Anda di halaman 1dari 26

Hamil dengan

Mioma Uteri
Pembimbing :
dr. A. Hardiyanto, Sp.OG

Disusun oleh :
Ifa Marlina (H3A020026)
Nurul Ariani R. Oimori (H3A020029)
Rama Maulana (H3A020037)
Definisi

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang


struktur utamanya adalah otot polos rahim. Mioma
uteri merupakan tumor jinak miometrium dengan
konsistensi padat kenyal, batas jelas, mempunyai
pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau
multiple.
Epidemiologi

Mioma uteri belum pernah (dilaporkan) terjadi


sebelum menarke. Data epidemiologi menunjukkan
bahwa 70% kasus terjadi pada usia 50 tahun, di mana
30-40% kasus pada masa perimenopause dan 20-
25% kasus pada wanita usia reproduksi. Insiden
terjadinya mioma pada kehamilan berkisar antara 0,3 –
2,6%
Etiologi

Etiologi mioma uteri sampai saat ini belum


diketahui dan diduga merupakan penyakit
multifaktorial.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


tumor disamping faktor predisposisi genetik, adalah
estrogen,progesteron dan Human Growth Hormone.
Faktor Resiko
1. Genetik dan Ras
Risiko kejadian tumor akan meningkat 2,5 kali lipat pada keturunan pertama
pasien mioma uteri. Ras Afrika cenderung lebih sering mengalami mioma uteri
dengan prevalensi terbanyak kasus mioma multipel; gejala umumnya lebih berat
serta lebih progresif.
2. Usia
Usia di atas 30 tahun meningkatkan risiko mioma uteri.
3. Gaya Hidup
Gaya hidup sedentary menjadi faktor risiko karena peningkatan risiko
obesitas dan pengaruhnya terhadap disregulasi hormonal.
Faktor Resiko
4. verweight/Obesitas
Setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg, akan meningkatkan risiko
mioma uteri sebesar 21%. Penumpukan jaringan lemak >30% juga menjadi
pemicu karena peningkatan konversi androgen menjadi estrogen dan penurunan
sex hormone binding globulin(SHBG).
5. Menarche Prematur dan Menopause Terlambat
Menarche dini pada usia kurang dari 10 tahun dan menopause terlambat
akan meningkatkan risiko mioma uteri akibat sel rahim terus terpapar estrogen.
6. Nulipara
Wanita yang belum pernah hamil berisiko terkena mioma uteri; dikaitkan
dengan pengaruh paparan hormon seks, estrogen, dan progesteron.
Faktor Resiko
7. Kontrasepsi Hormonal
Prevalensi mioma uteri akan meningkat pada penggunaan kontrasepsi
hormonal mengandung hormon estrogen baik estrogen murni maupun
kombinasi.
8. Penyakit Komorbid
hipertensi, policystic ovary syndrome (PCOS), dan diabetes merupakan
tiga penyakit yang umumnya berasosiasi dengan kejadian mioma.
9. stress
Pada stress terjadi pelepasan kortisol dan perangsangan hypothalamus-
pituitary-adrenal glands axis yang akan menyebabkan peningkatan estrogen
dan progesteron.
Klasifikasi Mioma Uteri
Berdasarkan Lokasi:

 Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan


infeksi.
 Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan
traktus urinarius.
 Corporal (91%), merupakan lokasi paling sering terjadi dan seringkali
tanpa gejala.
Lapisan Uterus
Lapisan Uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai
dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:

1. Mioma Uteri Subserosa


2. Mioma Uteri Intramural
3. Mioma Uteri Submukosa
Patogenesis
Manifestasi Klinis Mioma Uteri Secara Umum

 Perdarahan Abnormal (Menorraghia, Metrorragi)


 Rasa Nyeri (Dismenorrhea)
 Tanda Penekanan (Gangguan BAB dan BAK)
 Anemia
 Infertilitas dan Abortus
Pengaruh Mioma Uteri pada Kehamilan dan
Persalian

 Infertile (mandul)
 Abortus
 Kelainan letak janin dalam rahim (malpresentasi)
 Distosia akibat tumor yang menghalangi jalan lahir
 Atonia uteri
 Kelainan letak plasenta
 Persalinan prematuritas
 Pertumbuhan janin terhambat dan anomali fetal 
Pengaruh Kehamilan dan Persalian pada
Mioma Uteri
 Cepat bertambah besar, mungkin karena pengaruh hormon estrogen yang
meningkat dalam kehamilan.
 Degenerasi merah atau degenerasi karnosa: tumor menjadi lebih lunak,
berubah bentuk, dan warna merah. Bisa terjadi gangguan sirkulasi
sehingga terjadi pendarahan.
 Mioma subserosa yang bertangkai oleh desakan uterus yang membesar
atau setelah bayi lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya,
menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis pada tumor. Wanita hamil
merasa nyeri yang hebat pada perut (abdomen akut).
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dari mioma uteri dapat ditegakkan melalui anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

 Pemeriksaan Fisik
Didapatkan massa tumor di abdomen bagian bawah serta
pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas, teraba suatu massa
pelvis yang besar, midline, irregular-contoured mobile dengan
karakteristik hard feel atau keras
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan ginekologik pada rahim dengan pemeriksaan


bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim
atau mengisi kavum douglas.
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
USG

Gambaran USG mioma uteri


submukosa, tampak gambaran
massa hipoekoik yang menekan
endometrial line
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
MRI

A. Mioma uteri intramural dalam miometrium


B. Mioma uteri submukosa yang mengisi cavitas uterus
C. Mioma uteri subserosa yang tampak di luar cavitas uterus
Tatalaksana
Penatalaksaaan mioma uteri
 Observasi : Observasi dilakukan jika pasien tidak mengeluh gejala
apapun karena diharapkan saat menopause, volume tumor akan
mengecil.
 Medikamentosa : Diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengecilkan
volume tumor, dan sebagai prosedur pre-operatif.
 Pembedahan : Histerektomi dan Miomektomi.
Tatalaksana
Medikamentosa
 Agonis Gonadotropine Releasing Hormone (GnRH)
Obat ini direkomendaiskan pada mioma jenis submukosa. Durasi pemberian
yang dianjurkan adalah selama 3-6 bulan. Pemberian jangka panjang >6 bulan
harus dikombinasikan dengan progesteron dengan atau tanpa estrogen.
 Preparat progesterone
Preparat progesteron antara lain antagonis progesteron atau selective
progesterone receptor modulator (SPRM).
Tatalaksana
Medikamentosa
 Aromatase inhibitor
Aromatase inhibitor terbagi dua jenis, yaitu aromatase inhibitor kompetitif yakni
anastrazole dan letrozole, dan senyawa inaktivator yakni exemestane. Kerja keduanya
hampir sama yakni menghambat proses aromatisasi yang merupakan dasar patogenesis
mioma.
 Asam traneksamat
Asam traneksamat berfungsi membantu mengatasi perdarahan.4 Durasi pemberian
adalah selama 3-4 hari dalam sebulan
 NSAID
Golongan NSAID digunakan untuk mengurangi nyeri dan perdarahan.
Tatalaksana
Indikasi pembedahan pada pasien dengan mioma uteri adalah :
1. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif.
2. Sangkaan adanya keganasan.
3. Pertumbuhan mioma pada masa menopause.
4. Infertilitas karena gangguan ada cavum uteri maupun karena oklusi
tuba fallopi.
5. Nyeri dan penekanan yang sangat mengganggu.
6. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius.
7. Anemia akibat perdarahan
Tatalaksana
Pembedahan
1. Miomektomi : pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus
Miomektomi dengan indikasi harus dilakukan segera karena ditakutkan akan membahayakan
nyawa maternal dan jika perlu harus dilakukan terminasi kehamilan. Akan tetapi
miomektomi yang tanpa indikasi bisa ditunda sehingga umur kehamilan menjadi aterm.
Pada umunya miomektomi tidak dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea karena dapat
terjadi perdarahan massif. Kebanyakan tumor terletak pada daerah uterus atas yang
memungkinkan persalinan pervaginam. Beberapa kasus tumor terletak dibagian uterus
bawah menghalangi jalan lahir dan harsu dilakukan seksio caesaria.
2. Histerektomi : pengangkatan uterus
Teknik ini dilakukan pada pasien dengan indikasi bila didapat keluhan menorrhagia,
metrorhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia
kehamilan 12-14 minggu.
Diagnosis Banding

 Kehamilan ektopik
 Karsinoma endometrium
 Adenomiosis
 Polip endometrium
Komplikasi
 Infertilitas
 Pada kehamilan, tumor akan memicu keguguran, gangguan plasenta dan
presentasi janin, prematuritas serta perdarahan pasca persalinan
 Komplikasi pembedahan meliputi perdarahan, infeksi, dan trauma pada
organ sekitar
 Akibat embolisasi dapat terjadi sindrom pasca-embolisasi yang ditandai
dengan keluhan nyeri, demam, dan ekspulsi tumor dari vagina.
 Setelah miolisis dapat terjadi nyeri dan perdarahan.
Prognosis
 Prognosis mioma asimptomatis umumnya baik karena tumor akan
mengecil dalam 6 bulan sampai 3 tahun, terutama saat menopause.
 Tindakan miomektomi yang extensif dan secara signifikan melibatkan
miometrium atau menembus endometrium, perlu dilakukan SC (sectio
caesaria) pada persalinan berikutnya.
 Mioma yang kambuh kembali (rekurens) setelah miomektomi terjadi pada
15-40% pasien dan 2/3nya memerlukan tindakan lebih lanjut.
Terima Kasih
Mohon bimbingannya dokter

Anda mungkin juga menyukai