Anda di halaman 1dari 36

Kelompok 4

 JUAN SATRIA P1337430219005


 RUSIANA ALFIA ROCHMANIATI P1337430219006
 DEVI ERLINDHEA FITRI P1337430219010
 PUTRI HASNA AZIZAH SALSABILA

P1337430219120
 DESTI AJI TUWISKO P1337430219132
 ZAHIRA ‘AFIFAH SALSABILA P1337430219141
 RISANA RASYID MEDIANTI P1337430219145
 NUNGKY YUDA WARDANA P1337430219157
 NUR RAHMA P1337430219160
1. Interaksi Antara Sinar-X dengan
Materi
Ketika radiasi menumbuk bahan, ada
bagian yang diteruskan, diserap, dan
dihamburkan. Radiasi yang diteruskan
dalam radiografi disebut sebagai radiasi
primer
Proses pelemahan radiasi elektromagnetik
sinar-X dalam suatu  bahan , maka akan
terjadi pengurangan intensitas memenuhi
persamaan :
I = Io e-xµ
Lanjtan
Interaksi ini menyebabkan foton akan
kehilangan energi yang dimiliki oleh foton.
Besarnya energi yang diserap tiap satuan
massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap,
disingkat Gray. Dalam jaringan tubuh manusia,
dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1
joule energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan
tubuh (BATAN).
 
1 gray =1 joule / kg
2. Interaksi Radiasi dengan Materi pada Radiasi
Elektromagnetik akan Menimbulkan Berbagai Efek

Hamburan klasik memberikan sumbangan


dalam penyebab kehitaman pada film, yang
disebut fog.

Hamburan klasik ada 2 jenis yaitu :

 Hamburan Koheren
 Hamburan Thomson
Hamburan Koheren
Dalam hamburan koheren foton berinteraksi
dengan orbital electron terikat (yaitu aksi
gabungan dari keseluruhan atom).

Hamburan koheren tidak berperan dalam


koefisien perpindahan energi namun hanya
berdampak pada koefisien atenuasi
Hamburan Thomson
Hamburan Thomson adalah hamburan elastis radiasi
elektromagnetik oleh partikel bermuatan gratis, seperti
yang dijelaskan oleh elektromagnetisme klasik .
Ini hanya batas rendah energi hamburan Compton :
energi kinetik partikel dan frekuensi foton tidak
berubah sebagai hasil dari hamburan. Batas ini berlaku
selama energi foton jauh lebih kecil dari energi massa
partikel: v = mc2/h, atau ekuivalen,jika Panjang
gelombang cahaya jauh lebih besar daripada Panjang
gelombang Compton.
Diagram Bidang pengamatan
Contoh hamburan Thomson
K-korona matahari adalah hasil dari hamburan
radiasi sinar matahari dari elektron-elektron
koronal Thomson.
Penyerapan Fotolistrik

 Dalam proses fotolistrik energi foton diserap


oleh atom yaitu elektron, sehingga elektron
tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan
atom. Elektron yang keluar dari atom disebut
foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini
terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1
MeV ) dan nomor atom  besar
Proses Terjadinya Fotolistrik

Bila foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom,


sebagian energi foton (Q) digunakan untuk mengeluarkan
elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh elektron sebagai
energi kinetiknya. Seluruh energi foton dipakai dalam proses
tersebut:
 
E = hf = Q +Ek 
Lanjutan
Pada efek fotolistrik, foton bertumbukan
dengan elektron yang terikat pada atom atau
permukaan logam. Seluruh energi akan diserap
oleh elektron tersebut sehingga elektron akan
terlepas menjadi elektron bebeas yang disebut
foto elekton. Energy kinetic dari foto elektron
dapat dihitung sebagai berikut:
 
Ee = hv-Eb
 
Ee = hv-Eb

Dalam hal ini, Ee adalah energi kinetik foto


elektron, hv (h=konstanta planck, v =
frekuensi foton ) adalah energi foton (sinar-x
dan sinar ɤ sedangkan Eb adalah energi ikat
elektron tersebut mula-mula yang sering
disebut sebagai fungsi kerja dari bahan, secara
skematis.
Gambaran efek fotolistrik
Hamburan Compton
Penjelasan
Gambar tersebut memperlihatkan sebuah tumbukan
foton dan sebuah elektron, di mana elektron tersebut
mula-mula dianggap diam dan dapat dianggap
bebas, yakni tidak terikat kepada atom-atom
penghambur. Ternyata, sinar X tersebut dihamburkan
dengan sudut θ terhadap arah datangnya. Panjang
gelombang sinar X yang terhambur menjadi lebih
besar daripada panjang gelombang semula. Analisis
teori gelombang mengharuskan panjang gelombang
sinar X tidak berubah, sementara pada
kenyataannnya memberikan hasil yang berbeda.
Lajutan
Eistein menyatakan kesetaraan energi-massa
dengan  E = m . c2 .  Dalam efek fotolistrik kita
melihat bahwa cahaya yang dijatuhkan pada
keping logam diperlukan sebagai paket – paket
energiyang disebut foton dengan energi tiap
foton sebesar
E = hf.
E = m . c2
E = mc . c = p . c
 
Pembentukan Pasangan
Efek produksi pasangan adalah terjadinya
pasangan positron dan elektron apabila foton
dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02
MeV  berinteraksi dengan medan listrik inti
atom.
 
Pembuatan Pasangan
Positron dikasifikasikan sebagai
bentuk antimatter, karena tidak
terdapat bebas di dunia. Positron
merupakan partikel tidak stabil
dan akan  berinteraksi dengan
elektron pertama yang
ditemuinya. Selama interaksi
yang disebut reaksi matter-
antimatter anihilasi, positron
bergabung dengan dan merusak
elektron, matter lawannya. Kedua
pastrikel tersebut akan hilang
dan mengeluarkan energinya
dalam bentuk dua foton 0,51
MeV yang  bergerak dengan arah
berlawanan. Disini massa telah
dirubah menjadi energi.
Disitegrasi Nuklir
Peluruhan radioaktif (disebut juga peluruhan
nuklir atau radioaktivitas) adalah proses dimana
sebuah inti atom yang tidak stabil kehilangan energi
(berupa massa dalam diam) dengan memancarkan 
radiasi, seperti partikel alfa, partikel beta dengan 
neutrino, sinar gamma, atau elektron dalam kasus 
konversi internal. Material yang mengandung inti tak
stabil ini dianggap radioaktif.
Satuan internasional (SI) untuk pengukuran
peluruhan radioaktif adalah becquerel (Bq).
Interaksi radiasi dengan Materi pada
Radiasi Partikel
1. Interaksi radiasi β dan elektron dengan materi.

1.1Pengurangan energi.
Jika menembus materi, radiasi β berenergi tinggi akan
kehilangan energinya menurut 2 tahap sebagai berikut:
 atom tereksitasi atau terionisasi oleh energi radiasi β,

 sewaktu melaju di dekat inti atom materi,

radiasi β dibelokkan arahnya oleh medan listrik inti


atom dan kecepatannya berkurang, dengan hilangnya
energi tersebut menyebabkan terjadinya atenuasi
radiasi (Bremstrahlung).
1.2 Daya Perlambatan

Energi partikel bermuatan listrik yang hilang


per satuan jarak pada waktu menembus materi
disebut daya perlambatan linear (S).
Perbandingan S dan kerapatan materi (ρ)
disebut daya perlambatan massa (Sm = S/ρ),
artinya energi yang hilang pada materi
bermassa 1 g dengan luasan 1 cm2. Meskipun
materinya berbeda, daya perlambatan massa
terhadap radiasi β atau elektron hampir sama,
karena Sm tidak berubah secara drastis.
1.3 Kurva serapan dan jangkauan
radiasi β
 Pada Gambar 2
 diperlihatkan kurva
serapan radiasi β dari
P-32 oleh aluminium.
Jarak yang dilalui
partikel sampai energi
geraknya habis disebut
jangkauan maksimum
radiasi β.
1.4 Hamburan
Hamburan partikel β disebabkan oleh
interaksinya dengan inti atom atau elektron
orbital materi. Untuk memperkecil hamburan
digunakan materi dengan nomor atom yang
kecil. Pada pengukuran radioaktivitas radiasi β,
dapat terjadi hamburan radiasi β oleh materi
pendukung sumber
Hubungan antara hamburan balik jenuh
dengan nomor atom materi penghambur
1.5. Anihilasi pasangan elektron-positron.

Pada interaksi positron dengan materi, energi


geraknya dapat berkurang hingga habis seperti
halnya pada interaksi antara elektron dengan
materi. Positron yang kehilangan energi
geraknya bergabung dengan elektron dan
berubah menjadi 2 buah foton yang
dipancarkan ke arah yang berlawanan. Peristiwa
ini disebut anihilasi pasangan. Dalam hal ini,
karena seluruh massa pasangan menjadi energi
foton, maka energi masing-masing foton adalah
0,51 MeV.
Interaksi partikel berat bermuatan
listrik dengan materi.
Partikel bermuatan listrik selain elektron disebut
partikel berat bermuatan listrik. Pada saat
menembus materi, partikel berat bermuatan listrik
mengionisasi dan atau mengeksitasi atom, sama
seperti halnya elektron, dan karena massanya
lebih besar daripada elektron, maka partikel
tersebut tidak kehilangan banyak energinya
sewaktu bertumbukan dengan elektron, dan juga
cenderung tidak mengalami perubahan arah
sehingga mampu menembus dengan arah lurus
Interaksi foton dengan materi.

 3.1. Koefisien atenuasi.


 Jika radiasi γ atau radiasi-X menembus materi, maka akan terjadi

interaksi dengan materi dan mengalami pengurangan energi.


Atenuasi karena interaksi adalah proses pengurangan energi foton
atau perubahan arah foton. Rasio atenuasi foton dalam materi yang
tebalnya 1 cm disebut koefisien atenuasi (μ). Pada umumnya,
semakin besar energi foton, semakin besar juga nilai μ-nya. Oleh
karena itu, daya tembus foton dalam materi semakin besar bila
panjang gelombangnya semakin pendek. Pada materi tertentu,
koefisien atenuasi dapat berubah berdasarkan rapat jenis materi
tersebut, disebut koefisien atenuasi massa (μm). Untuk materi
tertentu, koefisien atenuasi massa yang hanya berhubungan
dengan panjang gelombang foton, dan merupakan rasio atenuasi
foton dengan luasan 1 cm2 dan massa 1 g. Pada Gambar 5
 diperlihatkan atenuasi foton oleh timbal.
 3.2. Efek fotolistrik.
 Peristiwa terlepasnya elektron orbital suatu atom

karena interaksi dengan radiasi γ dinamakan efek


fotolistrik. Elektron yang dilepaskan pada peristiwa
tersebut disebut fotoelektron, dan energi geraknya
adalah selisih antara energi ionisasi elektron orbital
dan energi radiasi γ. Pada saat energi radiasi γ kecil,
kebanyakan fotoelektron terlepas dengan arah tegak
lurus pada arah radiasi, tetapi bila energinya besar
maka fotoelektron terpancar ke arah depan dalam
jumlah yang banyak. Secara teori, semakin besar
ikatan antara elektron dan inti atom maka semakin
besar persentase terjadinya efek fotolistrik; untuk
elektron pada kulit K akan terjadi efek fotolistrik
sebesar kira-kira 80%.
 3.3. Efek Compton.
 Peristiwa terjadinya tumbukan antara foton dan elektron dalam

suatu atom yang mengakibatkan sebagian energi foton menjadi


energi gerak elektron dan sebagian energi hamburan foton
disebut efek Compton (Gambar 6). Bila energi foton cukup besar,
efek Compton dapat terjadi pada elektron orbital yang energi
ikatnya dapat diabaikan. Selanjutnya, seperti diperlihatkan pada 
Gambar 6, elektron dianggap sebagai elektron bebas, energi dan
momentumnya sama besar sebelum dan sesudah bertumbukan.
Dalam hal ini terjadi tumbukan elastis sempurna antara foton
dan elektron. Koefisien atenuasi pada efek Compton ialah jumlah
dari perbandingan energi gerak elektron antibonding dan
perbandingan energi hamburan foton. Koefisien atenuasi pada
efek Compton sebanding dengan nomor atom materi.
3.4. Produksi pasangan.

 Pada waktu foton yang berenergi lebih dari 1,02 MeV


menembus materi dan mendekati inti atom, karena
pengaruh medan listrik yang kuat dari inti atom, foton
berubah dan membentuk satu pasangan yaitu positron dan
elektron yang masing-masing berenergi sebesar 0,51 MeV.
Peristiwa ini disebut produksi pasangan. Energi sebesar
1,02 MeV ini disebut nilai batas ambang produksi
pasangan. Jumlah koefisien atenuasi radiasi γ pada produksi
pasangan makin bertambah bersamaan dengan
bertambahnya energi foton, di sisi lain juga sebanding
dengan Z (Z+1) dari materi. Jumlah koefisien atenuasi efek
fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan disebut
koefisien atenuasi linear. Pada Gambar 5 diperlihatkan
koefisien atenuasi foton oleh timbal.
2.7 Interaksi Radiasi dengan Materi pada Radiasi Netron

 Interaksi neutron dengan materi dapat terjadi dengan tiga cara :


 Tumbukan elastis

Dalam tumbukan elastis antara neutron dengan atom bahan


penyerap, sebagian energi kinetik neutron diberikan ke inti atom
terkait dalam bentuk energi kinetik, dan berarti inti atom yang
ditumbuk tersebut bergerak. Sementara itu neutron penumbuk
dibelokkan/dihamburkan.
Energi neutron yang dialihkan ke partikel yang ditumbuk antara lain
ditentukan oleh massa dari partikel yang ditumbuk. Neutron akan
kehilangan paling banyak energi kinetiknya bila bertumbukan
dengan partikel yang sama atau hampir sama massanya (misalnya
neutron atau proton) atau setidak-tidaknya yang massanya tidak
jauh berbeda. Di dalam aplikasinya, air, beton dan parafin
merupakan bahan yang baik untuk perisai terhadap radiasi neutron.
 Tumbukan tak elastis
Interaksi yang lebih rumit adalah interaksi antara
neutron-cepat atau yang berenergi sedang dengan
target yang massanya jauh lebih besar dari pada
neutron sendiri. Dalam hal ini neutron dapat
terserap oleh inti atom target. Inti atom penyerap
neutron tersebut menjadi tereksitasi. Pada saat inti
atom tereksitasi tersebut kembali ke keadaan
semula, terpancarlah sinar gamma. Tumbukan
semacam inilah yang disebut tumbukan tak elastis.
Kebolehjadian terjadinya tumbukan tak elastis ini
bergantung kepada energi kinetik neutron
penumbuk. Makin besar energi neutron, maka
makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan
tak elastis tersebut.
 Penangkapan Neutron
Neutron-cepat dan neutron-sedang yang diperlambat melalui
tumbukan elastis dan tak elastis akanmenjadi neutron thermal
dengan orde sekitar 0,025 eV. Neutron ini berpeluang besar untuk
ditangkap oleh inti atom bahan penyerap.
Penangkapan neutron dapat juga menghasilkan reaksi-reaksi
sebagai berikut :
 Penangkapan neutron oleh inti atom ringan dapat menghasilkan

emisi proton
 Penangkapan neutron oleh inti atom boron dan lithium dapat

menghasilkan emisi alpha.


 Penangkapan neutron oleh inti atom berat dapat menghasilkan

fisi / pembelahan inti (seperti pada uranium-235, plutonium-239,


dan uranium-233).
 Penangkapan neutron oleh inti atom stabil dapat menghasilkan

isotop radioaktif seperti pada proses aktivasi neutron. Contoh:


aktivasi neutron terhadap iridium stabil Ir-191 menghasilkan
radioisotop Ir-192 (pemancar radiasi beta dan gamma), yang biasa
digunakan dalam kegiatan radiografi

Anda mungkin juga menyukai