Anda di halaman 1dari 24

Manajemen Pengelolaan

Limbah Gas
Industri Pulp dan Kertas
Suci Wulandari dan Hamdhan Fathony
2020412004/2020412003
Bahan Kajian
01 Introduction

You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to
your Presentations. Easy to change colors, photos and Text.

02 Tinjauan Pustaka

You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to
your Presentations. Easy to change colors, photos and Text.

03 Pembahasan

You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to
your Presentations. Easy to change colors, photos and Text.

04 Pengolahan Emisi Gas

You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to
your Presentations. Easy to change colors, photos and Text.
INTRODUCTION
Pertumbuhan sektor industri
Pertumbuhan sektor industri telah mendorong pertumbuhan
ekonomi yang cukup berarti, terutama dari ekspor hasil industri
manufaktur seperti industri pulp dan kertas.

Upaya Pengelolaan Lingkungan


pengelolaan terhadap limbah gas atau emisi yang dihasilkan masih
perlu mendapatkan perhatian, khususnya bagi industri pulp dan kertas
terpadu yang dilengkapi dengan unit pemulihan bahan kimia, karena
berpotensi menghasilkan emisi yang dapat mengakibatkan
pencemaran udara apabila tidak dikelola dengan baik.

Pengendalian emisi pada Industri pulp dan kertas


perlu adanya pengkajian teknis melalui penentuan karakteristik
gas dan partikulat yang terkandung didalamnya sehingga hasil
yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar penentuan sistim
pengelolaannya.
Tinjauan Pustaka
Sumber pencemaran Pembentukan Emisi

Di industri, sumber pencemaran udara Emisi terbentuk dari sistem


pada umumnya berasal dari aktivitas pembakaran bahan bakar seperti solar
mesin uap (boiler), dan pembangkit dan residu dalam boiler dan genset.
listrik tenaga diesel (Genset), alat Emisi ini sangat dipengaruhi oleh
pembakaran sampah (Insinerator) dan efektifitas dari sistem pembakarannya.
lain lain yang dikeluarkan melalui Pembakaran yang efektif akan
cerobong (Stack). mengurangi emisi pencemar dalam
aliran gas buang. Asap yang
dihasilkan dari pembakaran ini serta
besarnya konsentrasi CO dalam emisi
dapat dijadikan indikator dari efisiensi
suatu pembakaran

Emisi Anorganik
Asap Proses pembakaran menghasilkan gas CO,
Asap adalah suspensi dari partikulat atau oksida nitrogen dan oksida belerang. Pada
cairan dalam emisi yang dapat dilihat. umumnya oksida belerang didalam emisi terdapat
Umumnya ukuran partikulat berdiameter dalam bentuk SO2. Kurang dari 2 % oksida
kurang dari 50 mikron. Terlihatnya asap adalah belerang tersebut terdapat dalam bentuk SO3.
fungsi dari jumlah partikulat yang ada. SO3 larut dalam air dan secara cepat akan
Opasitas dari emisi juga fungsi dari ukuran berubah menjadi asam sulfat (H2SO4).
partikulat dan berat jenisnya. Asap dapat
berwarna hitam atau putih.
Dampak Pencemaran
Masuknya emisi dari cerobong ke udara disekitarnya dapat menimbulkan
dampak negatif baik dampak skala mikro yang orde jangkau-annya
sampai beberapa kilo meter, dampak skala meso dengan jangkauan
sampai ratusan kilo meter dan dampak skala makro yang jangkauannya
sampai diatas ribuan kilo meter

Skala mikro

Dampak skala mikro terjadi dalam orde waktu detik sampai beberapa
menit. Faktor yang mempengaruhi dampak skala mikro adalah
meteorologis lokal. Dampak skala mikro adalah pengurangan jarak
pandang (visibility) dan peningkatan presipitasi.

Skala meso

Dampak skala meso terjadi dalam orde waktu menit sampai beberapa
jam, dan dipengaruhi oleh angin geostropik. Dampak skala meso
hampir sama dengan dampak skala mikro.

Skala makro

Dampak skala makro terjadi dalam waktu lebih besar dari pada satu
hari dan sangat dipengaruhi oleh sirkulasi global. Salah satu contoh
dampak skala makro adalah perubahan suhu global dan perubahan
iklim.
Dampak Parameter Uji terhadap Reseptor

01 02 03 04

Oksida Nitrogen Oksida Sulfur Oksida CO dan CO2 Partikulat


Oksida nitrogen dapat Oksida sulfur dapat menimbulkan Karbon monoksida dan karbon Partikulat dapat menyebabkan
menyebabkan iritasi akut, dampak yang signifikan terhadap dioksida dapat menyebabkan ganggu-an pada system
fibrosis dan bronchitis. Bila kerusakan daun tanaman yang gangguan psikologis dan pernafasan, mengurangi intensitas
bereaksi dengan air akan menyebabkan daun berwarna lebih patologis pada manusia. Pada ultraviolet sehingga mengurangi
membentuk HNO3 yang pucat dan bila disertai dengan konsentrasi CO diatas 750 ppm suplay vitamin D dari sinar
bersifat korosif. Selain itu partikulat dapat menyebabkan dapat menimbulkan kematian. matahari yang pada akhirnya
dapat menghambat bronchitis terhadap manusia. Oksida Selain itu CO dan CO2 dapat dapat memperburuk pasien
pertumbuhan tanaman sulfur bila bereaksi dengan oksigen meningkatkan pemanasan global. bronchitis akut dan penyakit
kacang-kacangan dan dan uap air akan membentuk H2SO4 CO yang bersifat reaktif dapat lainnya yang dipengaruhi oleh
tomat yang dapat menyebabkan hujan asam. bereaksi dengan ozon (O3) dan konsentrasi dan waktu
menyebabkan berkurangnya pemaparannya
kandungan ozon diatmosfir.
Pembuatan Kertas/Pulp
Proses awal Proses
(preparasi Pulping produksi
fiber furnish) kimia

Preparasi Fiber Furnish


Pulping Proses Produksi Kimia
Proses ini merupakan proses
Disini merupakan proses pemasakan Proses kimia ini menggunakan bahan
awal pengambilan kayu

1st 2st 3st


dalam gester sebagai pemisahan kimia Natrium hidroksida
kemudian dipotong-potong
serat kayu dengan lignin. dengan cara pelarutan yang akan
dengan istilah log. Kemudian
Pemasakan dilakukan dengan memisahkan fiber. Yaitu dengan
menyimpannya di penampungan
proses pengukusan dan pemanasan. menjadikan batangan kayu sebagai
selama beberapa bulan sebelum
kepingan dengan penghancuran pada
proses pengolahan sebagai cara
tekanan dan suhu tertentu
untuk melunakkan. Kemudian
diptong semakin kecil dengan
istilah chip
Pembahasan

Industri Pulp dan Kertas

IPK-B IPK-K
industri pulp dan kertas yang industri pulp dan kertas yang memproduksi
memproduksi pulp dan berbagai jenis pulp dan berbagai jenis kertas karton dari
kertas dari bahan baku bagas (bukan bahan baku kayu.
kayu).
Karakteristik Emisi di IPK-B Karakteristik Emisi
Cerobong Chlorine Washer
IPK-B merupakan industri pulp dan kertas terintegrasi

IPK-B
yang menggunakan bahan baku bagas (bukan kayu) Emisi dari bagian ini terutama
untuk memproduksi pulp dengan pemasakan gas sisa dari proses pemutihan
menggunakan proses soda dan pemutihannya yang menggunakan gas klor.
menggunakan tahapan proses CEH. Jenis kertas yang Pada cerobong chlorine washer
diproduksi pabrik ini diantaranya kertas koran, kertas ini tidak dilengkapi dengan alat
HVS, kertas tissue, dan kertas medium/kraft. Pengukuran pengendali emisi tetapi
emisi pada pabrik IPK-B dilakukan pada 5 cerobong langsung dibuang ke Emisi di Cerobong Lime Kiln
sumber emisi. lingkungan.
Pada cerobong lime kiln ini sudah
Karakteristik emisi hasil pengukuraan dari beberapa dilengkapi dengan alat pengendali
cerobong adalah sebagai berikut : emisi berupa cyclone scrubber yang
menggunakan air sebagai bahan
penyerap baik untuk gas maupun
untuk partikulat (debu).
Cerobong Power Boiler Cerobong Recovery Boiler

Cerobong power boiler ini tidak Recovery boiler di industri pulp dan kertas
merupakan jantungnya pabrik yang berfungsi untuk Emisi dari Cerobong Smelt Dissolving
dilengkapi dengan alat
menghasilkan uap dan pengambilan kembali Tank
pengendali emisi sehingga
emisi hasil pembakaran power bahan kimia yang digunakan pada proses
boiler langsung dibuang ke pemasakan. Di dalam recovery boiler, lindi hitam Pada cerobong smelt dissolving tank ini tidak
lingkungan. pekat dibakar agar menghasilkan bahan kimia dilengkapi dengan alat pengendali emisi.
yang dibutuhkan untuk digunakan kembali pada cerobong ymempunyai diameter sekitar 0,6 m
pemasakan pulp. Emisi gas hasil pembakaran dan ketinggian sekitar 25 m
tersebut menghasilkan gas berbau seperti TRS
dan partikulat. Konsentrasi gas dan partikulat ini
harus rendah dalam emisinya. Pada unit recovery
boiler ini sebelum emisi gas dibuang ke lingkungan
dilewatkan terlebih dahulu ke alat pengendali emisi
gas electrostatic precipitator (ESP).
Hasil pengukuran di cerobong Power Boiler
Hasil pengukuran karakteristik emisi menunjukkan bahwa konsentrasi parameter
gas SO2 sebesar 640 – 1.028 mg/NM3 dengan rata-rata sebesar 884 mg/NM3
melebihi Content Content
baku mutu yaitu sebesar Content
800 mg/NM3 . Tingginya konsentrasi SO2 ratarata
hasil pengukuran dapat disebabkan tingginya kandungan sulfur dalam bahan
bakar heavy fuel oil (HFO) yang digunakan. Pada saat pembakaran di dalam power
boiler, sulfur bereaksi dengan O2 membentuk SO2 menurut persamaan reaksi berikut :

Sedangkan parameter lainnya seperti partikulat dan NO2 konsentrasinya berada jauh
dibawah baku mutu. Efisiensi pembakaran power boiler tinggi yaitu sebesar 99,99%. Hal
ini menunjukkan bahwa pembakaran bahan bakar residu di power boiler sempurna,
konsentrasi CO rata-rata yang terbentuk sangat rendah sekali 8,11 mg/NM3 ( 7,08
ppm).

Hasil Pengukuran di Recovery Boiler


Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi total sulfur tereduksi (TRS) sebagai H2S, gas
yang berbau walaupun dalam konsentrasi rendah, memberikan nilai sangat jauh
dibawah baku mutu. Konsentrasi gas pencemar lainnya seperti SO2, NOx dan
lainnya sangat rendah. Hal ini menunjukkan pembakaran didalam tungku sempurna.
Sedangkan konsentrasi parameter partikulat yang keluar cerobong masih berada diatas
baku mutu. Berdasarkan perhitungan, efisiensi penangkapan partikulat oleh ESP

Hasil Pengukuran adalah 93,06% . Bila dilihat dari efisiensi pembakaran, konsentrasi CO2 dan CO yang
keluar dari cerobong recovery boiler cukup besar yaitu 99,10 %.
Hasil pengukuran di Chlorine Washer
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi klor sisa proses pemutihan
yang keluar dari cerobong chlorine washer dan dibuang ke lingkungan sudah jauh
Content
dibawah baku Content
mutu. Untuk mengantisipasi Content
konsentrasi gas klor yang tinggi, untuk
menurunkannya dapat digunakan alat penyerap gas klor dengan menggunakan larutan
alkali sebagai bahan penyerapnya

Hasil Pengukuran di Lime Kiln


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa sulfur tereduksi (TRS)
sebagai H2S sangat rendah sekali bahkan tidak terdeteksi. Sebaliknya kadar partikulat
yang keluar dari cerobong lime kiln konsentrasinya tinggi 722 mg/NM3 berada
jauh diatas nilai baku mutu, walaupun cerobong lime kiln ini sudah dilengkapi
dengan cyclone scrubber. Nampaknya pengoperasian cyclone scrubber untuk
menangkap debu khususnya belum dioperasikan secara optimal.

Hasil Pengukuran di Smelt Dissolving Tank


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi parameter senyawa sulfur tereduksi
(TRS) sebagai H2S rendah yaitu sebesar 0,05 mg/NM3 berada dibawah nilai
baku mutu. Sebaliknya konsentrasi partikulat (debu) yang keluar dari cerobong
smelt dissolving tank konsentrasinya tinggi 439 mg/NM3 jauh diatas nilai baku mutu.
Untuk menurunkan konsentrasi partikulat tersebut perlu dilengkapi dengan alat

Hasil Pengukuran
pengendali emisi misalnya ventury scrubber yang dapat dioperasikan dengan aliran air
penyerap 5 – 7 galon per 1000 ft3 gas
Karakteristik Emisi di Cerobong
Boiler
Karakteristik Cerobong boiler tidak dilengkapi dengan alat
pengendali emisi. Karakteristik emisi hasil
pengukuran menunjukkan bahwa
konsentrasi gas SO2 tinggi yaitu sebesar
Emisi 1.186 – 1.971 mg/NM3 dengan rata-rata
sebesar 1.574 mg/NM3 jauh melebihi nilai
baku mutu menurut Kep.13/Men.LH/3/1995

pada IPK-K yaitu sebesar 800 mg/NM3 . Tingginya


konsentrasi SO2 ratarata hasil pengukuran
dapat disebabkan tingginya kandungan
Karakteristik emisi sulfur dalam bahan bakar residu yang
digunakan.

Nampaknya industri pulp dan kertas sebagai Karakteristik Emisi di Cerobong


salah satu industri yang mengeluarkan emisi Recovery Boiler
dengan konsentrasi SO2 dan partikulat yang
Unit recovery boiler IPK-K tidak
masih diatas nilai baku mutu. Dengan menggunakan 100% lindi hitam (black
tingginya kadar SO2 dan partikulat tersebut,
liquor) sebagai bahan bakar tetapi
dampak pencemaran yang mungkin terjadi menggunakan campuran 60% lindi hitam
yaitu dampak terhadap reseptor diantaranya dan 40% residu. Pengukuran karakteristik
kerusakan pada daun tanaman dan emisi di cerobong recovery boiler dilakukan
gangguan saluran pernapasan manusia pada cerobong yang mempunyai diameter
sekitar 2 m dan tinggi sekitar 40 m. Sebelum
emisi unit recovery boiler dibuang ke
lingkungan, terlebih dahulu dilewatkan ke
electrostatic precipitator (ESP).
Hasil pengukuran di Cerobong Boiler
Karakteristik emisi hasil pengukuran
menunjukkan bahwa konsentrasi gas SO 2
Content Content Content
tinggi yaitu sebesar 1.186 – 1.971 mg/NM3
dengan rata-rata sebesar 1.574 mg/NM3
jauh melebihi nilai baku mutu menurut
Kep.13/Men.LH/3/1995 yaitu sebesar 800
mg/NM3. Tingginya konsentrasi SO 2 ratarata
hasil pengukuran dapat disebabkan
tingginya kandungan sulfur dalam bahan
bakar residu yang digunakan.

Hasil Pengukuran di Cerobong Recovery Boiler

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi


total sulfur tereduksi (TRS) sebagai H 2S sebesar
0,00015 mg/NM3 sangat jauh dibawah baku mutu.
Demikian pula konsentrasi parameter gas NOx dan
parameter lainnya rendah, kecuali konsentrasi gas
SO2 cukup tinggi sebesar 974 – 1.678 mg/NM3
dengan rata-rata 1.368 mg/NM3. Nampaknya
konsentrasi gas SO2 yang keluar cerobong perlu
diturunkan sampai dibawah 800 mg/NM3 walaupun
untuk recovery boiler ini tidak ada nilai baku mutunya.

Hasil Pengukuran
Pengelolaan Emisi Gas

Sumber dan Karakteristik Teknologi Pengelolaan


Emisi Partikulat dan Gas
Sumber dan Karakteristik
Teknologi Pengolahan Emisi Partikulat dan Gas

Packed Tower
Cyclone 1 1 Scrubber

ESP 2 2 Absorber

Pengendalian gas
Fabric Filter 3 3 SOx

Pengendalian gas
Partikulat Scrubber 4 4 NOx
Pemisahan Partikulat

Teknologi pemisahan partikulat dari aliran limbah gas dapat dilakukan dengan beberapa unit
peralatan yang dapat diklasifikasikan seperti terlihat dalam Tabel berikut
Pemisahan Pencemar Gas
Packed Tower Scrubber
Packed tower scrubber terdiri dari tangki silinder yang
diisi dengan bahan pengisi yang berfungsi sebagai
media pendistribusian aliran dengan memberikan
luas permukaan yang besar untuk kontak kedua fase
cairan dan gas.

Bahan pengisi yang sering digunakan adalah


keramik, plastic atau batuan yang berbentuk seperti
cincin atau bola. Kebutuhan energi pemakaian
scrubber di pabrik pulp berkisar antara 20 – 40 kw-
hr/ton pulp
Pemisahan Pencemar Gas
Absorber
Absorber adalah unit pemisahan gas yang
menggunakan prinsip absorpsi atau penyerapan
pencemar dalam aliran gas yang dieliminasi atau
dihilangkan dengan cara melarutkannya dalam
cairan.

Penyerapan gas pencemar dilakukan dengan cara aliran


gas yang mengandung gas pencemar dialirkan
berlawanan arah (counter current) dengan aliran cairan
yang digunakan sebagai penyerap.
Pemisahan Pencemar Gas

Pengendalian Gas Sox


Gas SOx dapat dikendalikan dengan menggunakan FGD tipe basah lebih banyak dipakai, menggunakan
Flue Gas Desulphurization (FGD) metode basah atau penyerap (absorben) larutan slurry yang mengandung
metode kering. senyawa seperti Na, Ca, atau Mg.
Pemisahan Pencemar Gas

Pengendalian Gas NOx


Emisi gas NOx dapat berupa gas NO dan NO2 yang
terbentuk dengan dua mekanisme sebagai hasil dari
proses pembakaran sebagai berikut :

Fuel NOx : NOx yang terbentuk dari hasil reaksi


antara nitrogen (N) yang terdapat dalam bahan bakar
dengan oksigen pada temperatur tinggi
Thermal : NOx yang terbentuk dari hasil reaksi antara
N2 dan O2 pada suhu tinggi dalam ruang bakar
Thank You

Anda mungkin juga menyukai