Anda di halaman 1dari 3

 TIPE-TIPE HUBUNGAN PERKAWINAN

1. Hubungan Pelengkap
Pasangan dalam tiap hubungan dyad menonjolkan perilaku
yang berlawanan atau bertolak belakang. Salah satu pasangan
menjadi tokoh penting, dominan dan menjadi pengambil
keputusan, padahal partner yang lain setia (sama seperti posisi
“satu di atas dan satu di bawah”). Terdapat sebuah elemen saling
bergantung satu sama yang lain yang kokoh diantar mereka yang
memiliki hubungan salin melengkapi. Elemen posistif dari jenis
hubungan ini adalah bahwa hubungan memungkinkan satu
memberi san yang lain menerima. Bahaya yang melekat terdapat
pada tedensi hubungan tersebut untuk menjadi semakin kaku, dan
menghambat dari kedua orang tersebut.
2. Hubungan Simetris
Tipe hubungan ini didasarkan atas persamaan kedua pasangan.
Pasangan menuntut persamaan leawat karakter saling tukar pesan
dan perilaku, dan setiap pasangan memiliki hak untuk memulai
suatu tindakan, mengkritik tingkah orang dan memiliki hak suara
dalam pengambilan keputusan keluarga. Aspek positif dari
hubungan ini adalah saling menghormati, percaya dan spontalitas,
dengan efek optimal bahwa setiap pasangan bebas menjadi dirinya
sendiri. Bahaya yang melekat pada jenis hubungan ini adalahaspek
kompetitif dari hubungan boleh jadi ditekankan secara berlebihan.
Bila hal ini terjadi, maka frustasi akan meningkat dari perilaku
yang bersifat kerjasama akan menurun (gotong royong dan saling
mendukung).
3. Hubungan Paralel

Tipe ketiga dari hubungan ini diperkenalkan oleh Laderer dan


Jackson (1968). Dalam hubungan paralel , pasangan dengan
senang hati mengubah antara hubungan simetris dan pelengkap,
ketika memreka menghadaptasikan perubahan dengan situasi.
Pengubahan ini tergantung kepada situasi dan bidang kompetensi
pasangan, terdapat fleksibilitas dalam pola-pola hubungan, karena
besarnya fleksibilitas dan sifat-sifat individu yang memperkokoh
pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai