Anda di halaman 1dari 17

SUPOSITORIA

Sarah Frestiningsih, S.Si, Apt.

SMK BANI SALEH


PENGERTIAN

 sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk


yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra.
Umunya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh.
Farmakope Ed IV

Bertindak sebagai pelindung jaringan setempat,


sebagai zat pembawa terapeutik yang bersifat
local atau sistemik.
TUJUAN
Pengobatan Lokal (Rektum, Vagina, Uretra) Ex :
Hemoroid

Aksi kerja awal diperoleh secara cepat

Agar terhindar dari perusakan obat oleh


enzym di dalam saluran gastrointestinal dan
perubahan obat secara biokimia di dalam
hepar.
Keuntungan-Kerugian
 Menghindari terjadinya iritasi pada lambung
 Menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan
 Langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah
efek cepat

 Cara pakai tidak menyenangkan


 Absorbsi obat seringkali tidak teratur
 Tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan
 Tidak semua obat dapat dibuat suppositoria
Macam-Macam
Bentuk : peluru Rektal Bentuk :Bola lonjong, kerucut
Lokasi : rektal, anus, Lokasi : Vagina
Berat : 2 g. Berat : 5 g.
Keuntungan : bila bagian Dibuat : Mengempa massa
besar masuk melalui serbuk menjadi bentuk yang
jaringan otot penutup sesuai. Atau dengan cara
dubur, maka suppositoria pengkapsulan dalam gelatin
akan tertarik masuk lunak.
dengan sendirinya.
Vaginal

Uretra
Digunakan lewat uretra, bentuk batang
panjang antara 7 cm – 14 cm.
Faktor yang Memengaruhi
Rektum mengandung sedikit cairan. pH 7,2 dan kapasitas
daparnya rendah. Epitel rektum keadaannya
berlipoiD( berlemak), diutamakan permeable terhadap obat
yang tidak terionisasi( obat yang mudah larut dalam lemak ).
Faktor Fisiologis

Faktor Fisika-Kimia
 Kelarutan obat
 Kadar obat dalam basis
 Ukuran partikel
 Basis suppositoria
Basis Supositoria
Basis Lemak Coklat
Basis Supositoria
Basis Surfaktan

Surfaktan tertentu disarankan sebagai basis hidrofilik


sehingga dapat digunakan tanpa penambahan zat
tambahan lain. Surfaktan juga dapat dikombinasikan
dengan basis lain. Basis ini dapat digunakan untuk
memformulasi obat yang larut air dan larut lemak.
Pembuatan Supositoria

Basis + Zat Dicetak


Basis dilebur
aktif

Cetalan diberi pelumas


(Parrafin cair)
Pengemasan
 Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap
suppositoria terpisah, tidak mudah hancur atau
meleleh
 Biasanya dimasukkan dalam wadah alumunium
foil atau strip plastik sebanyak 6 sampai 12 buah,
untuk kemudian dikemas dalam dus
 Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat sejuk
Metode Pendosisan
Eksperimental

 Mengisi semua lubang dengan basis murni (yang


telah dilebur)
 Dicetak. Lalu masa ditimbang dengan timbangan
dua angka desimal. Hitung rata-rata
 Penyimpangan tak lebih dari 5% (Tidak terjadi
penyimpangan masa yang begitu berarti).
Metode Pendosisan
Faktor Pengganti

F  =
Formulasi
Nilai tukar : 0,7  Bisacodyl Suppositorium
Bisakodil yang diperlukan = 2 x 0,01 g = 0,02 g ( FORNAS hal 51)
Pengenceran Bisakodil :  Tiap suppositorium
Bisakodil = 50 mg mengandung :
  SL = 250 mg  Bisacodylum 10 mg
Yang diambil = 20 mg/50 mg x 300 mg = 120
mg  Suppositoria dasar yang
  Berat SL = 120 mg – 20 mg = 100 mg cocok secukupnya
  Berat suppositoria = 2 x 2 g = 4 g
  Nilai tukar = 0,02 g x 0,7 = 0,014 g
  Lemak yang dibutuhkan = 2 g – (0,014g + 0,050
g) = 1,936 g
  Tambahan lemak 10% = 10/100 x 1,936 g =
0,1936 g
  Jadi, tambahan lemak menjadi = 1,936 g +
0,1936 g = 2,1296 g
FORMULA
Cara Pembuatan
 Disiapkan alat, bahan dan disetarakan timbangan,
 Ditimbang Bisakodil dengan pengenceran (ditambahkan SL) di
timbangan halus, lalu dituang dalam mortir, digerus halus lalu disisihkan,
 Ditimbang ol.cacao 1,936 g ditimbangan kasar, lalu dileburkan diatas
penangas. Setelah melebur, diangkat,
 Dimasukkan bisakodil kedalam cawan porselen yang berisi leburan
ol.cacao, diaduk ad homogen.
 Disiapkan cetakan suppositoria sebelum cetakan digunkan diolesi
paraffin terlebih dahulu dengan mengnakan kuas,
 Dituang sediaan dalam cetakan yang sudah siap,
 Ditunggu sebenter hingga dingin kemudian dimasukkan kedalam kulkas,
 Disiapkan alumunium foil sebagai pembungkus suppo, setelah
suppositoria mengeras dikeluakan suppositoria dari cetakan lalu
dibungkus dengan alumunium foil.
Evaluasi

 Uji Homogenitas
 Uji Waktu Hancur
 Keseragaman Bobot
 Bentuk
 Uji Titik Lebur
 Kerapuhan
 Volume Distribusi
Ovula

Sediaan padat yang digunakan melalui vagina,


umumnya berbentuk telur, dapat melarut, melunak
dan meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar bahan
dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh pada
suhu tubuh
SELESAI

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai