Anda di halaman 1dari 15

Gangguan Obsesif

Kompulsif
DELARIANA STARDA VIRGENSIA ANAPAH
1971121040
Definisi
• Obsesi : ide, pikiran, impuls, atau
gambaran yang dialami seseorang
yang menyebabkan kecemasan
• Kompulsi : perilaku berulang yang
dilakukan untuk mengurangi
kecemasan

• Obsessive-compulsive disorder
(OCD) adalah gangguan
neuropsikiatrik yang ditandai dengan
pikiran yang terus berulang dan
perilaku berulang yang dilakukan
untuk mengurangi kecemasan
Epidemiologi
 Prevalensi 0,5 – 1 % hingga 4 % pada masa anak-anak
dan remaja

 Usia rata-rata onset adalah 19,5 tahun, dan jarang baru


berkembang setelah awal usia 30-an

 Sebagian besar pasien adalah laki-laki, memiliki onset


dini (sebelum usia 10 tahun). Risiko seumur hidup terkena
OCD lebih tinggi pada wanita yang biasanya mulai terjadi
gangguan pada masa remaja
 OCD memiliki efek pada kualitas hidup pasien. Sering merupakan
kelainan kronis (60% hingga 70% kasus) dan kemungkinan akan
bertahan jika tidak diobati secara efektif.

 Pada OCD dengan usia onset anak-anak, paling sering obsesi umum
berpusat pada agresi, sementara kompulsi yang paling umum seperti
mencuci/membersihkan dan memeriksa

 Pasien dengan onset usia yang lebih tua, durasi gejala yang lebih
pendek, pengetahuan yang baik, dan respon terhadap pengobatan
awal memiliki kemungkinan peningkatan remisi

 Pengobatan dini dan agresif OCD dengan tujuan remisi, penting


untuk hasil yang positif
Patogenesis
 Patogenesis tetap OCD tidak pasti tetapi merupakan interaksi yang
kompleks antara neurologi, genetika, dan pengaruh lingkungan.

 Secara historis, disfungsi dalam sistem serotonin ditetapkan menjadi


faktor utama dalam pathogenesis OCD, mengingat respons selektif
terhadap pengobatan serotonergik.

 Perubahan fronto striatal sirkuit, yaitu hiperaktivasi orbito frontal


cortex dikatakan memediasi adanya pikiran terus menerus tentang
ancaman dan bahaya yaitu obsesi, dan upaya untuk menetralisir dari
ancaman yang dirasakan yaitu kompulsi
 Penelitian yang lebih baru juga menunjukkan peran
glutamat, dopamin, dan kemungkinan neurokimia lainnya.
Model yang diusulkan untuk OCD menunjukkan bahwa
kerentanan genetic terhadap stressor lingkungan dapat
mengakibatkan modifakasi ekspresi gen dalam sistem
neurotransmitter. Sehingga menghasilkan perubahanpada
sirkuit dan fungsi otak
Diagnosis
Kriteria Diagnosis OCD
Obsesi Kompulsi

• Pikiran, dorongan, atau • Perilaku berulang (mis.,


gambaran yang berulang dan mencuci tangan, memeriksa)
terus-menerus menyebabkan atau tindakan psikologis (mis.,
kecemasan atau kesulitan yang berdoa, menghitung,
nyata mengulangi kata-kata secara
diam-diam)
• Individu berusaha untuk
mengabaikan atau • Hal itu dilakukan untuk
menetralisirnya dengan mengurangi kecemasan
tindakan (mis. Dengan
melakukan paksaan
(compulsion)
Kriteria Diagnosis
 Obsesi atau kompulsi memakan waktu (mis., membutuhkan lebih
dari 1 jam per hari) atau menyebabkan penurunan fungsi social atau
pekerjaan

 Gejala obsesif-kompulsif tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu


zat (mis., penyalahgunaan obat (narkotika) atau kondisi medis
lainnya)

 Spesifik jika dengan :


 Tilikan baik
 Tilikan buruk
Komorbiditas
 Gangguan kecemasan (75,8%)
 Gangguan mood (63,3%)
 Gangguan depresi mayor (40,7%)
 Penggunaan narkoba (38,6%)

 Risiko bunuh diri pada orang dengan OCD tinggi.


Menurut survey 63% orang dengan OCD pernah
mengalami pikiran untuk bunuh diri, dan 26% telah
berusaha bunuh diri
Terapi
• Cognitive
Terapi
Psikologi Behavior Thearpy
(CBT)

• Selective serotonin
Farmakoterapi reuptake inhibitors
(SSRIs)
Referensi
 Fenske, Jill, and Petersen, Ketti. 2015. Obsessive-Compulsive
Disorder : Diagnosis and Management. American Family Physician ;
92 (10) : 896-903

 Chandna, Preetika. 2015. Obsessive Compulsive Disorder (OCD) In


Childhood and Adolesence. Journal of Psychological Abnormalities
in Children. Vol 4

 Dan, J. Stein. 2017. Obsessive Compulsive Disorder. South Africn


Journal of Psychiatri. Vol 19. No. 3

Anda mungkin juga menyukai