6.3. Program - Imunisasi
6.3. Program - Imunisasi
1
2
PUSTAKA
Markum,AH, 1997,Imunisasi, edisi 2, Fakultas
kedokteran UI, PT. Grapik Grapos Indonesia
Dick G, Andrianto P( alih bahasa), Oswari J
(editor)1992. Imunisasi Dalam Praktik (Practical
Immunization), PT. Hipokrates
3
PENDAHULUAN
Tuhan mengatur mahluk ciptaannya untuk mampu melindungi
diri dari ancaman luar
Imunisasi
kepada anak berusia 8 th, ternyata anak tersebut terhindar dari
penyakit cacar
Di Jawa • Imunisasi cacar pertama kali tahun 1856 oleh mantri cacar.
6
Gambar 1
9
• Vaksin dari kuman yang dimatikan : vaksin batuk rejan, vaksin polio
jenis salk
• Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin
polio jenis sabin, vaksin campak
Contoh
• Vaksin dari toksin yang dilemahkan(toksoid) : toksoid tetanus ,
toksoid difteria
• Vaksin dari komponen kuman yang berupa protein khusus : vaksin
hepatitis B
11
MACAM IMUNISASI
• Pemberian vaksin yang yang dapat merngsang tubuh menghasilkan
anti bodi
• Kekebalan didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah
Imunisasi dikalahkan oleh kekebalan tubuh guna membentuk antibodi
aktif terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat
• Contoh : imunisasi polio, imunisasi campak
Cara imunisasi :
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan
dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu
Imunisasi massal harus diberikan 3 kali karena suntikan pertama
kurang efektif dan baru efektif setelah imunisasi ke 3
Imunisasi ulang dilakukan setelah 1,5 – 2 tahun atau 1 tahun
setelah suntikan
17
4. VAKSIN TETANUS
2 jenis imunisasi untuk penyakit tetanus yaitu : Imunisasi aktif dan
Imunisasi pasif.
Pada imunisasi aktif digunakan vaksin toksoid tetanus
Pada imunisasi pasif digunakan ATS
Imunisasi aktif dengan toksoid tetanus pada ibu hamil bulan ke 7 dan ke
8
Jika kelahiran bayi oleh dukun , maka secepatnya di bawa ke puskesmas
untuk mendapat imunisasi pasif
Seorang wanita seharusnya pernah mendapat imunisasi sedikitnya 5 kali
sampai saat sebelum menikah
Cara imunisasi :
5. VAKSIN POLIOMIELITIS
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomielitas.
Terdapat 2 jenis vaksin yang masing-masing mengandung
virus polio tipe I,II dan III yaitu :
1. Vaksin mengandung virus polio tipe I,II dan III yang
sudah dimatikan ( vaksin Salk), cara pemberiannya
dengan penyuntikan
2. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I,II dan III yang
masih hidup tetapi telah dilemahkan ( vaksin sabrin),
cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau
cairan
20
Cara imunisasi :
Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap
penyakit campak dari ibunya ketika dalam kandungan semakin
bertambah usia kekebalan pasif semakin berkurang dan pada usia
6 bulan kekebalan pasif sudah hilang.
Menurut WHO (1973) imunisasi campak cukup dilakukan dengan
1 kali suntikan setelah bayi berumur 6 bulan, lebih baik lagi
setelah usia 1 tahun karena kekebalan yang diperoleh seumur
hidup tidak perlu vaksinasi ulang.
Kekebalan pasif hilang pada usia 6 bulan maka imunisasi campak
dapat dilakukan pada usia 6-7 bulan, kemudian harus diulang
pada usia 15 bulan.
23
7. VAKSIN HEPATITIS B
Imunisasi dimaksudkan untuk memperoleh kekebalan aktif
terhadap penyakit hepatitis B
Vaksin dibuat dari bagian virus hepatitis B HbsAg.
HBsAg dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak
menimbulkan penyakit, diperoleh dari serum manusia atau
dengan rekayasa genetik
Cara imunisasi :
Pemberian suntikan dasar 3 kali dengan dengan jarak waktu 1
bulan antar suntikan 1 dan 2 dan 5 bulan antara suntikan 2 dan 3
Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar
24
Vaksin Hepatitis A
Imunisasi bertujuan memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis A
Contoh : Havrix ( virus hepatitis A yang dilemahkan)
Imunisasi dengan vaksin Harvix diberikan 2 kali dengan
selang waktu 2-4 minggu, dosis ketiga diberikan 6 bulan
setelah suntukan pertama
Penyuntikan di daerah lengan atas
29
Vaksin Rabies
SEKIAN