Anda di halaman 1dari 17

ASU H AN KE PE RAWAT AN PA DA Tn . .

I D EN G AN D I AG NO SA ME D I S
D EG L OV ING SC RO TU M D I RU AN G I G D R SU D
KA BU PA TEN L OM BO K UT ARA

Di susun oleh :
Nama : Erwin
NPM : 017.013.385
Definisi

Vulnus laseratum adalah luka robek akibat


terkena mesin, kayu atau benda lainya yang
menyebabkan robeknya jaringan dan ada juga
yang menyebutnya vulnus laseratum adalah luka
yang bentuknya tidak beraturan. Vulnus/luka
adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
tubuh ( R. Syamsuhidjar, dkk, 1998 ; 72 )
Anatomi fisiologi kulit
Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu
epidermis dan dermis. Di bawah dermis
terdapat selapis jaringan ikat longgar
yaitu hipodermis atau subkutan, yang
pada beberapa tempat terutama terdiri
dari jaringan lemak.
Lanjut.....
a. Lapisan Epidermis Lapisan ini
merupakan lapisanpaling tipis dan
terluar dari kulit serta memiliki
tebal yang berbeda-beda, selain sel-
sel epitel,
b. Lapisan dermis yaitu lapisan kulit di
bawah epidermis. Dermis terdiri
atas dua lapisan dengan batas yang
tidak nyata
Etiologi

 Trauma tajam yang menimbulkan luka terbuka


 Trauma tumpul yang menyebabkan luka tertutup
(vulnus occlusum) & luka terbuka (vulnus avertum)
 Zat-zat kimia
 Radiasi
 Sengatan listrik
 Ledakaperubahan suhu
Patway
Pemeriksaan penunjang
EKG :
Laboratorium :
Ukuran hasil Nilai rujukan

Eritrosit (sel darah 4,6 Juta/ul 4,5-5,5


merah)
Hemoglobin (Hb) 14,5 g/dL 13,0-16,0

Hematokrit 46 % 45-55

Bosofil 0,5 % 0,0-01

Eosinofil 1,3 % 1,0-3,0

Batang 4,5 % 2,0-6,0

Segmen 59,0 % 50,0-70,0

Limfosit 24 % 20,0-40,0
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: vullnus Nyeri akut berhubungan
Klien mengatakan nyeri di bagian
scortum   dengan
Pengkajian PQRST : traumatik jaringan trauma/diskontinuitas
P : adanya luka robek di area   jaringan
scrotum
Q : rasanya seperti di tusuk-tusuk
R : di bagian scortum rusaknya kontinuitas
S : skalnya 8 (nyeri berat) jaringan
T : nyerinya selalu di rasakan  
DO:
klien tampak meringis kesakitan
dan pendarahan di area scortum kerusakan kulit
KU : lemas  
Tanda-tanda vital :
TD : 140/80
N : 98 x/menit Nyeri akut berhubungan
S : 36 C dengan
RR : 22 x/menit trauma/diskontinuitas
jaringan
Data Etiologi Masalah
DS: Rusaknya kontiniutas Resiko tinggi terhadap
Klien mengatakan nyeri di jaringan infeksi b/d gangguan
bagian scortum
Pengkajian PQRST : intergritas kulit
P : adanya luka robek di Kerusakan kulit
area scrotum Berlebihan
Q : rasanya seperti di tusuk-
tusuk
R : di bagian scortum Rusaknya barier tubuh
S : skalnya 8 (nyeri berat) cairan
T : nyerinya selalu di rasakan
DO: Terpapar dengan
KU : lemas
Tanda-tanda vital : lingkungan
TD : 140/80
N : 98 x/menit Resiko tinggi infeksi
S : 36 C
RR : 22 x/menit
DIAGNOSA

1. Nyeri akut berhubungan dengan


trauma/diskontiniuitas jaringan
2. Resiko tinggi terhadap infeksi
b/d gangguan intergritas kulit
Intervensi
Tujuan/Kriteria
No. Dx Intervensi Rasional
Evaluasi

1. Nyeri akut Tujuan : a. Tutup luka segera a. Agar pendarahan


berhubungan Setelah di lakukan mungkin terhenti
dengan tindakan b. Kaji ulang skala b. Perubahan skala
trauma/diskontiniuit keperawatan 1x7 nyeri nyeri dapat
as jaringan jam Nyeri yang di mengidentifikasikan
rasakan berkurang terjadinya
dengan komplikasi atau
Kriteria hasil : c. Anjurkan klien perbaikan saraf
Menunjukan untuk relaksasi c. Meningkatkan
ekpresi napas dalam relaksasi dan
wajah/postur tubuh meningkatnya rasa
rileks kontrol dapat
menurunkan
ketergantungan
farmokologis
d. Kolaborasi dengan d. Obat-obat analgesik
dokter dalam dapat membantu
pemberian analgesik mengurangi rasa
nyeri klien
Lanjut...
Tujuan/Kriteria
No. Dx Intervensi Rasional
Evaluasi
2. Resiko tinggi Tujuan : a. Kaji ulang ukuran, a. Memberikan
terhadap infeksi Setelah di lakukan warna, kedalaman informasi dasar
b/d gangguan tindakan 1x 7 jam luka, perhatikan tentang kebutuhan
intergritas kulit diharapkan pasien jaringan nekrotik penanaman kulit
tidak terjadi dan kondisi sekitar b. Kain nilon /
infeksi luka membran silikon
Kriteria hasil : b. Pertahankan mengandung kalogen
 Menunjukan penutup luka porcine peptida yang
regenerasi jaringan dengan balutan melekat pada
 Mencapai biosintetik permukaan luka
penyembuhan tepat c. Lakukan perawatan sampai lepasnya
waktu pada area luka tiap 24 jam secara spotan pada
luka kulit reepitelisasi
c. Agar luka tetap
bersih
Implementasi Dan Evaluasi
No .Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan Tutup luka dengan S:
Pendarahan klien Tertutupi dan
dengan menggunakan kasa klien mengatakan nyeri yang
trauma/diskontiniuitas dirasakan berkurang
jaringan Panjang luka 4 cm, lebar  
3cm, kedalaman 2 O:
Klien tidak meringis kesakitan
cm,warna merah Tanda-tanda vital :
TD : 120/80
Monitor TTV N : 85 x/menit
S : 36 C
RR : 22 x/menit
pemberian injeksi
ketorolac 1Amp A : Nyeri akut berhubungan dengan
trauma/diskontiniuitas jaringan
Mengajarkan terapi P: tindakan dilanjutkan
relaksasi napas dalam

 
No .Diagnosa Implementasi Evaluasi

2. Resiko tinggi terhadap  pemberian injeksi ATS S:


infeksi b/d gangguan (anti tetanus) klien mengatakan nyeri
intergritas kulit yang dirasakan berkurang
Monitor TTV
O:
Ganti pembalutan luka KU : normal
tiap 24 jam CTR : >2 detik
Tanda-tanda vital :
Kaji ulang ukuran luka , TD : 120/80
warna, kedalaman luka, N : 85 x/menit
perhatikan jaringan S : 36 C
nekrotik dan kondisi RR : 22 x/menit
sekitar luka
A : Resiko tinggi terhadap
infeksi b/d gangguan
intergritas kulit

P:tindakan dilanjutkan
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J. (2012). Rencana Asuhan &
Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarta : EGC
Doengoes, Marylin E., (2004), Nursing Care Plans,
USA Philadelphia: F.A Davis Company.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai