Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR HADIS

OLEH : ROBITOH WIDI ASTUTI


Definisi Hadis
Definisi Hadis
Mengapa Definisi Terminologis Berbeda?

Adanya perbedaan disiplin ilmu yang secara spesifik berbeda


antara satu dan lainnya sehingga menciptakan pandangan
yang berbeda pula terhadap pribadi Nabi SAW sesuai
dengan disiplin ilmu yang bersangkutan:
a.Ahli hadis menganggap Nabi SAW sebagai uswah wa
qudwah (teladan dan tuntunan), sehingga segala ucapan
Nabi, perbuatan, taqrir, dan keadaannya -berupa penetapan
hukum syara’ atau bukan- adalah hadis
b.Ahli ushul membahas pribadi dan perilaku Nabi SAW
sebagai peletak dasar hukum syara’ yang dijadikan landasan
ijtihad oleh para mujtahid pada zaman sesudah beliau,
sehingga hanya ucapan, perbuatan, dan taqrir yang
berkaitan dengan hukum syara’ saja yang disebut hadis
Istilah Lain
Sunnah

 Bahasa: Jalan yang dilalui, baik terpuji atau tercela


 Istilah:
 Ahli Hadis: Segala yang bersumber dari Nabi SAW, baik perkataan,
perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup, baik
sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya  sunnah = hadis
 Ahli Ushul: Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW yang
berhubungan dengan hukum syara’, baik perkataan, perbuatan, maupun
taqrir beliau  yang tidak terkait hukum syara’, dan yang terjadi sebelum
diangkat menjadi rasul bukanlah sunnah. Yang bersumber dari selain Nabi
SAW (sahabat dan tabi’in) bukanlah sunnah
 Ahli Fiqih: Segala ketetapan yang berasal dari Nabi SAW selain yang
difardukan dan diwajibkan dan termasuk hukum (taklifi) yang lima
Khabar

 Bahasa: serupa dengan makna hadis, yakni berita yang disampaikan


oleh seseorang kepada orang lain
 Istilah:
 Ahli hadis: khabar = hadis. Bisa marfu’, mauquf, dan
maqthu’
 Ulama’ lain: khabar adalah sesuatu yang datang selain dari
Nabi SAW, sedang yang datang dari Nabi SAW disebut
hadis
 Pendapat lain: hadis lebih umum dan lebih luas daripada
khabar, sehingga tiap hadis dapat dikatakan khabar, tetapi
tidak setiap khabar dikatakan hadis
Atsar

 Bahasa: bekas sesuatu, atau sama artinya dengan hadis, sunnah, dan
khabar
 Istilah: Segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat, dan boleh juga
disandarkan pada perkataan Nabi SAW  namun ada perbedaan
pendapat
 Jumhur ulama’: atsar = khabar (sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi SAW, sahabat, dan tabi’in)
 Ulama’ Khurasan: atsar untuk yang mauquf, khabar untuk yang marfu’
 Kata atsar akan lebih jelas pengertiannya jika diberi keterangan di
belakangnya, misal: atsar Nabi, atsar sahabat, dan sebagainya
Sebuah Kesimpulan Tentang Definisi

 Memahami hakikat hadis melalui pembahan ta’rif (definisi)


di beberapa slide sebelumnya merupakan pembahasan
secara teoretis
 Secara real, hadis adalah apa yang tercantum dalam kitab-
kitab hadis sebagai koleksi hadis hasil upaya tadwin, yakni
kegiatan mendokumentasikan hadis yang ditekuni para
perawi hadis melalui proses periwayatan
 Dengan demikian, menurut teori atau ta’rifnya, hadis
adalah segala yang dinisbahkan kepada Nabi SAW, dan
secara praktis, hadis adalah semua yang terkoleksi dalam
kitab hadis
Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

 Persamaan: sama-sama dari Allah (Q.S. al Najm: 3-4)


 Perbedaan:
 Hadis Nabawi: hadis yang disandarkan pada Nabi SAW
 Hadis Qudsi: hadis yang Nabi SAW menyandarkan perkataannya
kepada Allah
 Jumlah hadis qudsi hanya sekitar 400 hadis secara terulang, atau
sekitar 100 hadis jika tidak terulang
 Ciri hadis qudsi:
a. Ada redaksi hadis “ُ===‫ولهللا‬ ُ ُ‫”ق== َا==ل\ َي==ق‬
َ
b. Ada redaksi ‫ى‬ َ =‫ار َك َو َت=== َع‬
“ ‫ا==ل‬ َ ‫هللا=== َت=== َب‬
ِ ‫”ف=== ْي َما َر َوى\ َي==رْ ِو ْي ِه= َع ِن‬
ِ
c. Dengan redaksi lain yang semakna dengan redaksi di atas, setelah
penyebutan rawi yang menjadi sumber pertamanya, yakni sahabat
Perbedaan Hadis Qudsi dengan al Qur’an

 Semua lafadz al Qur’an adalah mutawatir, terjaga dari perubahan dan


penggantian karena ia mukjizat, sedangkan hadis qudsi tidak demikian
 Ada larangan periwayatan al Qur’an dengan makna, sementara hadis
tidak
 Ketentuan hukum bagi al Qur’an tidak berlaku bagi hadis qudsi, seperti
larangan membacanya bagi orang yang sedang berhadas
 Membaca al Qur’an dinilai sebagai ibadah, sementara hadis qudsi tidak
 Al Qur’an bisa dibaca saat shalat, sementara hadis qudsi tidak
 Proses pewahyuan ayat-ayat al Qur’an dengan makna dan lafadz dari
Allah, sedangkan hadis qudsi maknanya dari Allah, sementara lafadznya
dari nabi sendiri
 Al Qur’an terbagi dalam ayat, hizb, surat, juz, dan seterusnya,
sedangkan hadis qudsi tidak
Bentuk-Bentuk Hadis

Anda mungkin juga menyukai