ULOSKELETAL
. 1. Pengamatan/observasi
2. Inspeksi
3. Palpasi
4. 5 P : Pain, Pallor, Pulselesness, Parestesia, Paralysis
LANJUTAN
2. Intervensi :
a. R = Istirahat / mengimobilisasikan
b. I = Es
. c. C = Kompresi
d. E = Elevation
e. S = Dukungan
LANJUTAN
3. Indikasi Splinting :
a. Pencegahan cedera lebih lanjut
b. Mengurangi Nyeri
. c. Mengurangi pembengkakan
d. Menstabilkan fraktur atau dislokasi
e. Meringankan gangguan fungsi neurologis atau keja
ng otot
f. Mengurangi darah dan kehilangan cairan ke jaringa
n
LANJUTAN
4.Poin Kunci Imobilisasi / Splinting :
a. Imobilisasi dilakukan di sendi bagian atas dan di bagian bawah dari
cedera
b. Menilai Status neurovaskular cedera di daerah distal sebelum apli
kasi belat dan setelah aplikasi belat
c. Jika angulation di situs fraktur tanpa kompromi neurovaskular, im
obilisasi dikerjakan
d. Minimalkan gerakan ekstremitas selama belat
e. Pembelatan yang aman untuk memberikan dukungan dan kompr
esi
f. Menilai kembali / memonitor status neurovaskular setiap 5-10 me
nit
DEFINISI KOMPARTEMENT SYND
ROME
Syndrome kompartemen merupakan suatu kondisi di
mana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam s
ebuah ruangan terbatas yakni kompartemen osteofas
ial yang tertutup. Sehingga mengakibatkan berkurang
nya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan.
Syndrome kompartemen yang paling sering terjadi ad
alah pada daerah tungkai bawah (yaitu kompartemen
anterior, lateral, posterior superficial, dan posterior p
rofundus) serta lengan atas (kompartemen volar dan
dorsal)
PENYEBAB KOMPARTEMENT SYNDR
OME
1. Penurunan volume kompartemen
2. Peningkatan tekanan eksternal
3. Peningkatan tekanan pada struktur komparteman
PENATALAKSANAAN KOMPARTEMEN
T SYNDROME