G E D U N G ALAT B E R A T ( G E D . Y )
TEKNIK M E S I N
TEKNIK KONVERSI ENERGI
S E MS T E R VI
TIM AUDIT :
- W i n a W i n u r s ar i
- Yohanes Robert W
- Yulfan Gifari
- Z a n k y Afif
KELAS :
6J
P O L I T E K N I K N E G E R I JAKARTA
2014
BAB 1
P E N D A H U LUA N
1.1 La t ar B e l a k a n g
Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan
masalah besar yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini.
Tidak lagi ditemukannya cadangan dalam jumlah yang besar pada
rentang waktu terakhir ini membuat hampir seluruh dunia menjadikan
permasalahan energi menjadi problem besar yang perlu ditangani secara
serius. Sumber energi tradisional yang berasal dari minyak bumi masih
memberikan kontribusi terbesar untuk memenuhi kebutuhan energi dunia
yaitu mencapai 36,7% dari total konsumi energi, atau setara dengan
3.767,1 juta ton minyak. Batubara dan gas alam masing-masing menjadi
penyumbang bagi kebutuhan energi dunia terbesar kedua dan ketiga
sebesar 27.2 % untuk batu bara dan 23.7% untuk gas alam. Total konsumi
batu bara selama tahun 2013 tersebut mencapai setara 2.778,2 juta ton
minyak, sedangkan gas alam mencapai setara 2.420,4 juta ton minyak.
Sisa konsumsi energi untuk kebutuhan dunia dipenuhi oleh sumber energi
nuklir yang ‘hanya’ sebesar 6,1 % dan dari hydro energi (air) sebesar
6,2%. Dari seluruh energi yang dikonsumsi tersebut, sebagiannya
digunakan untuk membangkitkan listrik dengan total di seluruh dunia
mencapai 17.452 Terrawatt-hour (TwH). Sebaran distribusi sumber energi
di atas jelas menunjukkan bahwa sumber energi yang berasal dari fosil
masih cukup dominan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Sumber
energi yang sifatnya dapat diperbaharui (renewable) masih didominasi
oleh sumber dari air (hydro) energi.
Hal ini juga terjadi di Indonensia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
mengumumkan produk domestik bruto Indonesia tumbuh 5,78 persen
pada 2013 dibandingkan 2012. Pertumbuhan ini tentunya perlu dibarengi
adanya ketersediaan energi yang cukup. Pertumbuhan ini sejalan dengan
meningkatnya pembangunan Nasional yang diikuti dengan meningkatnya
pertumbuhan pengunaan energi di segala sector, termasuk sector
bangunan pemerintah. Sementara itu penyediaan energi sekarang ini
masih bergantung pada bahan bakar fosil, terutama bahan bakar minyak
dan cadangan semakin menipis, sementara harga energi khusunya harga
bahan bakar minyak melonjak tajam, sementara penggunaan energi
masih tergolong boros. Hasil survai menunjukkan bahwa sektor bangunan
mempunyai potensi penghemat sekitar 5 – 20 %. Melihat cukup besarnya
peluang penghematan energi yang teridentifikasi tersebut serta
besarnya manfaat yang akan diperoleh apabila peluang ini
diimplementasikan,, maka program konservasi energi perlu terus
digalakkan. Konservasi energi dapat membawa manfaat yang sangat
besar berupa penghematan energi dan biaya energi yang pada
gilirannya akan meningkatkan daya saing di pasar global. Untuk
mengatasi permasalahan di atas maka, para konsumen besar seperti
Industri ataupun pengelolah gedung perlu untuk meningkatkan efisiensi
energinya.
Berdasarkan data statistik listrik PLN tahun 2012 nampak bahwa konsumsi
energi listrik untuk g e d u n g k o m er s i al mencapai 3.057,21 GWh atau
mengalami pertumbuhan konsumsi energi listrik sebesar adalah 9 , 8 %
dari tahun 2011 yaitu 2.786,72 GWh. Tingginya konsumsi energi ini
mendorong pemerintah untuk membangun pembangkit baru. Bersamaan
dengan itu pemerintah juga mendorong penggunaan energi secara efisien
dan tepat guna disisi pengguna melalui program konservasi energi. Agar
program konservasi energi dapat berjalan dengan baik, maka pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi. Sehingga dengan aktivitas ini banyak bangunan telah
mengambil manfaat serta keuntungan dalam usaha meningkatkan
efisiensi dan optimasi penggunaan energi guna menurunkan biaya energi.
Untuk mendukung program konservasi energi nasional agar bias
terlaksana dengan baik, maka pemerintah telah mengeluarkan beberapa
kebijakan yang berhubungan dengan konservasi energi.
1.3 Aud i t E n er gi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 70
Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1,
butir 14, audit energi didefinisikan sebagai proses evaluasi pemanfaatan
energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi
peningkatan efesinsi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi
dalam rangka konservasi energi.
Definisi audit energi tersebut di atas juga digunakan di dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) 6196:2011 tentang Prosedur Audit Energi pada
Bangunan Gedung, butir 3 (Istilah dan Definisi), subbutir 3.1 (Audit
Energi), halaman 1.
Set uj u
Au d i t E n e r g i ?
Lembar Isian Da t a
Gedung yang
Diperlukan
Pengiriman D o k u m e n Tid a k S u r ve i A w a l
Ya Di ki rim
oleh Pen gelola G e d u n g ? oleh Ti m Au d i t or
Pem il ik /P engel ola
Gedung
Komun ikasi
P e r m i n t a a n /P e n a w a r a n Au d i t E n e r g i
antara
Au d i t o r d a n
Pem ili k/Pen gelol a G e d u n g i
Ti da k
S E LE S A I
Ya
TA Kebutuhan
Da t a Awal Informasi G e d u n g
TAH
Gambar 1.1. Skhema tahapan pelaksanaan audit energi pada bangunan
gedung.
s e p a k a t a n d a n Perjanjian Kerja a t a u Ko n t r
P ersiapan Administras P e r s i a p a n Teknis
M o b i l i s a s i Pe r s on i l d a n P er a l a t a n
1.4 Standar Acuan ke G e d u n g y a n g ak an Diaudit
en g u m pu l an , P en gu k ur an , W a w a n ca ra ,
2. U n d a n g - u n d a n g N o . 3 0 t a h u n 2 0 0 7 t e n t a n g E n
3.Ve Peraturan
r ifi k a s i D a t Pemerintah N o .7 0 t a h u n 2 0 0 9 t e n t a n g K onservasi
A na sil si P o te n si Pe n g he m a ta n E n er gi
e rgi d an Penulisan Laporan (Sekalig us Re kom e n das
Energi
4. Inpres 13 tahun 2011, Tentang Penghematan_energi dan Air
Presentasi
Lantai #1
Lampu Nomor Tingkat Kondisi
Jenis Jumlah Jumla
Nama Luas, Titik Peneranga Cuaca Keteranga
(60 h
Ruangan [m ]
2
Pengukura n, n
W) Nyala n [lux]
Lantai # 2
Lampu Nomor Tingkat Kondisi
Jenis Jumlah Jumla
Nama Luas, Titik Peneranga Cuaca Keteranga
h
Ruangan [m 2 ] Pengukura n, n
Nyala
n [lux]
Lantai #3
Lampu Nomor Tingkat Kondisi
Jenis Jumlah Jumla
Nama Luas, Titik Peneranga Cuaca Keteranga
h
Ruangan [m ]
2
Pengukura n, n
Nyala
n [lux]
Saran :
h. mematikan lampu ruangan di Bangunan Gedung jika
tidak dipergunakan;
i. memanfaatkan cahaya alami (matahari) pada siang
hari dengan membuka tirai jendela secukupnya
sehingga tingkat cahaya memadai untuk melakukan
kegiatan pekerjaan;
j. membersihkan lampu dan rumah lampu (nrmntur} jika
kotor dan berdebu agar tidak menghalangi cahaya
lampu.
LAMPIRAN
Lam pi r an - 1
Lembar Isian Dat a Awal G ed u n g
1. I N F O R M A S I U M U M
1.1 Nama Perusahaan/Institusi POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
1.2 Alamat Perusahaan/Institusi Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus
Baru UI Depok 16424
2. I N F O R M A S I G E D U N G : No.
2. Dimensi gedung (total) Telp :
Panjang :m
1 Lebar m
m termasuk
: Tinggi
: atap) (tid atap)
Tinggi : ak
m
(ter
mas
uk
2. Jumlah lantai (tidak termasuk
2 LITAS
3. UTI LantaiGAtap)
EDUNG
2. Luas lantai (tidak 1.620 m2
3.
3 Sistem
total termasuk Lantai
Kelistrikan
1
Atap)
2. Luas lantai atap m2
4
PT PLN (Persero)
3.1.1 Sumber energi listrik
Pembangkitan Sendiri
Daya Terpasang (Kontrak
3.1.2 kVA
Daya)
3.1.3 Trafo #1 500 kVA
Trafo #2 150 kVA
Trafo #3 kVA
Trafo #3 kVA
Trafo #4 kVA
Trafo #5 kVA
3.1.4 Gen-set #1 kVA
Gen-set #2 kVA
Gen-set #3 kVA
Gen-set #4 kVA
Mohon dikirimkan salinan
Diagram Sistem Kelistrikan
3.1.5 (copy) diagram
(Single Line Diagram)
kelistrikan (single line
diagram).
3.
Sistem Tata Udara (HVAC)
2
3.2.1 Chiller #1 TR
Chiller #2 TR
Chiller #3 TR
Chiller #4 TR
Chiller #5 TR
3.2.2 Jumlah AHU unit
3.2.3 Jumlah FCU unit
3.2.4 Jumlah Menara Pendingin unit
3.
Sistem Otomasi Gedung
3
Apakah sudah dipasang Sistem Ya
Otomasi Gedung
(Building
Tidak
Automation System)?
Lam pi r an - 2
L e m b a r I s i a n S i s t e m M a n a j e m e n E n er g i
1. O r g a n i s a s i M a n a j e m e n E n er g i
2.1 Apakah Manajer Energi telah memiliki Ya
Sertifikat Manajer Energi?
Tidak
2.2 Struktur Organisasi Manajemen Energi
Harap lampirkan
salinan Struktur
Organisasi Manajemen
Energi.
2. M a t r i k s M a n a j e m e n E n er g i
Petunjuk : Harap diberi tanda, misal tanda silang, pada pilihan
yang sesuai.
Pilihan tersebut akan langsung diketahui nilai atau skor pada
saat ini.
Contoh : pada “item” Direktur/Manajer Energi dipilih dan diberi tanda
silang pada kolom “Ada organisasi terpusat dengan
dukungan dari manajemen pusat”.
Maka ini berarti mendapat nilai atau skor 2 (dua) untuk aplikasi
manajemen energi di institusi atau perusahaan tersebut.
Tidak ada
Ada tim lintas
tim/jaringan
fungsi yang
energi di Ada organisasi
Komite/Tim secara aktif
perusahaan namun tidak
Energi mengarahkan
formal
X program-
program energi
Ada kebijakan
Tercakup dalam
tersendiri
kebijakan
Tidak ada mengenai tentang Efisiensi
Kebijakan
kebijakan Energi lingkungan atau
Energi Energi yang
yang lainnya X
secara formal ditandatangani
oleh Manajemen
Puncak
M e n g k a j i Kinerja d a n P e l u a n g P e n g h e m a t a n
Semua fasilitas
Pengumpulan melaporkan
Sedikit untuk
dan Ada pengukuran konsolidasi/anali
pengukuran atau sis secara
P e n e l u s u r an data secara
data tidak terpusat
Data lokal/parsial X
dapat ditelusuri
Dilakukan untuk
Dilakukan
beberapa
terhadap semua
Standardisasi Tidak dilakukan pengukuran
faktor yang
X diperlukan untuk
analisis
Penyusunan
Tidak ada Baseline Tersusun
Baseline
baseline tersusun secara berdasarkan
basis tahun dan
pengukuran
terpisah untuk secara
masing-masing terorganisasi
fasilitas
X
Dilakukan
pembandingan
Tidak dilakukan
Dilakukan dan analisis
atau dilakukan
secara internal terhadap
pembandingan
Benchmark antara beberapa internal dan
hanya terhadap
lokasi eksternal secara
data lampau
perusahaan reguler
untuk lokasi yang
sama X
Ada usaha
untuk Dilakukan
Kaji ulang
dilakukan Dilakukan kaji
Kaj ian Teknis secara internal ulang dengan
Tidak dilakukan
d a n Aud i t melibatkan tim
X
audit profesional
P e n e n t u a n Target Kinerja
Ada target
Ada target
jangka pendek
jangka pendek
Penentuan Tidak ada target per fasilitas
maupun jangka
Lingkup kuantitatif
X panjang dari
perusahaan
Dilakukan
secara terbatas
berbasis Ditentukan
Estimasi projek dan berdasarkan
Potensi Tidak dilakukan
terbatas pada pengalaman
Perbaikan
proyeksi perusahaan
vendor
Ditentukan
Kurang
Tidak ada secara spesifik
terdefinisi
Penyusunan dan
X dengan baik
Target terkuantifikasi
atau diterapkan
pada setiap
secara
level organisasi
sporadis
Penyusunan Rencana Aksi
Ditentukan di
Menentukan
Tidak ditentukan Berdasar Ditentukan
pelaksana dan
atau disusun inisiatif personal peran internal
dan eksternal
serta
sumber daya secara adhoc secara infomal diidentifikasi
anggaran yang
dibutuhkan
Pelaksanaan Rencana Aksi
Perangkat
disusun untuk
Perangkat
semua
disusun untuk
Penyusunan stakeholder dan
kelompok
Rencana Tidak disusun dimasukkan ke
tertentu dan
Komunikasi dalam agenda
digunakan
reguler
sesuai
kebutuhan X
Dilakukan
sesuai dengan
inisiatif pada Seluruh level
Tidak ada
Meningkatkan even-even organisasi
promosi untuk
kesadaran mendukung
efsiensi tertentu
target energi
energi X
Pelatihan
Pelatihan/sertifik
tertentu untuk
Pelatihan untuk asi secara luas
Peningkatan personil kunci
personil untuk teknologi
kemampuan
secara tidak X tertentu dan
langsung best practices
Review secara
reguler dan
Tidak ada sistem dilakukan
Dilakukan update oleh
Melacak dan untuk
review tahunan sistem secara
memonitor memonitor
per fasilitas terpusat
progres
X
Evaluasi Progres
Pembandingan Pembandingan
dengan data penggunaan dan
historis biaya terhadap
Evaluasi Hasil Tidak dilakukan
X target,
perencanaan,
dan pesaing
Kaji u l a n g
tidak dilakukan Dilakukan Kaji ulang
rencana aksi
pengecekan dilakukan
secara infromal berdasarkan
X hasil yang
diperoleh,
umpan balik
yang diterima
serta faktor-
faktor bisnis
lainnya
P e n g h a r g a a n Terhadap Has i l
Penghargaan
Tidak dilakukan
Mengangkat terhadap
Pengakuan
X projek yang
s e c a r a internal kontribusi
berhasil secara individu,
tim dan
fasilitas
Penghargaan
Tidak diusahakan Dilakukan
secara khusus
Pengakuan secara insidentil
X
ek s t er nal dari pemerintah
atau
atau pihak
pengakuan dari
ketiga
vendor
Pemasaran
Tidak dilaporkan Dilaporkan
L a p o r a n trend Dilaporkan tidak
X secara berkala
konsumsi secara
secara
e n e r g i ke User menyeluruh
menyeluruh
Tidak
Kemajuan
dipromosikan Dipromosikan
efisiensi en er gi Dipromosikan
secara tidak
dipromosikan X secara berkala
tetap
ke ek s t er nal
Investasi
Disediakan
sesuai dengan Dialokasi waktu
energi manajemen
energi
X
Ditetapkan
Tergantung nilai
kriteria yang
Kriteria P r o y ek proyek
Energi dan sama antara
Tidak s ama
X
L ai n n ya proyek energi
dengan proyek-
proyek lainnya.
Tidak disediakan
Disediakan
secara khusus
anggaran
Anggaran namun dapat
khusus untuk
Tidak disediakan disediakan
Khusus proyek-proyek
X manajemen
energi
3. K o n s u m s i S u m b e r E n er g i Lai n
1. BBM Solar
Harap lampirkan
konsumsi solar (diesel)
selama 5 tahun
terakhir.
3.2 Bahan Bakar Gas (BBG)
Harap lampirkan
konsumsi BBG selama
5 tahun terakhir.
3.3 Sumber Energi Lain (Terbarukan)
Harap lampirkan data
penggunaan sumber
energi lain termasuk
yang terbarukan.