Anda di halaman 1dari 31

Fisiologi Respirasi

Oleh : dr.Shelly Zukhra,M.Biomed


Disusun : Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed
Staf Fisioterapi, Universitas Esa Unggul
Bernapas/ Respirasi

Proses pengambilan oksigen


(O2) untuk oksidasi biologi,
pengeluaran karbon dioksida
(CO2), serta pembentukan
energi yang terjadi di dalam
sel-sel organisme
Proses Respirasi
Organ-Organ Pernapasan

CavumNasi Pulmo

Laring

Bronkus
Faring

Trakea
Cavum nasi dan Nasal
Hidung terdiri atas dua lubang
(kanan dan kiri), dibatasi sekat
hidung /Septum Nasale.

Udara yang diinspirasi melalui


rongga hidung akan menjalani
3 proses:
-Filtrasi (penyaringan)
-Penghangatan
-Pelembaban

Epithellium olfactory 
menerima sensasi bau/ saraf
penciuman/ pembau
Faring-Laring
Faring (tekak)
-Hulu kerongkongan
-Persimpangan antara rongga mulut ke
kerongkongan dengan rongga hidung ke
tenggorokan

Laring (pangkal tenggorokan)


-Tempengan-lempengan tulang rawan yang
membentuk jakun
-Terdapat pita suara
Trakea-Bronkus-Alveolus
Trakea (batang tenggorokan)
-Bentuk pipa lurus (10 cm) tersusun dari cincin-cincin
tulang rawan
-Dinding dalam dilapisi selaput lendir yang sel-selnya
berambut getar

Bronkus (cabang batang tenggorokan)


-Lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari
otot polos
-Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi 3
bronkiolus, sebelah kiri bercabang 2.

Bronkiolus (cabang bronkus)


-Dinding tipis dan tidak bertulang rawan
-Bronkiolus bercabang–cabang membentuk
pembuluh halus, cabang terhalus masuk ke Alveolus

Alveolus (gelembung paru-paru)


Dinding sangat tipis, elastis, mengandung kapiler
darah, tempat difusi gas
Paru-Paru (Pulmo)
- Terletak di rongga dada, di atas
diafragma (sekat antara rongga
dada dan rongga perut)
- Selaput elastis pembungkus paru-
paru (pleura)
- Paru-paru terdiri dari 2 bagian :
Paru kanan 3 lobus, paru kiri 2
lobus.
- Bronkus dan bronkiolus di dalam
paru-paru , bronkiolus bercabang-
cabang membentuk pembuluh-
pembuluh halus yang berakhir pada
gelembung-gelembung halus
(alveolus)
Oksigen di alveolus berdifusi menuju kapiler darah, diikat oleh Hb dalam
bentuk oksihemoglobin, diedarkan ke seluruh tubuh. Hb + 4O2 Hb(O2)4
Sampai kapiler seluruh tubuh, oksigen dilepaskan dari Hb, masuk ke
sel/jaringan tubuh
Mekanisme Pernapasan
Otot Intercostal

Otot Diafragma
Volume dan Kapasitas Paru-Paru
Kapasitas Vital Paru-Paru
Volume tidal + udara komplementer +
udara suplementer =
500cc+1500cc+1500cc= 3.500cc Kapasitas Total Paru-Paru
Volume tidal + udara komplementer + udara
suplementer = 500cc+1500cc+1500cc+1000cc
= 4.500cc
Frekuensi Pernapasan

Faktor-Faktor

Umur Kegiatan/
aktivitas tubuh

Jenis kelamin Posisi tubuh

Suhu tubuh
Mekanisme Pertukaran Gas
Mekanisme pertukaran gas

Pertukaran gas terjadi di alveolus secara difusi


Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi gas melintasi membran adalah:
1. Tekanan parsial gas (tekanan gas tertentu),
Semakin tinggi tekanan parsial gas,
semakin cepat proses difusi
2. Permeabilitas membran respirasi
3.Luas permukaan membran respirasi
4.Kecepatan sirkulasi darah diparu-paru
5.Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah

Difusi di alveolus
Masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO 2)
di alveolus lebih tinggi dibandingkan di kapiler paru-paru, sehingga oksigen dalam
alveolus bergerak menuju kapiler

Oksigen dikapiler diikat oleh Hb dalam eritrosit


Reaksi antara Hb dengan O2 berlangsung secara reversibel (bolak-balik) yang
dipengaruhi oleh : suhu, kosentrasi O2 dan CO2, tekanan parsial

Didalam sel tubuh, O2 digunakan untuk proses respirasi di mitokondria


Semakin banyak O2 yang digunakan sel-sel tubuh, semakin banyak CO2 yang
Terbentuk, menyebabkan tekanan parsial CO2 (PCO2) dalam sel tinggi
Grafik batang berwarna ku-
ning menunjukkan tekanan
parsial O2 (PO2) dan CO2
(PCO2) dalam mmHg.

Perbedaan antara tekanan


parsial gas dalam ruang al-
veoli dan dalam udara yang
dihirup dan dihembuskan
disebabkan oleh pertukar-an
gas dalam paru-paru, dan
juga karena pencam-puran
gas alveoli yang ter-jadi di
setiap pernafasan.
O2 dalam paru ( Hb + 4O2 Hb(O2)4 ) CO2 di Plasma darah

Jaringan tubuh ( Hb(O2)4 Hb + 4O2 ) 1. CO2 terlarut

SEL ( O2 ) 2. Hb + CO2 HbCO2


(25%)
SITOSOL (anaerob)
Glikolisis 3. CO2 + H2O H2CO3
Glukosa Asam piruvat (6-10%)

MITOKONDRIA (aerob) 4. H2CO3 H + HCO3


(60-70%)
1. Dekarboksilasi Oksidatif
Asam Piruvat Asetil Ko-A Menuju kapiler paru-paru

2. Siklus Krebs H + HCO3 H2CO3


Aseil Ko-A ATP / ENERGI CO2 + H2O
CO2 Plasma darah difusi di alveolus siap
H2O dikeluarkan
Reaksi reversibel antara oksigen dan hemoglobin.

ALVEOLUS

Hb + 4O2 Hb(O2)4

H + HCO3 H2CO3 CO2 + H2O


JARINGAN

Hb(O2)4 Hb + 4O2

CO2 + H2O H2CO3 H + HCO3


Pusat kontrol di medula oblo-
ngata otak menentukan ritme
dasar pernapasan. Sensor
akan mendeteksi perubahan
pH darah yang mencerminkan
konsentrasi CO2 dan kadar O2
dalam darah, dan medula akan
menyesuaikan laju dan keda-
laman pernafasan untuk me-
nyesuaikan dengan kebutuhan
metabolik tubuh. Pons otak
akan mempermulus ritme
dasar yang ditentukan oleh
medula oblongata.
Pengaturan pernafasan
1. Secara sadar
Dipengaruhi oleh syaraf pusat (korteks cerebrum)
2. Secara tidak sadar (otonom)
Dipengaruhi oleh Medula oblongata
Syaraf otonom dirangsang oleh zat kimia dalam darah ( CO2, O2, pH, H)

Reseptor kimia peka rangsang terdapat di


1.Medula oblongata
Peka rangsang terhadap peningkatan CO2 di darah
Peka rangsang terhadap peningkatan H di darah
2.Pembuluh darah / reseptor perifer
Peka terhadap penurunan O2

Frekuensi pernafasan tinggi


1.Ada perintah dari korteks cerebrum (sadar)
2.Ada peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam plasma darah (secara
tidak sadar / saraf otonom)
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia
• Asma (penyumpatan saluran pernafasan)
• TBC (radang pda alveolus, disebabkan Mycobacterium tuberculosis)
• Asfiksi (gangguan pengangkutan O2 ke jaringan)
• Asidosis (meningkatnya kadar asam karbonat dan bikarbonat darah)
• Sianosis (kebiruan pada kulit, akibat Hb deoksigenasi berlebihan)
• Difteri (Penyumpatan oleh lendir di faring dan laring akibat infeksi
bakteri Corynebacterium diptherial)
• Emfisema (udara yang berlebihan diparu 2, robeknya dinding alveolus)
• Pneumonia (Alveolus berisi cairan dan eritrosit, akibat bakteri,virus)
• Hipoksia (kekurangan O2 dijaringan, menyebabkan kematian sel-sel)
• Wajah adenoid (Penyempitan saluran pernafasan akibat
pembengkakan polip / amandel)
• Kanker paru-paru (perokok, terpapar debu asbes, kromium, produk
petrolium, radiasi ionisasi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai