Anda di halaman 1dari 11

BAB II

Interaksi Sosial dan Lembaga


Sosial
IPS Kelas VII

Interaksi Sosial
II. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Oleh : Candra Purwa Gutama, S.Pd.


Interaksi sosial dapat terjadi di mana pun dan kapan pun, serta dilakukan
oleh siapa pun tanpa mengenal usia, status sosial, dan pendidikan. Hal
itu terjadi karena manusia hidup selalu berinteraksi dengan orang lain. Di
dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa melihat seseorang atau
sekelompok orang, baik di lingkungan keluarga, di jalan, atau pun di
kantor, dan dimana saja melakukan interaksi sosial. Mereka berinteraksi
sosial dalam bentuk yang beraneka ragam.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat, yaitu
sebagai berikut :
a. Proses-proses yang Asosiatif Terjadi apabila seseorang/kelompok
melakukan interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan pandangan.
b. Proses-proses yang Disosiatif Terjadi apabila seseorang/kelompok
orang melakukan interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan
merenggangkan solidaritas kelompok.
Proses Asosiatif
Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu :
1. kerja sama
2. Akomodasi
3. dan asimilasi.
1. Kerja sama
Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama. Bentuk kerja sama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah
gotong royong. Gotong royong pada dasarnya mencerminkan suatu interaksi sosial
di masyarakat Indonesia dalam wujud kerja sama.
Dalam pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama yaitu
• kerukunan
• Tawar menawar (bargaining)
• kooptasi
• koalisi
• dan joint venture (patungan).
Contohnya : kerja sama di masyarakat sekitar, antara sesama teman bermain,
teman sekolah, teman sekantor, dan sebagainya.
2. Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan
suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi
memiliki beberapa bentuk yaitu
• Koersi
• Kompromi
• Arbitrasi
• Mediasi
• Konsiliasi
• Toleransi
• Stalemate
• dan ajudikasi.
Contoh akomodasi : pemaksaan terhadap kaum yang lemah, penyelesaian PHK karyawan,
penyelesaian yang bersengketa melalui pihak ketiga (mediasi), toleransi kehidupan
beragama (toleransi), pengadilan, dan sebagainya
3. Asimilasi
Asimilasi merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi
perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses
asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan
• sikap toleransi
• sikap saling menghargai orang lain
• dan kebudayaannya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
• serta perkawinan campuran.
Contohnya adalah orang orang dari Tiongkok yang tinggal di Indonesia. Warga
Tiongkok yang sudah lama tinggal di Indonesia, akhirnya bisa berbahasa
Indonesia dengan sangat fasih. Namun dialek yang mereka biasa pakai untuk
berkomunikasi sudah tidak asli lagi karena sudah tercampur dengan bahasa
Indonesia. Dalam hal makanan, misalnya, bakso makanan yang dibawa oleh
orang Tiongkok, kemudian lama kelamaan diakui sebagai makanan orang
Indonesia yang dibuat dari daging sapi, ayam, dan sebagainya.
b. Proses Disosiatif

Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan


interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan
solidaritas kelompok.
Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu :
• Kompetisi
• Kontravensi
• dan pertentangan.
1. Kompetisi (Persaingan)
Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing
untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu.
Contohnya gelar juara, kesuksesan, sebuah piala, dan hadiah. Untuk
mendapatkannya, seseorang harus bersaing satu dengan yang lainnya. Di
dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu
• persaingan yang bersifat pribadi
• persaingan kelompok
Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu lain yang
secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti persaingan
antara dua calon ketua OSIS, persaingan tunggal putra/putri kejuaraan
bulutangkis, dan sebagainya.
Kompetisi kelompok merupakan persaingan yang melibatkan berbagai
pihak secara berkelompok, seperti pertandingan sepak bola, basket,
pertandingan voli, dan sebagainya.
Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu lain yang
secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti
persaingan antara dua calon ketua OSIS, persaingan tunggal putra/putri
kejuaraan bulutangkis, dan sebagainya.
Kompetisi kelompok merupakan persaingan yang melibatkan berbagai
pihak secara berkelompok, seperti pertandingan sepak bola, basket,
pertandingan voli, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, persaingan ini memiliki beberapa bidang, yaitu
• persaingan ekonomi
• persaingan kebudayaan
• persaingan kedudukan
• persaingan kekuasaan, dan lain sebagainya.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain
atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian
mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan,
kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Contohnya, OSIS di sekolahmu mempunyai suatu rencana, tetapi
kelasmu kurang setuju terhadap rencana tersebut sehingga
berkembang rasa tidak suka atau benci namun masih disembunyikan.
Contoh lainnya, kontravensi bisa jumpai di dunia politik. Di mata
masyarakat para politikus tampak akrab. Namun, terdapat sikap-sikap
lain yang tersembunyi di antara mereka. Sikap tersebut dapat berubah
menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau
pertikaian.
3. Pertentangan (Konflik)
Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik
terjadi jika dua pihak.
berusaha saling menggagalkan tujuan masing-masing. Pertentangan (konflik) disebabkan oleh antara lain:
• perbedaan antara individu-individu
• perbedaan kebudayaan
• perbedaan kepentingan
• dan perubahan sosial.
Bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang terjadi di masyarakat seperti:
• konflik pribadi
• konflik sosial
• konflik antarkelas-kelas sosial
• konflik politik
• dan konflik internasional.
Akibat pertentangan (konflik) harta benda hancur, kebahagiaan keluarga terampas, dan banyak nyawa
terenggut secara paksa.

Anda mungkin juga menyukai