Anda di halaman 1dari 20

HUKUM

PERSAINGAN DAN
ANTI MONOPOLI
LATAR BELAKANG
 Persaingan mutlak ada dalam dunia
usaha
 Dalam teori ekonomi persaingan yang
paling ideal adalah “persaingan
sempurna”
 Dalam praktek bisnis sukar ditemui pasar
sempurna sehingga yang diperlukan
adalah “persaingan sehat”
 Persaingan tidak sehat akan
memunculkan praktek monopoli dan
oligopoli
 Untuk menjaga persaingan sehat
tersebut diperlukan perangkat hukum
yang disebut “hukum persaingan”
PERSAINGAN SEMPURNA
DITANDAI OLEH:
1. Harga pasar ditentukan oleh ekuilibrum
permintaan dan penawaran supply and
demand.
2. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh pelaku
usaha betul-betul sama (product hegemonity)
3. Pelaku usaha mempunyai kebebasan untuk
keluar masuk pasar (perfect mobility of
resources)
4. Konsumen dan pelaku usaha mempunyai
informasi yang sempurna tentang satu sama
lain (perfect information)
CITA-CITA POLITIK EKONOMI
NASIONAL
1. Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas
kekeluargaan
2. Cabang-cabang produksi yang penting
dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
3. Bumi , air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya sebagai
pokok-pokok kemakmuran rakyat,
dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat
PERSAINGAN USAHA
TIDAK SEHAT
Persaingan usaha tidak sehat
adalah persaingan antar pelaku
usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa
yang dilakukan dengan cara tidak
jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha
PENGATURAN HUKUM
 Diatur dalam UU No.5 tahun 1999
tentang larangan larangan praktek
monopoli dan dan persaingan usaha
tidak sehat
 Dalam UU tersebut terdapat 6 pokok
pembahasan yaitu (1) perjanjian yang
dilarang (2) kegiatan yang dilarang (3)
posisi dominan (4) komisi pengawas
persaingan usaha (5) penegakan hukum
(6) ketentuan lain
PERJANJIAN YANG
DILARANG
1. Oligopoli;
2. Penetapan harga;
3. Pembagian wilayah;
4. Pemboikotan;
5. Kartel;
6. Trust;
7. Oligopsoni;
8. Integrasi vertikal;
9. Perjanjian tertutup;
10. Perjanjian dengan pihak
luar negeri
1. Oligopoli: perjanjian yang dibuat dengan pelaku
usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang
dan jasa sebesar minimal 75 persen dari pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
2. Penetapan harga: perjanjian yang dibuat dengan
pelaku usaha pesaing untuk menetapkan harga atas
suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh
konsumen pada pasar bersangkutan yang sama
karena dapat meniadakan persaingan antar pelaku
usaha tsb
3. Pembagian wilayah: perjanjian yang dibuat
dengan pelaku usaha pesaing yang bertujuan untuk
membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar
terhadap barang dab atau jasa sehingga meniadakan
persaingan diantara mereka
4. Pemboikotan: pelaku usaha dilarang
membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya yang dapat
menghalangi pelaku usaha lain untuk
melakukan usaha yang sama baik untuk
pasar dalam maupun luar negeri
5. Kartel: pelaku usaha dilarang membuat
perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya yang bermaksud untuk
mempengaruhi harga dengan mengatur
produksi dan atau pemasaran suatu
barang dan atau jasa
6. Trust: perjanjian untuk melakukan
kerjasama dengan membentuk gabungan
perusahaan dengan tetap menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup
masing-masing perusahaan anggotanya
yang bertujuan untuk mengontrol produksi
dan atau pemasaran barang dan atau
jasa.
7. Oligopsoni: perjanjian yang dibuat dengang
pelaku usaha lain yang bertujuan untuk
secara bersama-sama menguasai
pembelian atau penerimaan pasokan agar
dapat mengendalikan harga atas barang
atau jasa dalam pasar yang bersangkutan
8. Integrasi vertikal: perjanjian yang dibuat dengan
pelaku usaha lain yang bertujuan untuk menguasai
produksi sejumlah produk yang termasuk dalam
rangkaian produk barang dan atau jasa dari hulu
sampai hilir atau proses yang berlanjut atas suatu
layanan jasa tertentu.
9. Perjanjian tertutup: perjanjian antara pelaku
usaha pemasok dengan penerima barang atau jasa
mengenai persyaratan tertentu yg memungkinkan
pemasok tsb memonopoli pasokan barang kepada
pembeli
10. Perjanjian dengan pihak luar negeri: semua
perjanjian yang dibuat antara pelaku usaha
dalam negeri dengan pihak luar negeri yang
dapat mengakibatkan terjadinya monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat.
KEGIATAN YANG DILARANG
1. Monopoli: pemusatan kekuatan
ekonomi oleh satu atau lebih pelaku
usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan atau
pemasaran (lebih dari 50 persen)
2. Monopsoni: seorang atau
sekelompok pelaku usaha bertindak
selaku pembeli tunggal barang atau
jasa (lebih dari 50 persen)
3. Penguasaan pasar: tindakan dari satu
atau beberapa pelaku usaha untuk
menghalangi masuknya pelaku usaha
pesaing atau mematikan usaha pesaing
dengan tujuan untuk menguasai pasar
4. Persekongkolan: bentuk kerjasama
antar pelaku usaha dengan maksud
untuk menguasai pasar yang
bersangkutan demi kepentingan mereka
POSISI DOMINAN YANG DILARANG
1. Penyalahgunaan posisi 3. Pemilikan saham yang
dominan: berupa tindakan untuk dilarang: pelaku usaha
menghalangi konsumen dilarang memiliki saham
memperoleh barang atau jasa mayoritas atau mendirikan
yang bersaing, membatasi pasar dua atau lebih perusahaan
dan pengembangan teknologi yang memiliki kegiatan
serta menghambat pelaku usaha usaha yang sama pada
lain yang dapat menjadi pesaing; pasar yang sama yang
2. Jabatan rangkap yang mengakibatkan satu orang
dilarang: seseorang yang pelaku usaha menguasai
menduduki posisi direksi atau lebih dari 50% pangsa
komisaris pada dua perusahaan pasar atau dua atau lebih
atau lebih yang berada dalam pelaku usaha menguasai
pasar yang sama, memiliki lbih dari 75% pangsa pasar;
keterkaitan erat dalam 4. Merger, akuisisi dan
bidang/jenis usaha dan secara konsolidasi yang
bersama dapat menguasai mengakibatkan praktek
pangsa pasar barang/ jasa monopoli dan persaingan
tertentu Usaha tidak sehat.
KOMISI PENGAWAS
PERSAINGAN USAHA (KPPU)
 Komisi yang dibentuk oleh presiden
dengan persetujuan DPR
 Berkewajiban memberikan laporan
berkala kepada presiden dan DPR
namun bersifat independen dan bebas
dari intervensi dari pemerintah maupun
pihak lain
 Beranggotakan sedikitnya 9 orang
dengan masa tugas selama 5 tahun dan
dapat dpeprpanjang untuk satu periode
berikutnya.
TUGAS KOMISI PENGAWAS
PERSAINGAN USAHA (KPPU)
1. Melakukan penilaian 4. Menyusun pedoman
terhadap perjanjian yang dan atau publikasi
dilarang, kegiatan usaha yang berkaitan dg
serta penyalahgunaan Undang-undang
terhadap posisi dominan; Persaingan usaha
2. Mengambil tindakan sesuai tidak sehat;
dengan wewenang.; 5. Memberikan laporan
3. Memberikan saran dan secara berkala atas
pertimbangan terhadap hasil kerja Komisi
kebijakan Pemerintah yang kepada Presiden
berkaitan dengan praktek dan Dewan
monopoli dan atau Perwakilan Rakyat
persaingan usaha tidak
sehat.
Wewenang Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU).
1. Menerima laporan dari 7. Meminta bantuan penyidik
masyarakat dan atau dari apabila tidak mau hadir
pelaku usaha tentang dugaan memenuhi panggilan komisi;
terjadinya praktek monopoli 8. Mendapatkan, meneliti, dan
dan atau persaingan usaha atau menilai surat, dokumen,
tidak sehat; atau alat bukti lain guna
2. Melakukan Penelitian; penyelidikan dan atau
3. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan;
atau pemeriksaan ; 9. Memutuskan dan
4. Menyimpulkan hasil menetapkan
penyelidikan dan atau ada/tidak adanya kerugian;
pemeriksaan ; 10. Memberitahukan putusan
5. Memanggil pelaku usaha; Komisi kepada pelaku usaha
6. Memanggil & menghadirkan yang diduga melakukan
saksi, saksi ahli, dan setiap praktek monopoli dan atau
orang yang dianggap persaingan usaha tidak
mengetahui pelanggaran sehat;
tersebut; 11. Menjatuhkan sanksi
Administarsi.
PROSEDUR PENANGANAN PERKARA
1. Pemeriksaan Pendahuluan; 3. Komisi memutuskan
Yaitu untuk menetapkan telah terjadi atau
perlu atau tidaknya tidak terjadi
dilakukan pemeriksaan pelanggaran (Max,
lanjutan. 30 Hari stlh
2. Pemeriksaan Lanjutan (60 pemeriksaan
+ 30 Hari), Yaitu: lanjutan;
a. melakukan pemeriksaan 4. Menyampaikan
terhadap pelaku usaha putusan kepada
yang dilaporkan; pelaku usaha.
b. mendengar keterangan 5. Melaksanakan
saksi, saksi ahli, dan putusan (Max. 30
atau pihak lain (bila hari sjak menerima
diperlukan). pemberitahuan
putusan, Jika tdk
mngjukan upaya hk.
UPAYA-UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN
PELAKU USAHA TERHADAP PUTUSAN YANG
DIJATUHKAN KPPU
1. Upaya Keberatan Ke Pengadilan 2. Upaya Kasasi Ke
Negeri, dg ketentuan: Mahkamah Agung RI,
a. Mengajukan keberatan kepada Bila tdk puas dengan
Pengadilan Negeri selambat- putusan pengadilan negeri,
lambatnya 14 (empat belas) dg ketentuan:
hari setelah menerima a. Mengajukan keberatan
pemberitahuan putusan Yang kepada Mahkamah
Dijatuhkan KPPU. Agung RI, selambat-
b. Pengadilan Negeri harus lambatnya 14 (empat
memeriksa keberatan pelaku belas) hari setelah
usaha dalam waktu 14 (empat putusan Pengadilan
belas) hari sejak diterimanya Negeri;
keberatan tersebut. b. Mahkamah Agung harus
c. Pengadilan Negeri menjatuhkan memberikan putusan
Putusan dalam waktu 30 (tiga dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak dimulainya puluh) hari sejak
pemeriksaan keberatan permohonan kasasi
tersebut. diterima.

Anda mungkin juga menyukai