UROLITHIASIS
RSUD Ende
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
■ Terdiri dari
Fundus
Korpus
verteks
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
■ Penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi. (setelah ISK dan BPH)
■ Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.
■ Di negara berkembang >> batu buli – buli
■ Di negara maju >> batu saluran kemih bagian atas
Agregasi nukleasi
SIFAT BATU
• Ukuran batu bervariasi besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises ginjal)
• Bentuk batu Batu bulat, halus seringkali keluar spontan
PENCEGAHAN
■ minum banyak (usahakan produksi urin 1500-2000
mL/hari)
■ Pemeriksaan pH urin setiap hari dengan kertas
nitrazin (alkalinisasi urin pertahankan PH diantara
6,5-7
■ Pemeriksaan kadar asam urat darah secara berkala
(bila hiperurisemia, konsumsi obat inhibitor xanthin
oksidase allupurinol
BATU JENIS LAIN
BATU GINJAL
(nefrolithiasis)
BATU URETER
(ureterolithiasis)
BATU BULI
(vesikolithiasis)
BATU URETRA
(uretrolithiasis)
Etiologi:
MANIFESTASI KLINIS
Batu staghorn
- Nyeri pinggang (paling sering)
• Nyeri kolik aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises yang meningkat tekanan
intraluminal meningkat peregangan dari terminal saraf sensasi nyeri
• Nyeri non-kolik Peregangan kapsul ginjal (Hidronefrosis, infeksi ginjal)
- Hematuria trauma mukosa oleh batu
- Demam curiga urosepsis
- Tanda ISK Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
Pemeriksaan fisik :
Nyeri ketok CVA
Teraba ginjal hidronefrosis
BATU BULI
(VESIKOLITHIAS
IS)
MANIFESTASI KLINIS
• Khas gejala iritasi
• Nyeri suprapubik
• Sifat nyeri refered pain (ujung penis,
skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki)
• Jika batu berada di pangkal uretra aliran
miksi dapat berhenti tiba- tiba lencar
kembali setelah perubahan posisi
PEMERIKSAAN FISIK
• Nyeri tekan suprapubik
• Buli teraba penuh
BATU URETRA
(URETROLITHIAS• Asal biasanya dari batu ginjal / ureter buli uretra
IS)
Angka kejadian 1% dari seluruh batu saluran kemih
MANIFESTASI KLINIS
Urin menetes
Kultur urin
Pemeriksaan Darah :
- Standar baku untuk evaluasi batu pada ginjal dan traktus urinarius, termasuk batu asam
urat
Terapi konservatif
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik target diuresis 2liter/hari
2. α-blocker nifedipin, tamsulosin
3. NSAID
Didasarkan pada :
• KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR SPONTAN
• ukuran,
• OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN
• UKURAN BATU > 15 MM • lokasi,
• INFEKSI • ada tidaknya infeksi,
• NYERI MENETAP ATAU BERULANG
• fungsi ginjal
• DISERTAI INFEKSI
• BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK
• ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL Tujuan tatalaksana :
1. Mengurangi nyeri
2. Menghilangkan batu yang sudah ada
3. Mencegah pembentukan batu
berulang
Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan melalui
ESWL(Extracorporeal
Shockwave Lithotripsy) air dan dipusatkan pada batu batu diharapkan pecah
menjadi ukuran < 2mm keluar bersama urin
Litotripsi
Ekstraksi dormia
Indikasi Pembedahan :
• Batu kaliks adanya hidrokaliks, kasus nefrolithiasus kompleks, tidak berhasil dengan ESWL
• Batu Pelvis Jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat, batu staghorn
• Batu ureter telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, terdapat impaksi ureter
• Batu buli ukuran > 3 cm
• Ukuran batu >15 mm;
• Sosial Paisen
Berupa :
- Pielolitotomi atau nefrolitotomi (mengambil batu saluran ginjal)
ginjal sudah tidak berfungsi
- Ureterolitotomi (batu ureter)
Berisi nanah (Pionefrosis)
- Vesikolitotomi (batu vesika urinaria)
Korteks sudah sangat tipis
- Nefrektomi atau pengambilan ginjal jika :
Mengalami pengkerutan
REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF
PENGELUARAN BATU URETER
(IAUI 2007 DAN EAU 2004)
■ Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.
■ Didasarkan pada Analisis batu
Pencegahan umum
1. menghindari dehidrasi (produksi urin 2-3L/hari)
2. diet (rendah protein, oksalat, garam, dam purin)
3. aktivitas harian cukup
4. medikamentosa