Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN

KASUS FRAKTUR FEMUR DEXTRA DI RUNGAN


IGD RSUD KABELOTA DONGGALA

KELOMPOK 2

STASE KEPERAWATAN GAWAT


DARURAT
25 januari – 6 februari 2021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PRODI D4 KEPERAWATAN
T.A. 2021
 DEFINISI

 Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas


tulang normal yang terjadi karena adanya
tekanan yang besar, dimana tulang tidak
dapat menahan tekanan tersebut dan disertai
dengan perlukaan jaringan sekitarnya
(Brunner dan Suddrat)
 Fraktur femur adalah terputusnya
kontinuitas batang femur yang bias terjadi
akibat trauma langsung  (kecelakaan dll) dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki laki
dewasa. Patah pada daerah ini menimbulkan
perdarahan yang cukup banyak
menyebabkan penderitaan (FKUI)
 Etiologi
• Fraktur akibat peristiwa trauma

Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba


berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran,
perubahan tempat

• Fraktur akibat kelelahan atau tekanan

Fraktur ini terjadi akibat dari tekanan yang berulang


dalam rentang waktu cukup lama, hal ini biasa terjadi
pada atlet dan pelari

• Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang

Hal ini dapat terjadi apa bila tulang tersebut lunak(misal


nya akibat tumor)atau tulang-tulang yang rapuh
 Manifestasi Klinis

 Nyeri
 Bengkak
 Memar
 Spasme Otot
 Gangguan Fungsi
 Mobilisasi Abnornal
 Krepitasi
 deformitas
 Patofisiologi
 Klasifikasi fraktur femur
 Fraktur collum femur:
 Fraktur subtrochanter femur
 Fraktur batang femur (dewasa)
 Fraktur batang femur (anak –
anak)
 Fraktur supracondyler femur
 Fraktur intercondylair
 Fraktur condyler femur
 Gambaran Klinis
Bagian paha yang patah lebih pendek dan
lebih besar dibanding dengan normal serta
fragmen distal dalam posisi eksorotasi dan
aduksi karena empat penyebab:
Tanpa stabilitas longitudinal femur
Aduktor melekat pada fragmen distal dan
abduktor pada fragmen atas.
Beban berat kaki memutarkan fragmen
distal ke rotasi eksterna
•Femur dikelilingi oleh otot yang mengalami
laserasi oleh ujung tulang fraktur yang tajam
dan paha terisi dengan darah, sehingga
terjadi pembengkakan
Selain itu, adapun tanda dan gejalanya
adalah :
Nyeri hebat di tempat fraktur
Tak mampu menggerakkan ekstremitas
bawah
Rotasi luar dari kaki lebih pendek
Diikuti tanda gejala fraktur secara umum,
seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doenges dalam Jitowiyono


(2010:21). Beberapa pemeriksaan yang dapat
dilakukan pada klien dengan fraktur,
diantranya:
Pemeriksaan rontgen : menetukan
lokasi/luasnya fraktur/trauma
Scan tulang, scan CT/MRI: memperlihatkan
fraktur, juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
Arteriogram : dilakukan bila kerusakan
vaskuler dicurigai.
Lanjutan…

 Hitung darah lengkap: HT mungkin meningkat


(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan
bermakna pada sisi fraktur) perdarahan bermakna
pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma
multipel.
 Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban
kreatinin untuk klirens ginjal.
 Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah, transfusi multipel, atau cidera
hati. Golongan darah, dilakukan sebagai
persiapan transfusi darah jika ada kehilangan
darah yang   bermakna akibat cedera atau
tindakan pembedahan
 Penatalaksaan Medis
Fraktur terbuka
Merupakan kasus emergensi karena
dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan
disertai perdarahan yang hebat dalam
waktu 6-8 jam (golden period). Kuman
belum terlalu jauh meresap dilakukan:
 Pembersihan luka
 Exici
 Hecting situasi
 Antibiotik
Lanjutan…

Ada bebearapa prinsipnya yaitu :


Harus ditegakkan dan ditangani dahulu
akibat trauma yang membahayakan jiwa
airway, breathing, circulation.
Semua patah tulang terbuka adalah kasus
gawat darurat yang memerlukan penanganan
segera yang meliputi pembidaian,
menghentikan perdarahan dengan perban
tekan, menghentikan perdarahan besar dengan
klem.
Pemberian antibiotika.
Debridement dan irigasi sempurna.
Lanjutan…
• Stabilisasi.
• Penutup luka.
• Rehabilitasi.
• Life Saving
• Semua penderita patah tulang terbuka harus di
ingat sebagai penderita dengan kemungkinan
besar mengalami cidera ditempat lain yang
serius. Hal ini perlu ditekankan mengingat bahwa
untuk terjadinya patah tulang diperlukan suatu
gaya yang cukup kuat yang sering kali tidak
hanya berakibat total, tetapi berakibat multi
organ. Untuk life saving prinsip dasar yaitu :
airway, breath and circulation.
Lanjutan…

•  Semua patah tulang terbuka dalam


kasus gawat darurat.
• Pemberian antibiotika
o antibiotika dengan spektrum luas
untuk mengambat maupun membunuh
kuman gram positif maupun negatif.
• Debridemen dan irigasi
o Debridemen untuk membuang semua jaringan
mati pada darah patah terbuka baik berupa
benda asing maupun jaringan lokal yang mati.
Lanjut…

• Stabilisasi.
o Untuk penyembuhan luka dan
tulang sangat diperlukan
stabilisasi fragmen tulang, cara
stabilisasi tulang tergantung
pada derajat patah tulang
terbukanya dan fasilitas yang
ada
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KASUS FRAKTUR FEMUR
DEXTRA

Nama : Kelompok 2
Asal kampus : Poltekkes kemenkes Palu
Tempat praktik : RSUD Kebelota Donggala
Tanggal : 25 s/d 6 Januari 2021
 Identitas
Identitas klien
Nama : Tn. D
Tempat/tgl lahir : Donggala/17-08-1978
Golongan darah : -
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku : Kaili
Status perkawianan : Kawin
Pekerjaan : Wirasuasta
Alamat : Jalan Trans Donggala
Tanggal Masuk RS : 25-01-2021
No. Reg : 034893
Tanggal Pengkajian : 25-01-2021
Diagnosa Medik : Open Fraktur Femur Dextra
Lanjut…
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. K
Umur : 38 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku : Kaili
Hubungan dgn pasien : Istri
Pendidikan terakhir: Smp
Pekerjaan : Wirasuasta
Alamat : Jalan Trans Donggala
Status kesehatan

• Primary Survey
Airway + Cervical Spine Control :
• Tidak ada sumbatan jalan nafas atau obstruksi jalan nafas
Breathing + Ventilation :
• R: 27 x/menit, terpasang O2 nasal kanul dengan
kapasistas 2 liter.
Circulation + Kontrol Pendarahan :
• Terjadi pendarahan masif pada luka yang terjadi fraktur
femur dextra
• TD : 150/90 mmHg
• N : 73x/menit
• Spo2 : 95
Disability + Kesadaran Dan Lateralisasi :
• Tingkat kesadaran composmentis ditandai dengan GCS 15
(E:4,V:5,M:6).
Lanjutan…
Exposure :
•Suhu : 36,3 oC
•Terdapat vulnus excoriasi pada bagian sikut dan
lengan sinistra.
•Klien berkeringat dingin
•Akral dingin
Folley Catheter :
•Klien tidak terpasang folley cateter kerena tidak ada
gangguan perkemihan.
Gastric Tube :
•Klien tidak terpasang gaster tube kerana tidak ada
indikasi pendarah dan sumbatan di saluran cerna atas.
Heart Monitor :
•Klien tidak dilakukan rekam jatung karena klien akan
dirujuk/pindah ke rumah sakit lain.
Secondery Survey
a. Pemeriksaan Head To Toe :
Kepala dan rambut :
•Inspeksi : bentuk kepala musochepal, klit kepala
bersih, rambut berwarna hitam dan tidak rontok
•Palpasi : tidak ada massa dan tidak ada nyeri
tekan
Telinga
•Inspeksi : tidak adanya serumen, simetris dan
fungsi pendengaran baik
•Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Hidung
•Inspeksi : tidak adanya secret dan terpasang O2
•Palpasi: tidak terdapat polip
Mulut
•Inspeksi : bibir Nampak pucat
•Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Lanjutan…
• leher
• Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
• Dada
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
ruam
• Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
• Perkusi : paru-paru sonor dan jantung redup
• Auskultasi : paru-paru vesikuler dan bunyi jantung
regular
• Abdomen
• Inspeksi : tidak terdapat luka atau bekas oprasi
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan
• Perkusi : terdengar bunyi sonor pada bagian
labung, usus, dan kandung kemih, terdapat bunyi
petakak pada bagian hati.
• Auskultasi : jumlah peristaltic usus 18 x/menit
Lanjutan…

Ekstremitas atas
•Inspeksi : terdapat fulnus excorsi pada
bagia lengan sinistra
•Palpasi : terdapat nyeri tekan dan
odema
Ekstremitas bawah
•Inspeksi : Terdapat vulnus laseratum yang
disebabkan kan oleh patah nya tulang femur
dextra.
•Palpasi : Terdapat nyeri tekan
pada pada bagian femur,patella, tibia dan
fubula dextra.
b. Pemeriksaan Tanda Vital :
Nadi : 73 x/menit
Pernafasan : 27 x/menit
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Suhu : 36,3 oC
c. History SAMPLE :
S (Sign And Symptomps) :
Nyeri disebabkan vulnus laseratum akibat fraktur
nyerinya seperti tertekan dengan skala nyeri 9 dan mucul
secara tiba-tiba.
Klien mengatakan nyeri pada luka
Klien mengatakan tidak bisa menggerakkan kaki
kanannya.
A (Allegy) :
Keluarga klien mengatakan tidka memiliki alergi pada
obat- obatan ataupum makanan
M (Medication) :
Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat- obatan
herbal ataupun obat-obatan lainnya
Lanjutan…

P (Past History) :
•Klien mengatakan belum pernah masuk
rumah sakit sebelumnya
L (Last Orar Intake) :
•klien makan nasi dan lauk-pauk
E (Event Leading):
•klien mengatakan keserempet truk
gandeng sehingga terlempar dari motor
dan kaki kanan terbentur besi mobil
sehingga kaki luka
Pemeriksaan Rontgen

Servical lateral :
•tidak dilakukan pemeriksaan servical
lateral karna tidak terdapat indikasi pada
servical lateral
Toraks(ap) :
•tidak dilakukan pemeriksaan servical
lateral karna tidak terdapat indikasi pada
toraks
Pelvis(ap) :
•tidak dilakukan pemeriksaan servical
lateral karna tidak terdapat indikasi pada
pelvis
Pemeriksaan Laboratorium

Darah
•Tidak dilakukan pemeriksaan
darah karna klien akan
dirujuk ke rs undata palu
Urine
•Tidak dilakukan pemeriksaan
urin karna klien akan dirujuk
ke rs undata palu
Penatalaksanaan
Melakukan tanda – tanda vital :
TD : 130/90 mmhg
N : 73 x/m
R : 27 x/m
S : 36 oC
Pemasangan infus Nacl 0,9 2 line / 20 tpm
Injeksi ketorolac 30 mg/iv
Injeksi Asam Teraneksamat 1amp / iv
Injeksi Omeprazole 40 mg/iv
Injeksi Dexamethasone 5 mg/iv
Oksigen 2 liter + Aff
Balut tekan hentikan pendarahan
Babat bidal elastis perban 
Analisis Data 1
DATA
Ds : klien mengatakan ada luka pada bagian kaki
kanan
 
Do :
Terjadi pendarahan masif pada luka yang terjadi
fraktur femur dextra
Klien berkeringat dingin
Akral dingin
TTV
TD: 150/90 mmHg
N : 73 x/menit
R : 27 x/menit
S : 36,3 oC
Spo2 : 95 %
Lanjutan…
ETIOLOGI :
•Trauma langsung
•Fraktur
•Diskontinuisi
•Perub jaringan
•Laserasi kulit
•Putus vena/arteri
•Perdarahan
•Kehilangan Volume Cairan
PROBLEM:
Syok (hipovolemik)
Analisa data 2
DATA :
Ds : Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan.
Do :
•Skala nyri 9
•Terdapat vulnus laseratum yang disebabkan kan
oleh patah nya tulang femur dextra.
•Klien mengatakan tidak bisa menggerakkan kaki
kanannya.
•TTV
•TD: 150/90 mmHg
•N : 73 x/menit
•R : 27 x/menit
•S : 36,3 oC
•Spo2 : 95 %
Lanjutan…

ETIOLOGI :
•Trauma langsung
•Fraktur
•Pergeseran fragmen tulan

PRABLEM :
•Nyeri Akut
Diagnosa Keperawatan

 Syok hipovolemik b.d kehilangan


volume darah akibat
trauma(fraktur)
 Nyeri akut b.d agen injuri fisik
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
diagnosa 1 :
Noc :
syok prevention
kriteria hasil
-nadi dalam batas yang di harapkan
- frekuensi nafas dalam batas yang di harapkan
- irama pernapasan dalam batas yang di harapkan
 hidrasi
-ttv dalam batas normal
Nic:
Syok prevention
- Balut tekan hentikan pendarahan
-Monitor TTV
-Berikan cairan IV
- Ajarkan keluarga klien tentang tanda dan gejala awal syok .
- Kolaborasi pemeberian trapi/obat dengan tim medis.
DIAGNOSA 2 :
NOC :
Kriteria Hasil
-Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
mengunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
 
-Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengunakan manajemen
nyeri
 
-Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 
-Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termaksuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
- atur posisi klien
- ajarkan teknik nonfarmakologi
- Kolaborasi pemeberian trapi/obat dengan tim medis.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA 1 :
- Memberikan cairan IV
13.25
- Memasang infus NaCl 0,9 2 line 20 tpm
- Melakukan balut tekan untuk hentikan pendarahan
- Oksigen 2 liter + Aff
13.30
Melakukan bebat bidal elastis perban
- Memonitor TTV
13.45
- TTV
TD : 150/90 MmHg
N :73 x/menit
R : 27 x/menit
S : 36,0
SPO2 : 95
LANJUTAN

- Mengajarkan keluarga klien tentang tanda dan gejala awal syok


13.55
Setelah diberikan pemahaman tentang keadaan klien keluarga dapat
menerima keadaan nya.
 
- Kolaborasi pemeberian trapi/obat dengan tim medis
13.40
Injeksi Asam Teraneksamat 1amp / iv
Injeksi Omeprazole 40 mg/iv
 
EVALIASI
S : klien mengatakan pusing nya sudah mulai berkurang.
 
 
O : - Pendarahan Berhenti
Tanda syok berkurang, salah satunya keringat dingin hilang.
 
 
A : pendarahan teratasi
 
 
P : Hentikan Intervensi
( pasien di rujuk kerumah sakit undata)
IMPLEMENTASI

DIAGNOSA 2:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termaksuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
15.15
Nyeri pertama dikaji dengan skala (9)
- Mengatur posisi klien
15.20
Mengatur posisi supinasi untuk klien
- Mengajarkan teknik nonfarmakologi
15.25
Mengajar tehnik relaksasi nafas dalam.
- Berkolaborasi pemeberian trapi/obat dengan tim medis.
Injeksi ketorolac 30 mg/iv
Injeksi Dexamethasone 5 mg/iv
Meresposisi kembali kaki klien
EVALUASI
S : klien mengatakan nyerinya berkurang setelah
di lakukan resposisi pada kaki klien.
 
O : nyeri berkurang dengan skala 6
 
A : nyeri teratasi sebagian
 
P : Hentikan Intervensi
( pasien di rujuk kerumah sakit undata)
BURUNG IRIAN BURUNG CENDRAWASI

CUKUP SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai