Anda di halaman 1dari 193

Pertemuan 1

TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat:
1. Memahami nomenclatur (pengertian dari judul)
mata kuliah ini serta pokok-pokok bahasan yg
akan dibahas dan didiskusikan selama
beberapa kali pertemuan;
2. Memahami hakekat dan pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan;
3. Memahami kompetensi dan tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan.
KULIAH Pendidikan Kewarganegaraan (Kuliah 1)

Dosen : Dr. Mardenis, SH., M.Si

Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan :


A. Pengantar
1. Hakekat dan Pengertian Pendidikan
Kewaraganegaraan.
2. PKn sebagai bagian dari Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MKPK)
3. Kompetensi yang Diharapkan
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
5. Hak dan Kewajiban Warga Negaras
B. FILSAFAT PANCASILA

1. Pengertian dan Pembidangan Filsafat


2. Manfaat Filsafat
3. Pancasila sebagai satu sistem Filsafat
4. Makna nilai-nilai pada setiap sila
Pancasila
5. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi
negara dan bangsa
C. IDENTITAS DAN KEPRIBADIAN
NAS.INDONESIA
1. Pengertian
2. Faktor-faktor pembentuk kpribadian
nasional
3. Identitas Nasional Indonesia
4. Identitas Nasional dan Integrasi nasional
D. WARGA NEGARA DAN KEWARGANEAGARAAN
RI
1. Pengertian Warga Negara
2. Asas-asas kewarganegaraan
3. Warga Negara Indonesia
4. Cara memperoleh kewarganegaraan RI
E. DEMOKRASI
1. Konsepsi Demokrasi
2. Norma-norma yang mendasari demokrasi
3. Komponen-Komponen Penegak Demokrasi
4. Model-model Demokrasi
5. Demokrasi di Indonesia
F. NEGARA HUKUM
1. Pengwertian Negara Hukum
2. Bentuk-bentuk Negara Hukum
3. Neg. Hukum Eropa Kontinental dan Anglo
Saxon
4. Negara Hukum Indonesia
5. Penegakan Hukum
G. Hak-hak Asasi Manusia (HAM)
1. Pengertian dan Konsep Dasar HAM
2. Hubungan HAM dengan KAM
3. Nilai-nilai Dasar HAM
4. Sejarah Perkembangan HAM
5. Bantuk-bentuk HAM
6. Pelanggaran HAM
7. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia
H. WAWASAN NUSANTARA(GEOPOLITIK)
1. Pengertian dan Konsepsi Wawasan
Nusantara
2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
3. Wawasan Nusantara dlm. Peraturan PerUU-
ngan RI
4. Tujuan Wawasan Nusantara
5. Implementasi Wawasan Nusantara
6. Tatangan ke depan
I. KETAHANAN NASIONAL (GEOSTRATEGI )
1. Pengertian dan Konsepsi Dasar Ketahanan
Nasional
2. Perkembangan Teori Ketahanan Nasional
3. Asas-asas Ketahanan Nasional
4. Pembinaan/pengembangan Ketahanan
Nasional
Tujuan MK Pendidikan Kewarganegaraan
1. Sebagai upaya Pembentukan Kepribadian Nasional
(Nation and Character Building), yakni membentuk
generasi yang berkepribadian Pancasilais, ciri-
cirinya :
a. Religius (Sila ke 1)
b. Humanis (Sila ke 2)
c. Nasionalis (Sila ke 3)
d. Demokratis (SIla ke 4)
e. Sosialis (Sila ke 5)
Kelima nilai diatas harus menyatu dalam pribadi-
pribadi bangsa Indonesia dalam satu kesatuan yang
utuh (Conprehensif Integral)
2. Upaya pendidikan politik warga negara
(Democracy Education), yaknni menjadi warga
negara yang sadar akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik
Pertemuan 2
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian warganegara, asas-asas
kewarganegaraan dan cara-cara memperoleh
kewarganegaraan RI
2. Memahami apa saja kewajiban dan hak-hak
WNI
3. Memahami apa saja kewajiban negara dibalik
hak-hak WNI sebagaimana disebutkan dalam
pasal 27 s/d 34 UUD-1945
(Kuliah I)
PENGANTAR KULIAH PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Dosen : Mardenis
A. HAKIKAT DAN PENGERTIAN KWN

• PENDIDIKAN :
usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa
datang (Pasal 1 ayat 1 UU No. 2/1989: ttg
Pokok2 Pendidikan Nasional)
• Kewarganegaraan:
pendidikan yang menjelaskan hubungan
antara warga dengan negara secara
timbal balik. Hubungan antara warga
dengan negara melahirkan hak dan
kewajiban antara kedua belah pihak yang
harus ditunaikan untuk tercapainya
tujuan negara
B. Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai
bagian dari mkpk
Pengaruh globalisasi yang ditandai dengan
kuatnya pengaruh lembaga - lembaga
kemasyarakatan internasional, negara - negara
maju yang ikut mengatur perca turan perpoliti
kan,perekonomian, sosial budaya serta
pertahanan,dan keamanan global.
Isu–isu global yang meliputi demokratisasi,hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup dan terorisme
turut pula mempengaruhi keadaan nasional
Globalisasi yang ditandai oleh pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
Khususnya di bidang informasi,
komunikasi, dan transportasi, membuat
dunia menjadi transparan seolah-olah
menjadi sebuah kampung tanpa mengenal
batas negara.
Kondisi ini menciptakan struktur
baru,yaitu struktur global.
Kondisi ini akan mempengaruhi struktur
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui
kegiataaan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan bagi pelaksanaan perannya di masa
datang (Pasal 1 ayat 1 UU No.2/1989 ttg:
Pokok2 Pendidkan Nasional).
Berdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa
pendidikan setidaknya terdiri atas:

a. Bimbingan=transfer of value (afektif)


b. Pengajaran=transfer of knowledge (kognitif)
c. Latihan=transfer of skill (psychomotorik

Daniel Goleman:
Peran IQ bagi keberhasilan seseorang dalam
karir hanya 20%, sadangkan peran EQ adalah 80%.
Mengenai Kepribadian
• Kepribadian (personality) adalah ciri-ciri
seseorang secara totalitas yang
membedakannya dengan orang lain.
• Kepribadian nasional (national personality)
adalah ciri-ciri suatu bangsa secara
totalitas yang membedakannya dengan
bangsa lain.
Pkn adalah bagian dari pendidikan dlm
rangka pembentukan watak bangsa.
Watak(karakter) hanya bisa dibentuk dan
dikembangkan melalui proses pendidikan,
tidak bisa dengan pengajaran. Karena itu,
PKn perannya sangat penting dan strategis
dalam upaya membangun watak bangsa
yang saat ini tengah dilanda oleh krisis multi
dimensi, termasuk krisis kepribadian.
Bagaimanakah kepribadian bangsa
Indonesia?
Sesuai dengan sila-sila Pancasila, maka
karakter bangsa Indonesia adalah sbb:
1. Religius =taat beragama
2. Humanis = menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan
3. Nasionalis = mencintai tanah air
4. Demokratis
5. Sosialis
PERTEMUAN 3
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan
dapat:
1. Memahami kompetensi yang diharapkan
dari mata kuliah Kewarganegaraan
2. Memahami tujuan dari mata kuliah
Kewarganegaraan itu sesndiri
C. Kompetensi dari Pendidikan KWN

Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan


realita kehidupan global yang digambarkan
sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan
paradoks dan ketakterdugaan.
Pendidikan Kewarganegaraan ditujukan untuk
supaya kita memiliki wawasan kesadaran
bernegara untuk membela negara dan memiliki
pola pikir,pola sikap,dan perilaku yang cinta
tanah air(nasionalisme), serta utuhnya NKRI.
Kompetensi yang diharapkan :
Kompetensi diartikan sebagai seperangkat
tindakan cerdas penuh rasa tanggung jawab yang
harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu
melaksanakan tugas –tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu.
Kompetensi lulusan pendidikan
kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan
cerdas,penuh rasa tanggung jawab yang harus
dimiliki oleh para mahasiswa dalam berhubungan
dengan negara, dan memecahkan berbagai
masalah hidup bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah
bangsa,wawasan nusantara dan ketahanan
nasional.
Hubungan Warganegara dengan negara.
Pengertian warganegara:orang-orang sebagai
bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara,yang mempunyai hubungan yang tidak
terputus dengan tanah airnya,dengan UUd negaranya
sekalipun ybs berada diluar negeri,selama ybs tidak
memutuskan hubungannya atau terikat oleh
ketentuan hukum internasional.
Pengertian negara: Suatu organisasi dari
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan
mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersebut.
1. Pengertian Negara
Negara adalah satu perserikatan yang
melaksanakan satu pemerintahan melalui
hukum yang mengikat masyarakat dengan
kekuasaan untuk memaksa guna ketertib an
sosial.
Negara menurut Beleefroid adalah; suatu
masyarakat hukum yang menempati suatu
wilayah tertentu dan yang dilengkapi dengan
kekuasaan tertinggi untuk urusan
kepentingan umum.
2. Pengertian Bangsa.

Bangsa adalah: orang-orang yang memiliki


kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarah serta berpemerintahan sendiri.
Bangsa adalah: kumpulan manusia yang
biasanya terikat karena kesatuan bahasa, dan
wilayah tertentu di muka bumi.
Bangsa adalah: sekelompok manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta
berproses di dalam satu wilayah (kamus besar
bahasa Indonesia)
Hak-hak dan Kewajiban Warga Negara

Apa itu Warga Negara ?

Pasal 26 (1) UUD 1945 menegaskan :


“Warga negara Indonesia adalah bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara”.
Berdasarkan bunyi pasal diatas, maka
yang menjadi warga negara Indonesia
adalah bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain, mislanya peranakan Arab,
Belanda dan TIonghoa yang bertempat
tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia
sebagai tanah airnya, bersikap setia pada
NKRI, dan disahkan okeh Undang-undang
sebagai warga negara Indonesia
Kewajiban Warga negara

Mengenai kewajiban warga negara secara umum


dapat ditegaskan, yakni mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku di negara RI,
baik peraturan tertulis, begitu peraturan tidak tertulis
seperti adat kebiasaan, sopan santun, ajaran agama
dan lain-lain.
Berdasarkan ketentuan pasal 7 UU No. 10 tahun
2004 (UU ttg. Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan) RI, maka tata urutan Peraturan
Perundang-undangan di Indonesia sekaligus menjadi
sumber hukum yang berlaku di Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. UUD 1945
2. UU/ PERPU
3. PP
4. Peraturan Presiden
5. Perda

Hak-hak Warga Negara :


Mengenai hak-hak warga negara
Indonesia, pengaturannya dapat kita
temukan dalam dalam pasal 27 sampai
pasal 34 UUD 1945
D. Tujuan MK Pendidikan Kewarganegaraan

1. Sebagai upaya Pembentukan Kepribadian


Nasional (Nation and Character Building), yakni
membentuk generasi yang berkepribadian
Pancasilais, ciri-cirinya :
a. Religius (Sila ke 1)
b. Humanis (Sila ke 2)
c. Nasionalis (Sila ke 3)
d. Demokratis (SIla ke 4)
e. Sosialis (Sila ke 5)

Kelima nilai diatas harus menyatu dalam


pribadi-pribadi bangsa Indonesia dalam satu
kesatuan yang utuh (Conprehensif Integral)
2. Upaya pendidikan politik warga
negara (Democracy Education),
yaknni menjadi warga negara yang
sadar akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik
PERTEMUAN 4
FILSAFAT PANCASILA
• TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian dan pembidangan
filsafat
2. Menjelaskan Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat
3. Mengetahui landasan ontologi, epistemologi
dan aksiologi filsafat Pancasila
4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai
dasar dan ideologi negara Indonesia
KULIAH IV
FILSAFAT PANCASILA

A. PENGERTIAN DAN PEMBIDANGAN


PANCASILA
Sering dikatakan bahwa filsafat
merupakan bidang yang ribet dan sulit
dipahami, atau kerjaan orang yang kurang
kerjaan. Kesan tersebut tidak sepenuhnya
benar, karena dalam kehidupan sosial sehari-
hari sebenarnya secara sadar setiap manusia
tidak dapat terhindar dari kegiatan
berfilsafat.
Kesadaran tersebut dapat kita amati dari
cara pandang manusia di sekitar kita. Jika
seseorang (terlalu) mengagungkan materi
dalam kehidupannya, berarti ia menganut
filsafat materialisme.
Begitu juga jika seseorang begitu
memandang tinggi kenikmatan dan
kesenangan duniawi, maka ybs berarti
menganut filsafat hedonisme.
• Secara Etimologi :
Filsafat merupakan terjemahan dari
kata “philosophia” (bahasa yunani),
yang berarti cinta akan kebijaksanaan.
Philo = cinta , sophia = kebijaksanaan
• Dalam bahasa lain, filsafat dikenal
dengan istilah “philosophy” (Inggris),
“philosophie” (Prancis dan Belanda),
dan “falsafah” (Arab), sedangkan
orangnya disebut filsuf/ filosof/
philosophus yang artinya pecinta
kebijaksanaan .
Menurut sejarah , Socrates-lah yang
pertama-tama menyebut diri sebagai
philosophus, yakni sebagai protes
terhadap kaum terpelajar yang
menamakan diri mereka sophist
(bijaksana).
Sebagai protes kesombongan
mereka itu Socrates lebih menyebut
diri sebagai philosophus (pecinta
kebijaksanaan).
Bagaimana awal filsafat mencari kebijaksanaan ???
Bermula dari keheranan yang dimiliki manusia
yang bersifat intelektual dan kerohanian.
Keheranan tersebut baru bisa dikatakan sebagai
filsafat sebelum ada upaya untuk mencari jawaban
atas pertanyaan keheranan dan rahasianya.
Keheranan yang berbentuk rasa ingin tahu yang
diikuti pertanyaan yang kemudian akan
menghasilkan pengetahuan yang merupakan suatu
hasil dari proses tindakan manusia dengan
melibatkan seluruh keyakinan kesadaran dalam
menghadapi objek yang ingin di kenal.
• Kegiatan kefilsafatan merenung.

• Perenungan kefilsafatan
percobaan untuk menyusun suatu
sistem pengetahuan yang rasional, yang
menandai untuk memahami dunia
tempat kita hidup, maupun untuk
memahami diri kita sendiri.
Hubungan filsafat dan agama,(Al-kindi)
bahwa yang paling luhur dan mulia di antara
segala seni manusia adalah filsafat yang
bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan
bertindak sebagai kebenaran itu sendiri.
agama dan falsafat memiliki semangat dan
tujuan yang sama yaitu kebenaran. Yang
membedakan hanyalah jalan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Agama : mutlak oleh pemeluknya lantaran
berasal dari Tuhan, falsafah : lebih bersifat
relatif
Cabang Utama
Filsafat

Ontologi Epistemologi Aksiologi


ONTOLOGI
mempersoalkan adanya segala sesuatu yang
ada.
Ontologi, terdapat dua bagian penting :
 Metafisika umum, yang mempersoalkan hakikat
yang ada secara umum.
Metafisika khusus, yang mempersoalkan hakikat
yang ada pada tiga bagian penting berikut ;
a. Kosmologi, yang mempersoalkan hakikat
alam semesta termasuk segala isinya,
kecuali manusia.
b. Antropologi, yang mempersoalkan
hakikat manusia
c. Teologi, yang mempersoalkan hakikat
Tuhan, yang merupakan konsekuensi
terakhir dari pandangan filsafat.
PERTEMUAN 5

• TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :
1. Mengetahui landasan ontologi, epistemologi
dan aksiologi filsafat Pancasila
2. Memahami manfaat filsafat pancasila
3. Memahami lima sila peradaban pancasila
4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai
dasar dan ideologi negara Indonesia
Epistemologi
Secara garis besar membahas segenap
proses dalam usaha memperoleh kebenaran
pengetahuan.
Secara umum kebenaran dibedakan ke dalam 4
bagian sbb:
a. Kebenaran religius: yakni kebenaran yang
dibanguan berdasarkan kaedah-kaedah
agama atau keyakinan tertentu dan
kebenarannya bersifat absolut.
b. Kebenaran filoasofis: merupakan
kebenaran dari hasil perenungan dan
pemikiran refleksi ahli filsafat.
c. Kebenaran estetis: adalah kebenaran
yang berdasarkan penilaian indah dan
buruk, serta cita rasa estetis.
Kebenaran ilmiah: pada dasarnya merupakan
kebenaran yang telah memenuhi syarat-syarat
ilmiah (objektif, logis, sistematis, kritis, dll) yang
sifat kebenarannya adalah relatif.
Yang termasuk dalam epistemologi antara lain
logika, metode ilmiah, dan filsafat ilmu. Pada
umumnya persoalan-persoalan yang senantiasa
terkandung dalam epistemologi meliputi :apakah
pengetahuan itu?, bagaimanakah manusia dapat
mengetahui sesuatu? Darimana pengetahuan
dapat diperoleh?bagaimana validitas pengetahuan
dapat dinilai?,dll.
Aksiologi
Merupakan cabang filsafat yang membicarakan
tentang nilai. Persoalan utama pada nilai tersebut ada
pada hakikat nilai itu sendiri, kriterianya dan keberadaan
suatu nilai.
Bagian aksiologi yang membahas penilaian manusia
dari sudut baik dan jahat dikaji dalam etika. Persoalan-
persoalan dalam etika diantaranya adalah: apa yang
dimaksud baik atau buruk secara moral?, apa syarat-
syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara
moral?,dll.
Sedangkan bagian aksaiologi yang mengkaji penilaian
atas sesauatu dari sudut pandang indah dan jelek dibahas
dalam estetika, seperti: apakah keoindahan itu?Keindahan
bersifat objektif ataukah subjektif?, dll.
B. Manfaat filsafat
Kegiatan filsafat merupakan perenungan
sedalam-dalamnhya untuk sampai kepada intinya.
Dengan demikian kita dapat merasakan hidup
yang lebih sadar sebagai manusia. Dengan
kesadaran itu kita dapat mengetahui keunggulan
dan kelemahan kita serta batas-batasnya.
Dengan berfilsafat tidak menjadikan kita
tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang
berpikir), karena pada hakekatnya jiwalah yang
merupakan dasar atau inti dari segala kegiatan
dan prinsip hidup.
Dengan berfilsafat menyebabkan kita
lebih cerdas dan tangkas dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat memahami letak
kesukaran dan melihat apa apa yang
menjadi pokok persoalan.
Yang paling penting dari kesemuanya
adalah bahwa filsafat mengajarkan dan
melatih kita untuk berpandangan luas dan
tidak picik dalam memandang dunia.
C. Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat

Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila


merupakan hasil perenungan tentang isi dan
jiwa peradaban bangsa Indonesia dan nilai-
nilai asli yang hidup dalam masyarakat
Indonesia sehari-hari jauh sebelum Indonesia
merdeka dalam hubungannya dengan Tuhan
YME, dengan kemanusiaan, dengan bangsa
dan neagara, dengan rakyat Indonesia dan
dengan keadilan hidup.
Dikaitkan dengan sistem, maka Pancasila
mengandung lima sila (sub sistem)
peradaban yang saling memberikan
keseimbangan dalam suatu kesatuan yang
utuh dan harmonis.
D. Lima sila peradaban pancasila

1. Sila pertama: Ketuhanan YME adalah ketuhanan


yang adil beadab, yang....
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah kemanusiaan yang berketuhanan YME
yang berpersatuan Indonesia, yang......
3. Saila ketiga: Persatuan Indonesia adalah
persatuan yang berketuhanan YME yang..
4. Sila keempat: Kerakyatan adalah kerakyatan
yang berketuhanan YME yang...
5. Sila kelima: Keadilan sosial adalah keadilan
sosial yang berketuhanan YME yang.......
E. Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi bangsa dan negara
Indonesia
Pancasila telah lahir sebelum RI berdiri, artinya
Pancasilaa merupakan kontrak sosial antara neg.RI
dengan rakyatnya. Pancasila sebagai dasar negara
mwerupakan dasar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Dasar bagi kehidupan untuk
berbangsa dan bernegara yang dikehendaki oleh
Pancasila diambil dari nilai-nilai rohani dan budaya
banagsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara juga mengandung arti
Pancasila merupakan kesadaran dan cita-cita hukum
serta cita-cita moral yang meliputi suaasana kebatinan
serta watak bgs. Indonesia.
Pancasaila sebagai ideologi negara dan
bangsa :
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti
“gagasan, konsep, cita-cita, pemikiran”, dan logos
yang berarti ilmu. Dengan demikian ideologi dapat
diartikan dengan cita-cita yang hendak diwujudkan
oleh suatu masyarakat/bangsa di masa depan yang
bersifat permanen (tetap).
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia berarti: masyarakat Pancasila(is)
merupakan bentuk(model) masyarakat yang dicita-
citakan oleh bangsa dan negara RI di masa depan,
yakni masy. yang religius, humanis, nasionalis,
demokratis dan sosialis.
PERTEMUAN 6
• TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian dan konsep dasar HAM
2. Memahami dan mengetahui hubungan HAM
dan KAM
3. Memahami dan menjelaskan nilai-nilai dasar
HAM
4. Mengetahui sejarah perkembangan HAM
5. Memahami dan menjelaskan bentuk dan
pelanggaran HAM
KULIAH VI
HAM
A. PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR HAM

HAM saat ini telah menjadi salah satu isu


global (the contemporary global issu) yang
sangat mempengaruhi hubungan
Internasional, bahkan saat ini HAM telah
menjadi semacam “agama baru” yang
dijadikan ukuran baik-buruknya suatu
perbuatan /tingkah laku manusia.
Apa itu HAM?

Dalam pasal 1 (1) UU No. 39 Tahun 1999


(UU HAM) dirumuskan sbb:

“HAM adalah seperangkat hak yang melekat


pada hakekat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerinth dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”.

Apapun bunyi rumusan HAM baik yang


dirumuskan dalam hukum positif atau
dirumuskan oleh para sarjana.
HAM itu berkaitan dengan:

Hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak


Lahir dan merupakan anugrah (pemberian) Tuhan
Yang Maha Esa.
Berdasarkan rumusan-rumusan HAM yang
pernah ada, maka dapat ditegaskan bahwa HAM
setidaknya mengandung beberapa unsur penting
sbb:
1. Hak dasar (basic rights); berarti HAM berkaiatan
dengan hak pokok dan sangat penting bagi
kesempurnaan eksistensi manusia ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Dimiliki setiap manusia; berati nilai dasar HAM
bersifat universal, kendatipun dalam
implementasinya diakui adanya nilai partikular
atau nilai relatif kultural.
3. Dibawa sejak lahir; berarti HAM bersifat
kodrati yang mengandung konsekuensi
bahwa perlindungannya merupakan
kewajiban setiap pemerintah yang
berkuasa dimana saja dan kapan saja.
4. Anugrah Tuhan; yang mengandung
konsekuensinya bahwa penggunaannya
harus disesuaikan dengan keinginan
(aturan) Tuhan si pemberi HAM tsb.
B. Hubungan HAM dan KAM
Penerapan HAM apa dasarnya tidak ada yg
absolut, karena dibalik HAM pasti ada kewajiban asasi
(KAM) yg harus kita tunaikan terhadap pihak/orang
lain.
KAM adalah bentuk pasif dari tanggung jawab.
Sesuatu yg dilakukan karena tanggung jawab asasi
adalah kewajiban asasi. Kewajiban tidak
memperhitungkan untung atau balasan. Ia dilakukan
karena tuntutan suara hati (nurani), bukan karena
pertimbangan pikiran. Ia adalah suruhan dari dalam.
Misalnya orang tua bersusah payah mengasuh
anaknya, karena kewajiban asasi.
C. Nilai Universalitas dan
Partikularitas HAM
Nilai dasar HAM adalah bersifat universal, dlm arti
berlaku sama di semua tempat dan di semua kondisi
(keadaan).
Namun dalam implementasinya diakui bahwa
penerapan HAM ada nilai parikularitas (realtif budaya)
karena adanya perbedaan idelogi.
Karena itu, penerapan HAM pada masyarakat Barat
sangat diwarnai oleh nilai-nilai ideologi masyarakatnya,
yakni Liberal, sedangkan pada masyarakat Indonesia
sesuai pula dengan nilai ideologi Pancasila yang pada
intinya menganut paham keseimbangan dan keserasian
dan keselaran (3S).
D. Sejarah Perkembangan HAM
Pada umumnya para sarjana menulis sejarah
perkembangan HAM sbb :
1. Magna Charta (1215), yang antara lain berisi:
a. Raja tidak boleh memungut pajak tanpa
seizin penasehat raja
b. Orang tidak boleh ditangkap, disiksa atau
dihukum tanpa alasan yang sah

2. Habeas Corpus Act (1568); berisi antara lain:


a. Jika seseorang ditangkap, maka hakim
harus dapat menunjukkan alasan penangkapan
secara lengkap.
b. Orang yang ditangkap harus diperiksa
selambat-lambatnya dua hari setelah
penangkapan.
3. Bill of Rights (1689) isinya antara lain :
a. Membuat Undang-undang harus
dengan persetujuan parmen
b. Pemungtan pajak, juga harus dengan
persetujuan parlemen.
4. The Declaration of Independence of
Amerika

(1776), isinya antara lain menegaskan :


“Semua orang diciptakan sama. Dikurnia
Tuhan hak-hak yang tidak dapat
dilepaskan darinya…dst.nya”.
5. The four Freedoms of F.D Roosevelt
(1941) yang isinya antara lain :
a. Freedom of Speech and Expression
b. Freedom of religion
c. Freedom from want
d. Freedom from fear

6. The Universal Declaration of Human Rights


(1o Desember 1948).
E. Macam-macam HAM :
Manusia selalu memiliki hak-hak dasar (basic
rights) antara lain:
• Hak hidup
• Hak untuk hidup tanpa ada perasaan takut
dilukai atau dibunuh oleh orang lain
• Hak kebebasan
• Hak untuk bebas
• Hak untuk memiliki agama/kepercayaan
• Hak untuk memperoleh informasi
• Hak menyatakan pendapat
• Hak berserikat
• Hak pemilikan,hak untuk memilih sesuatu.
Macam-macam HAM menurut
Deklarasi HAM PBB :

• Hak-hak juridis: hak untuk hidup,tidak


menjadi budak,tidak disiksa,dan tidak
ditahan,dipersamakan di muka hukum
(equality before the law), mendapatkan
praduga tidak bersalah, dll nya.
• Hak-hak lain yang termuat dalam deklarasi
adalah: hak - hak akan nasionalitas,
pemilikan, agama, pendidikan, pekerjaan,
dan kehidupan berbudaya.
Dimensi pemikiran HAM :

Menurut Frans Magnis-Suseno, konsep dasar HAM


memiliki dua dimensi pemikiran sbb:
1. Dimensi Universalitas, yakni substansi HAM itu pada
hakikatnya bersifat umum. HAM akan selalu
dibutuhkan oleh siapa saja dlm aspek kebudayaan
di manapun itu berada.
2. Dimensi Kontekstualitas, yakni menyangkut
penerapan HAM bila ditinjau dari tempat
berlakunya. Maksudnya adalah ide-ide HAM dapat
diterapkan secara efektif, sepanjang tempat ide-ide
HAM tsb memberikan suasana kondisif untuk itu.
F. Pelanggaran HAM
Menurut UU No. 26/2000 (ttg. Pengadilan
HAM) : pelanggaran HAM adalah perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik scr sengaja ataupun tidak
sengaja atau kelalaian yang scr hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan
atau mencabut HAM seseorang atau kelompok
orang yg dijamin oleh UU ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesian hukum scr adil dan
benar, berdasarkan mekanisme hukum yg
berlaku.
Klasifikasi Pelanggaran HAM
Ada dua pelanggaran HAM, yakni pelanggaran
HAM berat (genosida dan kejahatan kemanusiaan),
dan pelanggaran HAM ringan(diuar genosida dan
kejahatan kemanusiaan).
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yg
dilakukan dgn maksud utk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kel. bangsa,
ras, kel. etnis, kel. Agama. Kejahatan genosida
dilakukan dgn cara membunuh anggota kel.
mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yg berat
thd anggota kel. menciptakan kondisi kehidupan kel.
yg akan mengakibatkan kemusnahan scr fisik,
dst.nya.........
Kejahatan kemanusiaan:
adalah setiap perbuatan yg dilakukan sbg
bagian dari serangan yg meluas atau sistematis,
padahal diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan scr langsung thd pdd sipil berupa
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan,
pengusiran atau pemindahan pdd scr paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau
sterilisasi paksa, perbudakan seksual, pelacuran
paksa, penyiksaan, perkosaan, atau bentuk-
bentuk kekerasan seksual lain yg setara,
dst.nya... yg telah diakui scr universal sbg hal yg
dilarang menurut hukum internasional.
Di mana ada hak, di situ ada kewajiban. Hak dan
kewajiban adalah laksana pangkal dan ujung, yang tak
terpisahkan. Hubungan kewajiban dengan hak terkait
dgn aspek keadilan.
Apabila seseorang telah menjalankan kewajibannya
dengan sendirinya memperoleh hak. Apabila hak itu
tidak didapatnya, maka itu adalah ketidakadilan.
Sebaliknya orang yg menuntut hak tanpa
menjalankan kewajibannya, ia telah bertindak tidak
adil.
Hak dibatasi oleh kewajiban (dibalik hak pasti ada
kewajiban). Hak saya akan berhenti, ketika saya harus
menunaikan kewajiban saya terhapa orang/pihak lain.
PERTEMUAN 7
Konsepsi Demokrasi dan Demokrasi di
Indonesia
• TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami konsep dasar demokrasi
2. Memahami norma-norma yg mendasari
demokrasi
3. Menjelaskan komponen-komponen dan
model-model demokrasi
4. Memahami kosnsep dan praktek demokrasi di
Indonesia
A. Konsepsi Demokrasi
• Bahasa yunani “democratos” gabungan
dari kata “demos = rakyat” , “cratos =
kekuasaan atau kedaulatan”.
• Makna pemerintahan :
dari rakyat (government of the people),
pemerintahan oleh rakyat (government
by people) dan pemerintahan untuk
rakyat (government for people).
Hakikat makna :
• Government of the people = dalam negara
demokrasi, legitimasi/keabsahan terhadap
siapa yang memerintah (pemerintah)
berasal dari kehendak rakyat .
• Government by the people = dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang
dilakukan pemerintah prosesnya diawasi
oleh rakyat
• Government for people = dalam
penyelenggaraan suatu pemerintahan
oleh pemerintah harus dilangsungkan bagi
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
B. Norma-norma yang
Mendasari Demokrasi
Henry B.Mayo, didasari oleh beberapa
norma :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan
damai dan secara melembaga
2. Menjamin terselenggaranya
perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah
3. Membatasi pemakaian kekerasan
sampai minimum
4. Mengakui serta menganggap secara
wajar adanya keanekaragaman
dalam masyarakat yang tercermin
dalam keanekaragaman pendapat,
kepentingan, serta tingkah laku
5. Menjamin tegaknya keadilan
Nurcholish Madjid , demokrasi didasari
tujuh norma :
1. Kesadaran atas pluralisme
2. Musyawarah
3. Pemufakatan yang jujur dan sehat
4. Kerjasama
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Pertimbangan moral
7. Sistem pendidikan yang menunjang
Franz Magnis Suseno, ada lima prinsip
negara demokrasi :
1. Sistem negara hukum, mengandung arti
demokrasi tidak mengenal kata-kata
absolut (kekuasaan mutlak). Kekuasaan di
negara demokrasi berada di tangan rakyat
dan diatur oleh hukum (UUD, UU, dll).
2. Social Control (pengawasan oleh rakyat),
baik yg dilakukan secara langsung begitu
juga melalui lembaga-lembaga sosial dan
politik yg ada. Social control menghendaki
adanya transparansi.
3. Pemilu yg bebas, antara lain tergambar dari
diselenggarakannya Pemilu oleh lembaga
independen serta pemberian hak dan
kewajiban yg sama kpd semua parpol peserta
pemilu.
4. Prinsip mayoritas, bahwa nilai-nilai dasar
demokrasi merujuk kpd kepentingan rakyat
banyak (mayoritas) dan bukan pd kepentingan
segelintir orang.
5. Adanya jaminan terhadap HAM, antara lain
ditandai dengan adanya lembaga khusus dan
independen yg menangani setiap pelanggaran
HAM yg terjadi (F.M. Suseno, dalam Heri
Zulfan dan Dahnil Syah, 2000).
C. Komponen-komponen
Penegak Demokrasi
Komponen-komponen tegaknya demokrasi :
1. Negara hukum
2. Pemerintahan yang Good Governance
3. Badan pemegang kekuasaan legislatif
4. Peradilan yang bebas dan mandiri
5. Masyarakat madani
6. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
7. Infrastruktur politik
D. Model-model Demokrasi
Dipandang dari orientasinya :
1. Demokrasi Liberal = demokrasi yang
menjunjung tinggi kebebasan dan
induavidualisme.
2. Demokrasi Terpimpin = demokrasi yang
dipimpin oleh pemimpin negara, dimana
rakyat mempercayakan kepadanya untuk
memimpin demokrasi di negaranya.
3. Demokrasi Sosial = demokrasi yang menaruh
kepedulian besar terhadap keadilan sosial dan
egalitarian
Dipandang dari mekanisme
pelaksanaannya :
1. Demokrasi langsung, dicirikan
dengan penampakan kedaulatan
rakyatnya yang dilakukan secara
langsung.
2. Demokrasi tidak langsung,
mekanisme kedaulatan rakyatnya
diwakilkan kepada lembaga
perwakilan negara tersebut.
PERTEMUAN 8
E. Demokrasi di Indonesia
• TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep
demokrasi di Indonesia sesuai dengan Pancasila
dan UUD-1945
2. Memahami dan menjelaskan beberapa
perbedaan mendasar antara demokrasi modern
(Barat) dengan sistem demokrasi Pancasila
Demokrasi di Indonesia
Sesuai dgn semangat UUD-1945, sistem
demokrasi yg dianut Indonesia disebut dengan
Demokrasi Pancasila, yakni suatu sistem
demokrasi yg dijiwai dan diintegrasikan dengan
sila-sila yg terkandung pada Pancasila sebagai
dasar negara.
Dengan demikian secara sederhana dapat
ditegaskan bahwa demokrasi Pancasila adalah
sistem demokrasi yg religius, humanis,
nasionalis, menjunjung tinggi nilai-nilai
musyawarah mupakat serta berkeadilan sosial.
Demokrasi Indonesia adalah kedaulatan
rakyat sebagaimana yg ditegaskan pada Pasal
1 ayat (2) UUD 1945. Menurut Harjono
(mantan hakim MK), dlm konteks kedaulatan
rakyat ini, ada 2 hal yg harus dibedakan, yakni
kedaulatan yg masih berada di tangan rakyat
dan kedaulatan yg telah dilimpahkan kepada
atau dilaksanakan dlm kerangka UUD.
Sebagai sebuah potensi, “kedaulatan ada di
tangan rakyat” masih tetap eksis dlm
genggaman rakyat.
Seraya kedaulatan dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga negara, maka lembaga-lembaga negara
tsb tidak boleh melaksanakannya secara tanpa
batas (absolut). Batas-batasnya ditentukan oleh
UUD.
Dengan demikian, demokrasi berjalan
berdasarkan atas hukum. Dalam pelaksanannya ,
mengacu pada ketentuan Pasal 1 ayat (2) tsb,
dikenal 2 macam kedaulatan. Pertama ,
kedaulatan langsung melalui Pemilu. Kedua,
kedaulatan yg dilakukan oleh badan-badan
perwakilan. Setelah dilaksanakan secara langsung
melalui PEMILU, maka proses selanjutnya,
menurut konstitusi, kedaulatan dilakukan melalui
badan perwakilan.
Teori Prof. Hazairin ttg Demokrasi
Pancasila :
• Demokrasi Pancasila pada dasarnya
adalah demokrasi sebagaimana yg telah
dipraktekkan oleh semua pihak bangsa
Indonesia sejak dahulu kala dan masih
nampak saat ini dalam praktek hidup
masyarakat hukum adat, seperti: Nagari
di Minangkabau, Desa di Jawa, Marga di
Sumut, dll (Hazairin, sebagaimana
dikutip Rozikin Daman, 1992:127).
Berdasarkan teori Hazairin di atas dapat
ditegaskan bahwa Demokrasi Pancasila
adalah demokrasi asli bangsa. Indonesia
(masyarakat hukum adat/desa).
Sejalan dgn ini, dikaitkan dengan
sejarah lahirnya rumusan (tgl. 29 dan 32
Mei serta 1 Juni 1945), maka ada
pendapat yg menyatakan bahwa
demokrasi Pancasila itu miniaturnya dapat
dilihat pada sistem musyawarah mufakat
sbgmn dipraktekkan masyarakat hukum
adat Minangkabau.
Demokrasi Pancasila acuannya adalah
suara (nilai) kebenaran dan bukan suara
mayoritas sebagaimana yg dianut oleh
sistem Demokrasi Liberal.
Pemahaman seperti ini diperoleh ketika
kita memahami makna yg terkandung
dalam sila ke IV Pancasila yg merupakan
acuan normatif dan filosofis dari Demokrasi
Pancasila yg rumusannya menegaskan:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
Kata “hikmah” dalam rangkaian
teks sila ke IV tsb, mengandung arti:
kearifan, kebijaksanaan, kebenaran.
Kebenaran, tentu ada yg bersifat
relatif (kebenaran ilmiah) dan ada
kebenaran absolut, yakni atau
kebenaran yg bersumber dari zat yg
Maha Benar atau (Allah SWT).
Sehubungan dengan kebenaran ini,
pepatah adat Minangkabau
mengatakan:
 Kamanakan barajo ka Mamak
 Mamak barajo ka Panghulu
 Panghulu barajo ka mupakat
 Mupakat barajo ka nan bana
 Nan bana tagak sandiri
 Sasuai alua jo patuik
Pertemuan 9

TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep
negara hukum
2. Memahami dan menjelaaskan tentang
konsep negara hukum Eropa Kontinental dan
negara hukum Anglo Saxon
KULIAH V
NEGARA HUKUM
Ubi societas ibi ius, di mana ada masyarakat,
di situ ada hukum. Setiap negara di dunia ini
memiliki hukumnya mading-masing, yakni
hukum yg dibuat oleh masyarakatnhya sendiri
dan harus pula dipatuhi oleh masyarakat itu
sendiri.
Persoalannya lagi adalah apakah hukum yg
berlaku tsb responsif (otonom) ataukah hukum
yg elitis (menindas) yg erat kaitannya dengan
sistem pmerintahaan yg dilaksanakan di negara
tsb.
A. Pengertian Negara Hukum
Plato dlm bukunya Nomoi merumuskan
bahwa penyelenggaraan pemerintahan yg
baik adalah yg diatur oleh hukum.
Aristoteles (murid Plato), dalam bukunya
Politica, juga merumuskan bahwa suatu
negara yg baik adalah negara yg diperintah
dgn konstitusi dan berkedaulatan hukum.
Bagi Aristoteles, yg memerintah dlm
negara bukanlah manusia melainkann pikiran
yg adil, dan kesusilaanlah yg menentukan
baik buruknya suatu hukum.
Pengertian (Sambungan...)
Wirjono Prodjodikoro: negara hukum adalah
suatu negara yg di dlm wilayahnya adalah:
a. Semua alat-alat perlengkapan negara,
khususnya alat-alat perlengkapan dari
pemerintah dlm tindakannya baik thd para
warga negara maupun dlm saling berhubungan
nasing-masing, tidak boleh sewenang-wenang,
melainkan harus memperhatikan peraturan-
peraturan hukum yg berlaku.
b. Semua orang (penduduk) dlm hubungan
kemasyarakatan hrs tunduk pd peraturan-
peraturan hukum yg berlaku.
B. Bentuk Negara Hukum
Dilihat dr bentukn ya, negara hukum
dibedakan sbb:
a. Negara hukum formal (Ngr. Hukum dlm arti
sempit), yakni suatu negara hukum di mana
pemerintah dlm berhubungan dgn warga
negaranya bertindak laksana penjaga
malam.
b. Negara hukum material (dlm arti luas), yakni
pemerin tah tidak saja berkewajiban
melindungi wargaanya, tetapi juga hrs
(aktif) memajukan kesejahteraan sosial
rakyatnya.
C. Negara Hukum Eropa Kontinental
dan Anglo Saxon
Ciri-ciri Negara Hukum Eropa Kontinental
(Rechtsstaat) menurut Immanuel Kant adalah:
a. Adanya perlindungan terhadap HAM
b. Adanya pemisahan kekuasaan dalam negara
tsb
Berdasarkan rumusan Kant ini, lahirlah negara
yg disebut konsep “negara hukum penjaga malam”
atau “negara polisi”, di mana kekuasaan negara
baru bertibdak apabila terdapaat perselisihan
(sengketa) antar individu dlm masyarakat.
Teori Frederich Julius Stahl
Dlm perkembangan berikutnya, pemikiran
negara hukum Eropa Kontinental banyak
dipengaruhi ole faham Liberal yg menjunjung
faham negara kesejahteraan (welfare state),
sehingga konsep negara hukum Eropa
Kontinental bergeser ke arah bentuk negara
hukum kesejahteraan. F. J. Stahl dlm teorinya
merumuskan bentuk negara hukum
kesejahteraan ini sbb:
Ciri-ciri welfare state(Stahl):
a. Adanya jaminan thd perlindungan HAM
b. Adanya pemisahan kekuasaan
c. Adaanya pemerintahan berdasarkan UU
d. Adanya peradilan administrasi negara

Menurut Stahl, negara hukum bertujuan


melindungi hak asasi warga negaranya dengan
cara membatasi dan mengawasi gerak langkah
dan kekuasaan negara dengan UU.
Negara Hukum Anglo Saxon (rule of
law)

Konsep negara hukum Asnglo Saxon ini


berkembang di Inggris dan AS yg dikenal dgn
sebutan rule of law.
Menurut A.V. Dicey. Ciri negara hukum
adalah:
a. Supremasi hukum/kekuasaan tertinggi
negara adalah hukum
b. Kesamaan di hadapan hukum
c. Perlindungan terhadap HAM
Persamaan dan perbedaan
Persamaan antara konsep rechtsstaat dgn
rule of law, yakni terletak pada adanya
keinginan untuk memberikan perlindungan dan
penghormatan terhadap HAM.
Perbedaannya, jika pada negara hukum
Anglo Saxon lebih menekankan kepada prinsip
persamaan di depan hukum, maka pada
negara hukum rechtsstaat memasukkan unsur
peradilan administrasi negara sebagai salah
satu unsur negara hukum.
Perbedaan (Saambungan...)
Perbedaan lainnya adalah, jika dlm negara
hukum Rechtsstaat sumber hukumnya lebih
mengutamakan civil law (hukum tertulis) demi
terwujudnya kepastian hukum, maka dalam
negara hukum Anglo Saxon lebih
mengutamakan common law (yurisprudensi)
agar terwujudnya keadilan.
PERTEMUAN 10
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan
dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang
negara hukum di Indonesia
2. Memahami dan menjelaaskan tentang
Penegakan Hukum
D. Negara Hukum Indonesia
Psl 1 ayat (3) UUD-1945: “Negara Indonesia
adalah negara hukum”. Berdasarkan
penegasan ini dapat dipahami baahwa sgl
tindakan yg dilakukan atau diputuskan oleh alat
negara dan masyarakat haruslah berdasarkan
kepada hukum.
Hal ini telah menunjukkan adanya supremasi
hukum/kekuasaan tertinggi dalam negara
adalah hukum.
Jika dikaitkaan dengan ciri-ciri negara
hukum baik pada rechtsttaat begitu juga pada
rule of law, maka negara hukum Indonesia
tidak secara kaku (strict) mengacu pada salah
satu dari kedua bentuk negara hukum tsb,
tetapi adalag mengintegrasikan (konsep
prismatik) nilai-nilai positif dari keduanya.
Hal ini dapat dijelaskan sbb:
 Adanya supremasi hukum (Psl. 1 ayat (3)
UUD-1945
Negara Hukum Indonesia.....
 Adanya pemisahan kekuasaan (Psl. 2 s/d Psl
24 C UUD-1945
 Adanya pemerintahan berdasarkan UUD
(Psl. 4 ayat (1) dan Psl 9 ayat (1) UUD-1945
 Adanya kesamaan dihadapan hukum (Psl 24
ayat (2) UUD-1945
 Adanya Peradilan administrasi (Psl 24 ayat
(2) UUD-1945
 Adanya jaminan perlindungan HAM (Psl 28 A
s.d Psl 28 J UUD-1945
E. Penegakan Hukum
Penegakan hukum merupakan salah satu aspek
terpenting dlm suatu negara hukum, karena hanya
dgn penegakan hukumlah maka tujuan hukum,
yakni keadilan, kepatian hukum dan ketertiban akan
dapat dirasakan masyarakat.
Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo, ada tiga
hal penting yg harus diperhatikan dlm menegakkan
hukum, yaitu: keadilan, kemanfaatan dan kepastian
hukum .Sekaitan dgn ini, Satjipto Raharjo
menyatakaan bahwa penegakan hukum merupakan
suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide tentang
keadilan, kepastian hukum dan kemaanfaantan
sosial menjadi kenyataan.
Penegakan Hukum (Sambungan...)
Studi tentang penegakan hukum selalu dikaitkan
dgn paradigma sistem hukum sbgmn dikemukakan
Lawrence M. Fiedman, yg membagi sistem hukum
itu ke dalam 3 sub sistem sbb:
a. Substansi hukum (legal substance) yg diibaratkan
sbg apa yag dikerjakan atau dihasilkan oleh
sebuah mesin
b. Struktur Hukum (legal structur) yg diibaratkan
sbg mesin
c. Kultur hukum (legal cultur), yakni aapa sajaa
atau siapa saja yg memutuskan mesin itu
digunakan.
Soerjono Soekanto:
Faktor-faktor yg mempengaruhi penegakan
hukum adalah:
a. Faktor hukumnya sendiri
b. Faktor penegak hukumnya, yakni pihak-pihak
yg membentuk maupun menerapkan hukum
c. Faktor sarana atau fasilitas yg mendukung
penegakan hukum
d. Faktor masyarakatnya, yakni lingkungan di
mana hukum tsb berlaku atau diterapkan
e. Faktor kebudayaan, hyakni hasil karya, cipta
dan rasa yg didasarkan pada karsa manusia di
dlm pergaulan hidup.
PERTEMUAN 11
KULIAH VI
Wawasan Nusantara
TIK:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian dan
hakekat wawasan Nusantara sebagai konsep
geo politik Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan mengenai
dasar pemikiran wawasan nusantara
A. Konsepsi dan Pengertian
WawasanNusantara
• Secara etimologi :

Perkataan wawasan Nusantara


berasal dari dua suku kata, yakni
“Wawasan” (berasal dari bahasa Jawa)
dari akar kata “wawas”yang berarti :
pandangan, tinjauan, penglihatan atau
tanggap indrawi (Inggris : vision).
Nusantara berasal dari kata :
• “nusa” yang artinya kepulauan
(archipelago state), suatu kesatuan
wilayah laut yang ditaburi oleh gugusan
pulau-pulau
• “antara” yang artinya pembatas.
Dengan demikian, Nusantara dapat
diartikan dengan suatu negara
kepulauan yg terletak (dibatasi)
antara/oleh dua benua besar, yakni
benua Asia dan Australia.
Apa konsekuensi dari letak wilayah RI pada
posisi silang dunia?
Konsekuensi logisnya adalah menyebabkan
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
heterogen (majemuk), baik secara agama,
suku, bahasa, budaya daerah, dll.
Karena itu, kemajemukan (pluralisme)
bangsa Indonesia haruslah dipandang sebagai
suatu realita alamiah yang merupakan anugrah
Allah SWT yang perlu disyukuri dan dihadapi
dengan sikap yang bijak dan benar
Secara terminologi
Wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya sesuai ideologi nasionalnya
yaitu pancasila dan UUD 1945, sebagai
aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermanfaat ditengah-tengah
lingkungannya yang menjiwai tindak
kebijaksanaandalam mencapai tujuan
perjuangan bangsa (Modul UT, 1985:3)
Hakekat Wawasan Nusantara
Berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasionalnya sebagaimana yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945
Cita-cita nasional Indonesia (alinea 2 pembukaan
UUD 1945), yaitu mewujudkan negara Indonesia
yang bersatu dan makmur.
Tujuan nasional (alinea ke 4 Pemb. UUD 1945),
yakni Melindungi segenap bangsa Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut mewujudkan
perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan kedailan sosial.
Faktor-faktor yang berpengaruh:
Setidaknya ada 3 faktor penting yang
dapat mempengaruhi upaya bangsa
Indonesia mewududkan cita-cita dan tujuan
nasionalnya :
a. faktor geografis negara :luas wilayah RI
8,5 jt km2, terdiri atas ribuan pulau dan
dikelilingi oleh lautan dan benua-benua
(faktor ini berpotensi jadi modal tapi
dapat pula menjadi ancaman),
b. faktor manusia : penduduknya 220 jt
terdiri dari bermacam-macam suku
bangsa yang adat istiadat/agamanya
berbeda-beda,
c. faktor lingkungan : wilayah Indonesia
dikelilingi oleh lautan (perairan yang luas)
yang dapat menjadi titik rawan terutama
ditinjau dari aspek sosial budaya dan
hankam.
Sehubungan dengan kondisi sebagaimana
digambarkan di atas, maka bangsa Indonesia
harus memiliki suatu wawasan yang disebut
dengan Wawasan Nusantara yang dapat
dijadikan sebagai landasan dan pedoman dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan masionalnya.
Berdasarkan uraian dapat ditegaskan bahwa
pada dasarnya Wawasan Nusantara merupakan
perwujudan dari Pancasila yang arti suatu
kesatuan yang bulat dan utuh dan faham
keseimbangan.
B. DASAR PEMIKIRAN WAWASAN
NUSANTARA
Setidaknya ada 3 dasar pemikiran utama
yang melatarbelakangi ditetapkannya
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan
Nasional bangsa Indonesia sbb :
I. Dasar pemikiran geografis dan
geostrategis.
II. Dasar pemikiran historis dan yuridis
formal
III.Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional
I. Dasar pemikiran geografis dan geostrategis.

1. Dasar geografis
Secara geografis (keadaan wilayah), Indonesia
merupakan negara terbesar di Asia Tenggara,
bahkan secara demografis merupakan negara
dengan junlah pendduk terbesar nomor 4 di
dunia saat ini. Sedangkan hal-hal ini dari aspek
geografis ini dapat dijelaskan sbb :
a. panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwa
b. Jumlah penduduk saat ini mendekati angka 220 jt
jiwa.
c. Jumlah pulau 13.667 pulau
d. Luas lautan merupakan 2/3 dari seluruh
wilayah
e. Tanahnya mengandung sumber kekayaan
alam yang melimpah yang umumnya
masih potensial, diantaranya merupakan
bahan-bahan vital dan strategis
f. Penduduknya cukup padat (sekitar 220 jt
jiwa) dengan distribusi yang belum
merata.
2. Dasar geostrategis
• Geo = wilayah. Strategis= strategi hankam.
Dengan demikian Geo Strategi dimaksudkan:
strategi hankam suatu negara yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah negara
ybs.
• Geostrategi(strategi hankam) Indoneia
disesuaikan dengan kondisi wilayah RI yang
terletak pada posisi silang dunia yang di satu
pihak memberikan pengaruh menguntungkan,
tetapi dapat pula mengundang ancaman.
Namun dalam merancang strategi hankam
negara, kita tentu lebih fokus pada sisi negatif
dari letak wilayah tersebut.
Dilihat lebih jauh, ternyata letak wilayah
RI pada posisi silang dunia tidak hanya
mengenai aspek geografis saja, melainkan
juga mengenai aspek-aspek sosial
lainnya,yakni :
a. Demografis (kependudukan): antara
negara dengan penduduk padat di utara
(RRC) dan negara dengan penduduk
lengang di selatan (Australia).
b. Ideologis : antara negara dengan ideologi
Komunis di utara dan liberal di selatan.
c. Politik : antara demokrasi rakyat di utara
dengan demokrasi liberal di selatan.
d. Budaya : dengan budaya timur di utara
(Budha/Konghuchu) dan budaya barat di
selatan.
e. Hankam : antara sistem pertahnan
kontinental di utara dengan sistem
pertahanan maritim di selatan.
Geostrategi lanjutan …..

Posisi Indonesia seperti digambarkan di


atas, memaksa Indonesia untuk memilih
salah satu dari dua pilihan :
Pertama: membiarkan dirinya terus
menerus terombang ambing oleh pengaruh
rivalitas dua kekuatan besar (utara-selatan)
Kedua: Turut serta mengatur lalu lintas
pengaruh lingkungan dengan berperan
sebagai subjek.
Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945
yang mengharuskan Indonesia menganut sistem
polugri bebas aktif, maka Indonesia harus
mengambil pilihan kedua (berperan sebagai
subjek).
Namun untuk dapat berperan sebagai subjek,
Indonesia harus kuat dan hal itu menuntutnya
untuk mampu mengubah pengaruh dan kekuatan
dari luar menjadi kekuatan nasional yang
dikendalikan sebagai kekuatan sentrifugal.
II. Dasar pemikiran historis dan yuridis
formal
Historis dan yuridis formal: berarti dasar pemikiran
dilihat dari sejarah (historis) dan peraturan perundang-
undangan (yuridis formal) yang pernah berlaku di
Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka 17-8-1945, ternyata UUD-
1945 tidak secara tegas mengatur tentang batas
wilyayah RI sebagaimana yang diharuskan oleh Hukum
Internasional (Konvensi Montevideo, 1933).
Karena itu, berdasarkan ketentuan pasal aturan
peralihan, di Indonesia otomatis berlaku peraturan yang
telah ada sebelumnya, yakni Ordonansi Belanda tahun
1939 yang menegaskan bahwa batas wilayah Hindia
Belanda adalah 3 mil (laut) dari pantai diukur waktu
pasang surut.
ZEE ……
Selanjutnya tahun 1980, pemerintah RI
kembali mengeluarkan peraturan tentang batas
wilayah RI yang dikenal dengan Peraturan
tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
ZEEI yang isinya menegaskan bahwa:
wilayah laut selebar 200 mil dari garis garis
dasar merupakan hak milik Indonesia ekslusif
(khusus) secara ekonomi.
Berdasarkan aturan ZEE ini, maka luas
wilayah laut Indonesia terutama ke arah laut
bebas bertambah secara signifikan.I
III. Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional diartikan dengan: nilai-nilai


(material dan inmaterial) yang dipandang berharga
(terbaik) oleh suatu bangsa dan karena itu mereka
ingin mempertahankannya.
Bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kondisi
masyarakatnya yang sangat heterogen, maka
kepentingan nasionalnya yang paling utama adalah
mempertahankan kelangsungan hidup (survival) NKRI.
Kepentingan nasional lainnya yang sifatnya relatif
dinamis adalah menjaga kesinambungan pelaksanaan
pembangunan nasional dalam pengertian yang seluas-
luasnya.
PERTEMUAN 12
TIK:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan wawasan
nusantara dalam per-undang-undangan RI
2. Memahami dan menjelaskan mengenai
tujuan dan implementasi wawasan
nusantara
C. Wawasan Nusantara dalam Peraturan
Per-Undangundangan RI

Jiwa dan semangat (spirit) Wawasan


Nusantara sesungguhnya telah dimiliki
bangsa Indonesia sejak dahulu kala
(Sumpah Palapa, “Bersatu teguh, Bercerai
runtuh”).
Tentu saja saat itu belum dirumuskan dan
belum dimuat dalam peraturan per-undang-
undangan RI.
Sejak kapan konsep Wawasan Nusantara
mulai dirumuskan?

Konsep Wawasan Nusantara mulai


dirumuskan dan dimuat dalam peraturan
perundang-undangan RI sejak tahun 1973,
yakni dengan dimuatnya dalam GBHN saat itu.
Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP
MPR No. II/MPR/1983, yo TAP MPR No, II/MPR
1988, yo TAP MPR No. No. II/MPR No. 1993,
yo TAP MPR No. II/MPR 1998 ditegaskan
bahwa Wawasan dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional.
D. Tujuan Wawasan Nusantara :
Dapat dibedakan sbb:
A. Ke dalam : untuk mewujudkan kesatuan
dan keutuhan dalam semua aspek
kehidipan bangsa dan negara, baik itu
dalam aspek alamiah begitu juga dalam
Aspek sosial.

Aspek alamiah mencakup:


1) Gatra (aspek) geografis (posisi wilayah)
2) gatra keadaan dan kekayaan alam
3) gatra keadaan dan kemampuan
penduduk
Aspek sosial , yang mencakup :
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya, dan
5) Gatra hankam.

B. Tujuan keluar : turut serta mewujudkan


kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian
bagi seluruh uamt manusia.
Tujuan pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara, yang mencakup sbb :

1. Perwujudan Kepulauan Wawasan


Nusantara sebagai satu kesatuan politik,
dalam arti : menginginkan terwujudnya
integrasi (kesatuan/keadilan) politik.
2. Perwujudan Kepulauan Wawasan
Nusantara sebagai satu kesatuan
ekonomi, dalam arti : menginginkan
terwujudnya integrasi
(kesatuan/keadilan) ekonomi.
3. Perwujudan Kepulauan wawasan Nusantara sebagai
satu kesatuan sosial budaya, dalam arti :menginginkan
terwujudnya kesatuan integrasi (kesatuan/keadilan) di
bidang sosbud.
4. Perwujudan Kepuluan Wawasan Nusantara sebagai
satu kesatuan hankam, dalam arti : menginginkan
terwujudnya integrasi di bidang hankan.

Dengan dimuatnya rumusan Wawasan Nusantara


dalam GBHN, maka berati sejak 1973 tersebut, konsep
rumusan dan subtansi Wawasan Nusantara telah menjadi
bagian dari hukum positif di Indonesia yang mengikat baik
pemerintah begitu juga segenap rakyat Indonesia.
E. Implementasi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang dan visi nasional bangsa
Indonesia, maka Wawasan Nusantara harus dijadikan
arahan, acuan dan tuntunan bagi setiap individu
bangsa dan pemerintah Indonesia terutama dalam
pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang
serta dalam menjaga NKRI.
Secara ringkas, implementasi Wawasan Nusantara
adalah bagaimana setiap gerak pembangunan di
Indonesia harus selalu berorientasi pada kepentingan
rakyat dan pada upaya integrasi wilayah tanah air
secara utuh dan menyeluruh yang pelaksanaannya
per bidang dapat dijelaskan sbb :
• Dalam bidang politik, berorientasi pada
upaya menciptakan iklim penyelenggaraan
negara yang sehat dan dinamis yang
perwujdannya nampak dalam wujud
pemerimtahan yang kuat dan legitimet
sebagai penjelmaan dari kedaulatan
rakyat
• Dalam bidang ekonomi, diorientasikan
pada upaya menciptakan integrasi
ekonomi nasional yang perwujudannya
nampak pada terjaminnya pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan rakyat
secara adil dan merata.
• Dalam bidang sosial budaya,
diorientasikan pada upaya membangun
sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui,
menerima dan menghormati segala
bentuk perbedaabn sebagai kenyataan
hidup sekaligus kurnia Allah SWT yang
pada gilirannya akan tercipta suasana
kehidupan bangsa yang harmonis, rukun
dan bersatu dalam keberagaman yang
dinamis.
• Dalam bidang hankam, diorientasikan
pada upaya menumbuhkembangkan
kesaran cinta tanah air dan bangsa, yang
pada gilirannya akan membentuk sikap
bela negara pada setiap bangsa Indonesia
dalam arti yang seluas-luasnya.
PERTEMUAN 13

KETAHANAN NASIONAL
TIK:
Setelah pertemuan ini mhs diharapkan
dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang
pengertian dan hakekat Ketahanan
Nasional sebagai strategiis Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan tentang
perkembangan ketahanan nasional
A. Pengertian dan Konsepsi Dasar
Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan istilah
khas Indonesia dan baru dikenal sejak
sekitar awal tahun 1960-an dan kemudian
semakin populer sejak setelah tahun 1965,
terutama pasca tragedi G-30S-PKI dan
setelah berdirinya Lembaga Pertahanan
Nasional (LEMHANNAS).
Selanjutnya Lemhannas pulalah yang
semakin mempopulerkan istilah Ketahanan
Nasional serta menyempurnakan baik
rumusan begitu juga substansinya.
Lanjutan Istilah….

Dalam terminologi asing (barat), untuk


terminologi yang kurang lebih semakna
dengan Ketahanan Nasional dikenal istilah :
National Power (Kekuatan Nasional).
Hal ini sebagaimana dipopulerkan oleh
Hans Morgenthau dalam bukunya “Politics
Among Nation”.
Dalam bukunya itu Morgenthau menjelaskan
tentang apa yang disebutnya dengan istilah “The
elements of National Powers” yang bermakna
beberapa unsur yang harus dipenuhi suatu
negara agar memiliki kekuatan nasional, antara
lain: wilayah yang luas, sumber daya alam yang
besar, kapasitas industri,penguasaan teknologi,
kesiapsiagaan militer, kepemimpinan yang
efektif, dan kualitas/kuantitas angkatan perang.
Kenapa bangsa Indonesia menggunakan
istilah Ketahanan Nasional?

• Kenapa tidak mengadopsi istilah Kekuatan Nasional saja


yang telah lebih duluan populer?
• Jawabannya adalah: karena istilah Ketahanan Nasional
dipandang lebih sesuai dengan dinamika sejarah
perjuangan bangsa Indonesia yang selama berabad-
abad lamanya berhasil mempertahankan kelangsungan
hidup (survival)nya sebagai sebuah bangsa.
• Dimaksudkan dengan “dinamika perjuangan bangsa
Indonesia” adalah dinamika (pasang surut) perjuangan
bangsa Indonesia sejak masa pra kolonial, dalam era
kiolonial, era Orde Lama, Orde Baru dan seterusnya
hingga saat ini.
Lanjutan kenapa…..

Perjuangan bangsa Indonesia yang paling


berat adalah pada masa Orde lama yang hampir
saja membuat NKRI menjadi bubar sebagaimana
diperkirakan sebagaian pengamat asing.
Ternyata analisis para pengamat asing tersebut
meleset, terbukti bangsa Indonesia berhasil
melalui tantangan berat tersebut dengan
selamat.
Pertanyaannya adalah, kenapa bangsa
Indonesia sampai saat ini tetap eksis dan
survive?
Jawabannya, jelas bukan dikarenakan
bangsa Indonesia kuat, tapi karena memiliki
ketahanan sebagai sebuah bangsa.
Ketahanan berasal dari akar kata “tahan”
yang berarti:
• tahan penderitaan, tabah, kuat
• dapat menguasai diri, dan
• tidak mengenal menyerah.

Dengan demikian dapat ditegaskan


bahwa istilah Ketahanan Nasional memiliki
kandungan makna yang lebih luas
dibandingkan istilah kekuatan nasional yang
perbedaannya dapat dijelskan sbb:
Beberapa perbedaan :
no National Power Ketahanan Nasional
1 Totalitas: kekuatan fisik dan Totalitas: kekuatan fisik dan
abstrak, tetapi tidak abstrak+spritual
termasuk(-)kekuatan spritual.
2 Ditujukan secara langsung Ditujukan secara langsung untuk
untuk memelihara keamanan. memelihara keamanan dan
kesejahteraan.
3 Penggunaannya secara Melalui gabungan anatara kekuatan,
langsung berupa kemampuan wibawa dan kemampuan terhadap
(power) terhadap pihak lawan. pihak lawan
4 Lebih menonjolkan faktor Pertama digunakan kekuatann abstrak,
kekuatan fisik dari abstrak jika gagal baru kekeuatan fisik
5 Dalam upaya mewujudkan Lebih menonjolkan pendekatan
keamanan, pertama dengan persuasif
penangkalan dan dengan
menonjolkan pemberian
hukuman terhadap pihak lawan
Pengertian Ketahanan Nasional
1. Pengertian secara konstitusional (dalam
GBHN) :
“Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis
yang merupakan integrasi dan kondisi tiap-
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
Pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa
untuk menjamin kelangsungan hidupnya
menuju kejayaan bangsa dan negara”.
2. Pengertian secara politik hukum
(Penjelasan UU No. 20 Tahun
1982,tentang: Hankamneg RI):
“Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
pada hakekatnya adalah konsepsi
pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan dalam
kehidupan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD-1945”.
3. Pengertian secara operasional (rumusan
Lemhannas) :

“Ketahanan Nasional Indonesia merupakan


kondisi dinamis yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar yang langsung atau
tidak langsung dapat membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup serta
perjuangan mengejar tujuan nasional”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Ketahanan Nasional pada
dasarnyanya merupakan resultante (hasil/akibat)
dari interaksi dua himpunan faktor, yakni himpunan
faktor ATHG (ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan) dan himpunan faktor K4 (keuletan,
ketangguhan, kemampuan dan kekuatan).
Hubungan antara kedua himpunan faktor tersebut
berbanding terbalik, artinya jika perkembangan
ATHG lebih cepat dari perkembangan K4, berarti
ketahanan nasional saat itu lemah. Sebaliknya jika
perkembangan K4 yang lebih cepat dari ATHG,
berarti Ketahanan Nasional kuat.
Strategi dasarnya adalah…
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka
strategi dasar yang harus dianut bangsa Indonesia
agar ketahanan nasionalnya selalu kokoh dan kuat
adalah dengan cara selalu mengupayakan agar
perkembangan K4 selalu mengungguli
perkembangan ATHG setiap saat dan hal itu itu
harus dilakukan secara terencana dan terpadu.
Dan jalan ke arah tersebut hanya satu, yakni
dengan pelaksanaan pembangunan nasional di
semua bidang, karena untuk membangunan
ketahanan nasional yang kuat dibutuhkan
kesuksesan pelaksaaan pembangunan nasional dan
sebaliknya suksesnya pelaksanaan pembangunan
nasional juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
ketahanan nasional yang kokoh dan kuat.
B. PERKEMBANGAN TEORI KETAHANAN
NASIONAL

Jika rumusan ketahanan nasional sejak


awal diperkenalkan sampai saat ini kita
telaah secara kritis, maka akan terlihat
bahwa konsep atau teori ketahanan nasional
telah mengalami berbagai perkembangan
sebagai berikut :
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis

Maka ketahanan nasional mengacu kepada


pengalaman empirik, artinya pada keadaan
nyata yang berkembang dalam masyarakat
dan dapat di amati dengan panca indera
manusia. Dalam hubungan ini, maka yang
menjadi fokus perhatian adalah adanya
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
(ATHG) di satu pihak, serta adanya keuletan
dan ketangguhan untuk mengembangkan
kekuatan dan kemampuan di pihak lain.
Untuk dapat memahami perkembangan
kedua hal tersebut, maka bentuk kegiatan
yang dapat dilakukan adalah mengadakan
telaahan strategi nasional (TELSTRANAS)
sehingga dapat diketahui ATHG yang di
hadapi bangsa Indonesia di semua bidang
untuk setiap 10 tahun ke depan serta
kekuatan apa yang kita miliki buat
mengatasinya.
2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi
pengaturan negara

Dalam kaitan ini, maka fokus perhatian


diarahkan pada upaya menata hubungan
antara aspek kesejahteraan dan keamanan
dalam arti luas. Artinya suatu bangsa dan
negara akan memiliki ketahanan nasional yang
kuat dan kokoh jika bangsa tersebut mampu
menata (mengharmonikan) kesejahteraan dan
keamanan rakyatnya secara baik.
3. Ketahanan nasional sebagai metoda berfikir

Sebagai metoda berfikir, maka berarti suatu


pendekatan khas ketahanan nasional yang
membedakannya dengan metoda-metoda berfikir
lainnya. Dalam dunia akademis dikenal dua metoda
berfikir yakni metoda berfikir induktif dan deduktif.
Metoda yang sama juga digunakan dalam
ketahanan nasional, tetapi dengan suatu tambahan
bahwa dalam metoda berfikir ketahanan nasional
seluruh bidang (gatra) di lihat secara utuh dan
menyeluruh (komprehensif integral) karena itu
metoda berfikir ketahanan nasional disebut juga
dengan metoda berfikir secara sistemik.
PERTEMUAN 14
TIK:
Setelah pertemuan ini mhs diharapkan
dapat:
Memahami dan menjelaskan tentang
pembinaan serta ancaman ketahanan
nasional
C. PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional suatu bangsa dan negara
akan kuat dan kokoh, jika dilakukan upaya
pembinaan/pengembangan terhadap setiap
bidang (gatra) secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan.
Sehubungan dengan hal ini, pembinaan
ketahanan nasional menggunakan pendekatan
asta gatra (8 aspek) yang merupakan keseluruhan
dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara.
Pembinaan terhadap asta gatra tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pembinaan Gatra Ideologi

Secara sederhana ideologi dapat diartikan


dengan impian seseorang (sekelompok orang)
tentang masa depan. Karena itu, suatu ideologi
ada yang baik ada juga yang kurang/tidak baik.
Menurut Dr. Alfian (mantan ketua LIPI), suatu
ideologi yang baik setidaknya harus memenuhi 3
aspek nilai, yakni :
a. aspek idealisme : artinya ideologi tersebut
harus bertujuan baik
b. aspek realita : artinya tujuan ideologi tersebut
harus bersifat realistis (mungkin diwujudkan)
c. aspek fleksibilitas : artinya nilai yang dimiliki
ideologi tersebut harus fleksibel (terbuka),
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi pada masyarakat
penganutnya.
Jika suatu ideologi memenuhi ketiga aspek
di atas berarti ideologi tersebut dikatan
ideologi yang baik, maju dan modern.
Komunisme misalnya jelas bukan ideologi
yang baik, karena tidak memenuhi ketiga
aspek nilai di atas. Sebaliknya pancasila
diyakini memiliki ketiga aspek nilai di atas.
• Ancaman yang dihadapi

Ancaman terhadap ketahanan bidang ideologi dapat


dihadapkan baik pada nilai dasar (fundamental), pada
nilai instrumental dan pada nilai fraksis (pengamalan).
Ancaman terhadap nilai dasar ancaman terhadap
dalil-dalil pokok pancasila (sila ke 1-5). Kemudian
ancaman terhadap nilai instrumental, berarti jika sarana
dan lembaga-lembaga yang memungkinkan
terlaksananya nilai dasar tidak sesuai atau bertentangan
dengan nilai dasar pancasila tersebut.
Misalnya masih digunakannya sebagian aturan hukum
produk kolonial (Belanda) saat ini yang sebagian besar
bertentangan dengan nilai dasar pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis
adalah kendati pun nilai instrumentalnya
telah disesuaikan dengan nilai dasar, akan
tetapi tidak dilaksanakan dalam
kenyataan. Misalnya antara lain dalam hal
penanggulangan korupsi di Indonesia.
• Pembinaan yang harus dilakukan :

Terhadap ancaman pada nilai dasar, maka


pembinaan yang harus dilakukan adalah semua
nilai dasar pancasila harus di rumuskan kembali
maknanya secara jernih dan sistematis, sehingga
dapat menangkal setiap ancaman dari nilai-nilai
ideologi lain yang saat ini sangat mudah masuk
ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian terhadap ancaman pada nilai
instrumental, maka pembinaan yang harus di
lakukan adalah bahwa semua konsensus nasional
sejak tahun 1945 sampai jatuhnya rezim orde
baru tahun 1989 harus ditinjau kembali dan
disesuaikan kembali dengan nilai dasar ideologi
Pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai
fraksis, maka semua nilai dasar yang telah
disesuaikan dengan pancasila tersebut harus
dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari terutama oleh pemimpin bangsa
baik formal maupun informal di semua
tingkatan masyarakat.
2. Pembinaan Gatra Politik

Politik adalah segala hal yang berhubungan dengan


negara/kekuasaan (polis=kota, taia=urusan).
Namun dalam arti luas, politik di artikan dengan
cara atau usaha untuk mewujudkan cita-cita atau
tujuan ideologi.
Dalam pembahasan ini karena politik dikaitkan
dengan ketahanan nasional, maka yang dimaksudkan
adalah ketahanan sistem politik yang diartikan
dengan : kondisi dinamik kehidupan politik suatu
bangsa yang berisi keuletan dalam menghadapi ATHG
yang dapat membahayakan kelangsungan hidup politik
bangsa dan negara tersebut.
• Ancaman gatra politik

Ancamannya terjadi jika sistem politik yang berlaku tidak


dapat melaksanakan fungsi-fungsi pokoknya yakni fungsi
integrasi dan fungsi adaptasi.
Fungsi integrasi diartikan mempersatukan di antara
komponen-komponen politik yang ada, terutama antara
pemerintah dengan masyarakat.
Sedangkan fungsi adaptasi adalah menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat. Indikasi adanya ancaman terhadap sistem politik,
antara lain jika berbagai bentuk
ketidakpercayaan/ketidakpuasan masyarakat terhadap
pemerintah semakin meluas.
• Pembinaan yang harus dilakukan:

Kelemahan utama perkembangan sistem politik


di negara-negara berkembang termasuk di
Indonesia adalah terlalu dominan dan luasnya
kekuasaan pemerintah (presiden) sehingga
melahirkan berbagai bentuk penyelewengan
kekuasaan dan keuangan negara (KKN). Hal ini
sesuai dengan aksioma politik dari Lord Acton
yang menyatakan : power tends to corupt and
absolute power tends to corupt absolutely.
Karena itu upaya pembinaan yang utama
terhadap gatra politik adalah bagaimanan
memberikan pengaturan dan pembatasan yang
tegas dan jelas terhadap wewenang dan
kekuasaan presiden serta memberdayakan
pengawasan masyarakat (pers, LSM, parpol, dsb).
3. Pembinaan Gatra Ekonomi

Gatra ekonomi merupakan mata rantai


paling lemah dari mata rantai ketahanan
nasional Indonesia secara keseluruhan saat ini.
Hal ini karena terjadinya miss managemen
dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi
nasional selama orde baru, yakni terlalu
berorientasi pada pembangunan ekonomi
makro dengan mengejar pertumbuhan dan
mengenyampingkan pemerataan. Akibatnya
muncullah kesenjangan sosial yang makin
lama makin meluas di kalangan masyarakat.
• Pembinaan yang harus dilakukan :

Pembinaannya adalah dengan melakukan


perubahan mendasar terhadap paradigma
pembangunan ekonomi nasional dari
pembangunan ekonomi makro dan
mengejar pertumbuhan ke pembangunan
ekonomi kerakyatan dengan lebih
berorietasi pada sektor pertanian dan agro
industri serta dengan lebih memacu aspek
pemerataan hasil pembangunan dalam arti
yang luas
4. Pembinaan Gatra Sosial dan Budaya

Sosial diartikan dengan suatu kesatuan masyarakat


yang hidup bersama dan saling berinteraksi dalam waktu
yang cukup lama, memiliki tujuan bersama serta di ikat
oleh aturan-aturan khusus.
Sedangkan kebudayaan secara umum diartikan
dengan hasil cipta, karya dan karsa manusia.
Namun dalam pembahasan ini kebudayaan diartikan
dalam pengertian sempit yakni kebiasaan-kebiasaan
yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara
berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dan
kebiasaan tersebut di anggap bernilai baik serta ingin
dipertahankan.
• Ancaman yang dihadapi :

Seiring dengan era globalisasi, maka


ancaman terhadap gatra sosial dan budaya
Indonesia saat ini juga semakin besar.
Apalagi sikap mental bangsa Indonesia yang
umumnya cenderung menilai segala yang
datang dari barat itu selalu lebih unggul dan
patut ditiru (sikap mental replika).
Lebih parah lagi adalah proses peniruan
umumnya ditujukan bukan pada inti budaya
barat (seperti profesional, menghargai
waktu, dsb), tetapi lebih pada ekses dari
budaya barat yang sekuler, liberal, dan
materilealistik.
• Pembinaan yang harus dilakukan :

Pembinaannya adalah terutama dengan


meningkatkan pemahaman, kesadaran dan
penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa
sendiri.
Yakni nilai luhur budaya pancasila yang selalu
menjaga keseimbangan yang hrmonis antara
hubungan manuisa dengan dirinya, dengan
masyarakat, dengan Tuhan serta keseimbangan
antara kemajuan fisik material dengan
kesejahteraan mental spiritul dan keseimbangan
antara kepentingan dunia dengan akhirat.
5. Pembinaan Gatra Hankam

Pertahanan adalah upaya untuk


menggagalkan dan meniadakan setiap
ancaman terhadap bangsa dan negara
terutama yang datang dari luar negeri.
Strategi Indonesia dalam bidang pertahanan
ini bersifat defensif aktif, artinya Indonesia
tidak menunggu untuk diserang negara lain.
Tetapi secara aktif melakukan operasi
(inteligen dan militer) untuk menghancurkan
musuh ditempat mereka mempersiapkan diri
sebelum serangan terjadi.
Sedangkan keamanan adalah upaya untuk
mencegah terjadinya gangguan terhadap
keamanan bangsa dan negara terutama yang
berasal dari dalam negeri.
Dalam kaitan ini Indonesia menganut
strategi prefentif aktif, artinya polri dalam
pelaksanaan tugasnya harus giat bertindak
untuk mencegah sebelum gangguan
keamanan terjadi.
• Ancaman yang dihadapi :

Ancaman utama gatra Hankam Indonesia


saat ini adalah terutama datang dari dalam
negeri, antara lain : KKN, ancaman
disintegrasi, narkoba, dsb). Sedangkan
ancaman dari luar negeri,
Terutama dalam bentuk rivalitas negara-
negara besar dalam memperebutkan
penguasaan ekonomi nasional Indonesia.
Pertemuan ke 14 :
• Presentasi Makalah 1 (Seminar Kelas)
• Judul (topik) makalah bebas, tapi tidak boleh
keluar dari tema-tema pokok bahasan
perkuliahan. Dalam diskusi, semua peserta
wajib mengajukan satu pertanyaan, dan setiap
pemakalah(kelompok) juga wajib menjawab
minimal satu pertanyaan (one man one
question, one man one answerd).
Pertemuan ke 15
• Presentasi Makalah 2
Pertemuan ke 16
• Presentasi Makalah 3

Anda mungkin juga menyukai