Anda di halaman 1dari 16

Adminitrasi Pajak

A. Pengertian Pajak Penghasilan


• Penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia ataupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama atau dalam
bentuk apapun.
• Penghasilan dilihat dari sumbernya, antara lain
sebagai berikut :
1. Penghasilan dari pekerja
2. Penghasilan dari kegiatan
3. Penghasilan dari usaha
4. Penghasilan dari modal
5. Penghasilan lain-lain
• Pajak penghasilan adalah pajak yang
dikenakan kepada badan atau orang pribadi
pada tingkat penghasilan tertentu.
Penghasilan yang dikenakan pajak adalah
penghasilan yang diterima atau diperolehnya
selama tahun pajak.
Dasar Hukum Pajak Penghasilan
a. UU No 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UU No 36 tahun
2008.
b. Peraturan pemerintah No.15/2000 tentang pajak atas bunga
simpanan anggota koperasi.
c. Peraturan pemerintah No.132/2000 tentang pajak atas
penghasilan dari hadiah.
d. Peraturan pemerintah No.149/2000 tentang pajak atas uang
pesangon.
e. Peraturan menteri keuangan No.262/PMK.03/2010 tentang pajak
atas penghasilan lain selain penghasilan gaji.
f. Kepmenkeu No.564/KMK.03/2004 tentang penyesuaian
penghasilan tidak kena pajak.
g. Permenkeu No.137/PMK 03/2005 tentang penyesuaian
penghasilan tidak kena pajak.
Penghasilan untuk kepentingan pengenaan
PPh
a. Global taxation
b. Schedular taxation
c. Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek
pajak.
B. Subjek pajak penghasilan
Subjek pajak penghasilan adalah segala
sesuatu yang mempunyai potensi untuk
memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran
untuk dikenakan pajak penghasilan.
Subjek Pajak Penghasilan Pasal 2 ayat 1

Orang Pribadi Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Warisan yang belum


Badan
terbagi
Subjek pajak berdasarkan UU No.36 tahun
2008 pasal 2 ayat 3 dikelompokkan menjadi
subjek pajak dalam negeri, subjek pajak luar
negeri, dan bentuk usaha tetap (BUT)
Subjek Pajak Dalam Negeri Pasal 2 ayat 3

-Orang pribadi yang


dalam suatu Tahun Pajak
berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Badan yang Warisan yang belum
Indonesia berdiri atau terbagi sebagai satu
-Orang pribadi yang berkedudukan kesatuan, menggantikan
bertempat tinggal di di Indonesia yang berhak
Indonesia atau orang
pribadi yang berada di
Indonesia lebih dari 183
hari dalam jangka waktu
12 bulan
Subjek Pajak Luar Negeri Pasal 2 ayat 4

-Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia/berada di Indonesai


tidak lebih dari 183 hari dalam 12 bulan.
-Badan yang tidak berdiri dan tidak berkedudukan di Indonesia.

Yang menjalankan usaha atau Yang menerima atau memperoleh


kegiatan yang melalui BUT di penghasilan dari Indonesia bukan dari
Indonesia menjalankan usaha atau kegiatan
melalui BUT di Indonesia
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi
yang berada di Indonesia dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan , dan badan yang tidak
berdiri dan tidak berkedudukan di Indonesia
untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia.
C. Objek Pajak Penghasilan
Objek Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 1

Dengan nama dan dalam bentuk apapun

Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang:


-Diterima atau dperoleh wajib pajak
-Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
-Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.

Dengan nama dan dalam bentuk apapun


D. Bukan Objek Pajak Penghasilan
1. Bantuan atau sumbangan
2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah
3. Warisan
4. Harta, termasuk setoran tunai
5. Penggantian atau imbalan
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi pada orang pribadi
7. Dividen atau bagian laba yang diterima PT
8. Iuran yang diterima dari dana pensiun
9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
10. Bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer
11. Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura berupa bagian laba
12. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
13. Sisa lebih yang diterima badan/lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/ penelitian dan pengembangan
14. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh BPJS pada wajib pajak
tertentu
Objek Pajak BUT Pasal 9 ayat 1

Penghasilan kantor pusat Penghasilan yang tersebut


Penghasilan
dari dalam Pasal 26 yang diterima
atau diperoleh kantor pusat

-Usaha atau Sepanjang ada


-Usaha atau kegiatan
kegiatan BUT hubungan efektif antara
-Penjualan barang-
-Harta yang BUT dan harta/kegiatan
barang
dimiliki/dikuasa yang memberikan
-Pemberian jasa
i BUT penghasilan

Di Indonesia

Yang sejenis dengan yang


dilakukan BUT di
Indonesia
Penentuan Laba BUT

Biaya administrasi Pembayaran kepada Bukan sebagai


kantor pusat yang boleh kantor pusat yang tidak penghasilan BUT,
dibebankan sebagai boleh dibebankan pembayaran dari
biaya sebagai biaya kantor pusat

-Royalti atau imbalan


Biaya yang berkaitan -Royalti atau imbalan
sehubungan dengan
dengan usahaatau sehubungan dengan
penggunaan harta
kegiatan BUT penggunaan harta
paten atau hak
paten atau hak lainnya
lainnya
-Imbalan sehubungan
-Imbalan sehubungan
dengan jasa
Besarnya ditetapkan dengan jasa
manajemen sah
Dirjen Pajak manajemen sah
lainnya
lainnya
-Bunga, kecuali bunga
-Bunga, kecuali bunga
bank yang berkenaan
bank yang berkenaan
dengan usaha
dengan usaha
perbankan
perbankan

Anda mungkin juga menyukai