Anda di halaman 1dari 36

Imunologi Dasar

dr.DS Yosy,SpA(K)
Outline

 Gambaran umum sistem imun

 Sistem imun Non spesifik

 Sistem imun Spesifik

 Reaksi Hipersensitivitas
Gambaran Umum Sistem Imun
IMUN SPESIFIK

SELULER
HUMORAL

Sel B Sel T
-IgD -Th1
-IgM -Th2
-IgG -Ts/Tr
-IgE -Tdth
-IgA -CTL
ISTILAH
1. Antibodi
Protein yang dibentuk oleh sel plasma setelah bertemu antigen
Fungsi :
 Penghubung antigen dengan efektor
 Mengaktifkan komplemen
 Opsonisasi
 Meningkatkan reaksi inflamasi
 Menetralisir toksin
 Mencegah ikatan kuman patogen dengan sel penjamu
 Aglutinator kuat bagi antigen
 Mencegah gerakan mikroorganisme
ISTILAH
2. Antigen

Zat yang merangsang respon imun, terutama dalam menghasilkan antibodi

Antigen biasanya berupa  protein atau polisakarida

dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil ( hapten)

yang bergabung dengan protein pembawa atau carrier.


ISTILAH
3. Interferon
Protein yang dihasilkan sel tubuh sebagai respon terhadap virus
FUNGSI
- Aktifasi NK sel
- Menginduksi sel sekitar menjadi resisten terhadap
virus
Interferon

• Protein yang dihasilkan sel tubuh sebagai respon terhadap virus

• Fungsi

- aktifasi NK sel

- menginduksi sel sekitar menjadi resisten terhadap virus


SITOKIN
• humoral yg diproduksi oleh sel imunologi yang aktif
• Disekresi bil sel imunologi diaktifkan oleh :
- Antigen atau
- Sitokin lainnya
• TERDIRI :
- IL- 1 sampai 13
- IFN, TNF, GM-CSF, TGF-beta
KOMPLEMEN
• MELISISKAN BAKTERI DGN MERUSAK DINDINGNYA
• MENGERAHKAN MAKROFAG KE TEMPAT BAKTERI DAN
MENGAKTIFKANNYA
• OPSONISASI BAKTERI
REAKSI HIPERSENSITIVITAS

• Respon imun yang berlebihan

• menimbulkan kerusakan jeringan tubuh


REAKSI HIPERSENSITIVITAS
• REAKSI TIPE I
(reaksi cepat)
• REAKSI TIPE II
(reaksi sitotoksik)
• REAKSI TIPE III
(reaksi komplek imun)
• REAKSI TIPE IV
(reaksi hipersensitivitas lambat)
REKASI TIPE I
• Dikenal sebagai reaksi alergi
• Timbul segera sesudah alergen masuk
Patogenesis Reaksi Tipe 1

• antigen ditangkap fagosit -> dipresentasikan ke sel Th2 ->

Th2 melepas sitokin yang merangsang sel B

menghasilkan IgE -> IgE dikat sel Mast.


Bila alergen yang sama masuk tubuh -> alergen di ikat IgE

yang terikat sel Mast -> sel Mast mengalami degranulasi

-> dikeluarkan mediator inflamasi -> reaksi tipe I

• Penyakit : asma bronkhiale, rhinitis, urtikaria, dermatitis

atopik
REAKSI TIPE II
• Reaksi sitotoksik
• Antibodi IgG dan IgM mengikat antigen yg
merupakan bagian tubuh
Patogenesis

• antibodi mengikat antigen milik tubuh penjamu ->

mengaktifkan sistim komplemen -> lisisnya sel atau

jaringan tubuh.
• contoh : destruksi eritrosit pada reaksi tranfusi, miastenia
gravis, tirotoksikosis
REAKSI TIPE III
• reaksi komplek imun
• antibodi : IgG dan IgM
• antigen : kuman patogen, jaringan tubuh sendiri, bahan
terhirup
• komplek ag-ab tidak bisa dihilangkan sepenuhnya
akibat gangguan fungsi fagosit
PATOGENESIS

• antigen membentuk komplek Ag-Ab -> menempel pada jaringan

atau pembuluh darah -> mengaktifkan komplemen -> melepaskan

macrophage chemotactic factor -> makrofag datang ke komplek

Ag-Ab -> makrofag merusak jaringan

CONT0H : PENYAKIT AUTOIMUN


REAKSI TIPE IV
Hipersensitivitas lambat (>24 jam)

Dibagi menjadi :

- Delayed Type Hypersensitivity (melalui CD 4+)

- T sel Mediated Cytolysis (melalui CD 8+)


PATOGENESIS DTH

• antigen merangsang T CD4+ menjadi Th1 -> Th1


melepaskan INFalfa -> mengaktifkan makrofag ->
makrofag melepaskan enzim hidrolitik, oksigen reaktif,
oksida nitrat dan sitokin proinflamasi -> kerusakan
jaringan
Contoh : rekasi granuloma, dermatitis kontak
PATOGENESIS T Cell Mediated Cytolysis

• SEL CD8+ berubah CTL -> bertemu dengan jaringan

tubuh yang dikenal sebagai musuh -> kerusakan jaringan

Contoh : penyakit autoimun


Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai