Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik,
diabets mellitus, dll. 
• meliputi hitung jenis sel darah lengkap dan pemeriksaan darah
dalam tinja, dan urin.
• ditemukan leukositosis berarti ada tanda-tanda infeksi.
• Jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada
pemeriksaan tinja kemungkinan menderita malabsorpsi.
• Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas
normal.
• Seseorang yang diduga menderita dispepsia ulkus sebaiknya
diperiksa derajat keasaman lambung.
• Jika diduga suatu keganasan, dapat diperiksa tumor marker seperti
CEA (dugaan karsinoma kolon), dan CA 19-9 (dugaan karsinoma
pancreas).
Endoskopi
Pemeriksaan penunjang memakai alat (endoskop), untuk
mendiagnosis kelainan-kelainan organ didalam tubuh.
• Esofagoskopi, Gastroskopi, Duodenoskopi, Enteroskopi,
Kolonoskopi,
• EGD (saluran cerna atas) : biasanya dapat dilihat mukosa
hiperemis, erosi, ulserasi, berbagai bentuk tumor dari
polip kecil,polip bertangkai, kanker, steanosis atau
penyempitan juga dapat dinilai.
Radiologis

Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu


penyakit di saluran makan.
Pemeriksaan Oesofagografi
Pemeriksaan Oesofagus Maag-Duodenum (OMD)
 Pemeriksaan Follow Through
Pemeriksaan Colon In Loop
• Foto polos abdomen yang dapat menunjukkan
obstruksi usus, kalsifikasi vaskular (kemungkinan
iskemia), garis psoas hilang (kelainan
retroperitoneal), dan daerah tanpa udara
(pergeseran usus oleh suatu massa).
• Foto toraks tegak untuk mencari
pneumoperitoneum.
• CT abdomen dapat dilakukan untuk
menghasilkan gambaran organ retroperitoneal
yang lebih jelas.
Serologis
• adanya infeksi dengan kuman Helicobacter pylori dapat
diketahui dengan pemeriksaan antibodi terhadap
H.pylori IgG-IgM.
• Inflamasi kronis tersebut melibatkan netrofil, limfosit (sel
T dan B), sel plasma, dan makrofag, sesuai dengan
tingkat degenerasi dan kerusakan selnya. Mekanisme
inflamasi lainnya melalui kontak langsung dengan sel
epitel lambung dan merangsang pembentukan serta
pelepasan sitokin inflamasi. Adanya inflamasi karena H
pylori dapat ditunjukkan dengan peningkatan
interleukin-1β (IL-1β), IL-2, IL-6, IL-8 dan TNF-α.
Helicobacter pylori Stool Antigen (HPSA)
urea breath test
• mendeteksi infeksi H.pylori pada gastrointestinal (GI)
dengan mendeteksi karbondioksida dalam nafas setelah
meminum solution berupa reagen urea yang mengandung
karbon (C) radioaktif (reagen C-urea) dan telah dilarutkan
ke dalam 100 cc air.
• Bila di dalam lambung terdapat urease yang dihasilkan
oleh bakteri H.pylori, maka urease tersebut akan
menghidrolisis C radioaktif-urea menjadi karbondioksida
(CO2) dan amoniak. Gas CO2 yang telah dilabel tersebut
selanjutnya melalui aliran darah akan ke paru-paru dan
akhirnya dikeluarkan pada saat bernafas. UBT
membutuhkan sampel berupa nafas.
Waktu Pengosongan Lambung

Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan


pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional
terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40
% kasus

Anda mungkin juga menyukai