Laura Prananda Muhammad Nur Ikhsan Sherly Mar’atu Sholeha Siska Dewi Farma Yuliana PERUNDANG-UNDANGAN Undang-undang Republik Indonesia
UURI no. 44 tahun 2019 tentang rumah sakit pasal 15 ayat
(1) – (5) : (1) Persyaratan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau. (2) Pelayanan sediaan farmasi di rumah sakit harus mengikuti standar pelayanan kefarmasian. (3) Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di rumah sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi sistem satu pintu. Undang-undang Republik Indonesia
(4) Besaran harga perbekalan farmasi pada
instalasi farmasi rumah sakit harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan pemerintah. (5)ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan menteri. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Permenkes RI No. 889/MENKES/PER/V/2011 Tentang registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian pasal 1. Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau enyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. 2. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 3. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. 4. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker; 5. Sertifikat kompetensi profesi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seorang apoteker untuk dapat menjalankan pekerjaan/praktik profesinya di seluruh indonesia setelah lulus uji kompetensi. 6. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kefarmasian yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu serta diakui secara hukum untuk menjalankan pekerjaan/praktik profesinya. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 7. Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap tenaga kefarmasian yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku. 8. Surat tanda registrasi apoteker, yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh menteri kepada apoteker yang telah diregistrasi. 9. Surat tanda registrasi apoteker khusus, yang selanjutnya disingkat STRA khusus adalah bukti tertulis yang diberikan oleh menteri kepada apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang akan melakukan pekerjaan kefarmasian di indonesia. 10. Surat tanda registrasi tenaga teknis kefarmasian, yang selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh menteri kepada tenaga teknis kefarmasian yang telah diregistrasi. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Permenkes RI No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang pedagang besar farmasi Pasal 1 : Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pedagang besar farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. 3. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pasal 20 : PBF dan PBF cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berupa obat keras berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung jawab. Terimakasih