Anda di halaman 1dari 36

PENYUSUNAN

ANGGARAN
BIAYA
KONVERSI DAN
BIAYA USAHA
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK 5

Chika Felsia Genira Rahmat Akbar Wali


01 195020201111078 03 195020200111086

Alya Salsabila Putri Zidan Fadhillah Pratama


02 195020201111079 04 195020200111087

Taufik Rahman Anzari


05 195020200111090
Definisi dan Tujuan Anggaran Biaya Konversi
& Beban Usaha
BIAYA KONVERSI

Biaya Konversi adalah biaya yang digunakan untuk mengubah bahan baku
menjadi produk jadi.

Yang termasuk biaya konversi adalah BTKL (Biaya Tenaga Kerja


Langsung) disebut biaya produk langsung (direct product cost) dan BOP
(Biaya Overhead Pabrik) disebut biaya tidak langsung (indirect product
cost).
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
1. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) per Unit Produk
Biaya tenaga kerja lagsung per unit terdiri dari 2 item, yaitu Jam standart tenaga kerja langsung (JSTKL)
dan tarif upah standart tenaga kerja langsung (TUSt).

2. Jam Kerja Standart Tenaga Kerja Langsung Terpakai (JKSt)


Data anggaran produk dan jam standart tenaga kerja langsung (JSTKL) diperlukan untuk menyusun jam
kerja tenaga kerja langsung dipakai (JKSt)

Tujuan
a. Merencanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja langsung.
b. Merencanakan tarif upah kerja.
c. Merencanakan jumlah biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk perhitungan anggaran biaya
produksi.
d. Merencanakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk pembayaran upah tenaga kerja langsung.
e. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan atas pengelolaan tenaga kerja langsung.
BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya Overhead pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya pabrik merupakan salah satu biaya yang terjadi dipabrik selama periode
berlangsung. Dalam biaya overhead pabrik terbagi menjadi 2 yaitu : BOP tetap dan BOP variabel.

Tujuan
a. Mengetahui penggunaan biaya secara efisien
b. Menentukan harga pokok
c. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dnegan tempat atau departemen
dimana biaya dibebankan
d. Sebagai alat pengawasan BOP.
BEBAN USAHA

Beban usaha (disebut juga beban operasional) adalah pengorbanan langsung


dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset perusahaan yang berhubungan
dengan kegiatan usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban
administrasi dan umum.

Tujuan:
1. meningkatkan titik impas bisnis
2. memainkan peran penting dalam profitabilitas perusahaan
3. sasaran utama manajemen dalam melakukan efisiensi operasi
BEBAN PENJUALAN

Beban penjualan mencakup berbagai beban yang terkait dengan pemasaran, distribusi dan penjualan
produk. Beban ini tidak berkontribusi langsung dalam produksi produk atau penyediaan jasa. Oleh
karena itu, mereka masuk sebagai beban tidak langsung.

Contoh beban penjualan adalah:

● Beban logistik
● Beban pengiriman
● Beban pemasaran seperti iklan dan promosi, baik di media konvensional maupun media sosial
● Beban pemeliharaan situs web
● Gaji dan komisi tenaga penjual
BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM

Beban administrasi mencakup berbagai jenis beban yang terkait dengan fungsi
bisnis non-produksi dan penjualan. Contohnya adalah gaji dan bonus personel
akunting, teknologi informasi dan sumber daya manusia. Gaji eksekutif juga
masuk kategori ini. Contoh lainnya adalah beban pos dan telekomunikasi, fee
tenaga profesional, beban perjalanan, konferensi dan pertemuan.
Beban umum mencakup pengeluaran operasi harian yang tidak terkait dengan
penjualan maupun aktivitas operasi. Contohnya adalah beban sewa, utilitas dan
peralatan komputer di kantor.
Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Per Unit
Produk
Jam Standar Tenaga Tarif Upah Standar
Kerja Langsung Tenaga Kerja Langsung
(JSTKL) (TUSt)
Taksiran sejumlah jam tenaga kerja langsung yang
Taksiran tarif upah per jam tenaga kerja
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk. langsung. Dapat ditentukan dengan dasar:
Cara menentukan:
● Perjanjian dengan organisasi karyawan
● Menghitung rata-rata jam kerja periode lalu ● Data upah masa lalu yang dihitung secara
● Mengadakan taksiran yang wajar rata-rata
● Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk ● Perhitungan tarif upah dalam operasi
istirahat, penundaan kerja yang tak normal
terhindarkan, kelelahan
Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung
Terpakai
Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) diperlukan data anggaran
produk dan jam standar kerja tenaga langsung (JSTKL). Misalkan anggaran produk jadi dari perusahaan
Kecap Asli tahun 2016 sebagai berikut:

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total

I 22 botol 13 botol 9 botol 44 botol

II 23 botol 13 botol 10 botol 46 botol

III 24 botol 14 botol 9 botol 47 botol

IV 26 botol 14 botol 10 botol 50 botol

Setahun 95 botol 54 botol 38 botol 187 botol

Jam standar tenaga kerja langsung untuk membuat satu botol kecap diperlukan waktu 0,1 jam.
Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung
Terpakai
Rumus:

JKSt = P x ISTKL

P = Unit Ekuivalen Produk


ISTKL = Jam Standar Tenaga Kerja Langsung
Dari data pada tabel sebelumnya dapat disusun JKSt sebagai berikut:
ANGGARAN BIAYA TENAGA
KERJA LANGSUNG
Anggaran BTKL = JKSt x TUSt
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Misalkan tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) per jam Rp500. Pada tabel
sebelumnya JKSt untuk kecap sedang pada triwulan I sebesar 2,2 jam. Maka dapat dihitung
dengan cara; JKSt x TUSt, yaitu 2,2 jam x Rp500 = Rp1.100. Dapat disusun anggaran BTKL
sebagai berikut:
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD
CONTOH 01:
Sebuah perusahaan Kecap Asli ingin menyusun anggaran biaya overhead pabrik dengan kapasitas normal sebanyak 200
unit dan 20 jam kerja langsung. Berikut adalah data historis BOP periode sebelumnya.

UNSUR BOP BOP TETAP BOP VARIABEL


Bahan Pembantu - 4.000
Pernik Pabrik - 1.000
Tenaga Kerja Tidak Langsung 1.000 6.000
Pemeliharaan Pabrik 2.00 800
Listrik Pabrik 2.000 1.000
Depresiasi Pabrik 2.000 -
Asuransi Pabrik 600 400
Lain-lain 600 400
JUMLAH 6.400 13.600
PERHITUNGAN BOP VARIABEL - TETAP
PER UNIT DAN PER JAM

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung


BOP Tetapnya Rp. 1.000
BOP Tetap per jam = Rp. 1.000/20 DLH = Rp. 50/DLH
BOP Tetap per unit = Rp. 1.000/200 Unit = Rp. 5/Unit
BOP Variabelnya Rp. 6000
BOP Variabel per jam = Rp. 6.000/20 DLH = Rp. 300
BOP Variabel per unit = Rp. 6.000/200 Unit = Rp. 30

Dll.
PERUSAHAAN KECAP ASLI
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
ATAS DASAR KAPASITAS NORMAL 200 UNIT ATAU 20 DLH
PERHITUNGAN TOTAL BOP PER UNIT
BOP VARIABEL
BOP Variabel per unit sebesar Rp. 68 dan BOP Variabel per jam sebesar Rp. 680
BOP Variabel per unit memerlukan waktu = Rp. 68/Rp. 680 = o,1 Jam

BOP TETAP
BOP Tetap per unit sebesar Rp. 32 dan BOP Tetap per jam sebesar Rp. 320
BOP Tetap Standar per unit memerlukan waktu = Rp. 32/Rp. 320 = o,1 Jam

BOP TETAP 0,1 Jam @Rp. 680 = Rp. 68


BOP VARIABEL 0,1 Jam @Rp. 320 = Rp. 32
------------------------------------------------------------+
BOP PER UNIT = Rp. 100
CONTOH 02:
PT. Daparasa Tampias merupakan produsen suatu jenis produk berbahan baku baja membutuhkan waktu
pengerjaan selama 5 jam kerja untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Perusahaan menyusun
rencana produksi menjadi 3 kuartal, kuartal 1 sebanyak 2.470 unit, kuartal 2 sebanyak 2.270 unit
dan kuartal 3 sebanyak 2.750 unit. Susunlah rencana anggaran BOP apabila BOP biaya tetap sebesar
Rp. 50.000.000 per kuartal dan tarif overhead variabel sebesar Rp. 1.500 per jam.
PERHITUNGAN BOP VARIABEL TIAP
KUARTAL

(Kapasitas Produksi x DLH x Tarif BOP Variabel)

Kuartal I
2.470 x 5 x Rp. 1.500 = Rp. 18.525.000
Kuartal II
2.270 x 5 x Rp. 1.500 = Rp. 17.025.000
Kuartal III
2.750 x 5 x Rp. 1.500 = Rp. 20.625.000

TOTAL Rp. 56.175.000


ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK - TKTL DAN BIAYA TETAP
(DALAM RUPIAH)

QTL PRODUKSI BIAYA VARIABEL BIAYA JUMLAH


TETAP BOP
DLH TARIF JUMLAH

I 2.470 5 1.500 18.525.000 50.000.000 68.525.000

II 2.270 5 1.500 17.025.000 50.000.000 67.025.000

III 2.750 5 1.500 20.625.000 50.000.000 70.625.000

TOTAL 7.490 15 56.175.000 150.000.000 206.175.000


ANGGARAN BEBAN USAHA
BEBAN USAHA

Beban Administrasi dan


01 Beban Penjualan 02 Umum
BEBAN PENJUALAN
Beban Penjualan Variabel

Beban Penjualan Tetap

Beban Penjualan Semi


Variabel
Beban Administrasi dan Umum

Umumnya terjadi pada bagian


personalia, bagian keuangan dan bagian
umum.
ILUSTRASI PENYUSUNAN ANGGARAN BEBAN
USAHA
Misalkan Perusahaan Kecap Asli akan menyusun anggaran beban usaha selama tahun 2016
dengan data sebagai berikut :
● Aset tetap terdiri atas : bagian penjualan senilai Rp100.000 dan bagian umum senilai Rp50.000. Aset tetap
disusut 12% setahun atau 3% per trwulan
● Jualan direncanakan triwulan : I Rp24.400, II Rp25.500, III Rp26.750, dan IV Rp26.950.
● Komisi penjualan 5% dari penjualan dan penghapusan piutang ditaksir 2% dari jualan
● Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan tiap triwulan masing-masing Rp1.000 dan Rp700.
● Pernik penjualan ditaksir triwulan : I Rp200, II Rp210, III Rp250, dan IV Rp250.
● Beban turun harga triwulan I dan II masing-masing 1% dari jualan, triwulan III dan IV masing-masing 2% dari
jualan
● Beban penjualan lainnya pada triwulan I dan II masing-masing Rp150, triwulan III dan IV masing-masing
Rp200
● Beban administrasi ditaksir tiap triwulan terdiri atas: gaji pemimpin dan staf kantor Rp300, asuransi alat kantor
Rp100, pernik kantor Rp50, pemeliharaan kantor Rp125, dan lainnya Rp75
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Beban Usaha
Tiap Triwulan pada Tahun 2016
(dalam Rp)
Anggaran Laba Rugi
Anggaran Laba Rugi

Serangkaian rencana atau prediksi mengenai laba rugi suatu perusahaan


yang disusun berdasarkan anggaran penjualan, anggaran produksi,
anggaran biaya produksi, dan anggaran beban operasi. yang akan diterima
perusahaan.
Informasi yang dibutuhkan
1. Anggaran Penjualan

2. Anggaran Produksi

3. Anggaran Biaya Produksi

4. Anggaran Beban Operasi

5. Tarif Pajak Penghasilan Badan

6. Anggaran Kas
Contoh
Berikut ini adalah informasi yang dibutuhkan PT. Berkah Abadi Jaya untuk
Menyusun anggaran laba rugi per 31 oktober 2008.

1. Anggaran Produksi

Anggaran Produksi
PT Berkah Abadi Jaya
Per 31 Oktober 2008
Penjualan (Unit) 6.000
Ditambah ; Persediaan akhir barang jadi 1.800
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 7.800
Dikurangi; Persediaan awal barang jadi 1.400
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 6.400
2. Harga jual barang jadi per unit selama bulan oktober 2008 diperkirakan
sebesar Rp 100.000
3. Perusahaan menggunakan metode rata-rata (average) dalam menghitung
biaya persediaan dan beban pokok penjualan
4. Total biaya persediaan barang jadi per 1 oktober sebesar Rp. 84.000.000
5. Biaya produksi selama bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 391.800.000
6. Pajak penghasilan diperkirakan sebesar 30%
7. Beban penjualan untuk bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 40.000.000
8. Beban umum dan administrasi untuk bulan oktober diperkirakan sebesar Rp
25.000.000
9. Beban bunga bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 26.000.000
1. Penjualan
penjualan = harga rata-rata per unit x perkiraan unit terjual
= Rp 100.000 x 6.000
= Rp 600.000.000

2. Persediaan akhir barang jadi


Ket Unit Biaya
Produksi bulan oktober 6.400 unit Rp 391.800.000
Persediaan barang jadi awal 1.400 unit Rp 84.000.000
Persediaan barang jadi tersediaan untuk dijual 7.800 unit Rp 475.800.000

Biaya rata-rata persediaan untuk dijual = Rp 475.800.000 / 7.800 unit = Rp 61.000


Biaya persediaan akhir barang jadi = Rp 61.000.000 x 1.800 unit = Rp 109.800.000
Anggaran Laba Rugi
PT Berkah Abadi Jaya
Per 31 Oktober 2008
Penjualan    Rp 600,000,000
Beban Pokok Penjualan    
Saldo awal persediaan barang jadi  Rp 84.000.000  
Biaya produksi  Rp 391.800.000  
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual  Rp 475.800.000  
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi  Rp 109.800.000  
Beban pokok penjualan    Rp 366,000,000
Laba kotor yang dianggarkan    Rp 234,000,000
Beban operasi    
Beban penjualan  Rp 40.000.000  
Beban administrasi  Rp 25.000.000 Rp 65.000.000 
Laba operasi yang dianggarkan   Rp 169.000.000 
Pendapatan dan beban lain-lain    
Beban bunga  Rp 26.000.000  Rp 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan    Rp 143.000.000
Perkiraan beban pajak penghasilan    Rp 42.900.000
Laba bersih yang dianggarkan    Rp 100.100.000

Ket.
PPh = Rp 143.000.000 x 30% = Rp 42.900.000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai