Anda di halaman 1dari 27

KONSTRUKSI EKONOMI ISLAM

Prodi Ekonomi Islam


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
2020
“Islam is much more than
a system of theology it’s a complete
civilization”
(H.A.R Gibb )
Sistem Ekonomi Islam

1. Islam sebagai jalan hidup (way of life) dengan berpandukan al-Qur’an dan al-
Sunnah Mengandung prinsip-prinsip ekonomi.
2. sebagai sebuah sistem, ekonomi Islam memiliki peran yang tidak hanya memiliki
peran pemberi “stempel” halal.
3. ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu berusaha untuk memahami persoalan
ekonomi dan perilaku manusia dalam sudut pandang shari‘ah.
Kedudukan Ekonomi Islam

1. Ekonomi Islam merupakan bagian integral dari sistem ajaran Islam.


2. Ekonomi Islam merupakan ekonomi ilahiah, karena titik berangkatnya dari Allah
3. Ekonomi Islam bertujuan mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak
bertentangan dengan shariat-Nya.
4. Ekonomi Islam bukan lahir sebagai produk alternatif dari sistem yang sedang
berlaku sekarang (baca sosialis maupun kapitalis), tetapi merupakan sunnat
Allah (ketetapan Allah) yang seharusnya diaplikasikan di sepanjang lembaran
sejarah peradaban manusia.
Kedudukan Ekonomi Islam
 Ekonomi Islam merupakan bagian integral dari sistem ajaran Islam.
 Ekonomi Islam merupakan ekonomi ilahiah, karena titik berangkatnya dari Allah,
tujuannya mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak bertentangan dengan
shari‘at-Nya.
 Ekonomi Islam bukan lahir sebagai produk alternatif dari sistem yang sedang
berlaku sekarang (sosialis maupun kapitalis), tetapi merupakan sunnat Allah
(ketetapan Allah) yang seharusnya diaplikasikan di sepanjang lembaran sejarah
peradaban manusia.
 Ekonomi Islam adalah sebuah sistem yang sudah ada semenjak Islam diturunkan
di tanah Arab. Hal tersebut bisa diyakinkan dengan praktek Rasulullah Saw yang
menjadikan nilai-nilai Qur’ani sebagai rujukan dalam menentukan pilihan atau
kegiatan ekonominya (economic behaviour).
Makna Ekonomi Islam

Anas Zarqa yang memetakan ekonomi Islam menjadi dua bagian yang
saling terkait
1. Ekonomi Islam sebagai sebuah sistem nilai
2. Ekonomi Islam sebagai sebuah Ilmu (sistem analisis).
Tujuh Alasan Mengapa Ilmu Ekonomi Islam Penting Untuk Dipelajari
dan Dikembangkan (M. A. Mannan )

1. Kepentingan ideologi (ideological imperatives).


2. Kepentingan ekonomi (economic imperatives).
3. Kepentingan sosial (social imperatives).
4. Keempat, kepentingan moral dan etika (moral and ethical imperatives).
5. Kepentingan politik (political imperatives).
6. Perspektif sejarah (historical perspective).
7. Kepentingan internasional (international imperatives).
Konstruksi Keilmuan dan Pengembangan
Ekonomi Islam
Islamic Man (Homo Islamicus)
4JJ I
Revelations Observations

ILMU

Ruhiyah Aqliyah Jasadiyah

Islamic Man

Worldview
Metodologi Ekonomi Islam

 Metodologi ekonomi Islam harus membantu pada pengembangan ilmu ekonomi. Oleh
karena itu, ekonomi Islam harus mengembangkan teori-teori yang sesuai dengan doktrin
ekonomi Islam dalam penemuan, eksplorasi, dan utilitas sumber-sumber materi di alam.
Pertumbuhan dalam ilmu ekonomi dan disiplin lainnya harus mempertinggi pemahaman
Rahmat Allah dalam penciptaan alam semesta, dan membantu manusia mengeskploitasi
alam semesta untuk kebaikan manusia. Oleh sebab itu, penemuan ilmu pengetahuan harus
memfasilitasi pencarian keridhoan Allah Swt
 Chapra menambahkan bahwa kajian ekonomi Islam memungkinkan untuk mengadopsi
teori-teori ekonomi konvensional selama tidak bertentangan dengan struktur logika
pandangan dunia Islam (Islamic Worldview)
Islamic Worldview

 Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang merujuk kepada prinsip-prinsip
nilai Islam. Secara filosofis, nilai-nilai tersebut berdasarkan kepada bagaimana manusia
memahami dengan baik pandangan dunia Islam-nya (Ru’yat al-Islam li alWujud/Islamic
Worldview). Ada empat hal fundamen yang memberikan pengaruh sangat besar umat
manusia dalam cara mereka ber-ekonomi;
(1) Konsep Tawhid
(2) Konsep Nubuwwah
(3) Konsep Khalifah
(4) Konsep Alam semesta
Konsep Tauhid
 Konsep tauhid sendiri mempunyai dua turunan makna; Tawhid Uluhiyah dan Tawhid
Rububiyah. Dalam konteks ekonomi, manusia harus menyadari bahwa otoritas yang
dimilikinya tidak lebih dari pemegang amanah, untuk mengolah dan mempergunakan apa
yang telah dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan umat manusia dan bukan kepentingan
individual.
 Pada akhirnya konsep tauhid ini akan memberikan dampak kesadaran bagaimana
seharusnya manusia menggunakan sumberdaya yang telah Allah anugerahkan kepada
manusia, khususnya untuk pemahaman tawhid uluhiyah.
Sumberdaya yang telah Allah anugerahkan seharusnya;
o pertama, digunakan untuk kepentingan semua orang, tidak hanya untuk segelintir saja.
o Kedua, dicari dengan cara yang jujur dan benar, sesuai cara yang ditetapkan Allah
SWT.
o Ketiga, pemanfaatannya harus amanah dan bertanggung jawab.
o Keempat, dilarang merusak sumberdaya dan menyia-nyiakannya.
Konsep Nubuwwah (Kenabian)

 Hikmah dari kehadiran para rasul maupun anbiya’ adalah bahwa mereka diutus dalam
rangka mengesakan Allah Swt dan memberikan suri tauladan (Siddiq, Amanah, Fatanah,
Tabligh) dalam semua sisi kehidupan umat manusia.
 Dengan adanya utusan Allah adalah sebagai wujud Rahman dan Rahim Allah Swt.
Jangankan manusia biasa, Nabi atau Rasul saja tidak “kuat” secara langsung mendapatkan
pesan dari Allah Swt. Dengan adanya utusan-Nyalah kita umat manusia bisa memahami
bagaimana seharusnya berbuat sebagai khalifat Allah di muka bumi ini.
 Bagaimana seharusnya kita berperan sebagai hamba Allah (‘Ibad Allah); bagaimana kita
seharusnya berperan sebagai pemimpin, bagaimana pula seharusnya kita berinteraksi
(mu‘amalah) dengan makhluq yang lain.
Konsep Khalifat Allah

 Selain memiliki tugas sebagai hamba Allah (Q.S. 51:56), manusia juga diberikan peran
lain sebagai khalifat Allah fial-ard (wakil Allah di dunia).
 Peran untuk memakmurkan dan mengatur kehidupan dunia termasuk ekonomi sesuai
dengan petunjuk Allah Swt (Q.S. 2.30).
 Peran kedua ini pada dasarnya merupakan bentuk ibadah yang terdapat pada tugas
pertama, sehingga khalifat Allah fi al-ard termasuk amanah hamba Allah.
 Dengan demikian tujuan hidup manusia harus diarahkan untuk mendapatkan mardat Allah
(ridha Allah) dalam bentuk segala aktivitas yang sesuai dengan tuntutan-Nya.
Konsep Islam Tentang Alam Semesta (Harta)

 Konsep Islam tentang alam semesta (harta). Seorang khalifah harus menyadari dengan baik
tentang konsep istikhlaf sebagai sebuah kesadaran bahwa segala sesuatu yang diciptakan
Allah Swt adalah mutlak milik-Nya.
 Manusia dalam pemahaman ini hanya sebagai makhluq yang diberikan amanah dalam
mengelola bumi dan segala isinya.
Fungsi Islamic Worldview

 Interaksi antara manusia, yang memiliki pemahaman komprehensif tentang konsep tawhid,
konsep nubuwwah, konsep khalifat Allah termasuk konsep tentang alam (baca
sumberdaya), dan alam inilah yang sesungguhnya menjadi tema sentral pembahasan
tentang perekonomian.
 Dengan pemahaman yang paripurna akan Islamic Worldview, seharusnya pemanfaatan dan
penggunaan alam beserta isinya seharusnya memberikan kemaslahatan maupun
pencapaian falah bagi seluruh umat manusia di dunia ini. Pemahaman pandangan ini pula
seharusnya menjadi kerangka rujukan untuk aturan maupun cara pandang terhadap
permasalahan-permasalahan ekonomi masyarakat.
Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang dibangun di atas pemahaman yang
paripurna terhadap pandangan dunia Islam (Islamic Worldview) berdasarkan al-Qur’a>n dan
al-Sunnah. Pandangan ini akan dijadikan kerangka rujukan untuk aturan maupun cara pandang
terhadap permasalahan-permasalahan ekonomi, sehingga apapun hasilnya (formulasi, strategi,
kebijakan dll) akan selalu seirama dan patuh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam al-
Qur’an dan al-Sunnah. Pemahaman Islamic Worldview
Pemahaman tentang konsep Tawhid.
 Konsep tauhid memberikan pemahaman bahwa peran Allah Swt dalam seluruh aspek
kehidupan perekonomian menjadi mutlak sifatnya. Pusat segala sesuatu aktivitas ekonomi
berikut tujuannya adalah Allah Swt (theosentris) dan bukan atas kehendak manusia semata
(antroposentris).
Fungsi Utama Dari Ekonomi Islam

 Pemahaman yang komprehensif tentang pokok-pokok di atas akan memberikan


arah yang jelas bagaimana seharusnya melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi.
 Proses terjadinya aktivitas ekonomi merupakan sunnat Allah ketika manusia
diciptakan di satu sisi dan penyediaan alam beserta isinya di sisi lain dalam
rangka bertahan hidup dan mencapai kesejahteraan hidupnya.
 Fungsi utama dari ekonomi Islam adalah merealisasikan kesejahteraan manusia
melalui aktualisasi maqasid
Maqasid Syariah

 Menurut al-Fasi, maqashid syariah adalah : “tujuan atau rahasia Allah SWT dalam setiap
hukum syariatNya”.
 Sedangkan Ar-Risuni memberikan definisi maqashid syariah lebih jelas lagi, yaitu:
“Tujuan yang ingin dicapai oleh syariat ini untuk merealisasikan kemaslahatan hamba.”
 Maqashid syariah sebagai hajat manusia dengan cara merealisasikan mashlahatnya dan
menghindarkan mafsadah dari mereka. ( Sahroni, dan Karim,)
Maqasid Syariah

Maqashid syariah memiliki lima ragam tujuan


dasar / maqashid ‘ammah di setiap bab syariah.
Imam asy-Syatibi menjelaskan lima bentuk
maqashid syariah atau yang biasa disebut dengan
kulliyat al-khamsah (lima prinsip umum), yaitu:
1. hifdzu din (melindungi agama),
2. hifdzu nafs (melindungi jiwa),
3. hifdzu aql (melindungi akal),
4. hifdzu mal (melindungi harta),
5. hifdzu nasab (melindungi keturunan)
Contoh Maqasid Syariah

 Pelarangan membunuh adalah bagian dari hifdzu nafs,


  larangan minuman ber-alkohol adalah hifdzu aql,
 larangan zina adalah hifdzu nasab, dan lain sebagainya.
 Apabila umat Islam memahami apa tujuan di balik syariat, tentu pengamalan
syariat akan membumi. Karena tujuan dari setiap syariat adalah
menghadirkan maslahat (kebaikan) dan menjauhkan mafsadat (keburukan).
Faktor pembeda antara ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional
1. Integrasi ilmu dengan menafikan adanya dikotomi antara religious sciences dan
wordly sciences.
2. Pemahaman yang komprehensif tentang konsep pandangan dunia yang berkaitan
dengan pembahasan konsep Tawhid, Nubuwwah, Khalifah dan Alam.
3. Sebagai sebuah sistem nilai maupun sistem analisis (ilmu), ekonomi Islam juga
bisa dikaji vis a vis dengan ekonomi konvensional dengan pendekatan filasafat
pada umumnya.
4. Pendekatan ontologis, epistemologis dan aksiologis yang kesemuanya mengarah
kepada kepastian Ekonomi Islam sebagai ilmu yang kokoh
Perbandingan Ekonomi Konvensional dan
Ekonomi Islam

1. pemahaman cara pandang terhadap dunia (worldview) yang diungkap oleh kedua
sistem tersebut khususnya yang berkaitan dengan alam beserta isinya.
2. pendekatan yang sering digunakan dalam filsafat umum. yaitu pendekatan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
1. Aksiologis
 kedua ilmu ekonomi tersebut cenderung memiliki fungsi yang sama yaitu
bertujuan untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Secara prinsipil ekonomi konvensional lebih mengedepankan memenuhi
keinginan dimensi dunia dan materi belaka, sehingga cenderung individualis.
 Ekonomi Islam memmiliki fungsi sosial lewat berbagai macam aktivitas seperti
zakat, wakaf, dan infaq yang memang secara inheren merupakan bagian dari
pelaksanaan ibadah kepadaNya.
2. Ontologis
 Ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin ilmu secara bersamaan yaitu ilmu
ekonomi murni dan ilmu fiqih mu‘amalat.
 Dalam operasionalnya ilmu ekonomi dalam perspektif Islam akan selalu
menyandarkan segala analisis ekonomi pada pedoman al- Qur’an dan Hadith
Nabi SAW.
3. Epistemologis
Menurut Yusuf Qardhawi, Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu
Tauhid, Akhlaq ( kedua prinsip tersebuttidak ada dalam landasan dasar ekonomi
konvensional ). dan Keseimbangan(Prinsip keseimbangan pun dalam prakteknya
justru yang membuat ekonomi konvensional semakin dikritik dan ditinggalkan
orang).
WASSALAMU ALAIKUM

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai