Disusun Oleh:
1. Annisa Yunistiya P
2. Diana Wulandari
3. Iim Imaroh
4. Nofitasari
5. Salsa Nabila
6. Siti Rohayani
7. Yusril
SISTEM
PERSYARAFAN
A. PENGERTIAN
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk
dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam
Tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem sistem syaraf
Penghantar
impls
efektor
B. FUNGSI SISTEM SARAF
Alat komunikasi
Analisis Data
Tanda dan gejala Etiologi Masalah
DS: Peningkatan tekanan Gangguan perfusi
- Ibu mengatakan anaknya kejang- intrakranial jaringan
kenjang, keluar buih dari
mulutnya. Hipertermi Resiko terjadi
DO: kejang ulang
- Kejang-kejang
- Demam
- Flu
- Batuk
- Sakit kepala
- S: 40oC
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi
ditandai dengan S: 40oC
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial ditandai dengan sakit kepala
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Kep Tujuan Rencana Rasio
Resiko terjadi Klien tidak mengalami kejang selama - Longgarkan pakaian, berikan - Proses konveksi akan terhalang
kejang ulang berhubungan dengan hipertermi pakaian tipis yang mudah oleh pakaian ketat dan tidak
berhubungan dengan Kriteria hasil: menyerap keringat menyerap keringat
hipertermi - Tidak terjadi serangan kejang - Berikan kompres dingin - Perpindahan panas secara
ulang - Berikan ektra cairan (susu, konduksi
- Suhu 36,5-37,5o C sari buah dll) - Saat demam kebutuhan akan
- Nadi 110-120x/mnt (bayi) - Observasi kejang dan tanda cairan tubuh meningkat
100-110x/mnt (anak) vital 4jam - Pemantauan yang teratur
- RR 30-40x/mnt (bayi) - Batasi aktivitas selama anak menentukan tindakan yang akan
24-28x/mnt (anak) panas dilakukan
- Kesadaran composmentis - Berikan anti piretika dan - Aktivitas dapat meningkatkan
pengobatan sesuai advis metabolisme dan meningkatkan
panas
- Menurunkan panas pada pusat
hipotalamus dan sebagai
propilaksis
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami
kerusakan karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi
yang cukup.
B. FAKTOR RESIKO
Usia lanjut Hipertensi (tekanan darah tinggi),
Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic attack
(TIA),
Diabetes
Kolesterol tinggi
Atrial fibrilasi
C. GEJALA STROKE
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh.
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
Penglihatan ganda.
Pusing.
Bicara tidak jelas (rero).
F. TINDAKAN PENCEGAHAN
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
Pembatasan makan garam; dimulai dari masa muda, membiasakan
memakan makanan tanpa garam atau makanan bayi rendah garam
Penurunan berat badan apabila kegemukan
Berhenti merokok
Peningkatan kegiatan fisik, jalan setiap hari sebagai bagian dari
program kebugaran.
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE
A. PENGKAJIAN
. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama
saat Pengkajian Pasien mengeluh kaki dan tangan kanan
mengalami kelemahan untuk bergerak dan bicara pelo.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan masuk RS : pasien mengalami penurunan kesadaran
dan mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kanan
Riwayat kesehatan pasien :pasien mengatakan memiliki
penyakit Hipertensi tahun 2017. Pasien lalu ke IGD dr
Soedjono dan kemudian pasien dirawat.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah menjalani rawat inap di ruang
bugenvil rs dr soedjono kurang lebih 3 bulan yang lalu
dengan diagnosa hipertensi,pasien belum pernah menjalani
tindakan operasi
Pasien mengatakan tidak mempunyai elergi makanan
minuman maupun obat.
b. Pemeriksaan head to toe
abnormal :
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan hipertensi,
2. Hambatan mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan
kekuatan otot (kerusakan neuron)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat
D. Pelaksanaan Dan Evaluasi
Senin, 2 Juni
2018 A : Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum
teratasi
Jam 11.00
WIB P : Lanjutkan intervensi -
mengkaji tanda-tanda vital -
Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat tapi sering