Anda di halaman 1dari 87

PERTEMUAN KE – 2

Bab ii
Lingkup kajian dan
Tujuan isbd
Bab iiI
Keluarga dan fungsi
keluarga
Prakata
Minggu yang lalu pada pembukaan
perkuliahan, kita membicarakan tentang
“Mengapa kalian harus dapat matkul Ilmu
Sosial Budaya Dasar (ISBD)”, jawabanya
adalah:
Melahirkan para sarjana sebagai warga
negara yang baik dan cerdas (Good &
Smart).' yang memiliki kemampuan
dalam pengembangan kepribadian
serta pengembangan wawasan sosial
budaya.
Minggu ini (minggu ke-2) adalah tindak
lanjut dari pengembangan kepribadian,
yaitu terkait dengan lingkup kajian dan
tujuan ISBD serta Keluarga & fungsi kel.
apa hubungan
antara
Fungsi keluarga dengan
Lingkup kajian isbd
Struktur Materi Pembelajaran

Bab I : Lingkup Kajian dan Tujuan ISBD


A.Lingkup Kajian ISBD
1. Pendahuluan
a. Pendidikan karakter
b. Integritas keilmuan
c. Pengembangan keilmuan
d. Keterbukaan keilmuan
2. Kelompok ilmu pengetahuan
a. Ilmu alamiah
b. Ilmu sosial
c. Pengetahuan budaya
3. Dua unsur utama
a. Unsur sosial budaya
b. Unsur kemanusiaan
B. Tujuan ISBD
1. Tujuan umum
a. Pengembangan kepribadian
b. Kemampuan diri
c. Kemampuan manusiawi
2. Pemahaman istilah
a. Manusia sebagai mahluk sosial
b. Wawasan luas
c. Tanggap kritis
d. Masalah sosial budaya
3. Tujuan khusus
a. Kepekaan
b. Pandangan
c. Calon pemimpin
e. Nilai kemanusiaan
f. Berpikir obyektif
Bab II : Keluarga dan Fungsi Keluarga
A.Keluarga Inti dan Keluarga Besar
1. Konsep keluarga inti
2. Konsep keluarga besar
a. Anggota keluarga
b. Hubungan pengikat dalam konsep keluarga
besar
c. Hubungan pengikat berdasarkan faktor sosial
3. Tipe-tipe keluarga
a. Keluarga besar patrilineal
b. Keluarga besar matrilineal
B. Fungsi keluarga
1. Fungsi generasi penerus
2. Fungsi budaya dan sistem nilai budaya
a. Faktor internal
1) mempengaruhi kehidupan
2) contoh perubahan sistem nilai positif
3) contoh perubahan sistem nilai negatif
4) reaksi dan sikap oposisi tercermin pada
keadaan
b. Faktor eksternal
3. Fungsi pendidikan
Bab I : Lingkup Kajian dan Tujuan
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)

A. Lingkup Kajian ISBD


1. Pendahuluan
Apabila dilihat dari sudut pandang
historis maupun studi sosial serta
budaya, maka terdapat beberapa
tanggapan maupun tujuan yang
beragam seperti antara lain:
a. Pendidikan karakter
Mendidik para mahasiswa menjadi
ahli di bidang ilmu tertentu,
dimana pada konsep ini studi sosial
dan budaya cenderung dipisahkan.
Akan tetapi sebetulnya, integritas
keilmuan tersebut dapat
membentuk karakter bangsa yang
labih baik. Dengan demikian,
penekanannya pada karakter.
b. Integrasi keilmuan
Tujuan pengintegrasian mata kuliah
ISBD adalah menjadi insan atau
warga negara yang baik dan benar,
yaitu warga negara yang
berlandaskan wawasan keilmuan
yang lain terutama studi sosial dan
budaya.
Dengan demikiana studi yang
berlandaskan orientasi kepada nilai-
nilai budaya, akan menjadi lebih
baik dibandingkan dengan
memisahkannya dengan studi-studi
yang lain.
c. Pengembangan keilmuan
Jika berangkan dari pemikiran di
atas, maka tujuan pendidikan dan
pengajaran bagi mahasiswa adalah
mampu mengembangkan keilmuan
serta keahlian bidang tertentu.
Namun demikian, tetap mereka
harus mampu memecahkan sosia-
budaya ketika mahasiswa harus
terjun ke masyarakat. Dengan
demikian, tujuan ISBD tidak hanya
sekedar konsep akademis atau
teoritis tapi lebih dari itu.
d. Keterbukaan keilmuan
Selanjutnya melalui kajian ISBD
materi-materi yang dianggap tabu
atau isu-isu yang dianggap
tertutup dan kontroversial, baik
dalam bidang ekonomi maupun
sosial politik dan hukum serta
sejarah dan etika moral menjadi
terbuka untuk dikaji.
2. Kelompok Ilmu Pengetahuan.
Ilmu dan pengetahuan dapat di-
kelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Ilmu alamiah (natural sciences);
b. Ilmu sosial (social sciences);
c. Pengetahuan budaya (the huma-
nities).
a. Kelompok Ilmu Alamiah

Kelompok ilmu alamiah bertu-


juan untuk memahami ketera-
turan yang terdapat dalam alam
semesta, untuk itu digunakan
metode ilmiah. Tahapannya
dimulai dari menentukan hukum
yang berlaku untuk keteraturan
itu dan hasilnya dianalisis serta
degeneralisasikan, lalu dibuat
prediksi (Fisika, Kimia, Biologi,
Kedokteran).
b. Kelompok ilmu sosial

Kelompok ilmu sosial bertujuan


untuk memahami keteraturan
yang terdapat dalam hubungan
antar manusia dengan
manusia.
Untuk itu, digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari
ilmu alamiah.
Hasilnya tidak akan 100 %
benar dan juga tidak 100 %
salah. Misalnya Ekonomi,
sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial,
sosiologi hukum.
c. Kelompok pengetahuan budaya

Kelompok pength budaya ber-


tujuan utk memahami & men-
cari kenyataan-kenyataan yg
bersifat manusiawi.
Untuk mengkaji ini digunakan
metode pengungkapan peris-
tiwa dan pernyataan yg ber-
sifat unik, kemudian diberi
arti. (sastra, tari, musik, suara
dan lukis).
3. Dua unsur utama

Ilmu sosial budaya dasar


merupakan mata kuliah yang
termasuk mata kuliah umum,
terdiri dari dua unsur:
a. Unsur sosial budaya
Unsur sosial budaya, meliputi
tema mengenai manusia mahluk
sosial dan perkembangan
kebudayaan.
Unsur ini meliputi kajaian, sbb:
1) Bentuk kelompok sosial budaya;
2) Kebudayaan dan peradaban;
3) Sistem nilai budaya dan pandangan
hidup;
4) Perubahan sistem nilai budaya;
5) Akibat perubahan sistem nilai
budaya.
b. Unsur kemanusiaan

Unsur ini meliputi tema


mengenai manusia sebagai
mahluk budaya & nilai
kemanusian.
1)Hakikat manusia sama
(universal);
2) Kebutuhan hidup manusia;
3) Sikap dan perilaku manusia;
4) Kehidupan manusiawi dan tidak
manusiawi;
5) Upaya memanusiakan manusia.
B. Tujuan ilmun sosial budaya

1. Tujuan Umum
Untuk mengembangkan kepriba-
dian manusia sebagai mahluk sosial
maupun mahluk budaya, agar
mampu menanggapi sesuatu
secara kritis masalah sosial yang
terjadi di lingkungannya dan
berwawasan luas.
Adapun kepekaan tersebut sangat
berguna untuk menghadapi masa-
lah sosial budaya dan masalah ling-
kungan sosial budaya, serta
mampu menyelesaikan persoalan
dimaksud secara arif dan bijaksana
serta manusiawi.
Tujuan umum sosial budaya,
mengandung 3 unsur:
a.Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadian
manusia, sebagai mahluk sosial
dan mahluk budaya;
b. Kemampuan diri
Kemampuan menanggapi secara
kritis dan berwawasan luas,
tentang masalah sosial budaya
dan lingkungannya;
c. Kemampuan manusiawi
Kemampuan menyelesaikan se-
cara halus, arif dan manusiawi
terhadap masalah-masalah tsb.
2. Pemahaman istilah-istilah

a. Manusia sebagai mahluk


sosial
Manusia sebagai mahluk
sosial artinya, manusia
sebagai individu tidak akan
mampu hidup sendiri dan
berkembang sempurna tanpa
hidup bersama dengan
manusia lain.
Manusia sebagai mahluk
budaya artinya, manusia itu
mahluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna. Karena itu,
sejak lahir dia sudah dibekali
akal, rasa dan karsa.
b. Tanggapan kritis
Tanggap kritis artinya, reaksi
akal atau daya tanggap
berdasarkan nalar yg tinggi
terhadap sesuatu yg dilihat
atau didengar atau suatu
peristiwa dalam masyarakat.
Dalam kontek dng sosial
budaya, tanggapan krirtis
merupakan ke- mampuan
memahami suatu masa- lah
guna membedakan secara
obyek- tif mana yg bersumber
dari tindakan manusia atau
yang bukan.
c. Wawasan Luas
Wawasan luas artinya,
kemam- puan memandang
jauh ke depan berdasarkan
pemikiran yang dalam dan
mendasar. Dalam kontek
sosial budaya pandangan luas
dan jauh daya jangkaunya,
tidak hanya ter- dapat pada
masalah sosial budaya saja.
Pandangan luas tersebut anta-
ra lain yang terjadi dalam ke-
lompoknya, misalnya pada ke-
lompok keluarga atau organi-
sasi juga akan meliputi ling-
kup yang luas.
d. Masalah sosial budaya, adalah
peristiwa atau kejadian yang
timbul akibat interaksi sosial
dalam kelompok masyarakat
atau antar kelompok
masyarakat guna memenuhi
kepentingan hidup yang
dianggap merugikan salah satu
pihak atau masyarakat lainnya.
Lingkungan sosial budaya,
adalah kelompok sosial budaya
yang hidup dalam batas
tertentu atas normanya.
2. Tujuan Khusus

a. Kepekaan
Mempertajam kepekaan terha- dap
sosial budaya dan lingkungan
sosial budaya, terutama untuk
kepentingan profesi;
b. Pandangan Pandangan/wawasan
tentang masalah sosial budaya
dan masalah kemanusiaan, serta
mengembangkan kemampuan
daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut;
c. Calon pemimpin
Menghasilkan calon pemimpin
bangsa/negara yang tdk bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-
kotak oleh disiplin ilmu yg kaku
dalam me- nanggapi dan mena-
ngani masalah serta nilai-nilai
dalam lingkungan sosial budaya;
d. Nilai kemanusiaan
Meningkatkan kesadaran terha-
dap nilai kemanusian & kehidu-
pan manusia;
e. Berpikir obyektif
Membina kemampuan berfikir dn
bertindak obyektif utk menangkal
pengaruh negatif/ penyeleweng-
an.
Berdasarkan kelima Tujuan
Khusus dari Ilmu Sosial Budaya
tersebut di atas, dapat diuraikan
secara lengkap sebagai berikut :
a. Peka thdp sosial buadaya dan
lingkungan sosial buadaya
Ilmu sosial budaya bertujuan untuk
mempertajam kepekaan terhadap sosial
budaya dan lingkungan sosial budaya,
terutama untuk kepenti- ngan profesi.
Peka artinya cepat tanggap, mudah
bereaksi, sikap segera ingin tahu dan
kepedulian yang tinggi tentang
peristiwa sosial budaya di sekitar- nya
atw kepekaannya tinggi.
Sensitif nurani dan hatinya yang akan
membuah kan kecerdasan nurani dan pada
akhirnya akan melahirkan tindakan posistif
terhadap orang lain. Tindakan tersebut
dapat berupa tindakan fisik dalam bentuk
uluran tangan, atau tindakan non fisik
dalam bentuk berhatian atau yang lainnya.
Seperti cerita dua orang yang melihat
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan
orang luka parah.
b. Pandangan luas dan kritis

Ilmu sosial budaya bertujuan utk


memperluas
pandangan/wawasan ttg masalah
sosial budaya dan masalah
kemanusiaan, serta
mengembangkan kemampuan
daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut.
Utk itu hrs memperluas wawasan
pemikiran, artinya mempunyai
kemampuan berpikir secara
mendasar dan luas serta jauh
daya jangkaunya.
c. Calon pemimpin bangsa dan negara

Ilmu sosial budaya bertujuan


untuk merintis dan menghasilkan
calon pemimpin bangsa dan
negara yang tidak berpandangan
kedaerahan dan bersekala lokal,
tetapi juga berpandangan luas
dan bersekala nasional serta
berbasis keahlian profesional.
Pandangan luas dan kepedulian
yang tinggi serta peka terhadap
peristiwa atau kenyataan yang
terjadi dalam masyarakat / kkn.
d. Kesadaran thdp nilai manusia dan
kehidupan manusiawa

Ilmu sosial budaya bertujuan untuk


meningkatkan kesadaran terhadap
nilai manusia dan kehidupan
manusiawi, dimana manusia adalah
mahluk hidup ciptaan Tuhan yang
paling sempurna.
Selanjutnya, kesempurnaan itu
dibuktikan oleh akal dan perasaan,
serta kehendak yang
membedakannya dengan mahluk
lain.
Karen kesempurnaan itu, maka
manusia mempunyai nilai yang
sama (Cipta, Karasa dan Rasa).
e. Kemampuan berpikir dan bertindak
obyektif
Ilmu sosial budaya bertujuan untuk
membina kemampuan berpikir dan
bertindak obyektif, guna menangkal
pengaruh negatif yang merusak
lingkungan sosial budaya.
Berpikir obyektif artinya bernalar
secara sehat, guna menetapkan
suatu putusan benar atau salah.
Bertindak obyektif artinya,
bertindak sesuai dengan hasil
berpikir obyektif (katakan yang
benar itu benar dan yang salah itu
salah).
Bab II Keluarga dan fungsi
Keluarga
A. Keluarga Inti dan Keluarga Besar
1. Konsep keluarga inti
Alasan yg mendasar terbentuk-
nya keluarga, adalah pemenu- han
kebutuhan biologis manusia antara
dua mahluk manusia yg berlainan
jenis (perkawinan).
Sesuai kodratnya, pria me-
merlukan wanita dan wanita
pun demikian.
Dalam ikatan perkawinan
mereka, pria sebagai suami
yang berfungsi sebagai kepala
keluarga, sedangkan wanita
yang berfungsi sebagai ibu
rumah tangga.
Ikatan ini merupakan titik awal
kelahiran anak sebagai anggota
keluarga dan sekaligus sebagai
penerus generasi. Dengan
demikian, terbentuklah
keluarga inti.
2. Konsep keluarga besar

Keluarga besar adalah merupakan


perluasan dr keluarga inti yg
didasar- kan dr hasil perkawinan
dan hubu- ngan darah.
Mereka yg menjadi anggota keluarga
besar atas dasar :
a. Anggota keluarga
1). Keluarga inti yaitu ayah/ibu,
ter- masuk sisi ayah dan ibu;
2). Hubungan darah dari perkawi
nan (kandung).
b. Hubungan pengikat dlm konsep
keluarga besar

1). Asal etnis (suku, daerah


asal);
2). Sejarah leluhur (garis
keturunan);
3). Pandangan hidup (ideologi);
4). Agama dan kepercayaan
(Religi);
5). Tradisi atau adat istiadat
(norma kebiasaan);
6). Solidaritas dan saling
keberantungan.
c. Hubungan pengikat berdasarkan
faktor sosial
1). Faktor sosial psikologis dan
rasa kasih sayang;
2). Faktor sosial budaya dan
cara hidup / perilaku;
3). Faktor sosial ekonomi dan
kemiskinan serta pekerjaan
tidak tetap / penghasilan
kecil maupun pendidikan
rendah, yang
menumbuhkan solidaritas
dan saling ketergantungan.
3. Tipe-tipe keluarga besar

a. Keluarga besar patrilineal


Adalah keluarga besar yang
mengutamakan garis keturunan
pihak ayah, dimana ayah
memiliki status yang lebih
tinggi serta peran dan otoritas
yang lebih besar dalam budaya
keluarga..
Dalam kehidupan keluarga serta
kelangsungan generasi dan buda-
ya, anak laki-laki adalah keturu-
nan yang lebih diutamakan dari
pada anak perempuan.
b. Keluarga besar Matrilineal

Adalah keluarga besar yang


mengutamakan garis keturunan dari
pihak ibu, dimana ibu memiliki peran
dan otoritas yang lebih besar dalam
budaya keluarga. Akan tetapi peran
dan otoritas tersebut, dijalankan oleh
saudara laki-lakinya dari ibu yaitu
sebagai paman dari anak-anaknya.
.
Selanjutnya, paman mempunyai
status dan peran serta otoritas dalam
kehidupan keluarga juga bertanggung
jawab dalam hal pengurusan anak
keponakannya maupun kelangsungan
generasinya.
c. Keluarga besar parental (bilateral)

Keluarga besar parental adalah


keluarga besar yang berdasarkan
kesatuan garis keturunan ayah
dan ibu, dimana kedua garis
keturunan tersebut dianggap
sama.
Ayah dan ibu mempunyai status
dan peran serta otoritas yg sama
dalam keluarga, di sini tidak ada
perbedaan antara anak laki-laki
dan anak perempuan dalam kehi-
dupan keluarga dan kelangsungan
generasi serta budaya.
B. Fungsi Keluarga

1. Fungsi penerus generasi


Keluarga adalah unit masya-
rakat terkecil, yang terdiri dari
ayah dan ibu serta anak keturu-
nannya.
Perkawinan adalah merupakan
realisasi dari pemenuhan kebu-
tuhan biologis (seksual), dimana
pemenuhan kebutuhan biologis
ini dapat melahirkan anak yang
berfungsi sebagai generasi pe-
nerus.
2. Fungsi budaya dan sistem nilai
budaya

Keluarga juga berfungsi sebagai


sumber budaya dan sistem nilai
budaya, sebagai sumber budaya
karena keluarga adalah pusat
interaksi sosial yang pertama.
Melalui peran hubungan suami
dengan istri dalam rumah tang- ga,
kemudian lahirlah anak.
.
Dengan demikian, interaksi
sosial dalam hubungan keluarga
akan membentuk budaya
keluarga. Adapun hubungan
interaksi tersebut, terjalin
antara interaksi ayah dan ibu
serta anak mereka.
a. Faktor internal

1). Faktor internal yang mempenga- ruhi


kehidupan keluarga :
a). Kemauan kerja keras meng-
hidupi keluarga;
b). Melindungi anggota keluar- ga;
c). Memberi contoh, berbuat baik kepada
keluarga dan lingku- ngan hidupnya;
d). Kemampuan menciptakan nor- ma
moral bagi kehidupan kelu- arga.
2). Contoh perubahan sistem
nilai positif

a). Budaya malas dan pasif,


berubah menjadi budaya
aktif dan kreatif serta
produktif;
b). Budaya komunikasi yang
kurang terbuka dalam
keluarga, berubah
menjadi budaya kasih
sayang dan ramah serta
suka memperhatikan dan
menghargai pendapat
anggota keluarga.
3). Contoh perubahan sistem
nilai negatif

a). Peniruan budaya barat


tanpa dilihat keburukan;
b). Budaya paguyuban beru-
bah jadi budaya pamrih;
c). Kemauan kerja keras yg
produktif jadi santai dan
konsumtif;
d). Tutur bahasa halus jadi
kasar;
e). Santun jadi bebas tanpa
etika;
f). Busana tertutup jadi ter-
buka dan merangsang.
4). Reaksi dan sikap oposisi
tercermin pada keadaan

a). Pembangkangan dan ke-


bencian dalam keluarga;
b). Interaksi dan komunikasi
dalam keluarga kurang;
.
c). Rasa hormat dan saling meng-
hargai serta kasih sayang dlm
keluarga pudar;
d). Keberlakuan norma kehidupan
keluarga mulai kendur dan di-
langgar;
e). Pergi dan datang ke rumah tanpa
salam santun.
b. Faktor eksternal

1). Pendidikan dan pelatihan


serta penyuluhan;
2). Kegiatan keagamaan;
3). Pergaulan dan komunikasi;
4). Pembauran dlm kelompok
masyarakat;
5). Adaptasi budaya setempat
dan budaya pendatang.
3. Fungsi Pendidikan

a. Budaya dalam keluarga


Budaya dan sistem nilai buda-
ya mulai tumbuh dan berkem-
bang di lingkungan keluarga
sebagai unit masyarakat ter-
kecil, kemudian berkembang
kelingkungan masyarakat luas.
Perkembangan tersebut mela-
lui proses yang lama, dari
tingkat alamiah sampai ke
pada tingkat penerapan ilmu
pengetahuan. Proses perkem-
bangan budaya ini, disebut
proses pendidikan keluarga
(anda mengenal cium tangan
dan anak mengenal sembah-
yang dll).
b. Peran keluarga
Dalam pembinaan keluarga,
pendidikan pertama bermula dr
orang tua di lingkungan
keluarga. Apa bila pendidikan
keluarga berhasil, maka
pendidikan sekolah pun
diharapkan akan berhasil.
Pendidikan sekolah adalah
merupakan perluasan dari
pendidikan keluarga, dimana
pendidikan keluarga adalah
garda pertama dalam proses
pendidikan. Sedangkan ling-
kungan adalah garda ketiga.
Dalam pembinaan keluarga,
fungsi pendidikan sangat me-
nentukan baik dari peran ayah
maupun peran ibu.
Dalam kandungan ibu sendiri,
proses pendidikan sudah ber-
jalan termasuk peran ayah dr
apa yg dikerjakan atw dila-
kukan oleh ayah itu sendiri.
Sejak anak dilahirkan sampai
menjelang remaja, ayah
memperkenalkan sesuatu se-
perti anda mengenal cium ta-
ngan dan juga pendidikan
agama termasuk aspek mo-
ralitas. Misalnya melaui cerita
/dongeng tentang budiman
dan kikir, kemudian tentang
agama.
Aspek moralitas yang diajar-
kan, seperti kejujuran kemu-
dian bagaimana kita meng-
hargai orang lain termasuk
mahluk lain (binatang dan ta-
naman). Kesemuanya itu,
adalah merupakan pondasi
ahlak atau moralitas yang
pada dasarnya diajarkan
ketika kecil.
Contoh lain, bagaimana seo-
rang anak yang diminta ayah-
nya harus membohong karena
ada tamu yang akan menagih
hutangnya. Namun pada
kenyataanya, sang anak te-
tap secara jujur mengatakan
apa adanya.

Anda mungkin juga menyukai