Anda di halaman 1dari 50

Teknologi-teknologi

yang mendasari
bioteknologi
Lia Handayani, S.Si,Apt
1. ANTIBODI MONOKLONAL
 Antibodi Monoklonal (MAb): antibodi
homogen yang memiliki spesifitas sama yg
diproduksi dari klon tunggal dari sel yang
menghasilkan antibodi. Klon adalah
segolongan sel yang berasal dari satu sel
karena secara genetiknya identik.
 Antibodi monoklonal hanya mengenal satu
epitop.
 Mono: Satu; Klone: strain sel yang
diturunkan dari satu sel.
 Antibodi monoklonal diproduksi dari fusi
sel B dan sel myeloma membentuk
hibridoma.
ANTIBODI MONOKLONAL
(cont’d)
 Sel mieloma merupakan sel kanker limfosit B
yang berasal dari tikus (Mus musculus)
 Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel.
 tiga tahap pembuatan sel hibridoma:
 imunisasi,
 fusi, dan
 kloning.
 Fusi sel menghasilkan sel hibrid yang mampu
menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa
dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel
myeloma
Tahapan dalam produksi antibodi
monoclonal:
 Produksi dan seleksi hibridoma yang diharapkan
 Amplifikasi MAb dari sel hibridoma terpilih
 Purifikasi MAbs
 Filtrasi
 Ultrasentrifugasi
 Kromatografi afinitas
 Proses penambahan: disebut konjugasi
 Formulasi dan sterilisasi
Antibodi monoklonal dapat
digunakan untuk tiga tujuan
berikut:
• 1. pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
• 2. sebagai penanda pada deteksi assays
• 3. untuk eksperimental terapi
• Antibodi monoklonaluntukdiagnostik seperti :
mengidentifikasi agen infeksi, mengidentifikasi tumor,
antigen dan antibodi auto, mengukur protein dan level
drug pada serum, mengenali darah dan jaringan,
mengidentifikasi sel spesifik yang terlibat dalam respon
kekebalan dan mengidentifikasi serta mengkuantifikasi
hormon.
2. TEKNOLOGI BIOPROSES
A. FERMENTASI
2. TEKNOLOGI BIOPROSES
B. BIODEGRADASI
• Mikroba dg enzim2 pendegradasi senyawa organik digunakan membantu
pemecahanmasalah lingkungan, eg: tumpahan minyak, sampah bahan
toksik dan residu pestisida.
• Bioremediasi: pemanfaatan populasi mikroba untuk membersihkan polusi
lingkungan.
3. TEKNOLOGI SEL DAN KULTUR
JARINGAN
Kultur jaringan tanaman

 Kultur jaringan atau biakan jaringan


merupakan teknik pemeliharaan
jaringan atau bagian dari individu secara
buatan (artifisial).
 Yang dimaksud secara buatan adalah
dilakukan di luar individu yang
bersangkutan.
 Karena itu teknik ini sering kali disebut
kultur in vitro, sebagai lawan dari in
vivo.
 Invitro (bahasa Latin, berarti "di dalam
kaca")
 karena jaringan dibiakkan di dalam tabung
inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau
material tembus pandang lainnya.
 Kultur jaringan secara teoritis dapat
dilakukan untuk semua jaringan, baik dari
tumbuhan maupun hewan (termasuk
manusia) namun masing-masing jaringan
memerlukan komposisi media tertentu.
Keuntungan

 Dapat memperbanyak jumlah tumbuhan tanpa harus


menunggu terlalu lama. Cukup dengan beberapa minggu,
bibit tumbuhan sudah tercipta.
 Hanya menggunakan bagian dari tanaman ( daun, polen,
benang sari dll).
 Lahan yang digunakan kecil.
 Pembuatan metabolit tidak perlu menunggu sampai
terbentuk tanaman lengkap.
 Dapat digunakan untuk tanaman yang sulit berkembang
biak / tumbuh.
Prasyarat
 Wadah dan media tumbuh yang steril.
 Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah
Totipotensi
Media tumbuh
 adalahtempat bagi jaringan untuk
tumbuh dan mengambil nutrisi yang
mendukung kehidupan jaringan
 Media tumbuh menyediakan berbagai bahan
yang diperlukan jaringan untuk hidup dan
memperbanyak dirinya.
 Ada dua penggolongan media tumbuh:
 Media padat
 Media cair.
♦ Media padat pada umumnya berupa padatan
gel, seperti agar.
♦ Nutrisi dicampurkan pada agar.
♦ Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di
air.
♦ Media cair dapat bersifat tenang atau
dalam kondisi selalu bergerak, tergantung
kebutuhan.
 Totipotensi.
Teori ini mempercayai bahwa
setiap bagian tanaman dapat
berkembang biak. karena
seluruh bagian tanaman
terdiri atas jaringan -
jaringan hidup.
Keunggulan Kultur Jaringan :
 Pengadaan bibit tidak tergantung musim
 Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak
dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu
mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun
dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
 Bibit yang dihasilkan seragam
 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit
(menggunakan organ tertentu)
 Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan
mudah
 Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan
hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan
tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
 Pembuatan media
 Inisiasi
 Sterilisasi
 Multiplikasi
 Pengakaran
 Aklimatisasi
Terminologi Kultur Jaringan

 Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek


yang bebas virus,sehingga sangat tepat
digunakan pada tanaman anggrek spesies langka
yang telah terinfeksi ole hama penyakit,
termasuk virus.
 Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek
dengan genetik haploid (1n), sehingga
bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan
anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat
dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman
anggrek mini, selain itu dengan kultur anther
berpeluang memunculkan sifat resesif unggul
yang pada kondisi normal tidak akan muncul
karena tertutup oleh yang dominan
 Kultur organ / embrio:
 Merupakan kultur yang diinisiasi dari
bagian bagian tanaman seperti,ujung
akar pucuk aksilaris, ujung pucuk dan
embrio.
 Kultur Kalus :
 Merupakan kultur sekumpulan sel
yang tidak teratur/ terorganisir.
Hanya sel sel parenkhim yang berasal
dari berbagai bahan awal.
 Kultur Suspensi :
 Kultur sel bebas atau agregat sel kecildalam
media cair dengan pengocokan.pada
umumnya kultur suspensi diinisiasi dari
kalus.
 Kultur Protoplasma
 Sel sel muda yang diinisiasi dalam media
cair kemudian dihilangkan dinding selnya
dengan menggunakan enzim.Protoplasma
kemudian dibiarkan membelah diri dan
membentuk dinding kembali pada
mediapadat. Kultur protoplasma digunakan
untuk hibridisasi somatik dengan
Kultur Embrio
Kultur Anther
Kultur Meristem
Kultur Somaklonal
Kultur Kalus
Tahapan kultur jaringan
Teknik kultur
 Dengan tekhnik poliploid ;
Dimungkinkan untuk mendapatkan
tanaman anggrek ‘giant’ atau besar.
Tekhnik ini salah satunya dengan
memberikan induksi bahan kimia
yang bersifat menghambat
(cholchicine)
 Kloning,
 Tehnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan
jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis
anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah
mampu melakukan tekhnik ini.
 Mutasi,
 Secara alami mutasi sangat sulit terjadi.
 Beberapa literatur memperkirakan peluangnya 1 : 100 000
000.
 Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur
jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman
yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai
ekonomis yang sangat tinggi
 Bank plasma,
 Meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa
mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki
lahan yang luas dan perawatan intensif.
 Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar
negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting
dalam proses pemuliaan anggrek.
Faktor faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan dan Morfogenesis tanaman

 1. Genotip dari sumber bahan tanaman


yang digunakan .
 2. Media mencakup komponen penyusun
media dan juga zat pengatur tumbuh
yang digunakan.
 3. Lingkungan tumbuh ( keadaan fisik tempat
tumbuhnya kultur )
 4. Fisiologi jaringan tanaman sebagai eksplan
Media Kultur Jaringan
Media kultur tersusun dari beberapa atau seluruh komponen:

1. Hara makro yang digunakan pada semua media.


2. Hara mikro hampir selalu digunakan. Ada beberapa
komposisi media yang hanya menggunakan besi atau
besi-kelat.
3. Vitamin-vitamin, umumnya ditambahkan dalam jumlah
yang bervariasi
4. Gula merupakan keharusan, kecuali untuk tujuan yang
sangat khusus.
5. Asam amino dan N organik
6. Persenyawaan-persenyawaan kompleks alamiah
seperti: air kelapa, ekstrak ragi, (yeast extract),
juice tomat, ekstrak kentang, dan sebagainya
7. Buffer, terutama buffer organik
8. Arang aktif. Sering dipergunakan untuk menstimulir
pertumbuhan akar.
9. Zat pengatur tumbuh: terutama auksin dan
sitokinin.Zat pengatur tumbuh merupakan
komponen yang sangat penting dalam media kultur
jaringan. Tetapi jenis dan konsentrasinya sangat
tergantung pada jenis tanaman dan tujuan
kulturnya
10. Bahan pemadat media. Untuk membuat media
padat, biasanya digunakan agar-agar
Eksplan
 Adalahbagian dari tanaman yang
digunakan sebagai bahan untuk inisiasi
suatu kultur.
 Sumber eksplan :
 Umur eksplan
 Ukuran eksplan
 ke 3 nya akan mempengaruhi hasil
kultur jaringan ( plantlet )
Hara makro dan mikro
 Makro :
Senyawa yang terdapat pada
media hidrophonik dan dilengkapi
dengan
Garam garam anorganik ,
Jumlah yang dibutuhkan
tergantung pada jenis tanaman
ataupun sumber tanaman
 Mikro :
 Terdiridari senyawa senyawa
anorganik seperti :Fe, Mn,Al, Zn,B,
Cu, Co,Mo.
 Jumlah senyawa yang digunakan tidak
sama untuk semua kultur, tetapi
senyawa ini harus ada.
Vitamin dan asam amino
 Vitamin yang umum digunakan :
 Thiamin ( B1)
 Pyridoxin ( B6)
 Asam nikotinat ( niasin )
 Asam amino :
 Asam amino merupakan sumber N
organik bagi perkembangan kultur.
 Sumber N dari asam amino lebih cepat
diserap dibandingkan dengan sumber N
dari senyawa anorganik
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
 Adalah senyawa organik selain nutrien yang dalam
jumlah sedikit dapat merangsang , menghambat atau
mengubah pola pertumbuhan perkembangan
tanaman.
 Ada 2 golongan zpt.
 Sitokinin
 Auksin
 Zpt ini mempengaruhi pertumbuhan dan
morfogenesis dalam kultur sel,jaringan,organ.
 Selain kedua zpt tersebut giberelin dan beberapa
senyawa tertentu harus ditambahkan.
 Auksin : Digunakan secara luas dalam
kultur jaringan untuk merangsang
pertumbuhan kalus,suspensi sel,dan
organ.
 Pemilihan jenis auksin dan jumlahnya
tergantung pada
 Tipe pertumbuhan yang dikehendaki
 Level auksin endogen
 Kemampuan jaringan mensintesis
auksin
 Golongan zpt lain yang ditambahkan.
Auksin Endogen
 Levelauksin endogen dalam
eksplan tergantung :
Bagianyang diambil dan jenis
tanamannya
Musim
Umur tanaman
 Dalam kultur jaringan sel sel yang
dapat tumbuh dan memperbanyak
diri tanpa pemberian auksin adalah
 Sel tumor pada tanaman.
 Kultur yang telah berkali kali di
subkulturkan
 Kultur yang telah lama
dipelihara.
3. TEKNOLOGI BIOSENSOR
• Gabungan antara biologi molekuler dengan mikroelektronika
• Biosensor: alat pendeteksi yg terdiri dr substansi biologi dengan
transduser elektronika. Dpt digunakan utk mengukur konsentrasi
senyawayg sangat rendah.
• Substansi biologi berupa: mikroba, sel tunggal dr hewan
multiseluler, enzim,antibodi dll.
4. TEKNOLOGI REKAYASA
GENETIKA
• Disebut juga teknologi DNA rekombinan  pemicu
lahirnya bioteknologi molekuler
• Menggabungkan materi genetik dr dua atau lebih
sumber yg berbeda, atau melakukan perubahan
secara terarah pd materi genetik tertentu.
Rekombinasi dpt terjadi scr alami, konstan.
• Contoh rekombinasi:
– Rekombinasi saat pindah silang dlm pembentukan gamet
– Saat fertilisasi
– Saat tjd konjugasi pd bakteri.
1. Penggunaan variasi genetik
dalam pemuliaan
• Sejak domestikasi organisme  pemuliaan selektif utk mengubah
bahan genetiknya sesuai keinginan
• Menyeleksi variasi genetik tertentu dr populasi berarti melakukan
rekombinasi bahan genetik scrterarah dan dg tujuan khusus
• Variasi genetik telah menjadi sumber alami bg manusia utk
melakukan eksploitasi
• Seleksi ditingkat molekuler  MAS
• Bibit unggul
2. Variasi genetik melalui rekayasa
genetik
• Rekayasa genetik atau teknologi DNA: teknik
molekuler yg tepat dan mampu menggabungkan
molekul DNA ttt dr sumber-sumber berbeda.
• Memanfaatkan enzim restriksi dan ligase yg dpt
melakukan pemotongan dan penyambungan
molekul DNA dg tepat dan dapat diperkirakan.
• Dna rekombinan selanjutnya dimasukkan ke
dalam organisme sasaran.
3.Pemuliaan selektif vs rekayasa
genetik
Parameter Pemuliaan selektif Rekayasa Genetika
Tingkat Organisme utuh Sel atau molekul
Ketepatan Sekumpulan gen Satu gen tunggal
Kepastian Perubahan genetik sulit atau Perubahan genetik
tdk mungkin dikarakterisasi dikarakterisasi dengan baik

Batasan Hanya dapat dipakai dalam Tidak ada batasan


taksonomi satu spesies atau satu taksonomi
genus
• Gen yg dipindahkan dalam rekayas genetika
telah diketahui fungsinya dgn jelas, dlm
pemuliaan selektif yg dipindahkan sekumpulan
gen yg fungsinya tdk diketahui
• Trial and error pd pemuliaan selektif dpt dibuat
lebih tepat melalui rekayasa
• Hambatan taksonomi dlm pemuliaan selektif tdk
lg ada dalam rekayasa genetika
• Insulin rekayasa?
• Detail Genetic engineering
5. TEKNOLOGI REKAYASA
PROTEIN
• Teknologi rekayasa protein sering digunakan
secara bersamaan dengan rekayasa genetika
untuk meningkatkan profil atau kinerja suatu
protein, atau mengkonstruksi protein baru yg
secalami tdk ada.
• Sec teori, setiap protein dpt dikonstruksi dr
bahan dasarnya,meskipun penelitian masih
berpusat pada modifikasi protein yg sdh ada.
• Dg teknik ini  peningkatan daya katalis enzim
shg lebih produktif pd proses industri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai