Anda di halaman 1dari 45

PATOFISIOLOGI PADA

SISTEM PANCA INDRA


MANUSIA
DISUSUN OLEH :
1.FAMELLA ADE IVANA
2.RUSIANA ALFIA ROCHMANIATI
3.HANIF AQIL ALAUDDIN
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA
Panca indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui
keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra,
karena terdiri dari lima indra yaitu :
1. indra penglihat (mata)
2. indra pendengar (telinga),
3. indra pembau/pencium (hidung)
4. indra pengecap (lidah)
5. indra peraba (kulit).
INDRA PENGLIHAT (MATA)
PENGERTIAN
Penglihatan adalah indera yang paling dominan. Mata adalah bola
yang analog dengan camera obscura biasa dan berkontraksi untuk
melaksanakan fungsi-fungsi baik optik maupun sensorik
(Haryani,2009).

CARA KERJA MATA


Mata bekerja saat menerima cahaya. Tanpa cahaya,
mata tidak dapat manjalankan fungsinya. Cahaya
memasuki mata melalui pupil, kemudian lensa mata
mengarahkan cahaya itu sehingga bayangan benda
jatuh pada retina. Kemudian, ujung-ujung saraf
penerima yang ada di retina menyampaikan bayangan
benda itu ke otak. Setelah diproses di otak, kita dapat
melihat suatu benda.
GANGGUAN DAN MORFOLOGINYA PADA
MATA
Retinoblastoma
Merupakan tumor ganas utama intraocular yang di temukan pada anak-anak ,
pada usia dibawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional.
Massa tumor di retina dapat tumbuh ke dalam vitreus ( endovitik).
Ablasio Retino
Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen
retina (RIDE). Keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat
terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia
setengah baya atau lebih tua.Ablasio retina lebih besar kemungkinannya
terjadi pada orang yang menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang orang
yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio retina.
Katarak
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan lensa di dalam kapsul lensa.Umumnya terjadi akibat proses penuaan
yang terjadi pada semua orang yang berusia lebih daei 65 tahun.
RETINOBLASTO
MA
• Gejala b. Gerakan mata kanan dan kiri
a. Muncul bintik putih di tengah berbeda, atau tidak sejalan.
lingkaran mata (pupil) seakan c. Mata merah dan bengkak.
ada cahaya bersinar di mata,
seperti ketika mengambil
foto flash.
• Etiologi
Retinablastoma terjadi ketika mutasi genetik pada sel syaraf retina
yang menyebabkannya terus tumbuh dan melipatgandakan diri
ketika sel normal seharusnya mati. Akumulasi sel ini kemudian
membentuk tumor. Pada umumnya tidak jelas apa yang
menyebabkan terjadinya retinoblastoma. Tetapi adalah hal yang
mungkin jika ini merupakan kondisi bawaan. Mutasi gen yang
meningkatkan risiko retinoblastoma dan kanker lain dapat menurun
dari orang tua ke anak.
• Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi dan tomografi computer dilakukan terutama untuk
pasien dengan metastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis
bola mata.
ABLASIO RETINA
a. Gejala
- Penglihatan terhalang objek seperti tirai transparan yang menutupi
mata akibat keruhnya vitreous oleh darah 
- Muncul seperti kilatan-kilatan cahaya secara mendadak saat melihat
(fotopsia), biasanya dalam keadaan gelap
- Muncul floater atau bintik-bintik kecil yang melayang-layang ketika
melihat
- Penglihatan mulai kabur
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Mata terasa berat
b. Etiologi
• Malformasi kongenital
• Kelainan metabolisme
• Penyakit vaskuler
• Inflamasi intraokuler
• Neoplasma
• Trauma
c. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui
adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma, diabetes
melitus, maupun kelainan darah.
 Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan bila retina tidak
dapat tervisualisasi oleh karena perubahan kornea, katarak,
atau perdarahan.

d. Pengobatan
Manajemen Terapi Ablasio Retina untuk memperbaiki retina
dilakukan prosedur operasi scleral bucking yaitu pengikatan
kembali retina yang lepas.
KATARAK
a. Gejala
1. Pandangan kabur seperti berkabut.
2. Warna di sekitar terlihat memudar.
3. Rasa silau saat Anda melihat lampu mobil, matahari atau
lampu,juga
4. dapat melihat lingkaran di sekeliling cahaya.
5. Pandangan ganda.
6. Penurunan penglihatan di malam hari.
7. Etiologi
b. Sering mengganti ukuran kacamata.
1. Diabetes 5. Infeksi (rubelia,konginetal)
2. Kelainan metabolik lain 6. Distrofi miotonik
(termasuk galaktosemia,penyakit 7. Dermatitis atopik
fabry,hipokalsemia) 8. Sindrom sistemik(down,lowe)
3. Cedera mata 9. Konginetal,termasuk katarak
4. Obat – obatan sistemik turunan
(terutama steroid,klorpomazin) 10. Radiasi sinar x
c. Pengobatan
1. Untuk mengobati katarak dapat dengan terapi
pencegahan seperti mengurangi terpaparnya mata
terhadap sinar ultraviolet
2. Menggunakan pelindung mata dari hal yang berpotensi
menyebabkan kerusakan mata
3. Mengobati penyakit – penyakit sistemik yang menjadi
faktor resiko mempercepat terjadinya katarak
4. Tindakan operasi dapat dilakukan jika kekeruhan lensa
menyebabkan penurunan tajam penglihatan sedemikian
rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari - hari.
INDRA PENCIUM (HIDUNG)
Pengertian
Indra pembau yang lebih sering disebut dengan hidung
merupakan penerima atau reseptor rangsangan yang berguna
untuk mendeteksi dan merespon segala macam aroma atau bau
yang berasal dari luar bagian tubuh. Indra pembau adalah indra
yang sensitif sebab struktur selnya langsung berhubungan
dengan sistem pernapasan serta saluran tenggorokan yang terdiri
dari lubang tulang serta rongga hidung.

Fungsi
1. Untuk pernapasan
2. Untuk penciuman
3. Berhubungan dengan indra pengecap
GANGGUAN DAN MORFOLOGINYA
PADA HIDUNG
Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan simptomatis yang terjadi pada
sinus paranasal. Istilah sinusitis sendiri sekarang sudah
ditinggalkan dan berganti menjadi rinosinusitis karena pada
kasus sinusitis umumnya mukosa rongga hidung juga ikut
mengalami peradangan.
Polip
Polip hidung adalah massa yang lunak, berwarna putih atau
keabu-abuan yang terdapat dalam rongga hidung. Polip
biasanya ditemukan pada orang dewasa dan jarang terjadi
pada anak-anak. Polip mungkin merupakan gejala dari kistik
fibrosis (mucoviscidosis)
SINUSITIS
a. Gejala
- Lendir hidung (ingus) berwarna hijau atau kuning
- Wajah terasa nyeri atau tertekan
- Hidung mampet
- Indra penciuman memburuk (sulit menangkap bau)
- Batuk
- Bau mulut
- Kelelahan
- Sakit gigi

b. Etiologi
Sinusitis disebabkan oleh pembengkakan dinding dalam hidung akibat
virus atau reaksi alergi yang masuk dari saluran pernapasan atas. Virus
tersebut memicu sinus untuk menghasilkan lendir lebih banyak,
sehingga terjadi penumpukan dan penyumbatan pada saluran hidung.
Kondisi ini mendorong bakteri atau kuman semakin berkembang di
rongga sinus dan menyebabkan infeksi.
c.Pengobatan
1. Saline nasal irrigation  dengan menyemprotkan nasal spray
2. Kortikosteroid hidung Beberapa jenis nasal spray dengan
kortikosteroid dapat membantu mengobati peradangan, seperti
fluticasone (Flonase, Veramyst), triamcinolone (Nasacort 24),
budesonide (Rhinocort), mometasone (Nasonex), dan beclomethasone
(Beconase AQ, Qnasl, dll).
3. Kortikosteroid oral atau suntikan  Kortikosteroid juga ada dalam
bentuk suntikan dan obat minum
4. Perawatan desensitisasi aspirin
5. Antibiotik  Antibiotik juga terkadang diperlukan apabila
mengalami infeksi bakteri
6. Suntikan alergi  dokter akan memberikan suntikan alergi atau
imunoterapi
7. Operasi sinus endoskopik  Apabila keadaan tidak kunjung
membaik setelah menjalani perawatan atau pengobatan

 
POLIP
a.Gejala
- Sakit kepala.
- Hidung berair atau tersumbat.
- Adanya rasa gatal di sekitar mata.
- Bersin-bersin.
- Sakit pada gigi rahang atas.
b.Etiologi
Sebenarnya hingga saat ini penyebab polip hidung belum diketahui
pasti. Tumbuhnya penyakit polip ini kemungkinan merupakan hasil
dari inflamasi akibat alergi, infeksi, asma, atau kelainan sistem
kekebalan tertentu. Sebagian besar kasus polip hidung lebih sering
terjadi pada orang dewasa.
c. Pengobatan
Polip yang masih kecil dapat diobati dengan kortikosteroid (secara
konservatif) baik lokal maupun secara sistemik. Pada polip yang
cukup besar dan persisten dilakukan tindakan operatif berupa
pengangkatan polip (polipectomy). Dalam kejadian polip berulang
maka dilakukan etmoidectomy baik intranasal maupun ekstranasal.
INDRA PENDENGAR(TELINGA)
Pengertian
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu
mendeteksi/mengenal suara dan juga banyak berperan dalam
keseimbangan dan posisi tubuh. Walaupun telinga yang mendeteksi
suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan
sistem saraf pusat

Cara Kerja Telinga


Gelombang suara masuk melalui telinga luar > Masuk ke membran
timpani > Membran Timpani mengubah gelombang suara menjadi
getaran > Getaran Diteruskan ke Koklea (rumah siput) > Getaran
membuat cairan di rumah siput bergerak > Pergerakan cairan
merangsang berbagai reseptor rambut di koklea (rumah siput) >
Sel rambut akan bergetar > Getaran akan dikirim melalui saraf
sensoris menuju otak dalam bentuk impuls > Otak menerima
impuls dan menerjemahkannya sebagai suara.
GANGGUAN DAN MORFOLOGINYA
PADA TELINGA
Otitis Media Supuratif Kronis
OMSK merupakan inflamasi kronis pada telinga tengah dan
mukosa mastoid pada membran timpani yang tidak utuh
(perforasi atau akibat timpanostomi) dan ditemukan adanya
cairan telinga (Verhoeff, 2005).
Penyakit Meriene
Penyakit Meniere adalah kelainan yang terjadi pada telinga
bagian dalam, yang menimbulkan gejala pusing berputar
(vertigo),telinga berdenging (tinnitus), dan tekanan pada
telinga. Penyakit Meniere juga bisa menyebabkan kehilangan
kemampuan pendengaran yang hilang timbul, yang berujung
pada tuli permanen
Otitis Media Supuratif Kronis
a. Gejala
• Keluar cairan dari telinga yang kronis (lebih dari 2
bulan)
• Keluarnya cairan dapat terus-menerus atau hilang
timbul
• Penderita mengeluh pendengaran menurun

b. Etiologi
OMSK bisa disebabkan oleh infeksi virus
maupun infeksi bakteri. Infeksi tersebut sering kali
dipicu oleh batuk pilek atau flu sebelumnya. Di
samping itu, ada beberapa faktor yang membuat
seseorang lebih rentan terserang OMSK, yaitu:
• Paparan asap rokok
• Kebiasaan minum susu dari botol sambil berbaring
c. Komplikasi
• Ketulian
• Vertigo
• Kelumpuhan saraf wajah
• Infeksi otak (Meningitis, Ensefalitis, Hidrosefalus, Trombosis
sinus lateralis), Kematian (pada OMSK tipe bahaya)

d. Pengobatan
Sebagian besar kasus OMSK tidak memerlukan pengobatan khusus
dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun
pada beberapa kasus, dokter akan memberikan obat pereda nyeri
dan antibiotik.
Bila OMSK sudah berlangsung dalam waktu lama dan sering
kambuh, dokter akan mengeluarkan cairan dari dalam telinga
melalui prosedur bedah.
PENYAKIT
MENIERE
a. Gejala • Tinnitus atau telinga berdenging.
Gejala penyakit Meniere bisa terjadi • Tekanan pada telinga. Kondisi ini
dalam durasi yang berbeda-beda pada dirasakan seperti terasa penuh di
tiap penderitanya. Ada yang dalam telinga.
mengalaminya selama beberapa menit, • Hilang pendengaran. Penderita bisa
dan ada juga yang terjadi selama mengalami kehilangan pendengaran
beberapa jam. Frekuensi gejala juga yang hilang timbul, sebelum
bervariasi, bisa dalam beberapa minggu, kemampuan mendengar hilang
bulan, atau bahkan hingga beberapa sepenuhnya
tahun sekali.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
• Vertigo yang sering kambuh.
Penderita akan mengalami pusing
berputar yang muncul dan
menghilang secara mendadak.
b. Kondisi
Etiologi ini bisa terjadi selama 20 • Kelebihan cairan pada bagian dalam
menit
Para ahli atau beberapa
menduga jam. ini dipicu
penyakit telinga.
oleh ketidaknormalan kadar cairan • Gangguan sistem kekebalan tubuh.
(endolymph) pada telinga bagian dalam. • Riwayat penyakit Meniere pada
Meski demikian, ada sejumlah faktor keluarga.
yang diduga memengaruhi • Infeksi virus, seperti meningitis
kadar endolymph dan memicu penyakit • Cedera kepala.
Meniere, antara lain: • Migrain
c. Pengobatan
Penyakit Meniere termasuk penyakit yang belum dapat
disembuhkan. Namun demikian, gejalanya bisa diatasi. Penanganan
yang dapat dijalani pasien adalah:
 Obat-obatan  Dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi
gejala mual muntah saat pasien mengalami vertigo, seperti 
diazepam dan promethazine. Selain itu, pemberian obat diuretik
 juga dapat dilakukan untuk mengurangi kelebihan cairan tubuh.
Biasanya dokter menyarankan obat diuretik dikombinasikan
dengan pembatasan kadar garam pada makanan.
 Terapi noninvasif  Terapi rehabilitasi saraf
vestibular,Meniett, Alat bantu dengar
 Bedah  Bedah kantung endolimfatik, Operasi pemotongan
saraf vestibular, Labyrinthectomy
INDRA PENGECAP (LIDAH)
Pengetian
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu
otot intrinsik untuk melakukan semua gerakan halus, dan
otot ekstrinsik untuk mengaitkan lidah pada bagian
sekitarnya, melakukan gerakan-gerakan kasar dan untuk
mendorong lidah ke faring. Selaput lendir lidah selalu
lembab dan waktu sehat berwarna merah jambu.
Permukaan atas seperti beludru dan ditutupi papila yang
terdiri dari:
Papila Sirkumfalata, ada 8 hingga 12 dari jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah papila yang
terbesar dan masing-masing dikelilingi lekukan seperti parit.
Papila Fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan
sisi lidah dan berbentuk jamur.
Papila foliformis, adalah yang tebanyak dan meyebar pada
seluruh permukaan lidah.
Katagori umum yang disebut sensasi pengecap
utama:
Rasa asam
Rasa asam disebabkan oleh asam, yakni karena
konsentrasi ion hydrogen. Semacam asam suatu makan,
maka sakin kuat asam yang dibentuk.
Rasa asin
Rasa asin dihasilkan oleh garam yang terbentuk karena
ionisasi terutama konsentrasi ion natrium.
Rasa manis
Rasa manis dihasilkan dari gula yang terbentuk karena
glukosa.
Patofisiologi Indra Pengecap
Kandidiasis
Kondisi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans ini biasanya lebih mungkin
terjadi pada orang yang daya tahan tubuhnya sedang lemah atau sedang menjalani
pengobatan dengan steroid. Kondisi ini juga lebih mungkin menimpa orang tua, anak
kecil, atau bayi. Dokter mungkin akan memberikan terapi berupa anti jamur untuk
mengobati kandidiasis.
Leukoplakia
Leukoplakia adalah bercak putih yang dapat timbul di permukaan lidah, gusi maupun
di dinding bagian dalam pipi. Penyakit lidah ini berkaitan dengan kebiasaan merokok
atau mengunyah tembakau, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Pada umumnya, leukoplakia akan sembuh dengan sendirinya tanpa terapi. Namun,
jika bercak putih bertahan lebih dari dua minggu, sebaiknya periksakan diri ke dokter
. Beberapa kasus leukopakia berisiko menjadi kanker lidah. Menghindari faktor
pencetus, seperti merokok, merupakan hal penting untuk mencegah leukoplakia.
 
 
INDRA PERABA (KULIT)
Pengertian
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai
reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit,
dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya
menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk
tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari
epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan
panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam,
misalnya otot dan tulang. Kulit terdiri dari dua lapisan.
Epidermis
Merupakan lapisan kulit yang paling luar dan terdiri dari
sel epitelium skuamosa berkeratin dan berlapis yg
memiliki ketebalan bervariasi di sebagian tubuh. Kulit
yang paling tebal adalah di telapak kaki dan tangan, tidak
ada pembuluh darah dan saraf pada bagian epidermis,
tetapi lapisan yang lebih dalam terendam di dalam cairan
intestinal dari dermis yang memberikan oksigen dan
nutrien serta dialiri limfe. Terdapat beberapa lapisan di
epidermis yaitu:
Stratum korneum
Stratum lusidum
Stratum granulosum
Lapisan germinati
Dermis
Kelenjar keringat : berfungsi untuk menghasilkan
keringat
Kelenjar minyak : berfungsi untuk menghasilkan
minyak guna menjaga rambut agar tidak kering.
Pembuluh darah : berfungsi mengedarkan darah ke
semua sel atau jaringan termasuk akar rambut.
Ujung-ujung saraf : sebagai penerima rangsang untuk
kemudian direspons oleh saraf pusat.
Jaringan lemak : mengendapkan air di kulit sehingga
kulit tetap lembab.
Fungi Kulit
Sebagai indra peraba dan perasa.
Tempat menyimpan kelebihan lemak sehingga kulit
dapat mengukur suhu tubuh.
Sebagai pelindung tubuh dari kotoran/bakteri.
Sebagai pelindung bagi daging dan rangka manusia.
Patofisiologi
INFEKSI:
Virus, yaitu virus herpes, human papillomavirus,
dan poxvirus, contohnya penyakit cacar, herpes
zoster, campak, dan kutil.
Bakteri, contohnya bisul, impetigo, selulitis, dan
kusta.
Jamur, contohnya kurap, ruam popok, dan panu.
Parasit, contohnya skabies, kutu rambut, kutu
kemaluan, dan cutaneous larva migrans.
GEJALA
Gejala infeksi kulit tergantung jenis infeksi yang dialami. Berikut
adalah gejala yang timbul pada masing-masing jenis infeksi:
1. Cacar air
Diawali demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan
kehilangan nafsu makan.
Timbul bintik-bintik kemerahan (ruam) berisi cairan
pada lengan, kaki, dada, perut, belakang telinga, wajah,
dan kulit kepala.
Ruam terasa sangat gatal setelah 12-14 jam sejak
timbul.
Cairan di dalam ruam akan mengeruh dan akan mulai
mengering dalam waktu 2 hari.
Ruam yang mengering akan terkelupas dengan
sendirinya dalam waktu 2 minggu.
2. Herpes Zoster
Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.
Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu
sisi bagian tubuh.
Ruam akan pecah dan mengering dalam beberapa hari.
Dapat disertai demam, nyeri kepala, dan tubuh mudah lelah.

3. Campak
Gejala awal berupa batuk kering, demam, nyeri tenggorokan, pilek,
konjungtivitis.
Bercak putih keabuan pada bagian dalam mulut.
Ruam kemerahan pada seluruh tubuh yang dapat menempel satu sama
lain.
4. Kutil
Timbul benjolan kecil pada kulit yang berukuran 1-10 milimeter.
Benjolan dapat tumbuh di area tubuh manapun, umumnya di wajah,
tangan, dan kaki, terkadang dapat disertai dengan gatal.
Benjolan dapat timbul berkelompok.
Benjolan dapat terasa halus atau kasar jika disentuh.
Pengobatan Dari Penyakit Tersebut:
1. Cacar air
Umumnya tidak memerlukan penanganan
khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Obat antihistamin untuk meredakan gatal.
Obat antivirus, seperti acyclovir, untuk
meredakan gejala cacar air dengan
memperlambat aktivitas virus.
Minum banyak air putih.
Tidak menggaruk ruam cacar.
Mandi dengan air dingin.
Mengenakan pakaian yang longgar.
2. Herpes zoster
Obat antivirus untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi
risiko komplikasi, seperti acyclovir dan valacyclovir.
Obat antikonvulsan (gabapentin) atau antidepresan
(amitriptyline) untuk meredakan nyeri yang berat, serta
paracetamol untuk nyeri yang ringan.
Mengenakan pakaian yang longgar.
Menjaga ruam selalu kering agar terhindar dari infeksi.
Kompres area kulit yang terinfeksi dengan handuk dingin
beberapa kali dalam sehari.
3. Campak
Obat paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri otot.
Beristirahat yang cukup.
Minum banyak air putih (6-8 gelas sehari).
Mengonsumsi vitamin A.
4. Kutil
Obat yang mengandung asam salisilat, asam
trikloroasetat, hingga nitrogen cair untuk membekukan
kutil.
Tindakan bedah atau terapi sinar laser.

Anda mungkin juga menyukai