Anda di halaman 1dari 34

PROGRAM –PROGRAM

PENCEGAHAN DAN PROMOTIF


KESEHATAN
IMUNISASI DAN KELUARGA
BERENCANA

1
2

PUSTAKA
 Markum,AH, 1997,Imunisasi, edisi 2, Fakultas
kedokteran UI, PT. Grapik Grapos Indonesia
 Dick G, Andrianto P( alih bahasa), Oswari J
(editor)1992. Imunisasi Dalam Praktik (Practical
Immunization), PT. Hipokrates
3

PENDAHULUAN
Tuhan mengatur mahluk ciptaannya untuk mampu melindungi
diri dari ancaman luar

Berbagai alat tubuh diciptakan untuk mempertahankan dan


melindungi tubuh

Mahluk tersebut dapat tetap eksis


4

Tubuh mempunyai cara dan


alat untuk mengatasi penyakit
sampai batas kemampuan
tertentu Sebelum sakit dapat
dilakukan upaya untuk
Ancaman utama kehidupan
memperkuat sistem
manusia adalah penyakit  • Jika tubuh mampu bertahan dari
kuman penyakit (virulen) maka pertahanan tubuhnya yaitu
terutama infeksi
tubuh akan tetap sehat dengan memberikan
• jika tidak mampu bertahan maka kekebalan atau imunisasi
tubuh akan sakit
5

• Pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan


Imunisasi memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang

Cikal • Tahun 1797 oleh Jenner seorang sarjana Inggris.


• Ia menggoreskan cairan luka dari sapi yang menderita cacar

Imunisasi
kepada anak berusia 8 th, ternyata anak tersebut terhindar dari
penyakit cacar

Di Jawa • Imunisasi cacar pertama kali tahun 1856 oleh mantri cacar.
6

• Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak


karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik
orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya.

• Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau


resisten

• Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan


kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga
untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya
7

Pengertian Dasar Imunisasi


 Reaksi antigen-Anti bodi
 Dalam imunologi, kuman(toksin)  sebagai
antigen (berupa protein)
 Jika antigen masuk ke dalam tubuh maka tubuh
bereaksi membentuk anti bodi atauanti toksin.
 Kemampuan tubuh memusnahkan antigen
tergantung pada jumlah anti bodi yang dihasilkan
(gb 1)
8

Gambar 1
9

 Reaksi pertama tubuh terhadap antigen tidak terlalu kuat,


tetapi pada reaksi yang selanjutnya tubuh semakin mampu
membuat anti bodi
 Berdasarkan reaksi antigen-anti bodi tubuh melawan
antigen
 Setelah beberapa waktu jumlah anti bodi mengalami
degradasi sehingga imunitas tubuh akan menurun.
 Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi
harus bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit
yang membahayakan kesehatan dan kehidupan anak
 Dimana anti bodi dibentuk? liver, limfa dan kelenjar getah
bening
10

• suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman


VAKSI atau toksin yang telah dilemahkan atau dimatikan,
N pemberian vaksin dapat merangsang tubuh untuk
menghasilkan anti bodi

• Kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan


Dasar • Racun (Toksin) yang telah dilemahkan
Pembuatan
• Komponen kuman yang berupa protein khusus

• Vaksin dari kuman yang dimatikan : vaksin batuk rejan, vaksin polio
jenis salk
• Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin
polio jenis sabin, vaksin campak
Contoh
• Vaksin dari toksin yang dilemahkan(toksoid) : toksoid tetanus ,
toksoid difteria
• Vaksin dari komponen kuman yang berupa protein khusus : vaksin
hepatitis B
11

MACAM IMUNISASI
• Pemberian vaksin yang yang dapat merngsang tubuh menghasilkan
anti bodi
• Kekebalan didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah
Imunisasi dikalahkan oleh kekebalan tubuh guna membentuk antibodi
aktif terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat
• Contoh : imunisasi polio, imunisasi campak

• Menyuntikkan sejumlah anti bodi/anti toksin sehingga kadar dalam


darah meningkat
Imunisasi • Contoh : pemberian ATS ( anti tetanus serum) pada luka serum ATS
diperoleh dari darah kuda yang telah di vaksinasi dengan toksoid
pasif tetanus.
12

Perbedaan Imunisasi Aktif dan Pasif

Peningkatan jumlah anti Kekebalan yang


bodi  terbentuk 
imunisasi aktif imunisasi aktif bertahan
memerlukan waktu lebih lama sedangkan
lama untuk membuat anti imunisasi pasif hanya
bodi dibandingkan berlangsung beberapa
imunisasi pasif bulan
13

Sesuai dengan program Depkes tentang Program Pengembangan


JENIS
 IMUNISASI
imunisasi (PPI)  anak diharuskan mendapat perlindungan
terhadap 7 jenis penyakit utama yaitu : TBC ( vaksin BCG) , difteri,
tetanus, batuk rejan, poliomielitis, campak dan hepatitis B

 Imunisasi lain yang dianjurkan di Indonesia : gondong , campak


jerman ( vaksin MMR) , tifus, radang selaput otak oleh kuman
haemophilus influenzae tipe B (Hib), Hepatitis A, cacar air dan
rabies

 Sejak tahun 1980 WHO menghentikan vaksinasi cacar karena


dianggap penyakit cacar telah musnah, sehingga vaksinasi cacar
tidak lagi masuk dalam program pengembangan imunisasi.
14

IMUNISASI WAJIB PROGRAM


PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI)
1. VAKSIN BCG (Bacillus Calmette-Geurin)

 Mengandung kuman BCG yang masih hidup tetapi telah dilemahkan.


 Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan sedini mungkin, dalam waktu
beberapa hari setelah bayi lahir (0-2 bulan)
 Cukup diberikan satu kali saja
 Pada anak yang berumur lebih dari 2 bulan dianjurkan untuk melakukan uji
Mantoux sebelum imunisasi BCG untuk mengetahui anak tersebut terjangkit
TBC atau tidak. Jika positif TBC maka selayaknya tidak di imunisasi
 Pada imunisasi BCG massal tidak perlu didahului uji mantoux karena faktor
tehnis penyuntikan, epidemologi, keberhasilan program imunisasi, dll.
 Imunisasi BCG diharapkan dapat membebaskan anak dari penyakit TBC atau
terhindar dari penyakit TB yang parah.
15

2. VAKSIN DPT (Diftera, Pertusis, Tetanus)


 Untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap difteri, pertusis
dan tetanus.
 Di Indonesia dipasarkan dalam 3 jenis kemasan : kemasan
tunggal untuk tetanus, kombinasi DT ( difteri dan tetanus) dan
kombinasi DPT ( vaksi tripel)
 Vaksin difteria : dari toksin kuman difteria dilemahkan
(toksoid), biasanya dikombinasi dengan vaksin tetanus (DT)
atau dengan tetanus dan pertusis (DPT)
 Vaksin tetanus untuk imunisasi aktif adalah toksoid tetanus
yaitu toksin kuman tetanus yang telah di lemahkan kemudian
dimurnikan.
16

 3 kemasan vaksin tetanus : kemasan tunggal, kombinasi dengan


vaksin difteria (Vaksin DT) dan kombinasi dengan vaksin
difteria dan pertusis (DPT)
 Vaksin Pertusis (batuk rejan) : dari kuman Bordetella pertusis
yang telah dimatikan. Selanjutnya dikemas bersama vaksin
difteria dan pertusis

 Cara imunisasi :
 Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan
dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu
 Imunisasi massal harus diberikan 3 kali karena suntikan pertama
kurang efektif dan baru efektif setelah imunisasi ke 3
 Imunisasi ulang dilakukan setelah 1,5 – 2 tahun atau 1 tahun
setelah suntikan
17

3. VAKSIN DT ( Difteria , Tetanus)

 Vaksin dibuat untuk keperluan khusus


 Misalnya seseorang yang tidak memerlukan imunisasi
pertusis, tetapi masih memerlukan imunisasi difteria dan
tetanus
 Cara imunisasi :

seperti imunisasi DPT yaitu imunisasi dasar


dan ulangan
18

4. VAKSIN TETANUS
2 jenis imunisasi untuk penyakit tetanus yaitu : Imunisasi aktif dan
Imunisasi pasif.
 Pada imunisasi aktif digunakan vaksin toksoid tetanus
 Pada imunisasi pasif digunakan ATS
 Imunisasi aktif dengan toksoid tetanus pada ibu hamil bulan ke 7 dan ke
8
 Jika kelahiran bayi oleh dukun , maka secepatnya di bawa ke puskesmas
untuk mendapat imunisasi pasif
 Seorang wanita seharusnya pernah mendapat imunisasi sedikitnya 5 kali
sampai saat sebelum menikah
 Cara imunisasi :

Imunisasi dasar dan ulang pada anak mengikuti jadwal


imunisasi DPT
19

5. VAKSIN POLIOMIELITIS
 Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomielitas.
 Terdapat 2 jenis vaksin yang masing-masing mengandung
virus polio tipe I,II dan III yaitu :
1. Vaksin mengandung virus polio tipe I,II dan III yang
sudah dimatikan ( vaksin Salk), cara pemberiannya
dengan penyuntikan
2. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I,II dan III yang
masih hidup tetapi telah dilemahkan ( vaksin sabrin),
cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau
cairan
20

 Di Indonesia yang lazim diberikan adalah vaksin jenis


Sabrin
 Vaksin sabrin diberikan melalui mulut , diberikan sejak
anak baru lahir atau setelah beberapa hari dan selanjutnya
setiap 4-6 minggu
 Pemberian vaksin polio dapat bersama dengan vaksin
BCG, DPT dan hepatitis B.
 ASI tidak berpengaruh terhadap vaksin polio, maka ASI
dapat tetap diberikan
 Imunisasi ulang dapat diberikan bersama imunisasi ulang
DPT
21

6. VAKSIN CAMPAK (MORBILI)

 Imunisasi diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap


penyakit campak secara aktif
 Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah
dilemahkan
 Vaksi campak yang beredar di indonesia diperoleh dalam
bentuk kemasan kering tunggal atau kombinasi dengan vaksin
gondong (mumps) dan rubella ( campak jerman), dikenal
dengan nama MMR( Measles-Mumps-Rubella vaccine)
22

 Cara imunisasi :
 Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap
penyakit campak dari ibunya ketika dalam kandungan semakin
bertambah usia kekebalan pasif semakin berkurang dan pada usia
6 bulan kekebalan pasif sudah hilang.
 Menurut WHO (1973) imunisasi campak cukup dilakukan dengan
1 kali suntikan setelah bayi berumur 6 bulan, lebih baik lagi
setelah usia 1 tahun karena kekebalan yang diperoleh seumur
hidup tidak perlu vaksinasi ulang.
 Kekebalan pasif hilang pada usia 6 bulan maka imunisasi campak
dapat dilakukan pada usia 6-7 bulan, kemudian harus diulang
pada usia 15 bulan.
23

7. VAKSIN HEPATITIS B
 Imunisasi dimaksudkan untuk memperoleh kekebalan aktif
terhadap penyakit hepatitis B
 Vaksin dibuat dari bagian virus hepatitis B  HbsAg.
 HBsAg dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak
menimbulkan penyakit, diperoleh dari serum manusia atau
dengan rekayasa genetik
 Cara imunisasi :
 Pemberian suntikan dasar 3 kali dengan dengan jarak waktu 1
bulan antar suntikan 1 dan 2 dan 5 bulan antara suntikan 2 dan 3
 Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar
24

IMUNISASI YANG DIANJURKAN


 Imunisasidianjurkan kepada beberapa penyakit yang kemungkinan
berkembang dalam kurun waktu 10-20 tahun mendatang yaitu :
Gondong, campak jerman,tifus,radang selaput otak oleh kuman
Haemophilus Influenzae tipe B (Hib), Hepatitis A, cacar air dan rabies

 Jenis –jenis Vaksin


 Vaksin MMR ( Measles,Mumps,Rubella)
 Vaksin Demam Tifoid
 Vaksin Radang Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B(Hib)
 Vaksin Hepatitis A
 Vaksin Cacar Air (Varisela)
 Vaksin Rabies
25

Vaksin MMR (Measles,Mumps,Rubella)


 Imunisasi bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak (measles), gondong (mumps) dan
campak jerman ( rubella) dalam waktu bersamaan.
 Vaksin dibuat dari virus hidup yang telah dilemahkan
 Rubella berakibat buruk bagi janin, mengakibatkan kelahiran
bayi menderita penyakit bawaan
 Cara imunisasi
 MMR diberikan 1 kali suntikan setelah anak berusia 12 bulan -15
bulan agar vaksinasi tidak terganggu kekebalan pasif dari ibunya.
 Revaksinasi dilakukan pada usia 12 tahun
26

Vaksin Demam Tifoid


 Imunisasi dilakukan untuk memperoleh kekebalan aktif terhadap
penyakit demam tifoid ( tifus)
 Walaupun kejadian tinggi tetapi resiko penyakit tersebut pada
anak tidak berbahaya, sehingga tidak dimasukkan dalam prioritas
program pengembangan imunisasi Depkes
 Vaksin suntikan (Thiphim Vi) diberikan sekali mulai umur 2 tahun
dan diulang setiap 3 tahun karena vaksin ini tidak mempunyai
efek penguat
 Vaksin oral (vivotif) diberikan pada umur 6 tahun atau lebih,
karena anak pada usia tersebut sudah dapat menelan kapsul
 Kapsul tidak boleh dibuka karena vaksin dirusak oleh asam
lambung , kemasan terdiri dari 3 kapsul yang diminum sekali
sehari selang waktu satu hari
27

Vaksin Radang Selaput Otak Haemophilus


influenzae tipe B(Hib)
 Untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
influenza oleh kuman Haemophilus influenzae tipe B
( peyebab meningitis) yang sering menyerang anak usia
6-12 bulan
 Cara imunisasi :
 Penyuntikan intramuskular atau sub cutan dan
harus dipastikan tidak sampai ke vena
 Jika digunakan bersama vaksinasi yang lain maka kedua
vaksin diberikan pada sisi tubuh yang berlawanan
28

Vaksin Hepatitis A
 Imunisasi bertujuan memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis A
 Contoh : Havrix ( virus hepatitis A yang dilemahkan)
 Imunisasi dengan vaksin Harvix diberikan 2 kali dengan
selang waktu 2-4 minggu, dosis ketiga diberikan 6 bulan
setelah suntukan pertama
 Penyuntikan di daerah lengan atas
29

Vaksin Cacar Air (Varisela)


 Awalnya ditujukan untuk pasien dengan penurunan
ketahanan tubuh atau pemakaian obat yang dapat
menurunkan ketahanan tubuh jangka panjang ( mis
pemakaian steroid), tetapi saat ini digunakan untuk anak/
dewasa sehat
 Vaksin varisela berisi virus varisela–zoster strain OKA
hidup yang telah dilemahkan
30

Vaksin Rabies

 Imunisasi ditujukan untuk mendapatkan kekebalan aktif


terhadap penyakit rabies.
 Vaksin mengandung virus rabies yang telah dimatikan
dengan caar kimiawi dan mikrobiologis.
 Vaksin rabies dikemas dengan 2 cara :
 vaksin cair yang dibuat dengan memakai otak kera
 vaksin kering yang dibuat dengan memakai otak mencit
31

 Di Indonesia, vaksinasi masih dilakukan secara luas karena


kasusnya masih banyak terjadi
 Imunisasi di prioritaskan untuk orang yang bekerjanya
berdekatan dengan hewan pengidap rabies
 Imunisasi harus dilakukan secepatnya setelah digigit hewan
yang diduga terkena rabies
 Metode imunisasi :
 Sebelum gigitan hewan : merupakan imunisasi aktif dengan
penyuntikan vaksin setiap 3-4 minggu sebanyak 3 kali.
Revaksinasi dilakukan satu kali setiap tahun
 Setelah gigitan hewan : imunisasi dengan pemberian serum
anti rabies dan vaksin rabies
32

Imunisasi Masa Depan


Vaksin yang dikembangkan untuk penyakit yang banyak
dijumpai di negara berkembang dan kemungkinan
berkembang di masa mendatang antara lain :
 Vaksin diare
 Vaksin malaria
 Vaksin demam berdarah dengue
 Vaksin penyakit saluran nafas oleh virus
 Vaksin pneumokokus
 Vaksin penyakit menular seksual
 Vaksin penyakit lepra
 Vaksin antraks
 Vaksin sitomegalovirus
33

Imunisasi Untuk Perjalanan Ke Luar


Negeri
 Cacar
 Kolera
 Demam tifoid (tifus)
 Hepatitis A dan B
 Demam Kuning
 Penyakit lain
34

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai