Anda di halaman 1dari 28

CAMPURAN BERASPAL

Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang
dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan
dalam  keadaan   panas  pada  temperatur  tertentu.
Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal yang akan
digunakan.
Gradasi menerus adalah komposisi yang menunjukkan pembagian butir
yang merata mulai dari ukuran yang terbesar sampai ukuran yang terkecil.
Beton aspal dengan campuran bergradasi menerus memiliki komposisi
dari agregat kasar, agregat halus, mineral pengisi (filler) dan aspal
(bitumen) sebagai pengikat
Menurut spesifikasi campuran aspal Departemen Pekerjaan Umum 2007,
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran :
1.Laston Lapis Aus (AC-WC),
2.Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan
3.Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
dengan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah
19 mm, 25.4 mm, 37.5 mm.
Sifat-sifat dari campuran Laston (AC) dengan aspal Pen 60/70
Campuran beraspal harus memiliki Karakteristik :
1. Stabilitas
2. Durabilitas/keawetan
3. Fleksibilitas/kelenturan
4. Tahan terhadap geser/skid resistance
5. Tahan terhadap kelelahan/fatique resistance
6. Kedap air
7. Mudah dilaksanakan/workability
Stabilitas yaitu kemampuan perkerasa dalam memikul
beban lalu lintas, tanpa perubahan deformasi yang berarti
(gelombang, alur, bleeding). Inti dari stabilitas adalah
tahanan terhadap geser atau kekuatan saling mengunci
(interlocking), yang dimiliki bahan agregat dan aspal.

Stabilititas yang tinggi didapat dengan :


1.Agregat dengan gradasi rapat
2.Permukaan agregat kasar
3.Agregat berbentuk kubus
4.Aspal dengan penetrasi rendah
5.Jumlah aspal cukup
Durabilitas/keawetan adalah tolak ukur ketahanan
perkerasan terhadap desintegrasi akibat beban lalu lintas.
Perkerasan harus bertahan selama umur rencana akibat
perubahan lingkungan antara lain cuaca, kadar air,
degradasi bahan ataupun beban yang semakin bertambah.

Durabilitas dipengaruhi oleh :


1.Film aspal/selimut aspal : Film aspal tebal membuat
durability tinggi tapi bisa terjadi bleeding
2.VIM kecil : lapis menjadi kedap air dan udara tidak masuk
campuran, dapat membuat aspal menjadi rapuh
3.VMA besar : film aspal bisa dibuat tebal
Fleksibilitas perkerasan adalah kemampuan bahan untuk
mengikuti/menyesuaikan diri deformasi permukaan dan
turunannya ke bawah, tanpa terjadi keretakan akibat
perubahan volume.

Fleksibilitas yang tinggi dapat diperoleh dengan :


1.Penggunaan agregat bergradasi senjang shg VMA besar
2.Penggunaan aspal penetrasi tinggi (lunak)
3.Penggunaan aspal yang cukup shg VIM kecil
Skid Resistance adalah kekesatan yang diberikan perkerasan
sehingga tidak terjadi slip.
Penyebab slip adalah perkerasan yang sudah mengalami bleeding
dan akibat agregat sendiri.
Bleeding menyebabkan jalan menjadi licin, dan baik agregat halus
maupun kasar pada dasarnya memiliki kecenderungan
mempunyai sifat tidak terlalu tahan terhadap pemolesan
permukaan akibat melajunya kecepatan kendaraan.
Kekesatan dinyatakan dengan koefisien gesek antara ban dan
perkerasan
Tahan geser tinggi diperoleh dengan:
1.Penggunaan kadar aspal yang tepat shg tidak bleeding
2.Permukaan agregat kasar
3.Agregat berbentuk kubus
4.Penggunaan agregat kasar cukup
Ketahanan Kelelahan adalah Ketahanan perkerasan dalam
menerima beban berulang tanpa terjadi kerukan berupa alur dan
retak.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan kelelahan :
1.VIM tinggi dan kadar aspal rendah menyebabkan kelelahan lebih
cepat
2.VMA tinggi dan kadar aspal tinggi menyebabkan perkerasan
menjadi fleksibel

Workability adalah mudahnya suatu campuran untuk dihampar


dan dipadatkan sehingga didapat hasil yang diharapkan.
Faktor yang mempengaruhi workability:
1.Gradasi agregat
2.Temperatur campuran
3.Kandungan filler yang tinggi membuat pelaksanaan lebih sukar
Perencanaan Campuran Beraspal
Penggunaan Gradasi rapat menghasilkan :
1.stabilitas yang tinggi (padat),
2.rongga pori kecil (memberikan kelenturan yang kurang).
3.Penambahan pemadatan akibat beban lalu lintas berulang dan
kadar aspal yang mencair akibat cuaca memberikan tahanan geser
yang kecil
Penggunaan Gradasi terbuka menghasilkan :
1.Kelenturan baik
2.Stabilitas kurang
3.Kadar aspal rendah : lapis pengikat kurang (rongga besar)
akibatnya aspal cepat lepas dan durabilitas berkurang
4.Kadar aspal tinggi : kelenturan baik tapi dapat terjadi bleeding
(stabilitas dan tahanan geser berkurang)
Campuran yang baik harus memenuhi 4 (empat) syarat utama, yaitu:
a) Stabilitas tinggi,
b) Durabilitas lama,
c) Fleksibilitas cukup,
d) Tahan terhadap skid resistance

Sehingga campuran harus direncanakan baik gradasi agregat (mutu)


dan kadar aspal yaitu :
1.Kadar aspal cukup memberikan kelenturan
2.Stabilitas cukup sehingga mampu memikul beban
3.Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan
tambahan
4.Memberikan kemudahan kerja
5.Menghasilkan campuran yang memenuhi syarat
KADAR ASPAL DALAM CAMPURAN AGREGAT DAN ASPAL

Fungsi aspal dalam campuran agregat dan aspal


adalah sebagai bahan ikat
Perkerasan aspal sangat dipengaruhi oleh perubahan
cuaca
Jika aspal yang diberikan lebih rendah dari
kebutuhan optimal maka memberikan ikatan yang
kurang sempurna
Jika aspal yang diberikan terlalu banyak pada suhu
tinggi bisa terjadi bledding.
Perlu ditentukan jumlah aspal yang tepat
CARA MENENTUKAN KADAR ASPAL
1. Metode Ruang Kosong : mendasarkan pada ruang
kosong yang ada dalam campuran agregat yang
sudah dipadatkan. Mengingat suatu bahan dapat
mengalami perubahan volume maka dalam
campuran agregat disisihkan sedikit ruang kosong ±
2 – 7 % dan selebihnya ruang kosong untuk aspal.

2. Metode Luas Permukaan : mendasarkan pada


bahwa seluruh aspal yang ada akan digunakan
untuk menyelubungi seluruh luas permukaan butir

3. Percobaan di Laboratorium : Marshall, Hveem


1. METODE RUANG KOSONG
V = % voids
d = berat volume campuran setelah dipadatkan
D = berat volume campuran max teoritis
Wa = % berat aspal
Wb = % berat agregat
B = berat campuran
Ga = berat jenis aspal
Gb = berat jenis agregat
Jika agregat terdiri atas 3 fraksi : Wb1, Wb2, Wb3, Gb1, Gb2, Gb3 maka
didapat persamaan :

Ruang Kosong = Volume campuran setelah dipadatkan - jumlah volume butiran

Ruang Kosong tersisa = 2 - 7 % (syarat)

Kadar Aspal = Ruang Kosong - (2 - 7 %)


CONTOH :
Agregat terdiri atas 3 fraksi, dengan berat masing-masing (Wb):
Fraksi 1 : 50 %, berat jenis 2,9 (Gb1)
Fraksi 2 : 40 %, berat jenis 2,6 (Gb2)
Fraksi 3 : 10 % berat jenis 2,9 (Gb3)
Berat volume campuran padat (d) : 2,22 kg/dm3
Berat Jenis aspal (Ga) : 0,98
Hitung kadar aspal

PENYELESAIAN :
Volume Agregat :
Fraksi 1 : 50 % x (2,22 / 2,9) = 0,38276 dm3
Fraksi 2 : 40 % x (2,22 / 2,6) = 0,34154 dm3
Fraksi 3 : 10 % x (2,22 / 2,9) = 0,07655 dm3
Total Volume agregat (D) = 0,80085 dm3
Ruang Kosong = 1 dm3 - 0,80085 dm3 = 0,19915 dm3
= ( 0,19915/1 ) x 100 % = 19,915 %

Ruang Kosong tersisa = 4 % (2 – 7 %)

% aspal dalam 1 dm3 campuran = 19,915 – 4 = 15,915 %

% Berat Aspal : 15,915 % = 0,15915 dm3

Berat aspal = 0,98 x 0,15915 = 0,1559 kg

% aspal terhadap campuran aspal dan agregat =


= 0,1559 / (2,22 + 0,15915)
= 0,0656 = 6,56 %
2. METODE LUAS PERMUKAAN
Data yang diperlukan :
• Pembagian besar butiran
• Hubungan antara pembagian besar butiran dan
luas permukaan
• Jenis Aspal
• Hubungan antara luas permukaan dan jumlah
aspal yang diperlukan
• Berat jenis Aggregat
Rumus :
P = S.K.T
Dengan :
P : % aspal
S : Faktor koreksi (2,65 / γs)
K : Faktor koreksi keadaan permukaan
agregat
T : % aspal yang diperlukan pada bahan
dengan γ = 2,65 (empiris)
Tabel 1. Luas Permukaan Agregat dalam cm2 tiap 100 gram bahan
Luas Permukaan (cm2)
Persen Ukuran Fraksi Persen
Lewat 200 80 - 200 40 - 80 20 - 40 10 - 20 4 - 10 ½” - 4 ½“

1 615 182 82 36 16 6 3 1 1
2 1230 364 163 73 33 13 6 3 2
3 1845 546 245 109 49 19 10 4 3
4 2460 728 326 146 66 26 13 6 4
5 3075 910 408 182 82 32 16 7 5
6 3690 1092 489 218 98 38 19 8 6
7 4305 1274 571 255 115 45 22 10 7
8 4920 1456 652 291 131 51 26 11 8
9 5535 1638 734 328 148 58 29 13 9
10 6150 1820 815 364 164 64 32 14 10
11 6765 2002 897 400 180 70 35 15 11
12 7380 2184 978 347 197 77 38 17 12
13 7995 2366 1060 473 213 83 42 18 13
14 8610 2548 1141 510 230 90 45 20 14
15 9225 2730 1223 546 246 96 48 21 15
16 9840 2912 1304 582 262 102 51 22 16
17 10455 3094 1386 619 279 109 54 24 17
18 11070 3276 1467 655 295 115 58 25 18
19 11685 3458 1549 692 312 122 61 27 19
20 12300 3640 1630 728 328 128 64 28 20
21 12915 3822 1712 764 344 134 67 29 21
22 13530 4004 1793 801 361 141 70 31 22
23 14145 4186 1875 837 377 147 74 32 23
24 14760 4368 1956 874 394 154 77 34 24
25 15375 4550 2038 910 410 160 80 35 25
Persen Luas Permukaan (cm2) Persen
Ukuran Fraksi
Lewat 200 80 - 200 40 - 80 20 - 40 10 - 20 4 - 10 ½” - 4 ½“
26 15990 4732 2119 946 426 166 83 36 26
27 16605 4914 2201 983 443 173 86 38 27
28 17220 5096 2282 1019 459 179 90 39 28
29 17835 5278 2278 1056 476 186 93 41 29
30 18450 4460 2445 1092 492 192 96 42 30
31 - - 2527 1128 508 198 99 45 31
32 - - 2608 1165 525 205 102 45 32
33 - - 2690 1201 541 211 106 46 33
34 - - 2771 1238 558 218 109 48 34
35 - - 2853 1274 574 224 112 49 35
36 - - 2934 1310 590 230 115 50 36
37 - - 3016 1347 607 237 118 52 37
38 - - 3097 1383 623 243 122 53 38
39 - - 3179 1420 640 240 125 55 39
40 - - 3260 1456 656 256 128 56 40
41 - - 3342 1492 672 262 131 57 41
42 - - 3423 1529 689 269 134 59 42
43 - - 3505 1565 705 275 138 60 43
44 - - 3586 1602 722 282 141 62 44
45 - - 3638 1638 738 288 144 63 45
46 - - 3749 1674 754 294 147 64 46
47 - - 3831 1711 771 301 150 66 47
48 - - 3912 1747 787 307 154 67 48
49 - - 3994 1784 804 314 157 69 49
50 - - 4075 1820 820 320 160 70 50
Tabel 2. Persentase Aspal yang diperlukan untuk variasi luas permukaan
Penetrasi Aspal
Luas Permukaan
(cm2) 50 – 60 60 - 70 70 - 85 85 - 100 100 - 120 120 - 150 150 - 200 200 - 300 SC - 6 SC - 5 SC - 4 SC - 3

1000 6.0 5.9 5.75 5.65 5.5 5.35 5.2 5.0 4.75 4.5 4.1 3.65
1200 6.2 6.1 5.95 5.8 5.7 5.55 5.35 5.15 4.9 4.65 4.25 3.75
1400 6.4 6.3 6.15 6.0 5.85 5.7 5.5 5.3 5.05 4.8 4.4 3.9
1600 6.6 6.5 6.35 6.2 6.05 5.9 5.7 5.5 5.25 4.9 4.5 4.0
1800 6.8 6.65 6.55 6.4 6.20 6.05 5.85 5.65 5.4 5.05 4.65 4.15
2000 7.0 6.85 6.75 6.55 6.4 6.25 6.05 5.8 5.55 5.2 4.8 4.25
2200 7.15 7.0 6.85 6.7 6.25 6.4 6.15 5.95 5.65 5.35 4.9 4.35
2400 7.25 7.1 6.95 6.8 6.55 6.45 6.25 6.0 5.75 5.4 4.95 4.40
2600 7.35 7.2 7.05 6.9 6.65 6.55 6.35 6.1 5.8 5.5 5.05 4.45
2800 7.45 7.3 7.15 7.0 6.8 6.65 6.4 6.2 5.9 5.55 5.1 4.50
3000 7.5 7.35 7.2 7.05 6.85 6.7 6.45 6.25 5.95 5.6 5.15 4.55
4000 7.6 7.45 7.3 7.15 6.95 6.8 6.55 6.3 6.0 5.65 5.2 4.6
5000 7.7 7.55 7.4 7.25 7.05 6.85 6.65 6.4 6.1 5.75 5.25 4.7
6000 7.8 7.65 7.5 7.3 7.15 6.95 6.7 6.5 6.2 5.8 5.35 4.75
7000 8.0 7.85 7.7 7.5 7.3 7.15 6.9 6.65 6.35 5.95 5.5 4.85
8000 8.3 8.15 8.0 7.8 7.6 7.4 7.15 6.9 6.6 6.2 5.7 5.05
9000 8.65 8.5 8.3 8.1 7.9 7.45 7.45 7.2 6.85 6.45 6.0 5.25
10000 9.0 8.65 8.65 8.65 8.45 8.05 7.75 7.5 7.15 6.7 6.15 5.45
11000 9,4 9.2 9.05 8.8 8.6 8.4 8.1 7.8 7.45 7.0 6.45 5.7
12000 9,8 9.6 9.4 9.2 8.95 8.75 8.45 8.15 7.75 7.3 6.7 5.95
13000 10.2 10.0 9.8 9.55 9.35 9.1 8.8 8.45 8.1 7.6 7.0 6.2
14000 10.6 10..4 10.2 9.95 9.7 9.45 9.15 8.8 8.4 7.9 7.25 6.45
15000 11.0 10.8 10.6 10.3 10.5 9.8 9.5 9.15 8.7 8.2 7.55 6.7
16000 11.4 11.2 10.95 10.7 10.45 10.15 9.8 9.45 9.05 8.5 7.8 6.9
17000 11.8 11.35 11.35 11.05 10.8 10.5 10.15 9.8 9.35 8.8 8.1 7.15
18000 12.2 11.95 11.75 11.45 11.15 10.9 10.5 10.15 9.65 9.1 8.35 7.4
19000 12.6 12.35 12.1 11.85 11.55 11.25 10.85 10.45 10.0 9.4 8.65 7.65
20000 13.0 12.5 12.5 12.2 11.9 11.6 11.2 10.8 10.3 9.7 8.9 7.9
Contoh:
AC 100 - 120
γs : 2,64
K : 0,95
Beton Aspal bergradasi rapat
Agregat :
Lewat Tinggal % Bahan Luas Permukaan
# # (cm2)
Tabel 1
1“ ½“ 28 39
½“ #4 27 86
#4 # 10 13 83
# 10 # 20 10 164
# 20 # 40 6 218
# 40 # 80 6 489
# 80 #200 6 1092
#200 - 4 2460
4631 cm2
Jadi 100 gram bahan = 4631 cm2
Dengan Tabel 2 (menggunakan interpolasi)
maka : % aspal yang diperlukan = 7,01 %

% aspal = S . K . T
= (2,65/2,64) . 0,95 . 7,01
= 6,68 %
Marshall Test
ALAT MARSHALL
Rumus Campuran Rancangan
Penentuan kadar aspal optimum

1. Dari Asphalt Institute

P = 0,035 a + 0,045 b + Kc + F

Dimana :
P : Kadar aspal tengah/ideal, % terhadap berat campuran
a : % agregat tertahan saringan No 8
b : % agregat lolos saringan No. 8 dan tertahan saringan No. 200
c : % agregat lolos saringan No. 200
K : 0,15 untuk 11 – 15 % lolos saringan No. 200
0,18 untuk 6 – 10 % lolos saringan No. 200
0,20 untuk ≤ 5 % lolos saringan No. 200
F : 0 – 2 % berdasarkan nilai absorbsi dari agregat
0,7 % jika tidak tersedia data
2. Dari Depkimpraswil 2002

P = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) + K

Dimana :
P : Kadar aspal tengah/ideal, % terhadap berat
campuran
CA : % agregat tertahan saringan No 8
FA : % agregat lolos saringan No. 8 dan tertahan
saringan No. 200
Filler : % agregat min 75 % lolos saringan No. 200
K : 0,5 – 1,0 untuk laston
2,0 – 3,0 untuk lataston
Penentuan kadar aspal optimum

Dari nilai kadar apal dijadikan acuan untuk membuat


campuran benda uji. Benda uji yang dibuat diambil tiap n-
1/2 dan n+1/2

Langkah selanjutnya dilakukan pengujian campuran untuk


tiap-tiap benda uji

Anda mungkin juga menyukai