komunikan Psikolog mulai masuk ketika membicarakan
bagaimana manusia memproses pesan yang
diterima, bagaimana cara berpikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh lambang- lambang yang dimiliki. Konsepsi Psikologi Tentang Manusia Teori –teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens) Teori “Jarum hipodermik” yang menyatakan media massa sangat berpengaruh dilandasi konsepsi behaviorisme yang memandang manusia sebagai mahluk yang digerakkan semaunya oleh lingkungan (Homo Mechanicus) Teori pengolahan informasi dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi interpersonal banyak
dipengaruhi konsepsi psikologi humanistis
yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens) Empat teori, konsepsi tentang manusia, tokoh-tokohnya dan kontribusi pada Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Konsepsi tentang manusia: Homo Valens (manusia berkeinginan) Tokohnya: Freud, Jung, Adler, Abraham,
Horney dan Blon.
Kontribusi pada Psikologi Sosial:
Perkembangan kepribadian, sosialisasi,
identifikasi, agresi, kebudayaan dan perilaku Freud , orang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia. Fokus perhatiannya pada totalitas
kepribadian manusia, buka pada bagian-
bagian yang terpisah Menurut Freud, perilaku manusia merupakan
hasil interaksi tiga subsistem dalam
kepribadian manusia Id, Ego dan Superego Id adalah bagian kepribadian yang
menyimpan dorongan-dorongan biologis
manusia-pusat instink (hawa nafsu). Instink terbagi menjadi Libido dan Thanatos. Libido: 1.Instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif . 2.Disebut juga dengan kehidupan 3.Tidak hanya meliputi dorongan seksual tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan pada Tuhan dan cinta diri (Narcisism) Tonathos: 1. Instink destruktif dan agresi 2. Merupakan instink kematian ID: 1. Bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin segera memenuhi kebutuhannya. 2. Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. 3. Tabiat hewani manusia 4. Mampu melahirkan keinginan, tidak mampu memuaskan keinginannya. Ego: 1. Berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar 2. Mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. 3. Menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal) 4. Bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle) Superego:
1. Polisi kepribadian, mewakili ideal
2. Hati nurani yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya. 3. Memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar. Dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (ego) dan komponen sosial (superego) atau unsur animal, rasional dan moral (hewani, akali dan nilai) Tugas kelompok Buat kasus dalam berbagai bidang, yang menggambarkan ke tiga komponen di dalam psikonalisa. Setiap kelompok bidangnya harus berbeda Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme Behaviorisme lahir sebagai 1. Reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) 2. Psikonalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak nampak). Behaviorisme menganalisa perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Teori kaum behaviorisme dikenal dengan
nama teori belajar karena seluruh perilaku
manusia merupakan hasil belajar, kecuali instink. Belajar: perubahan perilaku organisme
sebagai pengaruh lingkungan.
Behaviorisme:
1. Tidak mau mempersoalkan apakah
manusia baik atau jelek, rasional atau emosional 2. Hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku dikendalikan oleh faktor- faktor lingkungan 3. Timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus) Pengaruh Behaviorisme terhadap perkembangan Psikologi (Ekperimen) Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, sebuah meja lilin (tabula rasa) yang siap dilukis oleh pengalaman. Jonh Lock, tokoh empirisme. Menurut konsep
ini bahwa manusia pada waktu lahir tidak
mempunyai warna mental, warna ini di dapat dari pengalaman, karena pengalaman satu- satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Menurut paham empirisme bahwa manusia berperilaku kerena faktor hedonisme yaitu memandang manusia sebagai mahkluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya, mencari kesenangan dan menghindari kesulitan atau penderitaan. Bila empirisme digabung dengan
utilitarianisme dan hedonisme, maka dapat
ditemukan apa yang disebut dengan behaviorisme. Kaum behaviorisme berpendirian bahwa 1. Organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis, 2. Perilaku adalah hasil pengalaman 3. Perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. 4. Sumbangan biologi abad XIX yang menyatakan bahwa manusia hanyalah kelanjutan dari organisme yang lebih rendah. Eksperimen JB. Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins; tujuannya adalah untuk menimbulkan dan menghilangkan rasa takut. Subyek eksperimen adalah Albert B, bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah penitipan anak, karena ibunya menjadi perawat di situ. Albert menyayangi tikus putih. Menciptakan rasa takut dengan cara ketika Albert memegang tikus kepala bagian belakangnya dipukul dengan lempengan baja. Albert tersentak, tersungkur dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur. Proses ini diulang hingga sampai Albert mulai
bergetar ketakutan. Seminggu kemudian, ketika tikus diberikan
kepadanya, albert ragu-ragu dan menarik
tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada Keenam kalinya, tikus diperlihatkan
dengan suara keras pukulan baja, rasa takut
bertambah, dan ia menangis keras Ketika melihat tikus, walaupun tidak bersuara keras, menangis dan berusaha menjauhi tikus. Efeknya: Albert bukan saja takut pada tikus,
tetapi juga kelinci, anjing, baju berbulu dan
apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus. Dari eksperimen di atas dapat di hubungkan dengan urai di bawah ini: 1. Bila anak setiap kali membaca dan orang tuanya mengambil buku tersebut dengan paksa, maka anak akan benci dengan buku. 2. Bila munculnya anda berbarengan dengan mala petaka, maka kehadiran anda akan mendebarkan hati orang yang ada di sekitar anda. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif Memandang bahwa manusia sebagai mahkluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya. Memandang manusia sebagai mahkluk yang
selalu berpikir (Homo Sapiens)
Psikologi Kognitif diawali dengan adanya
rasionalisme dari Immanuel Kant
Kaum rasionalis mempertanyakan Apakah betul bahwa pengindraan kita, melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat indra kita dipertanyakan
karena seringkali gagal menyajikan informasi
yang akurat. Descartes dan Kant menyimpulkan bahwa
1. Jiwalah (mind) yang menjadi alat utama
pengetahuan, bukan alat indra. 2. Jiwa menafsirkan 2. Jiwa menafsirkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. 3. Tidak semua stimuli kita terima. Sebagai contoh: seorang ibu yang tidur di samping bayinya tidak mendengar suara riuh rendah di sekitarnya, tetapi begitu si kecil bergerak, ibu bangun dengan segera. 4. Sensasdi dan pikiran adalah pelayan, mereka menunggu panggilan kita, mereka tidak datang kecuali kalau kita butuhkan. Menurut Psikolog Gestalt bahwa: 1. Manusia tidak memberikan respon kepada stimuli secara otomatis. 2. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. 3. Sebelum memberikan respon, manusia menangkap dulu “pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna. 4. Manusialah yang menentukan makna stimuli itu, bukan stimuli itu sendiri. 5. Di kalangan ilmu komunikasi terkenal proposisi “ kata-kata tidak bermakna, oranglah yang memberi makna. Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi Psikologi humanistik banyak mengambil dari
fenomenologi dan eksistensialisme.
Fenomenologi memandang manusia hidup
dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan
diinterpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. Alam pengalaman setiap orang berbeda dari alam pengalaman orang lain. Garis Besar Pandangan Humanisme menurut Carl Rogers 1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di mana dia –sang aku, ku atau diriku- menjadi pusat. Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah- ubah, yang muncul dari suatu medan fenomena. 2. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri 3. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya-ia bereaksi pada “realitas” seperti yang dipersepsikan olehnya dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya. 4. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri, berupa penyempitan dan pengkakuan persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi. 5. Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta memilih jalan menuju pengembangan aktualisasi diri. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi Perilaku Manusia Faktor biologis 1. Manusia adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lain, 2. Lapar jika tidak makan 3. Membutuhkan lawan jenis untuk kegiatan reproduksi 4. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Pengaruh Biologis terhadap Perilaku Manusia Telahdiakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Memberi makan, merawat anak, dan perilaku agresif adalah merupakan contohnya. Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis, yang paling penting dari motif ini adalah kebutuhan akan makanan-minuman dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan menghindari dari sakit dan bahaya. Beberapa penelitian tentang pengaruh motif biologis terhadap komunikasi Pengaruh lapar: menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa berkonsentrasi. Makanan mendominasi pikiran, percakapan
dan mimpi. Kekurangan tidur meningkatkan sifat mudah
tersinggung dan mengganggu cara berpikir,
serta menurunkan kemampuan melakukan tugas-tugas yang kompleks atau memecahkan persoalan. Faktor-faktor Sosiopsikologis 1. Karena manusia mahluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. 2. Kita dapat mengklasifikasikannya ke dalam tiga komponen: komponen afektif, komponen kognitif, komponen konatif.