Anda di halaman 1dari 25

LAP ORAN AUDIT ENERGI

G E D U N G ALAT B E R A T ( G E D . Y )

TEKNIK M E S I N
TEKNIK KONVERSI ENERGI
S E MS T E R VI

TIM AUDIT :

- W i n a W i n u r s ar i

- Yohanes Robert W

- Yulfan Gifari

- Z a n k y Afif

KELAS :
6J
P O L I T E K N I K N E G E R I JAKARTA

2014

BAB 1
P E N D A H U LUA N

1.1 La t ar B e l a k a n g
Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan
masalah besar yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini.
Tidak lagi ditemukannya cadangan dalam jumlah yang besar pada
rentang waktu terakhir ini membuat hampir seluruh dunia menjadikan
permasalahan energi menjadi problem besar yang perlu ditangani secara
serius. Sumber energi tradisional yang berasal dari minyak bumi masih
memberikan kontribusi terbesar untuk memenuhi kebutuhan energi dunia
yaitu mencapai 36,7% dari total konsumi energi, atau setara dengan
3.767,1 juta ton minyak. Batubara dan gas alam masing-masing menjadi
penyumbang bagi kebutuhan energi dunia terbesar kedua dan ketiga
sebesar 27.2 % untuk batu bara dan 23.7% untuk gas alam. Total konsumi
batu bara selama tahun 2013 tersebut mencapai setara 2.778,2 juta ton
minyak, sedangkan gas alam mencapai setara 2.420,4 juta ton minyak.
Sisa konsumsi energi untuk kebutuhan dunia dipenuhi oleh sumber energi
nuklir yang ‘hanya’ sebesar 6,1 % dan dari hydro energi (air) sebesar
6,2%. Dari seluruh energi yang dikonsumsi tersebut, sebagiannya
digunakan untuk membangkitkan listrik dengan total di seluruh dunia
mencapai 17.452 Terrawatt-hour (TwH). Sebaran distribusi sumber energi
di atas jelas menunjukkan bahwa sumber energi yang berasal dari fosil
masih cukup dominan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Sumber
energi yang sifatnya dapat diperbaharui (renewable) masih didominasi
oleh sumber dari air (hydro) energi.
Hal ini juga terjadi di Indonensia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
mengumumkan produk domestik bruto Indonesia tumbuh 5,78 persen
pada 2013 dibandingkan 2012. Pertumbuhan ini tentunya perlu dibarengi
adanya ketersediaan energi yang cukup. Pertumbuhan ini sejalan dengan
meningkatnya pembangunan Nasional yang diikuti dengan meningkatnya
pertumbuhan pengunaan energi di segala sector, termasuk sector
bangunan pemerintah. Sementara itu penyediaan energi sekarang ini
masih bergantung pada bahan bakar fosil, terutama bahan bakar minyak
dan cadangan semakin menipis, sementara harga energi khusunya harga
bahan bakar minyak melonjak tajam, sementara penggunaan energi
masih tergolong boros. Hasil survai menunjukkan bahwa sektor bangunan
mempunyai potensi penghemat sekitar 5 – 20 %. Melihat cukup besarnya
peluang penghematan energi yang teridentifikasi tersebut serta
besarnya manfaat yang akan diperoleh apabila peluang ini
diimplementasikan,, maka program konservasi energi perlu terus
digalakkan. Konservasi energi dapat membawa manfaat yang sangat
besar berupa penghematan energi dan biaya energi yang pada
gilirannya akan meningkatkan daya saing di pasar global. Untuk
mengatasi permasalahan di atas maka, para konsumen besar seperti
Industri ataupun pengelolah gedung perlu untuk meningkatkan efisiensi
energinya.
Berdasarkan data statistik listrik PLN tahun 2012 nampak bahwa konsumsi
energi listrik untuk g e d u n g k o m er s i al mencapai 3.057,21 GWh atau
mengalami pertumbuhan konsumsi energi listrik sebesar adalah 9 , 8 %
dari tahun 2011 yaitu 2.786,72 GWh. Tingginya konsumsi energi ini
mendorong pemerintah untuk membangun pembangkit baru. Bersamaan
dengan itu pemerintah juga mendorong penggunaan energi secara efisien
dan tepat guna disisi pengguna melalui program konservasi energi. Agar
program konservasi energi dapat berjalan dengan baik, maka pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi. Sehingga dengan aktivitas ini banyak bangunan telah
mengambil manfaat serta keuntungan dalam usaha meningkatkan
efisiensi dan optimasi penggunaan energi guna menurunkan biaya energi.
Untuk mendukung program konservasi energi nasional agar bias
terlaksana dengan baik, maka pemerintah telah mengeluarkan beberapa
kebijakan yang berhubungan dengan konservasi energi.

1.2 Keb i jak an K o n s e r v a s i E n er g i

Kenyataan bahwa energi fosil khususnya minyak bumi yang merupakan


sumber energi utama saat ini terbatas jumlahnya, sementara komsumsi
energi terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan
pertambahan penduduk. Untuk mengatasi keterbatasan itu energi
terbarukan adalah alternatif solusi karena energi terbarukan adalah energi
yang dapat diperbaharui dan apabila dikelola dengan baik, sumber daya
itu tidak akan habis. Untuk mengoptimalkan penggunaan energy dalam
negeri, sejak beberapa tahun silam pemerintah telah mengeluarkan
Kepres No. 43/1991. Menurut Keputusan Presiden RI No. 43 tahun 1991,
konservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional
dan tanpa menggurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan. Upaya yang bisa kita lakukan dalam konservasi energi
diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, penggunaan teknologi yang
efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi. Dalam hal praktis
konservasi energi merupakan upaya penurunan jumlah energi yang
digunakan sambil meningkatkan hasil yang sama. Upaya ini dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan, nilai lingkungan, keamanan
nasional, keamanan personil, dan kenyamanan manusia.

Sebagai tindak lanjut dari Kepres No. 43/1991 pemerintah mengeluarkan


kebijakan yang berkaitan dengan upaya penghematan energi yang
tercantum dalam Intruksi Presiden (Inpres) RI Nomor 10 Tahun 2005 dan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM)
Nomor 31 Tahun 2005. Menurut Inpres No. 10/2005 Presiden RI
menginstruksikan kepada:
a. Pimpinan aparatur Negara dan daerah:
- Melakukan langkah-langkah penghematan energi di instansi masing-
masing yang meliputi penerangan, pendinginan ruangan, peralatan
listrik, dan kendaraan dinas
- Menghimbau dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk
melaksanakan penghematan energi
- Memonitor pelaksanaan penghematan energi dan melaporkannya
kepada Presiden melalui MESDM.
b. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
- Mengatur tata cara pelaksanaan penghematan energi
- Melakukan pem binaan dan bimbingan pelaksanaan
teknis penghematan energi

Pelaksanaan konservasi energi diterapkan terhadap semua pemanfaat


energi baik langsung maupun tidak langsung yang meliputi antara lain
pertambangan, ketenagalistrikan, perhubungan, Perindustrian, Pekerjaan
Umum. Perdagangan, kawasan industri, pemukiman, perhotelan,
bangunan, gedung dan rumah tangga. Sumber energi wajib dimanfaatkan
secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemanfaatan sumber energi
dengan memperhatikan: . Kelestarian lingkungan hidup; Perancangan
yang berorientasi pada penggunaan energi secara hem at; Pemilihan
sarana, peralatan dan bahan yang secara langsung m aupun
langsung menghemat penggunaan energi;tidak
Optimasi pengoperasian
sistem, sarana, peralatan dan proses yang bertujuan menghemat energi.

Langkah-langkah yang dilakukan penyebarluasan pengertian dan arti


pentingnya energi dilakukan melalui: kampanye dan penyebaran
informasi dengan media cetak, media elektronik, diskusi, ceramah dan
lomba hemat energi; pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan teknis, memperluas wawasan teknologi dalam bidang
konservasi energi dan melatih penerapannya secara langsung; Peragaan
dan percontohan untuk memperkenalkan teknologi konservasi kepada
masyarakat pemakai energi melalui percontohan peralatan hemat energi,
baik dari segi perancangan maupun cara pengoperasiannya; Penelitian
dan pengembangan untuk meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan teknologi dalam bidang konservasi energi; pengembangan
sistem audit energi dan identifikasi potensi, perbaikan efisiensi sistem,
perbaikan efisiensi proses, perbaikan efisiensi sarana dan perbaikan
efisiensi peralatan; Standarisasi yaitu melaksanakan upaya penghematan
energi melalui penetapan standar unjuk kerja dan efisiensi peralatan.

Kemudian pada tahun 2005, dikeluarkan Master plan Rencana Induk


Konservasi Energi Nasional yang pada intinya untuk mengurangi
intensitas energi setiap tahun 1% hingga tahun 2025. Pada tahun 2006,
Presiden Republik Indoensia mengeluarkan PP No.5/2006 tentang
Kebijakan Energi nasional. Salah satu isinya mengatakan bahwa
Konservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional
tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan.

Pada Tahun 2007 dikeluarkan Undang-Undang yaitu UU No. 30/2007


tentang Energi. Salah satu pasalnya mengatakan bahwa konservasi
energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah,
pengusaha, dan masyarakat. Konservasi energi nasional mencakup
seluruh tahap pengelolaan energi. Pengguna energi dan produsen
peralatan hemat energi yang melaksanakan konservasi energi diberi
kemudahan dan/atau insentif oleh Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah. Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak
melaksanakan konservasi energi diberi disinsentif oleh Pemerintah dan/
atau pemerintah daerah. Kemudian pada tahun 2008, Dikeluarkan
Instruksi Presiden No. 2/2008 tentang pengehamatan air dan energi.

Terakhir pada tahun 2009, Presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah


PP No. 70/2009 tentang Konservasi Energi. Memuat tentang Konservasi
energi nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pengusaha dan masyarakat.
Pemerintah bertanggung jawab secara nasional untuk: merumuskan dan
menetapkan kebijakan, strategi, dan program konservasi energi;
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang
konservasi energi; melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan
komprehensif untuk penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi
energi; mengkaji, menyusun, dan menetapkan kebijakan, serta
mengalokasikan dana dalam rangka pelaksanaan program konservasi
energi; memberikan kemudahan dan/atau insentif dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi; melakukan bimbingan teknis
konservasi energi kepada pengusaha, pengguna sumber energi, dan
pengguna energi; melaksanakan program dan kegiatan konservasi
energy yang telah ditetapkan; dan melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan program konservasi energi. Disamping
itu pengusaha bertanggung jawab: melaksanakan konservasi energi
dalam setiap tahap pelaksanaan usaha; dan menggunakan teknologi yang
efisien energi; dan/atau menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat
energi. Para pengusaha yang merupakan pengguna energi wajib
dilakukan secara hemat dan efisien. Pengguna sumber energi dan
pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih
besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun

wajib m elakukan konservasi energy m elalui m anajem en energi.


Manajem en energi dilakukan dengan. m enunjuk m anajer energi;
menyusun program konservasi energi; melaksanakan audit energi secara
berkala; melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan melaporkan
pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada pemerintah.

1.3 Aud i t E n er gi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 70
Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1,
butir 14, audit energi didefinisikan sebagai proses evaluasi pemanfaatan
energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi
peningkatan efesinsi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi
dalam rangka konservasi energi.
Definisi audit energi tersebut di atas juga digunakan di dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) 6196:2011 tentang Prosedur Audit Energi pada
Bangunan Gedung, butir 3 (Istilah dan Definisi), subbutir 3.1 (Audit
Energi), halaman 1.

Gambar 1.1 memperlihatkan skhema tahapan pelaksanaan audit energi


pada bangunan gedung. Audit energi yang dimaksudkan di dalam buku ini
adalah audit energi rinci. Pada gambar tersebut terlihat bahwa untuk
melakukan suatu audit energi rinci maka diperlukan 3 tahapan utama,
yaitu: 1) Tahap Penawaran, 2) Tahap Persiapan, dan 3) Tahap Pelaksanaan.

Tahap Penawaran pada dasarnya kegiatan non-teknis, yang umumnya


dilakukan oleh Tim Manajemen, khususnya Tim Pemasaran. Tahap
Penawaran ini tidak diulas di dalam buku ini. Sedangkan Tahap Persiapan
dan Pelaksanaan, yang merupakan tujuan dibuatnya buku ini, diulas mulai
Bab 2.
TA H

Set uj u
Au d i t E n e r g i ?

Lembar Isian Da t a
Gedung yang
Diperlukan

Pengiriman D o k u m e n Tid a k S u r ve i A w a l
Ya Di ki rim
oleh Pen gelola G e d u n g ? oleh Ti m Au d i t or
Pem il ik /P engel ola
Gedung

Komun ikasi
P e r m i n t a a n /P e n a w a r a n Au d i t E n e r g i
antara
Au d i t o r d a n
Pem ili k/Pen gelol a G e d u n g i

Ti da k
S E LE S A I

Ya
TA Kebutuhan
Da t a Awal Informasi G e d u n g

TAH
Gambar 1.1. Skhema tahapan pelaksanaan audit energi pada bangunan
gedung.

Pen yusunan dan Pengiriman


P r o p o s a l P e n a w a r a n Au d i t E n e r g i

s e p a k a t a n d a n Perjanjian Kerja a t a u Ko n t r
P ersiapan Administras P e r s i a p a n Teknis

M o b i l i s a s i Pe r s on i l d a n P er a l a t a n
1.4 Standar Acuan ke G e d u n g y a n g ak an Diaudit

1. Perpres No.5 tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional


Pen g u mpu lan D a t a Primer d an Sekunder:

en g u m pu l an , P en gu k ur an , W a w a n ca ra ,
2. U n d a n g - u n d a n g N o . 3 0 t a h u n 2 0 0 7 t e n t a n g E n
3.Ve Peraturan
r ifi k a s i D a t Pemerintah N o .7 0 t a h u n 2 0 0 9 t e n t a n g K onservasi
A na sil si P o te n si Pe n g he m a ta n E n er gi
e rgi d an Penulisan Laporan (Sekalig us Re kom e n das
Energi
4. Inpres 13 tahun 2011, Tentang Penghematan_energi dan Air
Presentasi

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 614


P e n y e r a h a n L a p o r a n Ak hir Tahun
2012, telah ditetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional
(SKKNI) Audit o r E n er gi di IndustriSEdLaEnSABI angunan Gedung.
Indonesia
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. 321 Kep/Men/XII/2011 tentang Penetapan Rancangan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor jasa Profesional, Ilmiah
dan Teknis Lainnya Sub Sektor Jasa Konservasi Energi Sub Bidang
Industri Untuk jabatan kerja Manajemen energi Menjadi standar
kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
7. SNI ISO 50001-Sistem Manajemen Energi (Desember 2012) – adopsi
identik dan cetak ulang standar ISO 50001. BSN

8. SNI 6196:2011 : Prosedur audit energi pada bangunan gedung, BSN


9. SNI 6389:,2011 : Konseruasi energi selubung bangunan pada
bangunan gedung, BSN.
B A B II
A N A LIS A HASIL A U D IT
SIST.PENCAHAYAAN
( G E D . ALAT B E R A T PNJ)

Kuat Cahaya (Tingkat Penerangan) di Setiap Ruangan

Lantai #1
Lampu Nomor Tingkat Kondisi
Jenis Jumlah Jumla
Nama Luas, Titik Peneranga Cuaca Keteranga
(60 h
Ruangan [m ]
2
Pengukura n, n
W) Nyala n [lux]

Ruang TL 18 7 205 Cerah Ventilasi


bengkel Terbuka
Ruang TL 3 2 62 Cerah Ruang
Y.104 tertutup
Ruang Y.01 TL 3 3 39 Cerah Ruang
Terbuka
Ruang TL 3 1 20 Cerah Ruang
Y.102 Terbuka
Ruang TL 6 3 188 Cerah Ruang
Y.103 Terbuka
Ruang TL 2 0 47 Cerah Ruang
Toilet Pria 20 Terbuka

Lantai # 2
Lampu Nomor Tingkat Kondisi
Jenis Jumlah Jumla
Nama Luas, Titik Peneranga Cuaca Keteranga
h
Ruangan [m 2 ] Pengukura n, n
Nyala
n [lux]

Ruang TL 3 1 43 Cerah Ruang


Y.202 Terbuka
Ruang TL 3 1 44 Cerah Ruang
Y.
Terbuka
201
Ruang TL 3 1 20 Cerah Ruang
Y.203 Tertutup
Ruang TL 3 3 179 Cerah Ruang
Y.
Terbuka
204
Ruang TL 4 2 154 Cerah Ruang
Y.205 Terbuka
Ruang TL 2 1 38 Cerah Ruang
Toilet Pria 20 Terbuka
Ruang TL 2 1 30 Cerah Ruang
Toilet 20 Terbuka
Wanita

Lantai #3
Lampu Nomor Tingkat Kondisi
Jenis Jumlah Jumla
Nama Luas, Titik Peneranga Cuaca Keteranga
h
Ruangan [m ]
2
Pengukura n, n
Nyala
n [lux]

Ruang TL 3 1 15 Cerah Ruang


Y.301 Terbuka
Ruang TL 3 16 Cerah Ruang
Y.302 Terbuka
Ruang TL 3 1 18 Cerah Ruang
Y.303 Terbuka
Ruang TL 3 1 62 Cerah Ruang
Y.304 Terbuka
Ruang TL 4 2 15 Cerah Ruang
Y.305 Terbuka
Ruang TL 2 1 54 Cerah Ruang
Toilet Pria 20 Terbuka
Ruang TL 2 1 54 Cerah Ruang
Toilet 20 Terbuka
Wanita
B A B III
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan :
Pada Gedung Alat Berat rata – rata memiliki tingkat pencahayaan ruangan yang
cukup ( tidak melebihi 350 LUX ). Namun ada beberapa ruangan kelas yang memiliki
tingkat pencahayaan redup.
Pada Gedung Alat Berat karena tempatnya yang tertutup dan dekat dengan pepohonan
sehingga ruangan menjadi Gelap. Hal tersebut menimbulkan boros listrik karena banyak
ruangan yang tidak dipakai namun lampu di nyalakan di karenakan tempat yang gelap.

Saran :
h. mematikan lampu ruangan di Bangunan Gedung jika
tidak dipergunakan;
i. memanfaatkan cahaya alami (matahari) pada siang
hari dengan membuka tirai jendela secukupnya
sehingga tingkat cahaya memadai untuk melakukan
kegiatan pekerjaan;
j. membersihkan lampu dan rumah lampu (nrmntur} jika
kotor dan berdebu agar tidak menghalangi cahaya
lampu.
LAMPIRAN
Lam pi r an - 1
Lembar Isian Dat a Awal G ed u n g

1. I N F O R M A S I U M U M
1.1 Nama Perusahaan/Institusi POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
1.2 Alamat Perusahaan/Institusi Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus
Baru UI Depok 16424

No. Telp. : +6221 7270036


1.3 Nama Gedung Gedung Alat Berat ( Ged Y)
1.4 Alamat Gedung Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus
Baru UI Depok 16424

No. Telp. : +6221 7270036


1.5 Manajer Gedung Nama
.
: No.
Telp. :
1.6 Koordinator Manajemen Energi Nama

2. I N F O R M A S I G E D U N G : No.
2. Dimensi gedung (total) Telp :
Panjang :m
1 Lebar m
m termasuk
: Tinggi
: atap) (tid atap)
Tinggi : ak

m
(ter
mas
uk
2. Jumlah lantai (tidak termasuk
2 LITAS
3. UTI LantaiGAtap)
EDUNG
2. Luas lantai (tidak 1.620 m2
3.
3 Sistem
total termasuk Lantai
Kelistrikan
1
Atap)
2. Luas lantai atap m2
4
PT PLN (Persero)
3.1.1 Sumber energi listrik
Pembangkitan Sendiri
Daya Terpasang (Kontrak
3.1.2 kVA
Daya)
3.1.3 Trafo #1 500 kVA
Trafo #2 150 kVA
Trafo #3 kVA
Trafo #3 kVA
Trafo #4 kVA
Trafo #5 kVA
3.1.4 Gen-set #1 kVA
Gen-set #2 kVA
Gen-set #3 kVA
Gen-set #4 kVA
Mohon dikirimkan salinan
Diagram Sistem Kelistrikan
3.1.5 (copy) diagram
(Single Line Diagram)
kelistrikan (single line
diagram).

3.
Sistem Tata Udara (HVAC)
2
3.2.1 Chiller #1 TR
Chiller #2 TR
Chiller #3 TR
Chiller #4 TR
Chiller #5 TR
3.2.2 Jumlah AHU unit
3.2.3 Jumlah FCU unit
3.2.4 Jumlah Menara Pendingin unit

3.
Sistem Otomasi Gedung
3
Apakah sudah dipasang Sistem Ya
Otomasi Gedung
(Building
Tidak
Automation System)?
Lam pi r an - 2
L e m b a r I s i a n S i s t e m M a n a j e m e n E n er g i

1. O r g a n i s a s i M a n a j e m e n E n er g i
2.1 Apakah Manajer Energi telah memiliki Ya
Sertifikat Manajer Energi?

Tidak
2.2 Struktur Organisasi Manajemen Energi
Harap lampirkan
salinan Struktur
Organisasi Manajemen
Energi.

2. M a t r i k s M a n a j e m e n E n er g i
Petunjuk : Harap diberi tanda, misal tanda silang, pada pilihan
yang sesuai.
Pilihan tersebut akan langsung diketahui nilai atau skor pada
saat ini.
Contoh : pada “item” Direktur/Manajer Energi dipilih dan diberi tanda
silang pada kolom “Ada organisasi terpusat dengan
dukungan dari manajemen pusat”.
Maka ini berarti mendapat nilai atau skor 2 (dua) untuk aplikasi
manajemen energi di institusi atau perusahaan tersebut.

Sed i k i t a t a u Dilakukan Dilakukan


ITEM
t i d ak d i l a k u k a n Sebagian Sepenuhnya
SKOR (0) (1) (2)
K o m i t m e n u n t u k m e l a k u k a n p er b a i k a n y a n g berkelanjutan
Di rek tur/M an aj Tidak ada Ada organisasi Ada organisasi
er E n e r g i sumber daya terpusat namun terpusa t dengan
organisasi yang tidak dukung an dari
menangani diberdayakan. manajemen
secara terpusat puncak
X

Tidak ada
Ada tim lintas
tim/jaringan
fungsi yang
energi di Ada organisasi
Komite/Tim secara aktif
perusahaan namun tidak
Energi mengarahkan
formal
X program-
program energi

Ada kebijakan
Tercakup dalam
tersendiri
kebijakan
Tidak ada mengenai tentang Efisiensi
Kebijakan
kebijakan Energi lingkungan atau
Energi Energi yang
yang lainnya X
secara formal ditandatangani
oleh Manajemen
Puncak
M e n g k a j i Kinerja d a n P e l u a n g P e n g h e m a t a n
Semua fasilitas
Pengumpulan melaporkan
Sedikit untuk
dan Ada pengukuran konsolidasi/anali
pengukuran atau sis secara
P e n e l u s u r an data secara
data tidak terpusat
Data lokal/parsial X
dapat ditelusuri

Dilakukan untuk
Dilakukan
beberapa
terhadap semua
Standardisasi Tidak dilakukan pengukuran
faktor yang
X diperlukan untuk
analisis

Penyusunan
Tidak ada Baseline Tersusun
Baseline
baseline tersusun secara berdasarkan
basis tahun dan
pengukuran
terpisah untuk secara
masing-masing terorganisasi
fasilitas
X

Dilakukan
pembandingan
Tidak dilakukan
Dilakukan dan analisis
atau dilakukan
secara internal terhadap
pembandingan
Benchmark antara beberapa internal dan
hanya terhadap
lokasi eksternal secara
data lampau
perusahaan reguler
untuk lokasi yang
sama X

Ada usaha
untuk Dilakukan

mengidentifikasi profiling untuk

dan mengoreksi mengidentifikasi


An a li s i s Tidak dilakukan
penyimpangan trend, puncak,
lembah dan
X
penyebabnya

Kaji ulang
dilakukan Dilakukan kaji
Kaj ian Teknis secara internal ulang dengan
Tidak dilakukan
d a n Aud i t melibatkan tim
X
audit profesional

P e n e n t u a n Target Kinerja
Ada target
Ada target
jangka pendek
jangka pendek
Penentuan Tidak ada target per fasilitas
maupun jangka
Lingkup kuantitatif
X panjang dari
perusahaan

Dilakukan
secara terbatas
berbasis Ditentukan
Estimasi projek dan berdasarkan
Potensi Tidak dilakukan
terbatas pada pengalaman
Perbaikan
proyeksi perusahaan
vendor

Ditentukan
Kurang
Tidak ada secara spesifik
terdefinisi
Penyusunan dan
X dengan baik
Target terkuantifikasi
atau diterapkan
pada setiap
secara
level organisasi
sporadis
Penyusunan Rencana Aksi

Ditentukan di

Menentukan level fasilitas Dirinci multi-


langkah- sesuai dengan level target
l a n g k a h t ek n i s Tidak Dilakukan peluang yang dengan
berikut ditemukan dilengkapi
targetnya X periode waktu

Menentukan
Tidak ditentukan Berdasar Ditentukan
pelaksana dan
atau disusun inisiatif personal peran internal
dan eksternal
serta
sumber daya secara adhoc secara infomal diidentifikasi
anggaran yang
dibutuhkan
Pelaksanaan Rencana Aksi

Perangkat
disusun untuk
Perangkat
semua
disusun untuk
Penyusunan stakeholder dan
kelompok
Rencana Tidak disusun dimasukkan ke
tertentu dan
Komunikasi dalam agenda
digunakan
reguler
sesuai
kebutuhan X

Dilakukan
sesuai dengan
inisiatif pada Seluruh level
Tidak ada
Meningkatkan even-even organisasi
promosi untuk
kesadaran mendukung
efsiensi tertentu
target energi
energi X

Pelatihan
Pelatihan/sertifik
tertentu untuk
Pelatihan untuk asi secara luas
Peningkatan personil kunci
personil untuk teknologi
kemampuan
secara tidak X tertentu dan
langsung best practices

Memotivasi Pertemuan Penalti untuk Pengakuan serta


antara pengguna yang tidak insentif secara
energi dan staf
tidak dilakukan
atau hanya perform serta finansial untuk
dilakukan sesuai pengingat yang kinerjanya
kebutuhan secara periodik baik
X

Review secara
reguler dan
Tidak ada sistem dilakukan
Dilakukan update oleh
Melacak dan untuk
review tahunan sistem secara
memonitor memonitor
per fasilitas terpusat
progres
X

Evaluasi Progres

Pembandingan Pembandingan
dengan data penggunaan dan
historis biaya terhadap
Evaluasi Hasil Tidak dilakukan
X target,
perencanaan,
dan pesaing
Kaji u l a n g
tidak dilakukan Dilakukan Kaji ulang
rencana aksi
pengecekan dilakukan
secara infromal berdasarkan

X hasil yang
diperoleh,
umpan balik
yang diterima
serta faktor-
faktor bisnis
lainnya
P e n g h a r g a a n Terhadap Has i l
Penghargaan
Tidak dilakukan
Mengangkat terhadap
Pengakuan
X projek yang
s e c a r a internal kontribusi
berhasil secara individu,
tim dan
fasilitas
Penghargaan
Tidak diusahakan Dilakukan
secara khusus
Pengakuan secara insidentil
X
ek s t er nal dari pemerintah
atau
atau pihak
pengakuan dari
ketiga
vendor
Pemasaran
Tidak dilaporkan Dilaporkan
L a p o r a n trend Dilaporkan tidak
X secara berkala
konsumsi secara
secara
e n e r g i ke User menyeluruh
menyeluruh
Tidak
Kemajuan
dipromosikan Dipromosikan
efisiensi en er gi Dipromosikan
secara tidak
dipromosikan X secara berkala
tetap
ke ek s t er nal

Investasi
Disediakan
sesuai dengan Dialokasi waktu

adanya untuk mengkaji

kajian dan menerapkan


Alo k a s i W a k t u Tidak disediakan
konservasi program

energi manajemen
energi
X
Ditetapkan
Tergantung nilai
kriteria yang
Kriteria P r o y ek proyek
Energi dan sama antara
Tidak s ama
X
L ai n n ya proyek energi
dengan proyek-
proyek lainnya.

Tidak disediakan
Disediakan
secara khusus
anggaran
Anggaran namun dapat
khusus untuk
Tidak disediakan disediakan
Khusus proyek-proyek
X manajemen
energi

3. K o n s u m s i S u m b e r E n er g i Lai n
1. BBM Solar
Harap lampirkan
konsumsi solar (diesel)
selama 5 tahun
terakhir.
3.2 Bahan Bakar Gas (BBG)
Harap lampirkan
konsumsi BBG selama
5 tahun terakhir.
3.3 Sumber Energi Lain (Terbarukan)
Harap lampirkan data
penggunaan sumber
energi lain termasuk
yang terbarukan.

Anda mungkin juga menyukai