8%), dan
cedera (6,5%)
Faktor Risiko
Non Modifiable Modifiable

Usia Hipertensi

Jenis kelamin Penyakit jantung

Ras dan etnik DM

Herediter Hiperkolesterolemia

Stenosis karotis asimptomatik

Merokok

Alkohol
Klasifikasi
Berdasarkan gambaran klinik dan profil waktu:
-Improving stroke / RIND (reversible ischemic neurological deficit)
bila deficit neurologis sembuh dalam kurun waktu >24 jam sampai dengan 3
minggu
-Worsening stroke/ SIE (stroke in evolution)
-Bila deficit neurologis memberat secara progresif
-Smooth worsening: berjalan gradual/ bertahap
-Steplike worsening: bertambah berat diselingi periode menetap
-Fluctuating worsening: progresifitas diselingi perbaikan
Stable stroke / complete stroke
bila deficit neurologis langsung lengkap, tidak banyak berubah dalam perjalanan
waktu. Gejala klinis berkurang setelah 3 minggu tetapi meninggalkan cacat.
Klasifikasi
Berdasarkan gambaran patologis intrakranial
stroke infark : nekrosis pada sebagian jaringan otak karena berkurangnya cerebral blood
flow akibat stenosis atau oklusi pembuluh darah. Berdasarkan patofisiologi dibagi
menjadi:
infark aterotrombotik
infark kardioemboli
infark lakunar

Stroke pendarahan:
Perdarahan intraserebral : perdarahan dalam jaringan parenkim otak karena ruptur
vaskular.
Perdarahan subarachnoid : pecahnya pembuluh darah dan masuknya darah kedalam
rongga subarachnoid.
Stroke Infark PIS PSA

Trombus Cardioemboli

Onset Istirahat, dapat didahului dengan Setiap waktu Aktivitas Aktivitas


TIA

Nyeri kepala - - + Hebat

Muntah - - + ++

Penurunan kesadaran - - + +/-

FR/Etiologi HT, DM, Merokok, Usia lanjut Jantung (MI, AF, kelainan katup), HT Aneurisma, AVM
Aneurisma, AVM,
gangguan Koagulasi

Kejang - - + +

Tekanan Darah Normal sampai  Dapat normal  


Klasifikasi
Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah
Sistem Karotis Sistem Vertebrobasiler
Disfungsi motorik Hemiparese kontralateral Hemiparese alternan

Saraf kranial yang paling sering terkena N. VII dan XII (pasien merasa tergantung lokasi. Misalnya :
mulutya mencong dan bicaranya - Mesensefalon : N.III dan IV (pasien mengeluh diplopia)
pelo/disartria) subjektif
- Pons : N. VI ((pasien mengeluh diplopia) subjektif, N.
VII perifer
Gangguan visual -Hemianopsia homonym - Hemianopsia homonym satu atau dua lapang pandang
kontralateral - Buta kortikal
- Amarousis fugax - Pada TIA  black out

Gangguan koordinasi dan keseimbangan - Lesi di serebelum dapat menimbulkan vertigo, ataksia,
dismetri

Gangguan fungsi luhur - Afasia -


- Agnosia
Patogenesis
Diagnosis
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium :

Darah : Hb, Ht, Leukosit


LED
Glukosa Darah Sewaktu, Puasa, 2JPP
Kreatinin dan Urea
Lipid Darah
Elektrolit
Waktu Perdarahan

Neurofisiologi : EEG (ElektroEnsefaloGrafi)


Kardiovaskular : EKG dan Foto Thoraks
Neuroimaging : CT Scan (Computerized Tomography Scanning),MRI (Magneting
Resonance Imaging)
Vaskular : non invasif : direk (USG karotis), Indirek (Doppler Sonografi arteri
intrakranial) , invasif : angiografi
Penatalaksanaan
Terapi akut stroke iskemik (untuk membatasi kehilangan neuronal
irreversible di area iskemik).
Tujuan : Menyelamatkan jaringan otak
Tatalaksana umum
1. Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan stabilisasi hemodinamik
(infus kristaloid)
2. Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan)
3. Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
4. Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
5. Manajemen nutrisi
6.Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
Penatalaksanaan
Tatalaksana spesifik
-Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgbb, pada stroke
iskemik onset <6 jam
-Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik
dengan oklusi karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset
<8 jam
-Manajemen hipertensi (nicardipin, ARB, ace-inhibitor, calcium
antagonist, beta blocker, diuretik)
-Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
Penatalaksanaan
Edukasi
-Penjelasan sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri,
risiko dan komplikasi)
-Penjelasan mengenai stroke infark, risiko dan komplikasi selama
perawatan
-Penjelasan mengenai factor risiko dan pencegahan rekurensi
-Penjelasan pasien pulang
-Penjelasan mengenai gejala stroke, dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS
Pencegahan
Modifikasi gaya hidup :
Olahraga teratur
Tidak merokok dan kurangi alkohol
Perbanyak konsumsi buah dan sayur
Kurangi konsumsi na, saturated fat, kolesterol

Mengontrol FR :
Tekanan darah  apabila memiliki riwayat HT konsumsi obat HT
gula darah pada pasien DM
Kolesterol
Trigliserida
Komplikasi
Non neurologi
Akibat proses di otak :
Tekanan darah meninggi
Hiperglikemia
Kelainan jantung
Akibat imobilisasi:
Bronkopneumonia
DVT
Infeksi saluran kemih
Dekubitus
Kontraktur
Neurologi
Edema otak
Vasospasme
Hidrosefalus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai